Beranda / Romansa / Love / 8. Jalur Abu-Abu

Share

8. Jalur Abu-Abu

Penulis: NadraMahya
last update Terakhir Diperbarui: 2020-10-24 00:18:42

Cinta tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Dia berada disebuah helikopter bersama Bian, ntah kemana Bian akan membawanya.

Setelah itu dia merasakan helikopter semakin turun dan mereka sudah berada didepan sebuah gedung putih. " kita dimana?" tanya Cinta penasaran saat akan memasuki pintu besar berwarna putih itu.

"Ini rumah impianku." jawab Bian dan Cinta takjub. Ini rumah, dia pikir ini sebuah hotel atau museum karena tadi dari luar rumah ini begitu mewah.

Dan saat masuk didalamnya Cinta juga kagum, sangat berkelas dengan gaya Eropa klasik yang memenuhi desain rumah ini.

"Kenapa bapak membawa saya kerumah bapak?" tanya Cinta yang masih berjalan disebelah Bian. Sedangkan Bian berjalan menggunakan kursi rodanya.

"Ntah la, saya hanya merasa butuh kamu saat ini."

"Apa ini di Jakarta?"

Bian menggelengkan kepalanya.

"Jika di Jakarta kita tidak akan berlama-lama dihelikopter tadi." Cinta mengangguk paham. Tapi dimana mereka.

"Lalu ini di mana pak?"

"Bali."

"What?" Cinta luar biasa terkejut. Melihat senja yang sudah terlihat dari balkon yang sekarang dipijaki Cinta benar-benar luar biasa. Panta Bian menyukai rumah seperti ini. Cinta melihat Bian yang menikmati hembusan angin diwajahnya, matanya tertutup dengan senyuman yang membuat pria itu semakin mempesona.

Bunyi ponsel Cinta membuat mereka berdua tersentak lalu Cinta segera mengangkat telpon dari Kevin itu.

"Kamu dimana Cinta? Apa kamu lupa janji kita hari ini"?

Cinta tersenyum merasa bersalah. Bagaimana dia menjelaskan kepada Kevin. Sebenarnya baru saja Cinta akan menjawab perasaan Kevin padanya, eh ternyata Bian sudah terlebih dulu membawanya pergi.

"Sini telponnya." Bian meminta ponsel Cinta.

"Tap.. tapi pak.."

"Sini Cinta." Cinta memberikan ponselnya dan merasa takut kalau Kevin akan salah sangka.

"Halo Kevin, Cinta sama saya. Saya mengajaknya pergi tadi. Maaf jika membuatnya melupakan janji kalian."

Kevin mengenal baik suara pria ini.

"Mas Bian?" tanya Kevin. Kevin adalah sepupu Bian dari sebelah ibunya. Ibu Kevin adalah adik dari mamanya. Dan kebetulan Kevin juga bekerja diperusahaan keluarga Jayker yang dipimpin oleh Bian sekarang.

"Iya ini aku." Kevin berpikir sejenak dan dia menggelengkan kepalanya. Dia berdoa semoga wanita yang dia suka bukanlah wanita yang diceritakan mamanya sedang dekat dengan Bian. Cinta dan Bian tidak pernah terlihat dekat selama ini.

"Baiklah mas, titip salam sama Cinta."

"Oke". Bian mengembalikan ponsel Cinta dan Cinta masih diam mengambil ponselnya.

"Pak Bian, boleh saya jalan-jalan disekitar daerah ini. Kan mumpung di Bali."

Bian tertawa dan mengangguk dengan ungkapan Cinta yang jujur.

"Saya temani." Cinta tersenyum dan mereka turun dari balkon itu. Saat turun dengan lift Cinta kembali tersenyum bahagia membuat Bian juga bahagia melihat senyuman itu.

"Kamu mau jalan kemana?"

"Jalan disekitar sini saja pak, udaranya sejuk banget." Bian mengangguk, dia setuju udara nya sejuk terlebih diluar pagar rumah besar itu ada taman dan juga pura tempat beribadah umat Hindu. Komplek perumahan Bian memang tempat hunian orang kelas atas. Meski langit sudah gelap tapi tetap terang dimata Cinta, obor yang banyak menghiasi jalan membuat pemandangan begitu khas.

"Wah pak ada Pura?"

Bian mengangguk. Dilihatnya Cinta mengarah jalan ke Pura yang terletak disebelah kiri mereka, dan Bian mengikuti Cinta. Kursi rodanya bergerak tanpa lelah kemanapun Bian inginkan.

