Hari-hari berlalu, Krystal tidak mencoba menghubungi Sean setelah malam itu. Seperti yang dipikirkan oleh Sean, Krystal hanya menganggap malam itu sebagai one night stand, ia tidak mencoba menggunakan apa yang terjadi malam itu untuk mengikat Sean.
Bagi Krystal pria tidak pernah menjadi hal yang penting. Hari ini bersamanya, besok sudah ia lupakan.
Krystal menyelesaikan pemotretan terakhirnya hari ini. Wanita itu memutuskan untuk kembali ke penthousenya dan beristirahat karena kegiatannya hari ini sangat melelahkan.
Malam harinya Krystal dibangunkan oleh kepala pelayannya, Sylvia. Wanita berusia hampir lima puluh tahun yang telah merawat Krystal sejak Krystal berusia lima tahun dan akhirnya ikut pindah ke penthouse Krystal saat Krystal berusia enam belas tahun.
"Nona, makan malam Anda sudah siap."
"Baik, Bibi."
Krystal segera turun dari ranjang. Ia pergi ke kamar mandi dan mencuci wajahnya lalu pergi ke ruang makan.
Aroma makanan membuat Krystal merasa mual, wanita yang hendak duduk itu tidak mendaratkan bokongnya ke kursi melainkan pergi ke kamar mandi terdekat di sana.
Sylvia yang melihat Krystal berlari tergesa-gesa segera menyusul Krystal. Ia mendengar Krystal sedang muntah.
Beberapa saat kemudian Krystal keluar dari kamar mandi.
"Nona, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Sylvia khawatir.
"Aku mungkin tidak enak badan, Bibi."
"Apakah Anda ingin saya membawa makanan ke kamar Anda saja?"
"Tidak perlu, Bibi. Aku akan makan lalu setelah itu istirahat kembali."
"Baiklah kalau begitu."
Krystal kembali ke ruang makan, tapi ketika ia mencium aroma makanan di sana ia kembali ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.
"Nona, saya akan memanggil dokter untuk Anda." Sylvia semakin khawatir.
"Ya, Bibi." Krystal akhirnya keluar dari kamar mandi dan tidak kembali ke meja makan. Wanita itu melangkah menuju ke kamarnya.
Muntah membuat Krystal merasa tidak nyaman, ia meraih botol minum di nakas lalu menenggak isinya. Saat Krystal berpikir bahwa muntahnya sudah selesai, ia kembali merasa mual.
Ia menutup mulutnya dan pergi ke kamar mandi, wanita itu memuntahkan air minum yang baru saja ia minum tadi.
"Apa yang salah denganku?" Krystal mengerutkan keningnya. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya bahkan ketika ia sangat kelelahan sekali pun.
Krystal keluar dari kamar mandi lalu berbaring di ranjang. Ia merasa perutnya sangat tidak nyaman sekarang.
Beberapa menit kemudian dokter datang dan memeriksa Krystal.
"Nona Krystal, kapan terakhir kali Anda datang bulan?" dokter wanita itu bertanya setelah mendengar keluhan dari Krystal mengenai kondisinya.
Krystal mengerutkan keningnya, untuk apa dokter menanyakan hal seperti itu? Apakah penyakit yang ia derita saat ini berhubungan dengan datang bulannnya?
Krystal akhirnya mengingat kembali, dan ketika ia ingat ia menemukan bahwa ia sudah terlambat datang bulan selama tiga minggu.
Ia tidak pernah terlambat datang bulan meski ia sedang lelah dan stress sekali pun. Apakah mungkin dia hamil? Krystal segera mengenyahkan pemikiran itu.
Dokter telah memvonisnya sulit untuk hamil, dan ia meyakini hal itu benar karena selama bertahun-tahun ia berhubungan dengan laki-laki ia tidak pernah memakai pengaman sama sekali dan terbukti ia tidak hamil.
"Itu sekitar tujuh minggu lalu." Krystal memberitahu dokter.
"Saya rasa Anda perlu melakukan uji tes kehamilan." Dokter wanita itu membawa alat tes kehamilan, ia menyerahkannya pada Krystal.
Krystal benar-benar merasa tes seperti ini tidak perlu, tapi untuk meyakinkan dokter maka ia melakukannya.
