Share

Love on
Love on
Author: Nayla

Prolog

Keluarga Parker tinggal dikediaman Yellowstone, hunian mewah yang berada di New York. Keluarga itu adalah pesohor dan jutawan yang paling berpengaruh. Tetapi memiliki kekayaan yang berlimpah tak membuat Mrs Parker merasakan kebahagiaan di rumah besar itu. Wanita paruh baya itu selalu menghabiskan waktunya dengan minuman alkohol di ruang kerjanya. Tubuhnya semakin kurus, lehernya terlihat panjang, dan wajahnya menyiratkan kesedihan.

 

Amber menyalahkan dirinya atas kaburnya Kimberley, anak perempuannya. Harry anak laki-lakinya juga jarang pulang. Mereka berdua terlibat hubungan terlarang. Walaupun tidak sedarah tapi Harry sudah menjadi anggota keluarganya, menjadi anak yang dia sayangi.

Semenjak kepergian mereka Amber sangat kesepian walaupun Emily anak bungsunya menemani.  Amber tidak tahan lagi dengan kehidupan ini, dia semakin frustasi saat mengetahui rahasia suaminya. Bertahun-tahun Leon menyembunyikan rahasia itu padanya.

Ketika setengah dari kesadarannya masih berfungsi, dia mendengar seseorang melintasi pintu ruang kerjanya. Beberapa waktu ini dia sering merasakan tanda-tanda aneh di sekelilingnya. Terkadang ada seseorang bersenandung di depan kamarnya, kemudian ada yang menjerit-jerit. Karena setiap kali ia merasakan itu saat sedang minum alkohol, Amber mengabaikan saja hal-hal aneh itu.

 

Tapi malam ini dia tergerak untuk melihat keadaan diluar dengan kesadaran yang belum sepenuhnya. Amber mengikuti suara langkah kaki yang dia pun tidak tahu siapa itu. Saat dia berbelok untuk menaiki tangga tiba-tiba suara hujan turun. Rambutnya yang berantakan dengan pakaian tidur dia akhirnya tetap melanjutkan langkahnya.

Ruang itu gelap, wanita itu tidak terpikirkan untuk menyalakan lampu di setiap lorong yang sepi itu, suara tangisan terdengar membuat keresahan Amber bergemuruh. Angin berhembus kencang menyapu tirai.

"Emily? Sayang kau kah itu?" suara Amber memanggil. Satu tangannya memegang dinding untuk menahan tubuhnya, memejamkan mata sebentar karena rasa sakit akibat minumannya.

"Emiii...." Panggilnya lagi. Tidak ada sahutan dari siapapun.

"Aku akan membunuh kalian! Aku akan membunuh kau, Kimberley, siapapun yang membuatku sakit hati."

"Mommy..."

Nafasnya tercekat mendengar suara seseorang yang mengerikan. Kedua tangannya bergetar. "Mati... Mati!" Langkah kaki Amber semakin cepat dan dia pun berlari ke arah suara.

"Emiiii... " Walaupun kesadaran belum utuh tali ia mengenal suara putrinya yang merintih. Dengan cepat Amber mendobrak pintu kamar anaknya. Jantungnya berdegup tidak beraturan, yang dia pikirkan adalah keadaan anaknya.

 

Kepalanya kosong penuh, ia takut ini adalah halusinasinya akibat minuman keras. Dan saat pintu terbuka Amber tidak mendapatkan anaknya. Namun pintu kamar mandi menarik perhatiannya.

"EMIII...."

Teriakan Amber kuat, matanya terbelalak mendapatkan anaknya yang berusia 15 tahun berada di bak mandi dengan mata yang terbuka tanpa ekpresi. Amber berlari ke arah bathtub dan menarik anaknya yang terendah air, satu tangannya mencari denyut nadi Emily.

"EMI... MOMMY DI SINI SAYANG! BANGUN EMI!"

Tidak! Tidak! Amber ingin ini adalah halusinasinya.

Tapi Emily tetap tidak memberikan gerakan saat Amber membangunkan anaknya. Wajah Emily pucat dan tubuhnya terasa sangat dingin. Amber berteriak kencang di keheningan malam itu.

"Mom, I love you. Aku akan memberikan yang terbaik buatmu agar kelak Mommy tersenyum bahagia melihat aku memenuhi harapanmu, Mommy. Aku mencintaimu, Daddy, Kim, juga Harry. Kita akan berlibur lagi bukan?" Kilasan bayangan Emi terlintas di benaknya. "Mom, jangan menangis lagi, aku sedih melihatmu menangis."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status