Share

Rasa yang Hadir Kembali

  Dengan perlahan Darren membaringkan Vallery di atas ranjang, saat Darren akan beranjak Vallery malah mencengkram kemejanya dengan sangat erat, Darren berusaha untuk melepaskan cengkraman Vallery, tapi ...

 Bruk

 Vallery menarik Darren dengan kuat hingga Darren tersungkur di atasnya karena tidak siap dengan apa yang Vallery lakukan, mata Darren semakin membulat saat bibirnya beradu dengan bibir Vallery, itu membuat jantung Darren berdetak dengan sangat kencang tidak karuan.

  Darren berusaha untuk melepaskan diri, tapi Vallery terus mengecup bibir Darren dengan menuntut dan menggebu, membuat Darren merasakan lagi perasaan yang sudah lama tidak dia rasakan, untuk sesaat Darren terbuai dengan kecupan yang dilakukan oleh Vallery.

  "Lepaskan Darren, ini tidak benar, kau sudah melukai Liora," batin Darren berucap, lalu dia melepaskan tautan bibirnya dari Vallery.

  "Bahkan kau juga menjauh dariku," ucap Vallery.

  Darren hanya diam mematung tidak ingin membalas ucapan gadis itu.

  "Hidupku rumit, kakak yang over protective, si pria sialan itu yang lebih memilih wanita murahan dari pada aku, balum lagi kedua orang tuaku yang tidak pernah terlihat harmonis dan sekarang kau juga melalukan hal itu," racau Vallery.

 "Melakukan apa?" tanya Darren.

 "Dasar bodoh, andai saja kau belum menikah, aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku," jawab Vallery dengan mata yang tetap terpejam.

 "Ternyata minuman itu membuat dia semakin tidak waras," ucap Darren.

  "Hey ... aku masih waras, aku hanya sedikit merasa terbang karena meminum itu," ucap Vallery.

  "Tidurlah, ucapanmu semakin tidak karuan," ucap Darren, lalu beranjak dari tempatnya, tapi Vallery menahan lengan Darren.

 "Kau mau ke mana?" tanya Vallery yang sedikit membuka matanya.

 "Pulang!" jawab Darren singkat.

 "Jangan tinggalkan aku sendiri di sini, katakan pada istrimu jika aku meminjam suaminya hanya untuk malam ini, aku benar-benar membutuhkan teman," ucap Vallery.

 "Memangnya aku barang yang bisa kau pinjam sesuka hati," ucap Darren.

  "Whatever but please, jangan tinggalkan aku, setelah ini aku janji tidak akan mengganggumu lagi, jika kau bertengkar dengan istrimu gara-gara aku, biar aku yang memberikan penjelasan kepada istrimu jika kau lelaki yang sangat baik dan selalu menolongku, walupun kau sangat menyebalkan dan seperti gunung es," ucap Vallery.

 "Cih ... kau meminta bantuan tapi tetap mengejekku," ucap Darren kesal.

  Bruk

  Vallery menarik lagi lengan Darren hingga membuat Darren kembali terjatuh di atasnya.

  "Hey ... jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan, aku tidak akan memberikan barang berhargaku kepada lelaki yang bukan suamiku,"

 Pletak

 "Aww!" Vallery meringis karena Darren menyentil keningnya dengan kencang.

  "Benar-benar gadis bodoh, kau yang menarikku, bukan aku yang sengaja tidur di atasmu," ucap Darren.

  "Hmm!" gumam Vallery, "kau tidur di sini," ucap Vallery menepuk tempat di sampingnya.

 "Tidurlah," ucap Darren lalu berbaring di samping Vallery.

  Vallery pun memjamkan mata hingga membuat dia terbuai ke alam mimpi, Darren terus memandangi wajah Vallery yang sedang terlelap dan itu membuat jantungnya semakin berdetak tidak karuan.

  "Sial!" umpat Darren, "kenapa seperti ini lagi," ucap Darren lalu berpindah posisi membelakangi Vallery, hingga dia juga terbuai ke alam mimpinya. 

  Malam semakin larut, pasangan anak adam itu tidak menyadari jika mereka tidur dalam keadaan saling berpelukan, mereka juga tidak tau jika ada seseorang yang memperhatikan mereka, siapa lagi jika bukan Albert.

  Setelah menyelesaikan pertarungan sengitnya Albert mencari Darren ke sana-kemari, sampai bertanya kepada satpam yang berjaga, lalu seorang pelayan menunjukkan di mana Darren tidur. Awalnya, Albert tak percaya saat pelayan itu mengatakan Darren masuk ke kamar dengan seorang wanita dan ternyata pelayan itu tidak berbohong.