Cinta meminta difotokan oleh Bian dengan ponsel kurang canggihnya. Dan segera Bian memfotokan Cinta dengan ponselnya juga.

Tak jauh dari Pura terdapat sebuah lapangan yang ramai oleh anak-anak muda yang sedang bermain bola basket.

Bian tersenyum dan tanpa sadar dia menggerakkan kursi rodanya kesana. Cinta mengikuti Bian yang sudah terlebih dulu sampai disana. Cinta berdiri disebelah Bian yang melihat permainan beberapa anak muda itu dengan sedih.

"Dulunya, aku sangat suka bermain basket. Bahkan aku adalah ketua tim basket disekolahku." cerita Bian membuat Cinta ikit sedih, dia mengerti apa maksud dari sedikit cerita itu.

"Kalau begitu ayo bernostalgia." ajak Cinta bersemangat. Cinta mendorong kursi roda Bian setelah dia mengganti mode manual dikursi roda itu.

"Cinta stop. Aku tidak lagi bisa melakukannya. Kau tahu aku", kalimat yang tidak selesai dari Bian itu membuat Cinta memposisikan dirinya berdiri disebelah Bian dengan melihat wajah Bian dan tersenyum.

"Anda masih punya tangan Pak, kalau kaki itu gampang. Saya yang akan menjadi kaki bapak untuk melangkah."

Saat Cinta mengatakan itu seolah itu adalah pernyataan dari Cinta yang siap menjalani kehidupan dengan Bian. Lama mereka berhadapan dan saling terpesona, hingga bola basket itu mengenai tubuh Bian.

"Lihat, bola basket itu minta untuk kau mainkan."

Bian tersenyum dan dia mengambil bola basket itu dengan tangannya.

"Apakah keberatan jika kami bergabung?"

Tanya Cinta dan anak-anak muda itu tersenyum juga mempersilahkan mereka. Cinta bersorak semangat. Dia mengeluarkan bagian kemejanya yang masuk kedalam celana kainnya. Cinta memang masih menggunakan setelan kerja begitu juga Bian, Bian hanya minus jas dan dasinya saja. Cinta lalu mendorong Bian kesana kemari dengan hels nya, Cinta sedikit tahu permainan bola basket jadi dia tahu kemana harus membawa Bian yang memantulkan bola itu, dan.....

"Ye.......... Ye... Ye....". Sorak Cinta lalu memeluk tubuh Bian dari depan. Bian juga begitu semangat memeluk Cinta, dia mendapatkan kebahagiaan yang sudah lama sekali tidak dia rasakan. Cinta melepaskan pelukannya dan merasa malu kepada Bian, lalu memilih mengucapkan terimakasih kepada anak-anak remaja itu. Mereka akhirnya kembali ke rumah Bian dengan perasaan bahagia dihati masing-masing.

Saat sampai dirumah, Bian membawa Cinta kesebuah ruangan. Dan ternyata Bian membawanya kesebuah kolam renang dan Cinta melihat sebuah meja yang diatasnya sudah ada makanan juga lilin yang indah memberikan kesan romantis. Tapi Cinta tidak berpikir kalau Bian memang menyiapkan ini untuknya saat mereka pergi meninggalkan rumah.

"Ayo makan, kau pasti lapar kan?"

Cinta mengangguk. Tapi wajah Cinta terlihat cemberut saat melihat steak daging yang sangat menggiurkan sana.

"Kenapa?". Tanya Bian heran.

"Saya tidak bisa menggunakan pisau untuk memotong daging itu. Eh... Tak terbiasa." jawab Cinta jujur. Dia tidak ingin menutupi kekolotannya dan berakhir memalukan dihadapan Bian. Bisa saja daging yang dia potong itu akan lompat mengenai Bian.

"Tenang saja, ayo kita nikmati. Aku akan menjadi tanganmu untuk memotongnya."

Cinta tertawa, Bian mengikuti kata-katanya tadi. Mereka duduk dan makan, dengan Bian yang menyuapi dirinya juga diri Bian sendiri.

"Pak saya tidak mabuk kan setelah meminum ini."

Tunjuk Cinta kepada sebuah gelas berisi cairan berwarna hitam. Bian tertawa begitu juga Cinta yang merasa konyol dengan pertanyaannya.