Krystal pergi ke kamar mandi dengan alat tes kehamilan, wanita itu menunggu beberapa detik sampai hasilnya terlihat.
Ia tidak bisa mempercayai apa yang ia lihat saat ini. Hasilnya adalah positif. "Bagaimana mungkin?"
Tidak percaya, Krystal keluar dari kamar mandi. "Dokter, apakah Anda memiliki alat tes kehamilan yang lain?"
"Ini." Dokter menyerahkan satu alat tes kehamilan lagi.
Krystal mencoba lagi dan hasilnya masih sama. "Apakah aku benar-benar sedang mengandung?"
Beberapa saat Krystal terjebak dalam keraguan, ia akhirnya keluar dari kamar mandi dan menunjukan hasilnya pada dokter.
"Untuk memastikan apakah Anda benar-benar sedang mengandung atau tidak, sebaiknya Anda pergi ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan." Dokter itu memberikan saran pada Krystal.
"Baik, saya akan pergi untuk melakukan pemeriksaan besok."
Setelah pemeriksaan itu, dokter pergi. Krystal kembali melihat ke hasil tes kehamilan yang ia pakai tadi. Ia masih memiliki keraguan dengan hasilnya.
**
Keesokan paginya, Krystal pergi ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan. Setelah beberapa waktu wanita itu keluar dari ruang pemeriksaan dengan memegang kertas hasil pemeriksaan.
Dia benar-benar dinyatakan hamil, dan tidak hanya mengandung satu bayi melainkan dua bayi.
Krystal tidak pernah menduga sama sekali bahwa hal seperti ini akan terjadi. Ia bahkan tidak pernah memikirkan tentang memiliki anak karena dokter telah memvonisnya sulit memiliki anak.
Jadi, apakah ini adalah keajaiban untuknya? Tuhan mengirimkan dua malaikat kecil sekaligus untuknya?
Krystal masuk ke dalam mobilnya, wanita itu menyentuh perutnya yang saat ini masih datar. Ia tidak memiliki pemikiran untuk menggugurkan janin kembar di perutnya, sebaliknya ia akan mempertahankan mereka.
Dalam beberapa bulan ke depan, ia akan memiliki anggota keluarganya sendiri. Ia tidak akan sendirian dan kesepian lagi.
Krystal menyalakan mobilnya, wanita itu sekarang dalam perjalanan kembali menuju penthousenya. Ia tiba-tiba memikirkan tentang siapa yang harus ia beritahu pertama kali tentang kehamilannya? Orangtuanya? Ellaine? Atau Daisy?
Krystal mengesampikan hal itu dulu, ia fokus pada jalan dan kembali ke kediamannya.
"Nona, bagaimana hasilnya?" tanya Sylvia.
"Bibi, aku hamil." Sylvia adalah orang pertama yang diberitahu oleh Krystal.
"Hamil?" Sylvia tidak percaya pada apa yang ia dengar, wanita paruh baya itu juga tahu seperti apa kondisi kesehatan Krystal.
"Benar, Bibi."
"Nona, selamat." Sylvia sangat bahagia, wanita itu memeluk Krystal dengan penuh kasih sayang. Ia berpikir bahwa kehamilan Krystal adalah sebuah keajaiban.
"Terima kasih, Bibi."
"Nona, Anda harus lebih banyak istirahat mulai dari sekarang."
"Aku mengerti, Bibi."
"Baiklah, Bibi tidak akan mengganggu Nona lagi, silahkan istirahat."
"Ya, Bibi."
Sylvia menyingkir dari jalan Krystal. Setelah Krystal pergi, ia pergi ke dapur untuk memasakan Krystal makanan yang bergizi dan baik untuk kehamilan.
Krystal pergi ke kamarnya, ia kemudian menghubungi ibu dan ayahnya. Ia mengajak orangtuanya untuk makan malam bersama besok.
Setelah menghubungi orangtuanya, ia menghubungi Daisy. "Datang ke tempatku. Ada hal yang perlu aku bicarakan denganmu."
"Baik."
Setengah jam kemudian Daisy sampai di kediaman Krystal.
"Aku akan mundur dari dunia hiburan selama beberapa waktu ke depan." Krystal mengambil keputusan dengan cepat. Ia sedang mengandung, jadi tidak memungkinkan baginya untuk bekerja dengan jadwalnya yang begitu padat. Ia harus menjaga kehamilannya dengan baik dan ia memilih untuk mengorbankan karirnya demi calon anak-anaknya.
