Share

7. Punya Pacar.

Satu hari setelah pingsannya Cinta diruang rapat yang membuat kehebohan itu Bian tidak bisa tenang, dia terus memikirkan apa hubungan Kevin dengan Cinta. Wanita yang belakangan ini terus berada dipikirannya, bahkan Kevin meminta ijin saat jam kerja demi menjaga Cinta yang berada dirumah sakit. Setelah dibawa kerumah sakit ternyata Cinta demam terlalu tinggi, sehingga hidungnya mengeluarkan darah. Hari ini pun wanita itu wanita itu masih belum masuk kerja karena masih dirawat. Bian sudah mencari tahu keadaan Cinta melalui orang suruhannya dan kondisi Cinta sudah membaik.

Saat dirinya masih memikirkan hubungan Cinta dan Kevin, ditempatnya Cinta juga memikirkan apa sebenarnya tujuan Kevin mendekatinya. Apakah pria ini memiliki perasaan untuknya? Kevin memang tampan, dan juga mapan. Tapi benarkah Kevin memiliki perasaan untuknya?? Seorang wanita yatim piatu dan miskin. Cinta melihat buket bunga dan juga buah-buahan yang tidak ada nama pengirimnya itu. Tapi dia menebak ini pasti dari Kevin, sama dengan semua kado-kado misterius yang lainnya. Cinta sebenarnya memiliki harapan kalau Bian lah yang mengirimkan itu semua. Tunggu dulu, kenapa dia jadi memikirkan bos nya itu?? Ada apa dengannta?

" ah... Apa kepalaku terbentur ya kemarin?"

Cinta mengetuk kepalanya dan tepat saat Kevin masuk keruang rawatnya.

" hei Cinta apa yang kau lakukan?"

Kevin terkejut bukan main dengan apa yang dia lihat.

" eh.. Pak Kevin. Ini pak kepala saya gatal." jawab Cinta asal. Dan dia menyesalinya.

Kevin menggelangkan kepalanya sambil tersenyum. Dia memberikan sebuah kantong plastik kepada Cinta.

" bukalah, mungkin kamu mau memakannya. Aku dengar dari suster pagi ini kamu tidak banyak makan."

Didalam hati Cinta merasa tersanjung karena pria ini begitu baik memperlakukannya. Tapi bukankah semua pria seperti itu jika ingin mengerjar wanita incarannya? Cinta lalu kembali masam dengan pemikirannya yang terlalu percaya diri.

" pak Kevin tidak kerja hari ini?"

" kerja dong, ini jam makan siang Cinta. Jadi saya memilih melihatmu, kamu pasti bosan bukan."

Cinta mengangguk canggung.

" makasih pak. Ehm.. Pak, apa saya boleh bertanya sesuatu?"

Kevin mengangguk dan Cinta melirik buket dan parcel buah dimeja sebelah brankarnya. Cinta kembali teringat dengan kartu ucapannya " cepat sembuh love, aku mengkhawatirkanmu."

" apa bapak yang mengirim buket bunga itu?" tunjuk Cinta yang diikuti tatapan dari Kevin.

" apa bapak juga yang setiap pagi mengirimi saya bunga serta kado-kado manis lainnya dua minggu ini?"

Kevin masih diam mencerna semuanya. Dia tersenyum dan memegang tangan Cinta.

" jika memang bapak yang melakukan hal itu, saya boleh tahu apa maksud bapak sebenarnya?"

Kevin lebih mendekatkan tubuhnya kepada Cinta dan memeluk Cinta secara tiba-tiba.

" saya menyukai kamu Cinta."

Deg...... Jantung Cinta berdetak aneh. Dia sepertinya akan pingsan saat ini. Seorang pria mengatakan menyukai dirinya yang sama sekali tidak sederajat dengan pria itu.

" saya menyukai kamu sejak pertama melihat kamu. Dan semakin menyukai kamu setiap harinya, dan saya yakin kalau saya ingin melindungi kamu dari apapun didunia ini."

Seseorang didepan pintu ruangan yang tidak tertutup sempurna mendengar semuanya. ' Bella', setelah mendengar Cinta ada dirumah sakit ini dari Bian, dia langsung mencari informasi ruang rawat Cinta. Karena baginya meski Cinta baru dia kenal, tapi Cinta berarti untuknya karena dia membuat Bian bahagia dan tertawa belakangan ini.

Bella tidak jadi masuk keruangan itu setelah mendengar apa yang dia dengar. Bian kalah start dari pria ini, dia sangat kesal. Dia berniat setelah jam kerjanya usai dia akan ke kantor Bian. Lebih baik Bian tahu yang sebenarnya, itulah pemikiran Bella.

" kamu mau menjadi kekasihku Cinta?"

