“Apa?” tanya Claire. Ia sudah sedikit kelelahan, tapi Leon kembali menindih tubuhnya.
“Leon...” Claire hendak memprotes lagi tapi bibir Leon sudah melumat bibirnya dengan penuh nafsu. Entah kenapa, Claire begitu menyukai Leon yang penuh nafsu terhadap dirinya. Gairahnya kembali memuncak saat Leon kini menikmati lehernya dan meninggalkan banyak kiss mark di sana. Claire mendesah penuh kenikmatan. Semenit tadi ia ingin Leon berhenti, tapi sekarang ia tidak ingin Leon berhenti. Tubuhnya seperti terkena candu.
Leon membuat lebih banyak kiss mark di sekitar dada Claire lalu menghisap putingnya kuat-kuat. Claire memekik kaget saat Leon melakukannya. Leon menikmati setiap suara dan gerakan tubuh yang Claire lakukan saat bercinta dengannya. Ia kemudian melakukannya dari posisi ini. Leon bergerak lebih liar sekarang, membuat Claire tak henti-hentinya mendesah dan memekik menikmati setiap sensasi yang dihasilkan dari gesekkan di bawah tubuhnya.
Kal
“Claire...” panggil Leon, berharap Claire akan berbalik menghadap ke arahnya. Namun sebaliknya, gadis itu meneruskan langkahnya keluar dari kamar itu.Leon memukul meja kayu yang ada di hadapannya saat Claire sudah tidak terlihat lagi. Seharusnya Leon tidak mengatakannya secepat itu dan ia menyesalinya sekarang. Ia tidak peduli punggung tangannya sekarang terasa sakit dan berdenyut sebab pikirannya sedang kacau sekarang. Leon jatuh cinta pada Claire itu bukan sebuah kebohongan dan ini yang pertama kalinya setelah bertahun-tahun yang lalu ia patah hati. Saat Leon jatuh cinta lagi, keadaannya malah serumit ini.Sementara itu, Claire berlari ke atas dek kapal. Ia kemudian bersandar di tepian kayu dan menghadap ke arah lautan. Entah kenapa, Claire tidak bahagia saat mendengar Leon mengucapkan cinta. Entah momentnya yang tidak tepat, atau karena Claire tidak terlalu percaya kata-kata itu. Ditambah lagi, ia masih belum bisa mencerna fakta yang baru saja diteriman
“Leon! Turunkan pedangnya!” seru Claire.Namun Leon sama sekali tidak sadarkan diri, ia langsung menghunuskan pedangnya ke arah Claire. Claire berhasil menghindar hingga pedang Leon menusuk pintu kayu di belakang Claire. Dengan cepat, Leon menarik kembali pedang itu dan menebaskannya ke arah leher Claire. Wanita itu menghindar lagi dengan cepat.“Leon, hentikan! Sadarlah!” seru Claire lagi, tapi sekali lagi Leon menghunuskan pedangnya ke arah Claire. Dengan kekuatan Aphrodite, Claire menendang tangan Leon hingga ia hampir saja melepaskan pedangnya. Namun karakter Theseus terlalu kuat, setelah ditendang, ia malah membalikkan serangan itu langsung telak ke arah leher Claire.Claire menangkap pedang itu dengan menangkupkan kedua tangannya. Kekuatan Aphrodite memungkinkannya melakukan itu. Namun, Leon menekan pedangnya hingga mata pedangnya hampir menyentuh leher Claire. Kekuatan Theseus yang besar membuat Claire tidak bisa menahan pedang itu
Claire dan Leon keluar dari ruangan kecil di kapal itu. Mereka mendapati sebagian besar kapal sudah rusak dan kosong. Tidak ada satupun awak kapal yang tersisa di dalam kapal. Claire melihat ke sekeliling, mereka kini terdampar di sebuah pulau yang tampak kosong.“Di mana kita?” tanya Claire.“Entahlah,” jawab Leon.Ia mengajak Claire untuk turun dari kapal dan melihat-lihat apa yang ada di pulau tersebut. Tiba-tiba sebuah layar digital muncul di hadapan mereka.Congratulations! You have completed the siren challenge.Proceed to the next level? Y/N“Baru muncul notifikasi sekarang,” kata Claire sambil mengangkat sebelah tangannya.“Game ini telah berubah menjadi sangat aneh. Aku tidak ingat menciptakan jalan cerita ini. Tapi... Pulau ini... Rasanya aku memang membuatnya. Tapi aku tidak jadi memakainya,” sahut Leon.“Pulau apa ini? Kenapa kamu tidak jadi mem
