Share

Cinta yang baru

Ketika engkau masuk dalam hidupku, 

Ketika engkau menampakkan wajahmu,

Ketika engkau mampu menyihirku dengan mata indahmu, dan

Ketika itu lah aku mencintaimu. 

Ku sambut engkau wahai kasihku dan persilahkan kau memasuki ruang hatiku yang kosong. 

Kau bawa aku terbang jauh bersama sayap-sayap cintamu yang elok. 

Kamu sudah memainkan peranmu dengan sangat baik. Sehingga, aku dibutakan oleh Cinta. 

Cinta yang membuat hidup menjadi mati, dan yang mati menjadi hidup. Semua makhluk di dunia ini punya cinta. Tapi, banyak pula yang tidak mengerti tentang makna cinta. Ada yang memiliki tapi tidak merasakan. Ada pula yang merasakan, tapi tidak dapat memiliki.

Tidak ada cinta yang sempurna di dunia ini. Melainkan, proses yang menyempurnakan cinta.

~~~

Hidup Erina dipenuhi banyak cinta. Dia sama sekali tidak kekurangan cinta dan kasih sayang. Usianya memang masih sangat muda, dan mungkin belum saat nya ia merasakan cinta yang serius pada orang asing. Karena, belum tentu orang asing itu juga punya perasaan serius pada Erina.

Erina sangat mencintai Gio. Laki-laki itu bagaikan pelipur lara untuk Erina. Dia menghapus rasa sedih Erina karena perpisahannya dengan Putra. Entah kenapa, Erina mudah sekali melupakan Putra ketika bersama Gio. Bahkan, pertemuan mereka belum cukup lama. Rayuan manis Gio membuat hati Erina luluh bagai ice cream yang meleleh karena terik matahari.

*Dua bulan setelah meninggalkan Putra*

Erina tidak henti memandangi wajahnya di depan cermin yang berada di kamarnya. Malam ini, adalah malam yang sangat menyenangkan. Karena Erina dan Gio menjadi sepasang kekasih setelah dua bulan melalui proses people pendekatan. Mereka dipertemukan oleh Dinda dan Erik. Dinda adalah saudara sepupu Erina, lalu Erik adalah pacar Dinda yang juga teman dari Gio.

Dinda dan Gio bertemu dua bulan lalu saat acara ulang tahun Dinda. Gio adalah pemandu acara di hari ulang tahun Dinda sepupunya itu. Gayanya yang tampan membuat Dinda jatuh hati pada pandangan pertama dengan Gio. Setelah acara selesai, Gio memghampiri Dinda, Erik dan Erina yang sedang duduk santai di balkon rumah Dinda.

“Gio, kenalin sepupu gue nih Erina,” Dinda merangkul Erina yang sedang memegang satu gelas jus mangga di tangannya.

“Hai, Gue Gio. Teman Dinda dan Erik,” Gio menyodorkan tangannya untuk berjabat dengan Erina.

“Hai, Erina,” Erina menjabat tangan Gio.

“Ya udah, kalian ngobrol-ngobrol dulu deh. Kita kesana sebentar ya.” ujar Dinda.

Dinda dan Erik pergi ke dalam dan meninggalkan Erina juga Gio. Mereka memang sengaja menjodohkan Gio dan Erina.

Di malam itu, Erina dan Gio bertukar nomor telepon. Dan sejak bertukar nomor, Gio dan Erina sering berkomunikasi. Bahkan, mereka tak jarang bertemu di belakang Dinda dan Erik.

Karena kedekatan mereka yang terjalin begitu cepat, Gio memutuskan untuk menjadikan Erina sebagai pacarnya. Gio berhasil menaklukan hati Erina setelah dua bulan mendekatinya.

~~~

Berpacaran di zaman yang keras ini membuat hidupku berubah. Berubah saat mengenal cinta dari laki-laki yang saat ini ada di hidupku. Kedatangannya sangat sempurna sehingga membuat hati ini lupa dengan banyak nya impian dalam hidup.

Cinta membuatku bahagia. Dengannya hidupku penuh dengan warna. Karenanya, aku tidak mengenal diriku sendiri. Ketika bersamanya, I lost my true self.