"Tidak love, itu hanya soft drink. Aku tidak lagi meminum alkohol ataupun wine."

"Baguslah." kata Cinta dan meminum dengan lega.

Bian memperhatikan gerak tubuh Cinta dan dia melihat betapa cantiknya Cinta. Wajah manisnya dan juga Cinta sangat menyenangkan diajak berbicara. Banyak hal yang mereka bicarakan saat makan malam itu. Salah satunya adalah masa-masa SMA Bian dan juga Cinta.

Bian mengajak Cinta menuju salah satu kamar dirumah itu. Karena kata Bian mereka akan kembali besok pagi saja. Dan Cinta menurutinya, Cinta begitu bahagia hari ini. Ntah apa yang membuatnya sangat bahagia, hanya saja perasaan Cinta untuk Bian tumbuh perlahan dihatinya. Tapi Cinta cukup tahu diri dan tak ingin tersakiti, dia tidak sederajat dengan Bian. Sehingga dia memutuskan untuk mengantisipasi perasaannya itu, dan semoga saja bisa.

Sedang dikamarnya Bian juga sama. Begitu bahagia dan ingin terus seperti ini bersama Cinta. Dia tak lagi menampik ingin berdekatan dengan Cinta. Meski Bian tahu kalau dia tak ingin membuat Cinta terkurung dalam hidupnya yang menyedihkan. Dan inilah masalah mereka berdua, masalah yang tidak tahu bagaimana akan menyelesaikannya.




Bersambung......


Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Love    End.

    Saat itu aku melihat dia pertama kali dengan senyuman yang mampu mematahkan hatiAndai senyuman nya bukan untukuTapi aku sungguh beruntung. Karena senyum itu milikku.Aku mencoba menjauhkan dia dari garis jalankuNamun dia kembali menarik ku dengan hanya menggunakan senyum ituSenyumnya mampu meruntuhkan pertahananku...Andai dia tahu kalau hari ku tanpa nya tidak lah lebih berarti dari apapun di Dunia ini.Bisakah kita berjalan berdampingan bersama?Karena sekarang aku siap dengan kedua kaki ku yang hanya akan melangkah pulang dalam dekapanmu...Ijinkan aku hanya mengucap sumpah pernikahan dengan nama mu yang menjadi mempelainya..Berikan aku kesempatan membuat mu terus bahagia bersama ku, bersama anak-anak kita.Aku bersumpah hanya kamu yang terakhir dan aku tak akan mengulangi lagi kesalahan ku yang pernah meninggalkan mu...Cinta...Will you marry me?Cinta menutup mulut nya saat melihat pohon didepan r

  • Love    53. Dia Anak Bapak.

    Bian yang dari kantor langsung saja berlari menuju kamar rawat yang dikatakan Bella. Dia membuka gagang pintu itu lalu mendorongnya perlahan. Terlihat Cinta sedang duduk di sebelah brankar dengan memegangi lengan anaknya. Bian merasakan kesedihan Cinta, wajah bayi kecil itu terlihat tenang namun membuat hati Bian sangat sakit. Alat bantu pernapasan masih terpasang dengan impus yang mengalir semakin menambah sakit di dada Bian. Anak sekecil itu harus merasakan ditusuk jarum infus, pasti Dandy tadi menangis dengan kuat. Pikirnya.data-p-id=8684792e4e5e7292f95e233df2ac1630,Bian melihat teman Cinta Renata tertidur di sofa, lalu perlahan tangan Bian menyentuh pundak Cinta. "Pak Bian,"ucap Cinta tekejut. "Ya saya." Bian tersenyum manis. "Kalau kamu mau tidur, tidur saja. Saya akan bantu menjaga Dandy disini." Cinta menggelengkan kepalanya. Dia bertanya-tanya apakah Bian sudah mendengar cerita Bella.data-p-id=77349407c8c03e3e8689fb9cbdf2fc22,"Tidak apa-apa Pak, saya tidak meng

  • Love    52. Apakah Dia keponakan ku ?