Claire sadar sudah terlambat untuk menolong Leon. Pria itu berdiri kaku dan sedikit demi sedikit tubuhnya berubah menjadi batu. Claire dengan cepat berlari keluar dari kuil tersebut. Dengan kekuatan Athena, Claire melesat cepat masuk kembali ke dalam hutan. Dari langit, Claire bisa melihat Leon turun menuju ke pelataran kuil dengan nyawa keduanya.Di saat yang sama, Claire melihat Medusa berjalan keluar dari kuilnya sambil tertawa. Siap menghabisi Leon sekali lagi. Jantung Claire berdebar kencang, ia harus menyelamatkan Leon kali ini. Claire tidak bisa membiarkan Leon kehilangan dua nyawa sekaligus. Dengan cepat, Claire melesat kembali ke pelataran kuil sambil membawa tameng peraknya. Ia menutupi dirinya dan Leon dengan tameng besarnya saat pria itu mendarat.“Ayo!” seru Claire sambil menarik tangan Leon dan membawanya melesat secepat anak panah kembali ke dalam hutan.“Kembalilah Athena dan Apollo! Jangan jadi pengecut!” seru Medusa di d
“Mereka punya tujuan dan kita akan mengungkap semuanya. Lihat saja nanti,” kata Leon tiba-tiba.Claire tidak bisa berkata-kata saking malunya. Ia tidak pernah membayangkan bercinta sambil ditonton orang lain. Wajah Claire tetap merah padam sambil berjalan terus menuju utara. Hutan di sekitar mereka semakin lama semakin gelap karena pepohonannya semakin rindang menutupi sinar matahari.“Kita masih berada di jalan yang benar, bukan?” tanya Leon sambil melihat ke sekeliling.Claire mengeluarkan peta dengan merentangkan tangannya ke depan. Layar digital yang muncul di hadapannya menunjukkan mereka mengambil jalan yang benar. Sedikit lagi mereka akan sampai. Pulau ini tetap saja sebuah pulau kecil, meskipun telah dimodifikasi dengan diperbesar sedikit.Leon merentangkan tangannya untuk mengeluarkan layar digital dari tangannya. Ia memilih karakter Perseus. Kini Leon memakai baju zirah berwarna hitam dengan pedang yang terikat rapi di pi
Claire terus mengumpat selama perjalanan menuruni lembah dan Leon mengunci mulutnya rapat-rapat. Ia mengabaikan hampir semua yang Claire katakan sebab tidak ada gunanya. Perseus diketahui sebagai salah satu dewa yang membenci Eris, tapi Leon tidak ingin terbawa suasana.“Berapa lama lagi kita sampai ke dasar lembah? Kakiku sudah pegal!” seru Claire.Leon hanya tersenyum, ia kemudian berjongkok di hadapan Claire.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Claire ketus.“Kamu bilang pegal. Naiklah ke punggungku, biar kugendong,” jawab Leon.Claire menatap punggung Leon dan seketika ia tidak bisa mengatakan apapun.“Ayo, naiklah,” kata Leon.Claire kemudian naik ke atas punggung Leon dan memeluk bagian lehernya. Leon berdiri sambil menggendong Claire di punggungnya. Gadis itu terasa berat, tapi Leon tidak keberatan. Claire kini tidak tahu harus bicara apa, bahkan keinginannya untuk mengumpat teredam ol
“Baiklah... baiklah!” kata salah seorang wanita.“Hey!” protes dua wanita yang lain.“Aku bisa langsung menginjak bola mata ini saat ini juga dan kalian tidak akan punya mata,” ujar Leon.“Tidak! Jangan lakukan itu!” seru ketiga wanita itu bersamaan.“Kalau begitu katakan di mana Hesperides!”“Baiklah. Hesperides ada di dalam bunga mawar milik Hera, sang dewi pernikahan dan kelahiran. Istri Zeus yang agung,” jawab salah seorang wanita.“Kami sudah tahu itu! Di mana letaknya? Katakan yang jelas!” seru Leon sambil menghentakkan kakinya.“Baiklah! Jangan lakukan itu!” seru salah seorang wanita.“Anggrek Hera ada di bagian belakang pulau ini di dasar sebuah jurang yang paling dalam dan tersembunyi di balik air terjun. Kalian akan menemukannya jika berjalan terus ke selatan!” seru salah seorang wanita.“Kami sudah
Angin yang berhembus kencang membuat Claire dan Leon terbangun. Matahari sudah meninggi di dalam game ini, padahal mereka masih merasa mengantuk dan lelah. Rasanya baru sebentar saja mereka tidur.“Ada apa ini?” tanya Claire.“Entahlah. Angin ini semakin kencang!” seru Leon sambil menyipitkan matanya dan mencoba melindungi matanya dengan sebelah tangan. Sementara sebelah lagi bersiaga memegang pedangnya.“Anak Zeus bersama Dewi Perselisihan. Sungguh memalukan!” seru seseorang yang tidak terlihat. Suaranya besar dan dalam, menggema di antara angin.“Siapa kamu?” tanya Leon.“Aku mendengar dari bisikan angin, kalian mencari Hesperides. Kalian pasti ingin membunuh Medusa,” katanya lagi.“Apa urusanmu!” seru Claire kesal. Ada-ada saja yang mereka hadapi.“Akulah Notus, Dewa Angin Selatan. Aku tidak mengijinkan kalian berkunjung ke kebun anggrek milik Hera! Daera