Halo... Udah update lagi nih dibaca ya....
Rizal akhirnya tiba di depan gerbang sekolah Lara. Setelah yakin telah mengangkut semua buku-buku dan perlengkapan sekolahnya, Lara pun bergegas untuk turun dari mobil. "Ayah, Lara sekolah dulu ya." Lara mengulurkan tangan lalu salim dengan ayahnya. "Uhm, Nak!" "Iya?" Lara yang baru saja mau membuka pintu mobil jadi urung melakukannya. Rizal tiba-tiba saja membelai rambut putrinya itu lalu tersenyum padanya. "Ada apa Yah? Kok tiba-tiba?" Tanya Lara heran. "Nggak ada apa-apa, Ayah cuma mau berpesan aja sama kamu, kalau kamu lagi ada masalah atau apapun itu yang membuat hati serta pikiran kamu nggak tenang, jangan sungkan buat cerita sama Ayah ya!" Mata bening itu langsung tampak berkaca-kaca karena terharu dan seketika Lara memeluk ayahnya. "Makasih ya Ayah, mak
Tiba di kediamannya, Andra yang baru saja kembali setelah dua hari tidak pulang ke rumah, langsung memarkirkan mobil porsche mewah miliknya itu di halaman rumahnya yang cukup luas. Keluarga Alvarez memang keluarga yang sangat terpandang, yang mana keluarganya adalah memilik dari Adante Group, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perhotelan, dan tempat hiburan. Andra yang dengan santainya memasuki pintu rumah, tiba-tiba langsung dikejutkan oleh suara keras seorang lelaki yakni Amran Alvarez, lelaki yang kini menduduki jabatan sebagai CEO di Adante Group sekaligus ayah kandung Andra. "Andra!" Andra pun berhenti dan menoleh singkat ke arahsang ayah yang kini tengah berjalan menghampirinya. Raut wajah laki-laki 22 tahun itu tampak datar, ia seolah tidak peduli dengan apa yang akan Amran lakukan padanya. Sang ayah sudah berdiri di sebelah Andra, dari tempatnya itu Amran dapat menghidu dengan
Jam sekolah telah usai, Lara yang bersiap pulang tiba-tiba langsung menanyakan pada Chika apakah dirinya bisa pulang bersamanya hari ini? Tentu saja dengan senang hati Chika mengiyakan sekaligus heran. "Tunggu, tumben banget lo mau bareng sama gue Ra, biasanya kan lo pulang bareng Gilang?" "Iya Ra, biasanya lo bucin banget maunya dianter pulang sama Gilang, sekarang kok tiba-tiba minta bareng pulang sama Chika?" Timpal Tara yang juga penasaran. "Soal itu..." Lara tampak bingung memikirkan bagaimana cara menjelaskan pada kedua sahabatnya itu. Selang beberapa saat datanglah Gilang dengan tergesa-gesa ke kelas Lara untuk mengajaknya pulang. Chika dan Tara yang ada disana seketika dibuat merasa kikuk melihat Lara dan Gilang yang sepertinya butuh bicara berdua saja. Akhirnya kedua sahabat Lara itu pun sepakat untuk memberikan waktu Lara dan Gilang untuk bicara berdua.
Malam harinya Andra kembali ke rumah dalam keadaan sedikit mabuk. Untungnya kali ini kedua orang tua Andra, sedang tidak berada dirumah karena tengah ke luar kota untuk peresmian proyek sehingga tidak akan memunculkan perdebatan. Andra yang sedikit agak sempoyongan menaiki anak tangga menuju ke kamarnya. Tanpa sengaja Tasya yang tengah membuat segelas susu di dapur lewat dan melihat sang kakak yang jalan gontai. "Kakak!" Seru Tasya kemudian menghampiri Andra. Andra pun menoleh ke arah dimana suara Tasya berasal. "Kakak mabok lagi ya?" Tasya meletakan segelas susunya dimeja lalu melangkah menghampiri Andra yang sudah naik beberapa anak lantai. "Kakak abis darimana sih!" Agaknya Tasya mengkhawatirkan sang kakak namun Andra justru malah memberikan senyum miring dan lanjut naik ke atas menuju kamarnya di lantai dua. "Kakak tadi nyetir sendiri?" Tanya Tasya memastikan. "Yoi!" Ujar Andra singkat.
