Satu bulan kemudian....
Cinta sedang berjalan ke arah ruangan Bian, sudah sebulan ini hubungan mereka sangat baik, setelah kembali dari Bali bulan lalu Bian menunjukkan perhatiannya kepada Cinta. Bahkan Bian menampakan ketidak sempurnaannya kepada semua karyawannya saat mencari keberadaan Cinta di pantry kantor. Dan semenjak itu seluruh manusia di kantornya heboh akan kondisinya juga heboh dengan hubungannya dengan Cinta. Bian tidak lagi memperdulikan itu. Dia hanya ingin melihat senyuman Cinta dan menggenggam tangan wanita itu. Seperti saat ini.
Cinta menyuapi Bian yang terlihat manja dan sesekali tawa mereka pecah secara bersamaan. Cinta begitu bahagia bisa bersama Bian, bukan karena harta atau ketampanan Bian. Tapi Bian mampu mengetahui segala sesuatu yang Cinta rasakan ataupun inginkan. Berbeda dengan Kevin yang juga mendekatinya tapi seperti terlalu memaksakan kedekatan mereka, dan dia tidak merasakan getaran aneh dihatinya saat bersama Kevin.
" kamu masak apa besok?" tanya Bian sambil memakan nasinya dari suapan Cinta.
" entahla, saya juga bingung. memang bapak mau makan apa?"
" Cinta bisa stop panggil saya Bapak kalau kita lagi berdua. Saya merasa seperti orang tua kamu."
Wajah Cinta pucat saat Bian mengatakan kata ' orang tua kamu'.Bian yang mengerti langsung menggenggam tangan Cinta khawatir." love". Panggil Bian lembut, dia sudah tahu kalau Cinta adalah yatim piatu. Dan bodohnya dia mengungkit itu.
" tidak apa-apa pak. Kalau begitu mau dipanggil apa?"
Cinta langsung cepat merubah ekspresi wajahnya. Dia mencoba menyembunyikan luka yang masih membuka dihati dan ingatannya." are you oke?". Bian menangkup kedua wajah Cinta.
" iya pak. Udah jadi mau dipanggil apa nih?"
Cinta mencoba tersenyum." panggil saya honey,"
Cinta memegangi perutnya dan tertawa, hingga wajahnya berusaha merah." saya bukan siapa-siapa bapak. Jadi jangan ngawur pak. Lagi pula saya nyaman memanggil dengan sebutan bapak."
Bian memegang lagi wajah Cinta dan menatap Cinta dengan tatapan lembutnya." kamu special buat saya."
Cinta terdiam, dia juga menatap Bian disebelahnya. Bian tersenyum, tapi Cinta masih tidak bisa berhenti terkejut. Pikirannya kemana-mana karena kata ' special ' dari Bian barusan. Mungkinkah perasaan Bian dan dirinya sama. Dan jika memang sama, apakah itu artinya mereka saling jatuh cinta. Meski mereka berdua tidak memiliki kesempurnaan." Cinta kamu dengar saya?"
Cinta mengangguk, Bian lalu tertawa." wajah kamu lucu banget." Cinta yang kesal memukul-mukul bahu Bian dan akhirnya tersenyum juga.
" kamu tadi naik sepeda?"
" iya"
" aku anter pulang aja ya. Sekalian saya mau ajak kamu kesuatu tempat."
" kemana?"
" Rahasia." Bian menaik turunkan kedua alisnya.
" bilang dong. Pertama bapak bawa saya pergi, itu tempatnya di Indonesia bagian Tengah."
Bian mengacak rambut Cinta dan tertawa." pokoknya kita pergi love, saya paksa walau kamu gak mau."
Cinta menjewer kuping Bian gemas." kumat deh sikap bossy nya. Gemes aku."
Saat mereka asik dengan kegiatan mereka Bella dan Brian sudah berdiri dibelakang mereka sambil tersenyum. Akhirnya Bian bisa membuka hatinya lagi, dan yang pasti belakangan ini Bian terlihat semangat untuk sembuh.****
Seperti kata Bian, sepulang kerja mereka pergi bersama. Sepeda Cinta diantarkan ke rumahnya oleh orang suruhan Bian, sedangkan mereka naik mobil Bian. Cinta melihat pagar besi tinggi terbuka saat mobil Bian masuk dan Cinta bingung serta panik dengan ini semua.