"Kenapa tiba-tiba sekali?" Daisy bingung.
"Aku hamil."
"Apa?" Daisy adalah orang ketiga yang tidak percaya bahwa Krystal sedang mengandung.
"Aku hamil, usia kandunganku saat ini tujuh minggu. Kau tahu bahwa aku memiliki kondisi di mana aku sulit untuk mengandung, jadi aku harus hati-hati menjaga kandunganku karena ini mungkin satu-satunya kesempatan bagiku untuk mengandung." Krystal tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, oleh karena itu ia tidak ingin menyia-nyiakan keajaiban yang datang padanya.
"Aku mengerti." Daisy tidak akan mempersulit Krystal. Ia akan mengurus beberapa kontrak yang sudah ditanda tangani dan membayar biaya ganti rugi.
"Maafkan aku jika aku membuatmu kesulitan."
"Tidak perlu meminta maaf, aku bisa mengatasinya," balas Daisy. "Omong-omong, siapa ayah dari janin yang kau kandung?"
Krystal tidak ingin memberitahu siapapun mengenai ayah dari anaknya karena semakin sedikit yang tahu maka itu akan lebih baik. "Siapapun prianya itu tidak penting, aku bisa merawat mereka sendirian."
"Mereka?"
"Ya, janin yang aku kandung saat ini adalah kembar."
"Selamat untukmu, Krystal."
"Terima kasih, Daisy."
Karena Krystal tidak ingin memberitahu tentang siapa ayah dari janin yang dikandungnya, maka Daisy tidak akan memaksa Krystal untuk bicara. Ia hanya perlu mengurus mengenai pekerjaan Krystal.
"Sama-sama, kau harus menjaga dirimu dengan baik. Mengandung mungkin akan membuatmu merasa tidak nyaman."
"Ya, aku mengerti."
"Apakah ada hal lain yang ingin kau bicarakan?"
"Aku ingin kehamilanku dirahasiakan. Pikirkan tentang alasan kemunduranku dari dunia hiburan."
"Aku mengerti," seru Daisy. "Kalau begitu aku akan pergi, aku harus mengurus beberapa hal."
"Ya, terima kasih, Daisy."
"Sama-sama, Krystal."
**
"siapa ayah dari anak yang kau kandung?" tanya ayah Krystal, Riley Gregory.
"Siapa ayahnya itu tidak penting." Krystal juga merahasiakannya dari sang ayah.
"Tidak penting, atau kau tidak tahu siapa dia?" Riley bertanya lagi.
Krystal tentu saja tahu siapa ayah dari janin yang saat ini ia kandung. Itu adalah Sean Lannister, pria terakhir yang berhubungan dengannya.
Meski ia terkenal suka bergonta-ganti pasangan, tapi ia bukan orang yang akan tidur dengan laki-laki setiap malam. Dalam satu tahun, ia mungkin hanya akan berhubungan dengan dua atau tiga pria. Ia bukan pemuja seks, pria hanya selingan baginya.
"Aku tahu, tapi aku rasa kalian tidak perlu tahu."
"Kau tidak ingin pria itu bertanggung jawab padamu?" tanya Belinda, ibu Krystal.
"Tidak." Krystal menjawab dengan yakin.
"Kau tidak membutuhkannya, atau pria itu tidak ingin bertanggung jawab?" Riley ingin memastikan lagi.
"Aku tidak memberitahu pria itu, aku bisa merawat anak-anakku sendiri."
"Anak-anakmu mungkin akan membutuhkan figur seorang ayah," seru Belinda.
"Aku bisa menjadi ibu dan ayah untuk mereka." Krystal masih tetap pada pendiriannya.
Riley dan Belinda menatap Krystal selama beberapa saat, mereka tahu apa sebenarnya yang ada di pikiran anak mereka saat ini.
Krystal tidak pernah ingin menikah. Mereka tidak bisa menyalahkan Krystal karena memiliki prinsip itu. Kenyatannya merekalah yang telah menyebabkan Krystal menjadi seperti ini.
Pernikahan mereka gagal sehingga membuat Krystal harus merasakan hidup di tengah-tengah orangtua yang bercerai.