Di kampus Andra yang harusnya mengikuti mata kuliah malah terlihat berbaring diatas rooftop kampus sambil memandangi langit ditemani sekaleng soft drink yang nampak disebelahnya. Pria itu masih teringat akan mimpinya buruknya tentang gadis yang telah diperkosanya itu. "Anjir! Kenapa gua jadi kepikiran terus sama mimpi sialan itu!" Andra tampaknya sangat kesal karena membuatnya jadi tidak tenang.Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki seseorang, langkah kaki itu berjalan mendekatinya."Woi ngapain lu malah tiduran disini bukannya ikut mata kuliah!" Tegur seseorang yang suaranya sudah sangat familiar bagi Andra. Andra pun menoleh kesebelah kirinnya, ia melihat sepasang sepatu merek jordan tengah berdiri disebelahnya. Ah itu sepatu milik Ogy, besitnya. Andra pun lekas bangun dan duduk sambil memandang kedepan. "Gua nggak semangat masuk kelas," ujarnya."Ah elu kan dari dulu emang ngga pern
Setelah mendengar pengaduan dari Cindy, Gilang langsung berjalan menuju ke kelas Lara untuk menemuinya."Eh Ra itu Gilang," ucap Chika yang melihat Gilang tiba-tiba masuk ke kelasnya dengan raut wajah serius. Lara pun menoleh dan menatap Gilang yang kini menghampirinya."Ada apa Gilang?""Ikut aku, aku mau ngomong sesuatu sama kamu," Gilang agak menarik tangan Lara seolah memaksa."Mau ngomong apa, tapi bentar lagi jam istirahat selesai loh.""Udah ikut aja ayok!" Gilang terus memaksa dan menarik lengan Lara hingga membuatnya sedikit kesakitan. Alhasil Lara pun tak bisa menolaknya dan terpaksa ikuti mau Gilang, Chika dan Tara yang merasa cemas melihat hal yang tidak beres pun memutuskan untuk mengikuti mereka.Di depan pintu kelasnya Lara malah kembali menolak karena merasa sebentar lagi mau masuk, dan meminta Gilang agar menunda bicaranya nanti setelah pulang sekolah saja. Namun Gilang kekeh tidak mau dan memaksa. Karena kesal dengan
Sepulang sekolah nampak Tara dan Chika yang masih di dekat area perpustakaan. Setelah selesai mengembalikan buku ke perpustakaan keduanya tampak berjalan melewati koridor sekolah sambil membicarakan tentang kejadian antara Lara dan Gilang tadi. Baik Tara dan Chika masih tak habis pikir bagaimana bisa pasangan itu bisa putus hubungan dengan semudah itu, bahkan perpisahan mereka disaksikan hampir oleh seluruh murid."Tar, menurut lo masuk akal nggak sih, Gilang tiba-tiba tau soal Lara yang mau minta putus sama dia, padahal kan– Lara aja baru bilangnya sama kita doang?"Tara mencoba berpikir logis dan menerka keanehan yang terjadi tadi. "Iya sih, emang aneh banget secara Gilang tau darimana coba?""Ah gue tau!" Chika tiba-tiba langsung menepuk pundak Tara seolah baru menyadari satu hal."Hih apaan sih lo Chik tau apaan, sakit nih lengan gue lo tabok.""Hehe sorry."
Hani menuruni tangga perlahan sambil memikirkan putrinya saat ini. "Sebenarnya Lara kenapa ya? Kenapa dia tiba-tiba putus sama pacarnya, apa benar cuma karena mau fokus belajar?""Dor!"Tiba-tiba saja Hani yang baru saja turun dari tangga malah dikagetkan oleh putri bungsunya hingga membuatnya tarik napas, "Astaga Sandra kamu ini bikin kaget bunda aja deh...""Hehe...maaf Bund," Sandra sambil cengar cengir minta maaf pada bundanya. "Habisnya Bunda turun tangga kaya orang linglung bengong gitu, emangnya Bunda lagi mikirin apa sih?"Bunda menghela napas, "Enggak kok, bunda cuma lagi bingung aja sama kakak kamu Lara.""Loh emang Kak Lara kenapa?"Hani tidak bercerita jelasnya ia hanya mengatakan kepada Sandra kalau kakaknya itu tengah terlihat galau."Hem, paling kak Lara galau karena kak Gilang.""Kamu tau soal Gilang?" Ungkap Hani yang tidak tau kalau ternyata Sandra juga tau perihal mantan kekasih kakaknya itu."Sandra t