" bapak ajak saya kerumah bapak ya?"
Cinta terlihat sangat panik." bukan, ini bukan rumah saya. Tapi rumah oma dan opa saya."
Bukannya tenang tapi Cinta semakin panik. Dia masih memakai pakaian kantornya, dan oh ya ampun dia sangat kucel. kenapa juga Bian membawanya kesini." kenapa bapak membawa saya kesini ?" tanya Cinta yang sangat kesal. " bapak mau mempermalukan saya agar saya tahu diri dekat dengan bapak ? kalau untuk itu saya minta maaf pak. saya janji gak akan mau lagi datang kalau bapak panggil keruangan bapak."
" Cinta kamu ngomong apa sih, keluarga saya mau ketemu kamu. Jadi ya saya bawa kamu malam ini."
Cinta menarik-narik jas yang dipakai Bian. Mau nangis, mau teriak, mau jambak rambut Bian. Cinta ingin melakukan semua itu sekarang." kok bapak tega sih. Kan bapak bisa bilang dulu tadi sama saya kalau mau kesini."
" dan seratus persen kamu kabur dari saya tadi." kata Bian mencubit pipi Cinta.
" kamu tenang aja, keluarga saya cuma mau kenal kamu. Lagi disana ada Bella juga, kamu gak perlu canggung."
" tapi saya kucel gini pak."
Bian memperhatikan penampilan Cinta, tidak ada yang salah. Rambutnya juga masih rapi dengan sanggul siput ala seorang Cinta. Cinta juga masih harum bayi seperti biasanya, tidak ada yang salah." kamu cantik, harum, apanya yang kucel?"
Cinta memutarkan bola matanya lalu memukul bahu Bian kesal. Dia memilih diam tidak ingin memprotes lagi. Pasrah la dia jika nanti di cap gembel yang ditemukan Bian dipinggir jalan. Bian dibantu turun dari mobilnya oleh dua orang security yang mendekati mobil mereka. Sedangkan Cinta dibukakan pintu oleh supir Bian. Rumah ini begitu terlihat mewah dan juga manis.Cinta berjalan kesebelah Bian yang sudah memunggunya. " jangan takut, ayo senyum. Semua sudah menunggu kamu."
Cinta mencoba menuruti kemauan Bian. Bian yang duduk dikursi rodanya bergerak dengan Cinta yang berjalan disebelahnya.Perlahan Cinta menangkap suara-suara terkejut dari semua orang didalam rumah itu.Dia memberanikan diri melihat pemandangan didepannya. Benar saja disana sungguh ramai, Bella melambaikan tangannya kepada Cinta yang dibalas Cinta dengan senyuman pucat di wajahnya.
" ah... Bian kamu bawa calon kamu ya?"
Teriak Oma Bian dari ruang keluarga itu. Bian tersenyum sambil terus menjalankan kursi rodanya mendekat kesemua keluarganya. Cinta tidak tahu harus bersikap seperti apa, dia rasanya ingin berlari keluar dari rumah ini." kami hanya teman Oma." jawab Bian dan Cinta menyalami Oma serta seluruh tetua dirumah itu.
" teman apa yang pegang-pegang tangan mas" Brian menggoda Bian dan Cinta.
" baik-baik, dia teman special bagiku."
Bersambung....
Aku tunggu Vote dan komentnya ya..