Mereka memang selalu hadir di setiap momen penting Krystal, tapi hal itu tidak akan cukup untuk membayar semua yang sudah terlewat. Krystal harus hidup dengan ayah dan ibunya yang sudah memiliki keluarga masing-masing.
Dalam satu bulan, mereka bergantian menjaga Krystal. Dua minggu di rumah Riley dan dua minggu di rumah Belinda.
Krystal tidak pernah menyebutkan pada mereka tentang kenapa ia tidak ingin menikah, tapi mereka yakin itu semua karena Krystal tidak percaya pada sebuah pernikahan. Mereka adalah contoh nyata bagi Krystal.
"Jika kau sudah memutuskan seperti itu maka ayah hanya bisa mendukungmu." Riley adalah seorang jaksa yang memiliki reputasi sangat baik, tapi meski begitu ia tidak meminta putrinya untuk menggugurkan kandungannya untuk menjaga nama baiknya.
"Ibu juga." Belinda sama seperti Riley. Krystal adalah penyesalan terbesar dalam hidupnya, bukan karena ia melahirkan Krystal, tapi karena ia telah membuat putrinya tumbuh dengan kasih sayang yang tidak utuh.
Namun, meski begitu ia tidak menyesal bercerai dari Riley karena ia dan Riley memang memiliki perbedaan pendapat yang terlalu jauh. Jika pernikahan itu diteruskan maka mereka hanya akan terus-terusan bertengkar dan tidak akan bisa menjadi orangtua yang harmonis untuk Krystal.
tbc
Usia pernikahan Sean dan Krystal kini sudah satu tahun. Acara perayaan ulang tahun pernikahan mereka telah dimulai. Para tamu undangan telah mengisi tempat yang disediakan untuk mereka.Krystal sebenarnya ingin memundurkan acara ini karena Sean yang baru mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu, tapi Sean menolak dengan mengatakan bahwa kondisinya sudah jauh lebih baik. Jadi pada akhirnya pesta ulang tahun pernikahan itu tetap berjalan sesuai rencana awal.Tim medis disiapkan jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada Sean.Sekarang Sean dan Krystal berada di depan keramaian. Sean mengenakan setelan berwarna hitam sementara Krystal mengenakan gaun putih yang bertabur permata.Sean dan Krystal tampak seperti sepasang pengantin, tapi bersama mereka ada si kembar yang saat ini usianya sudah lebih dari setahun. Mereka berempat tampak begitu sempurna, pasangan yang saling mencintai dan anak-anak yang ceria dan menggemaskan.Acara itu berjalan dengan sangat baik, Sean dan Krystal sekarang
Malam ini Sean kembali lebih terlambat dari biasanya, ia sudah memberitahu Krystal tentang hal ini karena ia memiliki pertemuan penting.Pukul sebelas malam Sean selesai, mobilnya sekarang sedang melaju menuju ke rumahnya. Sean mengeluarkan ponsel dari saku jasnya, pria itu segera menghubungi Krystal. "Belum tidur?""Belum, apakah pekerjaanmu sudah selesai?""Ya, aku sedang dalam perjalanan pulang sekarang.""Baiklah, hati-hati di jalan."Belum sempat Sean menjawab, suara benturan keras terdengar. Mobil Sean ditabrak dari belakang oleh sebuah truk yang tampak kehilangan kendali. Mobil Sean bergerak ke samping dan menabrak pembatas jalan dengan keras. Kepala Sean terbentur cukup keras, ia kehilangan kesadaran setelahnya. Krystal mendengar suara benturan itu. Ia memanggil Sean beberapa kali, tapi Sean tidak menjawabnya. Kepanikan mulai melanda Krystal, perasaannya tidak enak sekarang.Jacob ada di kursi depan di sebelah sopir, pria itu masih memiliki kesadaran meski kepalanya berdara