‘Gio, aku mencintaimu," suara hati Erina menggambarkan betapa bahagianya ia bisa menjadi pacar Gio.

~~~ 

Erina pergi ke sekolah dengan hati yang berbunga-bunga. Sesekali mengecek hand phone dan berharap Gio mengirim pesan teks. 

*Satu pesan masuk*

(Gio: Selamat pagi Erina. Kamu sudah berangkat ke sekolah?) 

Erina kegirangan saat membaca pesan teks dari Gio. Padahal, isi pesan yang Gio kirim terdengar biasa-biasa saja. 

(Erina: Pagi, Gio. Ini aku sedang di halte bus) 

Erina membalas pesan dari Gio. Wajahnya semringah dan senyum-senyum kecil yang terpancar di wajahnya membuat orang seminars halte bus melirik ke arah Erina. 

Bus pun datang dan Erina mulai mengantre masuk ke dalam bus tersebut. Erina memilih kursi paling belakang yang dekat dengan jendela. Erina suka sekali menyenderkan kepalanya di samping jendela bus. 

Sesampainya di sekolah, Erina memulai harinya seperti biasa. Namun, saat di depan gerbang sekolah. Dia menyembunyikan hand phone miliknya saat pengumpulan hand phone berlangsung oleh tim Organisasi Sekolah. Sekolah Erina biasa merazia hand phone pada hari senin saat akan melaksanakan upacara. 

Erina enggan mengumpulkan hand phone miliknya. Ia tidak ingin melewatkan walau satu pesan pun dari Gio.

Erina adalah anak yang rajin di sekolah. Prestasinya pun cukup bagus. Dia tidak pernah melanggar peraturan sekolah. Baru sekali ini saja, Erina berani melanggar. 

Erina saat pengecekkan hand phone di depan gerbang sekolah. Dia menuju ruang Kelas dan bersiap-siap untuk melaksanakan upacara yang akan segera dimulai. 

Erina bersama Raya temannya, keluar menuju lapangan sekolah dan memasuki barisan. Erina yang terbiasa berada paling depan, kini ia memilih untuk berada di jajaran paling belakang. 

"Kenapa di sini sih Rin? Ayo ke depan?" ajak Raya. 

"Enggak deh, aku di sini saja Ray." 

"Tumben banget deh," Ujar Raya heran dengan sikap Erina yang sedikit aneh. 

Upacara pun dimulai. Suasana mulai hening dan para petugas upacara memasuki lapangan. Dua menit kemudian, hand phone Erina berdering. Erina lupa mematikan nada dering hand phone miliknya. Sontak hal itu membuat semua mata tertuju pada Erina yang berada paling belakang. 

Satu orang tim Organisasi Sekolah menghampiri Erina dan mengambil hand phonenya. 

'Sial~~' gerutu Erina. 

Wajahnya memerah selama upacara berlangsung. Erina sangat tidak nyaman dengan situasi yang menyudutkan dirinya. Karena selama ini, Erina tidak pernah merasakan hukuman dari sekolah. 

Saat upacara selesai, semua murid memasuki ruangan kelas. Erina gelisah karena saat hand phone para murid lainnya dikembalikan, ia hanya duduk di dalam kelas. Hand phone milik Erina baru akan dikembalikan saat jam sekolah berakhir. 

"Erina, hari ini kamu kenapa sih?" tanya Raya. 

"Enggak apa-apa Ray," jawab Erina. 

~~~

Bel berbunyi dan waktu telah menunjukkan pukul tiga sore. Seluruh murid keluar dari ruangan kelas dan bergegas untuk pulang. Erina dan Raya menuju ruang OSIS untuk mengambil hand phone miliknya yang di tahan di sana. 

Erina pun mendapat sanksi karena perbuatannya itu. Ia harus membersihkan halaman kelas di lantai atas. Dengan terpaksa, Erina harus pulang terlambat. Karena merasa kasihan dengan Erina, Raya ikut membantu Erina menyelesaikan tugasnya. 

"Terima kasih ya Raya. Kamu memang sahabat terbaikku," Erina memeluk Raya. 

"Sama-sama Erina. Yuk, kita ke atas."

Erina dan Raya berjalan menuju lantai atas dengan membawa peralatan kebersihan. 

~~~

Setibanya di rumah, Erina langsung menghubungi Gio. Banyak sekali pesan dari Gio yang tidak sempat Erina balas.

Gio mengajak Erina bertemu di sebuah rumah kosong yang dijadikan Gio dan teman-temannya tempat berkumpul.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status