Oma dan Opa Bian memperhatikan wanita muda cantik yang dibawa Bian dan Bian mengatakan kalau wanita ini teman special bagi Bian. Karena penasaran Oma Evelyn mendekati Cinta yang terlihat ketakutan. " hei nona, kamu kenapa terlihat takut. Kami disini tidak akan menggigit atau memutilasimu." senyuman Oma Evelyn membuat Cinta sedikit tenang. " ayo duduk disini sama Oma. Kenalkan saya Oma Evelyn, Oma nya Bian." Cinta mengangguk dan menyambut tangan Oma itu dengan senyuman. " saya Cinta Oma. Saya teman dan karyawan nya pak Bian." Oma Evelyn mengangguk dan mengajak Cinta duduk didekatnya. Sementara mama Bian dan papamya melihat wanita yang dibawa Bian dengan penuh selidik. " kalian yakin hanya teman?" Pertanyaan tante Bianca membuat Bian menggelengkan kepalanya sementara yang lain menunggu jawaban dari Cinta. " benar bu, saya teman pak Bian." "ckckck.. Jangan panggil saya
Cinta memarkirkan sepeda nya dan langsung menuju ke kubikelnya. Rutinitasnya setiap pagi di kantor kembali dia lakukan, hanya saja pagi ini dia tidak langsung mengantarkan bekal bos Bian nya, dia menunggu sekertaris bosnya itu datang agar bisa dia titipkan, Cinta sudah memikirkan semua ini semalam. Setelah semalam dia melihat Bain marah, dia tidak lagi mau berhubungan terlalu jauh dengan pria itu. Jika teman, maka ayo lakukan layaknya seorang teman.Setelah kantor mulai ramai, Cinta menaiki lift untuk keruangan Bian. Disana dia melihat Desi sekertaris Bian yang cantik itu sedang memeriksa beberapa berkas. "Hai Des," sapa Cinta sambil tersenyum."Eh Cinta, loe mau ketemu pak Bian ya? Pak bos ada sih, tapi lagi ada tamu." Cinta mengernyit mendengar kata tamu, sepagi ini ada tamu. Siapa?? Pikir Cinta penasaran."Yang gue tau sih, itu mantan tunangan pak bos. Loe mau nunggu atau ntar gue kasih tau kalau wanita itu
Saat pintu tertutup, sunyi menerpa Cinta. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Bian dengannya, saat kursi roda pria itu berbalik Cinta menanti apa yang akan dikatakan pria itu."Ayo duduk, kita makan bersama." Bian mengambil bekal makan yang dibuatkan Cinta untuknya, dengan satu tangannya pria itu sudah membawa bekal itu kearah sofa. Tapi dia berhenti dan melihat tidak ada gerakan dari Cinta. Bian membalik tubuhnya melihat wajah Cinta yang menatapnya seperti memohon. "Ada apa?" Cinta mulai terlihat sangat panik."Pak bisakah saya kembali ke ruangan saya? Saya banyak pekerjaan pak." Bian mengeraskan rahangnya mendengar apa yang disampaikan Cinta. Wanita ini benar-benar ingin membuatnya hilang kendali."Apa kau ingin menjauhiku?" Cinta diam tak bereaksi, dia menunduk dengan tangannya yang saling bertautan."Ah.. Ya,
Hujan melanda ibukota Jakarta, Cinta yang biasa bersepeda kini harus menaiki bus untuk pergi ke tempat kerjanya. Cinta tidak suka naik bus, dia lebih suka berpanas-panasan dengan sepedanya dari pada harus berdesak-desakan dengan orang-orang yang ada di dalam bus. Seperti saat ini, dia harus menunggu sekitar lima belas menit lagi untuk sampai di halte tempatnya bekerja. Berjalan kaki sebentar lalu sampailah dia di perusahaan Jayker's grup ini. Cinta menutup payung saat dia tiba didepan lobby kantor, dan disana pak bos tercinta sudah menunggu dirinya. Bian tersenyum melihat Cinta-nya datang pagi ini dengan wajah yang ceria meski langit sedang mendung. "Hai my preety, kamu bahagia sekali?" Bian dan Cinta lalu berjalan beriringan menuju lift kantor. Bian dengan kursi rodanya, dan Cinta yang berjalan sambil menenteng semua barang bawaannya. Tempat bekal, payung, tas kerja, dan berkas pekerjaannya