Satu minggu berlalu, Sean mengajak Krystal untuk makan malam berdua saja. Sudah lama mereka tidak makan malam bersama di luar. Sean menunggu Krystal di bawah, usai menjawab panggilan pria itu menunggu Krystal di dekat tangga. Beberapa detik selanjutnya Krystal menuruni tangga.Sean terpana, ia tahu bahwa istrinya sangat cantik, tapi malam ini dengan gaun yang berwarna putih, Krystal tampak seperti seorang peri. Ia sangat memesona. Tangan Sean terulur ketika Krystal sudah sampai di depannya. Setelah Krystal memberikan tangannya mereka kemudian melangkah bersama. "Kau sangat cantik malam ini." Sean memberikan Krystal pujian.Krystal tertawa kecil, tawanya membuat ia berkali lipat menjadi lebih cantik. Entahlah, Sean sulit untuk menjelaskannya. "Sebenarnya aku tahu tentang hal ini, tapi aku sangat menghargai pujianmu." Kali ini Sean tertawa kecil. Istrinya tidak salah jika terlalu percaya diri, nyatanya ada jutaan orang yang memuji kecantikan Krystal. Dari semua penggemar Krystal, i
Suara penyiar berita di televisi terdengar di ruangan kerja Sean yang sunyi. Penyiar itu sedang melaporkan kondisi terkini sebuah kota yang beberapa saat lalu terjadi gempa dengan kekuatan yang cukup besar.Di sana Sean terlihat mondar-mandir dengan wajah cemas. Pria itu memegang ponsel di tangannya, mencoba menghubungi Krystal yang saat ini tidak bisa dihubungi. Sedangkan Jacob, pria itu juga sedang berusaha untuk menghubungi Daisy, tapi seperti Krystal, Daisy juga tidak bisa dihubungi. Jacob mencoba menghubungi kenalannya yang lain yang berada di kota yang sama dengan kota yang didatangi oleh Krystal saat ini, akan tetapi tidak ada yang bisa ia hubungi juga. "Bagaimana Jacob?" tanya Sean. Pria itu merasa menatap Jacob tidak sabar."Tidak ada yang bisa saya hubungi, Tuan.""Sial!" Sean memaki kesal. "Siapkan pesawat, aku akan pergi ke kota itu sekarang juga!" Sean tidak bisa berada dalam posisi seperti ini. Ia sangat mengkhawatirkan Krystal dan takut terjadi apa-apa pada Krysta
Sean telah mendengar kabar tentang ayah Edelweiss dari teman-temannya yang lain. Sean telah menganggap ayah Edelweiss hampir seperti ayahnya sendiri, ia tidak berharap bahwa hal ini akan terjadi pada pria itu. Namun, ia tidak bisa disalahkan dalam hal ini karena Edelweiss sudah keterlaluan. Jacob masuk ke dalam ruangan. "Tuan, Tuan Elion ingin bertemu dengan Anda.""Biarkan dia masuk." Sean yakin bahwa Elion pasti ingin membicarakan tentang Edelweiss lagi. Elion kemudian masuk setelah Jacob keluar. Wajah pria itu tampak letih dan kurang tidur."Sean, aku minta maaf karena harus datang menemuimu lagi." Elion merasa tidak enak, tapi ia harus mencoba untuk meminta keringan dari Sean lagi demi ayahnya."Ada apa?""Ayah terkena serangan jantung semalam. Dokter mengatakan bahwa ia tidak boleh mendapatkan serangan jantung lanjutan karena akan berakibat fatal. Sean, tolong, ayah menganggapmu seperti putranya sendiri. Satu kali ini saja tolong lepaskan Edelweiss."Sean juga masih punya hati
"Sean, kau tidak bisa melakukan ini padaku!" seru Edelweiss panik. Ada sorot ketakutan di matanya."Aku bisa, dan akan segera aku lakukan, Edelweiss. Kau sudah mengganggu pernikahanku dengan Krystal dua kali. Untungnya aku dan Krystal bukanlah orang yang akan termakan berita palsu dan menyimpulkan tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Apa yang sudah kau lakukan terhadapku dan Krystal benar-benar jahat dan sulit untuk dimaafkan.""Sean, aku mohon." Elion memohon. "Jika perlu berlutut, aku akan berlutut padamu.""Elion, untuk apa kau terus melindungi adikmu? dia harus mendapatkan balasannya karena telah berbuat jahat pada orang lain."Elion merasa sangat tersiksa. Ia sangat marah pada Edelweiss, tapi Edelweiss adalah adik satu-satunya yang ia miliki. Bahkan jika ia tidak ingin melindungi Edelweiss karena persaudaraan mereka, ia masih harus memikirkan perasaan orangtuanya."Elion, Paman dan Bibi juga memohon padamu." Ayah Edelweiss menatap Sean memelas. Hanya Edelweiss satu