  Saat sampai di kamar, beruntungnya Darren tidak mengunci pintu, jadi Albert bisa dengan mudah masuk ke sana, mata Albert terbelalak sempurna melihat siapa wanita yang ada di dekapan Darren, wanita yang menurutnya sangat menyebalkan.

  "Walaupun aku tidak berhasil membuatmu merasakan surga dunia lagi, tapi setidaknya ada kemajuan untukmu, lalu kenapa kau malah tidur dengan wanita menyebalkan ini," ucap Albert.

  "Aku ingin membantumu untuk menyembuhkan luka karena kepergian Liora," ucap Albert lagi lalu pergi dari tempat itu.

 Pagi harinya, Vallery terbangun dan merasakan ada tangan kekar yang melingkar di perutnya, mata Vallery membulat sempurna melihat siapa pemilik lengan kekar itu.

  Vallery memejamkan mata mengingat, apa yang sudah terjadi tadi malam hingga membuat dia bisa tidur di samping Darren, Vallery menepuk keningnya mengingat apa yang sudah dia lakukan semalam.

  "Cari mati kau Vallery, bagaimana jika istri Darren tau kau tidur dengan suaminya, tapi tidak masalah karena kami hanya tidur, tidak melakukan apa-apa lagi," ucap Vallery lirih.

  "Darren, bangun," ucap Vallery seraya memindahkan lengan Darren dengan perlahan.

  Tapi itu tidak membuat Darren terusik tangan Darren semakin mengeratkan pelukannya.

 "Bangun Darren, ini sudah pagi," ucap Vallery lagi.

 "Hmm ... sebentar lagi Lio, aku masih mengantuk," ucap Darren dengan suara parau.

  Vallery merasakan sesuatu saat Darren menyebut nama wanita lain, entah perasaan sakit hati atau apa, yang jelas Vallery merasa tidak nyaman mendengar itu.

  Darren yang sadar dengan ucapannya terbangun dan langsung duduk menyandarkan kepala di tepi ranjang, begitu juga dengan Vallery yang ikut duduk dan merapikan pakaiannya.

 "Sorry," ucap Vallery.

  "Jangan bahas sekarang, ini masih pagi aku tidak ingin merusak moodku dengan kejadian ini," ucap Darren lalu beranjak menuju kamar mandi.

  "Kenapa aku merasakan hal seperti ini saat Darren menyebut nama wanita lain, ayolah Vallery, sadar kau tidak boleh menghancurkan rumah tangga orang lain, apalagi pria baik seperti Darren, jika semalam kau tidur dengan pria lain, sudah dipastikan jika pagi ini duniamu akan runtuh," ucap Vallery, tak lama Darren keluar dari kamar mandi.

  "Kau akan pulang sendiri atau pulang bersamaku?" tanya Darren.

  "Kau pulang saja duluan, istrimu pasti sudah menunggu jika kalian bertengkar hubungi saja aku, aku akan membantu memberi penjelasan kepada dia," jawab Vallery.

 Lalu Vallery mengambil kartu nama milik Darren yang diletakkan di atas nakas, Vallery pun menyalin nomer ponsel yang ada di sana ke ponselnya lalu menghubungi Darren.

  "Itu nomer ponselku," ucap Vallery lalu pergi menuju kamar mandi.

  Darren mengambil ponsel dsn dompetnya lalu pergi, tanpa berpamitan kepada Vallery.

  "Dasar bodoh Darren, kenapa kau meninggalkan gadis itu sendirian," ucap Darren dalam hatinya.

  Akhirnya Darren memutuskan untuk menunggu Vallery di parkiran sambil menunggu supir menjemputnya, lima belas menit menunggu supir Darren datang bersamaan dengan Vallery yang baru saja keluar.

  "Kau masih di sini?" tanya Vallery.

 "Masuk, aku akan mengantarmu pulang," jawab Darren.

  "Tidak, Darren," ucap Vallery.

 Tapi Darren tidak peduli dengan tolakan Vallery dan menarik Vallery untuk masuk ke mobilnya. 

  "Darren, jangan ...."

  "Jalan!" perintah Darren kepada supirnya.

  "Kau tidak perlu melakukan ini, aku bisa ...."

 "Diamlah, kau sangat ceroboh!" ucap Darren menyela lagi membuat Vallery kesal.

Bersambung....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status