Share

Hilangnya Perawan Erina

“Apa Erina? Gio meminta hal itu dari kamu?” pernyataan Erina membuat Raya mendadak emosi dan tidak habis pikir dengan Gio dan juga sahabatnya Erina. 

“Iya Ray, aku harus gimana?”

“Kenapa harus tanya aku Er? seharusnya kamu tahu jawabannya.”

“Maksud kamu?” tanya Erina. 

“Aduh ... Erina! Kamu nggak ngerti-ngerti ya! kamu pikir lagi deh, kalo semua yang Gio minta itu kamu berikan, aku yakin pasti akan jadi masalah dalam hidup kamu ke depannya,” ujar Raya. 

“Tapi aku mencintai Gio, Ray ....”

“Kamu renungkan lagi deh! jangan sampai kamu salah ambil keputusan.”

Raya pergi dari kamar Erina. Tampaknya sahabat Erina itu kesal mendengar apa maunya Gio. Bukannya Raya tidak setuju dengan hubungan Erina dan Gio, tapi Raya sayang pada Erina. Dia tidak mau Gio merusak masa depan Erina. 

‘Ya Tuhan ... Erina itu anak yang baik.’

Erina memang berubah setelah bersama Gio. Dulu rajin, sekarang sering malas-malasan dalam hal belajar. Raya benci perubahan itu. 

Erina bimbang, sangat bimbang. Ia sangat mencintai Gio. Tapi, Erina lupa akan alasan dia meninggalkan Putra dulu. Rasanya, keteguhan menjaga perawan itu mulai runtuh dari dalam dirinya. 

Gio memberikan waktu satu minggu untuk Erina agar cepat mengambil keputusan. Laki-laki itu ingin Erina memberikan perawannya sebagai bukti dalam hubungan mereka. Dan besok malam adalah hari penentuan di mana Erina harus mengambil keputusan. 

“Ya Tuhan ... aku benar-benar bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.”

Kring ... kring ... kring

Gio menelepon Erina saat sedang berbaring di atas ranjang kamarnya. 

“Halo, Erina?”

“Iya Gi, ada apa?” tanya Erina gugup.

“Kok, ada apa? besok jadi, kan?” tanya Gio.

“Iya, besok kita ketemu di tempat biasa.”

“Nanti aku jemput ya, Er.”

“Iya.”

Erina semakin takut dengan apa yang akan terjadi besok malam. Karena sampai detik ini, Erina pun belum tahu jawaban dari apa yang Gio minta. 

Malam bersama Gio

“Sayang ... gimana, apa kamu sudah memutuskan?” tanya Gio. 

Erina duduk di samping Gio dengan raut wajah yang ketakutan. Suasana rumah Gio begitu sunyi karena tidak ada nya orangtua Gio pada malam itu. 

“Aku sayang, makanya aku ingin. Aku cinta maka dari itu aku both bukti,” ujar Gio. 

Erina melihat wajah Gio yang sedang berbicara. Gio memegang kedua tangan Erina, lalu mencium tangannya dengan lembut.

“Gio, tapi rasanya ini berlebihan,” ujar Erina. 

Lalu Gio pergi ke dapur dan terdengar membuka pintu lemari es. Gio membawa sebotol minuman dan dua gelas di tangannya. Ia letakkan di atas meja kecil yang berada di depan Erina. 

Gio menyulut sebatang rokok dan memberikannya pada Erina. 

“Apa ini Gio?” tanya Erina. 

“Tenangkan diri kamu, dan coba nikmati hisapan demi hisapan asap yang keluar dari rokok itu.”

“Tapi Gi?”

Gio memaksa Erina menghisap rokok yang ia berikan. Erina menuruti perkataan Gio dan menikmati rokok itu. Dua menit kemudian, rokok yang dihisap Erina berubah menjadi abu yang membuat rokok itu menjadi semakin pendek.

“Ini ... minumlah!” Gio menyodorkan satu gelas minuman pada Erina. 

“Gio ....” Erina membalikkan wajahnya pada Gio. 

“Apa sayang?” sahut Gio yang langsung mencium bibir Erina yang kecil. 

“Minum ya, sedikit aja, kok.”

Erina bak pelayan sang tuan yang tunduk dengan semua perkataannya. Dia meminum segelas anggur yang memabukan itu. 

“Gio, aku sayang kamu. Jangan tinggalin aku.” Erina bergumam setelah dia mabuk. 

Gio membawa Erina ke dalam kamarnya dengan menggendong kekasihnya itu. 

“Erina, kamu masih bisa dengar suaraku, kan?” Gio membaringkan Erina di atas ranjangnya.

“Iya Gio.”

“Kamu mau, kan? Aku janji setelah ini, aku akan tanggung jawab dan tidak akan mengulanginya lagi.”

“Gio, aku pegang janji kamu.”

Erina yang mabuk membuat dirinya juga ingin melakukan itu. Erina tak kaka menahan Gio yang terus menciumnya. 

~~~

Malam itu, adalah awal dari semuanya. Malam besar bagi Erina. Tidak akan mudah untuk terlupakan oleh wanita berusia delapan belas tahun itu. Erina mengubah dirinya, dan juga hidupnya. 

“Raya ... aku sudah melakukannya.”

“Apa? ....”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status