Share

Pamer ke Isekai

Mengingat Lintang yang sendirian di rumah barunya, Ishan merasa berat dan enggan meninggalkannya. 

Terlebih rumah itu nampak suram dengan pencahayaan yang relatif redup.

 Ishan sendiri saja takut, bagaimana bisa ia mampu meninggalkan Lintang seorang diri? 

Lalu Ia memutuskan untuk menunggu

 Lintang selesai.

Namun yang terjadi ....

"Lintang? Suaranya merdu juga," gumamnya yang kini berselerak di bangku kayu. Ia menjadikan jasnya sebagai alas untuk kepalanya.

Di bawah temaram lampu dan diiringi lantunan ayat suci sebagai pengganti lagu Nina Bobo, Ishan berbaring mengistirahatkan raga yang lelah mengejar dunia.

Rasa takutnya berganti menjadi rasa tentram di hatinya. 

"Ah ... kalau begini, ingin rasanya aku menikahinya," gumam Ishan lagi yang kini matanya dipenuhi khayalan tentang indahnya mengarungi bahtera rumah tangga bersama Lintang.

 Malam semakin larut, kantuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status