Sebulan berlaluCinta sibuk mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk karena dia baru mengambil cuti selama satu minggu kemarin. Dia menemani Bian untuk menjalani perobatannya, dan Bian masih diluar negri untuk kesembuhannya.Semua urusan perusahaan ditangani oleh Brian sebagai penggantinya.Tiba-tiba Kevin mendekatinya sambil memeriksa berkas yang diserahkan Cinta tadi pagi."Ta, kamu gak salah dengan perhitungan biaya ini ?"Tanya Kevin yang membuat Cinta terlonjak kaget."Aduh..ya ampun,"kata Cinta sambil memegang arah jantungnya."Maaf pak, bagian mana ya ?" Cinta berdiri dari duduknya dan melihat bagian yang ditunjuk oleh Kevin."Saya akan cek ulang pak, bapak bisa tunggu diruangan saja. Saya akan kerjakan secepatnya."Kevin mengangguk dan tersenyum lembut kepada Cinta .Cinta duduk dan memeriksa berkasnya, dia menarik nafas lelah. Ponselnya bergetar dan dia melihat
Malam ini Cinta berada dirumah besar keluarga Jayker, dia duduk dan terlihat keluarga Bian itu menghormatinya sebagai teman dekat Bian.Meski Bian dan dirinya tau mereka menjalani hubungan lebih dari teman dekat, tapi Cinta juga tidak bisa mengatakan dia kekasih dari Bian, karena memang dia tidak mendapatkan status pacaran dari pria yang masuk kedalam hati dan pikirannya belakangan ini.Bian yang gagah ada disebelahnya, sengaja membuat kejutan untuk Cinta, karena pikir Cinta Brian masih berobat di luar negri.Dengan polo shirt berwarna dongker Bian tetap terlihat tampan, Bian melirik Cinta yang terlihat menatapnya sendu. Bian menjalankan kursi rodanya agar lebih dekat dengan Cinta."Kenapa ? Apa ada yang salah dariku ?"Cinta menggeleng dan tersenyum."Tidak ada, bapak terlihat tampan meski tidak menggunakan jas dan kemeja." Bian tertawa pelan dan menatap Cinta. Lalu pandangan mereka beralih kepa
Cinta memasuki sebuah salon bersama Viza, Banu mengantarkan mereka ke sebuah salon dan Cinta mendapatkan pelayanan terbaik. Cinta heran kenapa dia harus diperlakukan seperti ini pikirnya."Ehm putri Viza, apakah semua ini harus aku lakukan? Apa pak Bian yang meminta ini semua?"Viza tertawa kecil dibelakang Cinta yang saat di sedang ditata rambutnya. "Pertama jangan panggil aku dengan embel-embel putri, karena aku sedang tidak diistana ataupun Wieldburg. Kedua, semua ini harus kamu lakukan, kak Bian bahkan sebenarnya tidak tahu kalau kamu akan kami bawa menemuinya." Cinta bingung, buat apa dia berdandan seperti ini sampai hatus kesalon, Bian saja tidak tahu."Jangan bingung, ini rencana Oma dan Opa serta Brian dan juga Banu, mereka ingin sedikit kejutan untuk kamu dan mas Bian."Cinta hanya menunduk tidak tahu harus berbuat apa, perasaannya sedari semalam tidak tenang tentang dia dan juga Bian.
Bian memberikan pidato singkat di acara ulang tahun perusahaan Jayker, dia menatap Cinta terus menerus hingga membuat Cinta gelisah juga salah tingkah.Viza yang dirangkul oleh Banu malam itu terus tersenyum kepadanya membuat dia semakin salah tingkah, sebenarnya ada apa dengan mereka semua.Saat Cinta larut dalam pikirannya dia terkejut saat Bian menyebut namanya."Terutama untuk dia yang membuat kepercayaan diri saya hadir kembali, Cinta. Nama nya_Cinta, dia memberikan semangat kepada saya dan memberikan hal yang mungkin tidak dia sadari berdampak besar kepada saya. Terimakasih Cinta I love you my preety .Cinta merasa terharu, Bian mengatakan mencintainya didepan semua orang, dia yang bukan siapa-siapa selama ini dipandang kagum oleh semua orang disana, bahkan Oma Bian memeluk dirinya dengan membisikkan sesuatu."Ini kado dari Oma dan Opa juga mama dan papa Bian. Selamat ulang tahun Cinta, kami berdoa kamu selalu b