    Airmata Cinta tidak bisa dia hentikan, hatinya begitu sakit melihat anaknya terkulai lemas dalam gendongan akibat dirinya yang lalai. Dia berlari tergesa-gesa tanpa memperdulikan kalau dia tidak lagi memakai alas kaki.Rumah sakit adalah tujuan Cinta tanpa memikirkan apapun lagi selain keselamatan anaknya. Untungnya di depan rumah sakit sedang berdiri Bella yang baru saja hendak pulang kerumahnya."Bella...," panggil Cinta yang baru tiba di teras rumah sakit besar. Bella terkejut, dia menatap darah di tangan Cinta dan seorang bayi. "Suster," teriak Bella memanggil petugas rumah sakit."Bella, tolong selamatkan anak ku. Tolong Bella.""Cinta kamu tenang ayo masuk, aku akan mengurus anakmu." Bella langsung masuk kembali ke dalam rumah sakit. Dia buru-buru masuk ke dalam ruang gawat darurat sementara Cinta hanya bisa menunggu diluar ruangan. Satu jam kemudian Bella keluar dari ruangan itu dengan wajah tenang diserati senyuman khas nya. Bella melihat pergelangan tan

  • Love    51. Kehidupan Cinta setelah 2 bulan.

    Waktu terus berlalu dan Cinta sekarang menjadi ibu yang tangguh. Cinta mulai melanjutkan hidupnya dengan uang yang diberikan oleh pihak perusahaan Dandy serta dia juga memulai memasak karting demi menghidupi dirinya dan si Dandy kecil. Pagi-pagi sebelum Renata pergi kerja dia akan meminta tolong Renata menjaga anaknya sementara dia ke pasar lalu setelah Renata berangkat dia akan memasak dirumah sambil mengurus buah hatinya, setelah itu Cinta akan mengantarkan masakannya kepada orang yang memesan katringnya menggunakan ojek online dengan membawa bayi mungil yang baru berusia dua bulan itu.Cinta sadar kalau uang yang diberikan perusahaan Dandy akan berkurang jika dia memakai nya setiap hari, jadi lebih baik menyimpan uang itu untuk keperluan mendadak saja. Dan setiap harinya Cinta akan melakukan pekerjaanya sebagai tukang karting.Dalam satu hari Cinta bisa mendapatkan orderan dua puluh sampai tiga puluh box, sehingga itu sudah sangat lumayan buatnya dan anaknya. Setiap h

  • Love    50. Pemakaman Dandy.

    Rintik hujan menyertai kepergian Dandy, airmata dan tetesan air hujan menjadi satu saat ini. Cinta tidak bisa menahan tangisannya saat tubuh Dandy masuk kedalam liang lahat. Dandy dikuburkan tepat di sebelah makam ayah mertuanya, makam yang belum lagi kering itu sudah kembali ramai jadi perbincangan akibat meyusulnya anak semata wayang nya. Banyak orang menatap iba Cinta, dan yang paling ingin berada disebelah Cinta saat ini adalah Bian. Namun saat ini dia hanya bisa mengamati Cinta dari kejauhan, jika memang wanita itu hilang ingatan maka semua kenangan indah mereka tidak diingat oleh Cinta. Bian menebak kalau Cinta hilang ingatan akibat kecelakaan yang baru saja terjadi.Airmata Cinta rasanya ingin sekali Bian hapus. Cinta menangis untuk kepergian suami yang sangat dia sayangi. Bian menghembuskan napas kasar lalu tepukan di bahunya menyadarkan Bian kalau dia ditemani sebagian keluarganya di pemakaman itu. Brian berbisik kepada Bian membuat Bian sangat terkejut.&

  • Love    49. Permainan Takdir.

    Mila berlari ikut membawa brankar dimana terdapat tubuh Cinta yang tidak lagi membuka matanya. Mila menangis karena melihat darah yang keluar dari tubuh Cinta. Disaat yang bersamaan brankar Dandy juga dibawa masuk kedalam ruang operasi.Mila mengurus semua yang perlu dia lakukan disana termasuk menelpon Renata.Dandy bersama Cinta baru saja tiba di Jakarta tiga hari yang lalu karena Ayah Dandy meninggal dunia. Cinta seharusnya tidak ikut karena dia sedang hamil besar namun Cinta memaksa dan hasil periksa Dokter memberikan Cinta ijin menaiki maskapai penerbangan dari Jepang menuju Indonesia.Ditengah lorong rumah sakit berdiri seorang wanita yang melihat Mila menangis seorang diri sebelum akhirnya seorang wanita datang memeluk erat tubuh Mila. Bella penasaran dengan apa yang terjadi, dia baru hari ini kembali masuk bekerja karena baru selesai dari masa cuti panjang mengurus pertunangan Bian dan Viza.Dia berjalan mendekati kedua wanita yang menangis saling menguatka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status