Cinta tak bisa menjawabnya, pikirannya kemana-mana. Hatinya belum siap dengan semua ini. Belakangan ini kenapa banyak pria kaya yang dekat dengannya, apakah doa-doa nya selama ini sudah terkabul. Memiliki pacar dan suami yang kaya. Tapi jika memang benar kenapa dia merasa ada yang salah.

" maaf pak, tapi.. Ehm.. Saya.."

" tidak apa-apa Cinta. Saya tahu kamu pasti terkejut, pikirkanlah dulu. Saya akan menunggunya."

****

Setelah kejadian itu, hari-hari Cinta selalu diisi oleh Kevin selama sebulan ini. Meski mereka belum resmi berpacaran karena Cinta belum menjawab pernyataan Cinta Kevin. Cinta ragu, karena hatinya tidak bisa lepas berbahagia jika Kevin mulai menggodanya.

Makan siang ataupun terkadang Kevin memaksakan untuk mengantar jemput Cinta kekantor atau kemanapun. Sementara Bian hanya bisa melihat itu semua dari jauh, dia tahu semuanya tanpa Bella memberitahukannya.

Saat ini Brian dan Bella ada diruangannya, mereka datang dengan niat menyemangati Bian agar mengejar Cinta, jika tidak Cinta akan diambil Kevin.

" mas, ayolah semangat sedikit. Cinta itu suka sama loe, keliatan banget dari cara dia ngeliatin loe kalau kalian lagi saling tatap."

" sok tau loe Bri," jawan Bian tersenyum. Padahal hatinya tidak baik saat ini.

" yang dibilang Brian itu bener loh mas, kalau suka kenapa gak bilang?"

Bella menimpali.

" dia berhak bahagia, kalau sama gue yang ada dia tersiksa. Dia gak bakal bisa kencan malam minggu atau sekedar berdansa disebuah pesta. Lagi pula Kevin pantas untuknya."

" pantas dari mana? Dia itu pembohong, belum nikah aja udah bohong. Gimana pas nikah tuh. Lagian kenapa sih mas gak tulis aja semua kado itu dari loe."

Brian benar-benar kesal saat ini. Dia ingin menonjok wajah Kevin yang sudah mengaku jika semua kado dan bunga itu darinya. Padahal Bian lah yang setiap pagi menyiapkan kado itu dan menyuruh office boy meletakkannya dikubikel Cinta.

"mas, percaya atau enggak masih ada wanita diluar sana yang bisa terima kamu apa adanya. Dan aku yakin wanita itu Cinta."

Bian melihat dan mendengarkan kalimat Bella dengan baik, dia berharap ucapan Bella itu benar. Dia juga sangat berharap Cinta mau menerima dirinya, hanya saja dia tidak bisa membiarkan Cinta susah bersamanya.

" kita balik mas. Pikirin yang kita bilang tadi, kita begini karena sayang sama loe. Oma dan Opa bahkan sudah mencarikan calon buat kamu mas."

Bella dan Brian pamit pulang, dan kesunyian pun menyapa Bian. Dia menelpon sekertarisnya untuk memanggil Cinta keruangannya. Dia merindukan melihat wanita itu secara langsung. Apalagi mendengar omelan dari Cinta untuknya.

Tak lama pintu ruangan diketuk dan muncul lah wajah Cinta disana. Bian memasang wajah datarnya padahal hatinya berbunga-bunga.

" maaf, bapak memanggil saya."

Tanya Cinta pelan, dia begitu menyukai wajah Bian yang bagaikan aktor favoritnya.

" Cinta kamu sudah baikan?". Pertanyaan Bian membuat Cinta terkejut.

"jangan khawatir saya bukan berniat apa-apa, saya hanya mau tau. Kalau kamu sudah sehat berarti kamu bisa memasak buat saya lagi. Tapi jika belum saya memakluminya."

Cinta menggerutu dalam hati, dikiranya Bian khawatir padanya eh ternyata nagih pekerjaan Cinta, emang dasar ngeselin nih bos satu.

" mulai besok saya bakal masakin bapak lagi pak. Tenang pak, saya gak kabur kok." Jawab Cinta asal.

" kalau kamu kabur juga gampang, tinggal saya ikat di kamar saya."

" bapak pikir saya peliharaan bapak? Enak aja!". Bian tertawa membuat hati Cinta meleleh, dia sangat suka Bian yang seperti ini. Tanpa beban.

" Cinta temanin saya ayo,"

" ha?? Kemana pak?"

" suatu tempat. Saya lagi butuh kamu."

" tapi kan lagi kerja pak?"

" saya bosnya, remember?". Bian menyunggingkan senyuman kepada Cinta, jika sudah bos yang bertitah Cinta bisa apa.

" baiklah pak bos." jawab Cinta dan dia lupa kalau dia berjanji akan pulang bersama Kevin sore ini.


Bersambung....

Please koment ya.... 😊😊😊😊


Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nadia Oktavia
yah banyak pengagum rahasia πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status