Home / Romansa / Luapan Gairah Panas Ayahmu / Bab 201. (++) Ketergantungan dan Keintiman sebagai Terapi. 

Share

Bab 201. (++) Ketergantungan dan Keintiman sebagai Terapi. 

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2025-11-18 09:44:34

Rayhan tidak mencoba merasionalisasi atau memberikan solusi logis, karena ia tahu Alesha tidak membutuhkannya. Alesha membutuhkan bukti fisik bahwa ia masih dipegang, bahwa ia masih berharga, dan bahwa seseorang masih peduli.

​Rayhan mengangkat Alesha, membawanya ke kamar tidur. Ia bergerak lambat, menanggalkan pakaian Alesha dengan lembut, bukan dengan hasrat, tetapi dengan kelembutan seorang perawat.

​’Aku harus membuatnya berhenti menangis. Aku harus mengembalikan Alesha-ku yang tangguh. Aku telah menghancurkan hidupnya, dan kini, hanya aku yang bisa menyusun kembali pecahan itu.’

​Rayhan berbaring di samping Alesha, hanya mengenakan celana tidur. Ia menyentuh wajah Alesha, menyeka sisa-sisa air mata dengan jempolnya. Ia mencium kening Alesha, hidungnya, kemudian setiap kelopak matanya yang bengkak. Ini adalah sentuhan terapi, bukan rayuan.

​“Lihat aku, Sayang,” bisik Rayhan, suaranya lembut, tanpa dominasi. “Kamu punya aku. Kamu punya semua yang kamu butuhkan di sini.”

​Alesha men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 308. (++) Mencapai Puncak Kenikmatan. 

    ​"Aku mencintaimu, Sayang. Kamu dan aku. Hanya itu yang penting. Hanya itu."​Mereka ambruk ke seprai yang kusut, basah oleh keringat dan air mata yang mengering, kelelahan total menggantikan ketegangan yang mengerikan.​Revan tidak bergerak. Ia menarik diri secara fisik hanya untuk memeluk Zira, membalikkan posisi mereka dengan lembut. Zira kini berada di atasnya, kepala Zira diletakkan di ceruk leher Revan. Posisi itu adalah inti dari aftercare mereka: Zira adalah beban terindah di dada Revan, beban yang paling ia rindukan di tengah kekacauan hidup mereka.​Napas mereka beradu, perlahan-lahan kembali teratur, dari badai menjadi hembusan lembut yang seragam. Ruangan yang tadinya dipenuhi ketegangan kini terasa damai, diselimuti keheningan yang tebal dan hangat.​Zira mendongak sedikit, matanya berkabut, wajahnya damai dan bersih dari semua kecemasan. "Aku merasa ... aku bisa bernapas lagi. Aku tidak takut lagi. Kamu menarikku keluar, Rev," katanya, suaranya sangat lembut, hampir sepe

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 307. (++) Tidak Terkendali. 

    ​​"Ohhh ... Ahhh ... Ya ... Tuhanku ... Ini ... Kamu ... Ya ...."​Revan menahan diri. Ia ingin sensasi ini melebihi ambang batas kecemasan Zira. Ia ingin Zira sepenuhnya tenggelam dalam realitas kehangatan tubuh mereka yang menyatu. Ia membelai wajah Zira, menyeka keringat dingin di pelipisnya.​"Aku di sini, Sayang. Biarkan aku menanggungnya. Biarkan semua stres itu keluar. Rasakan aku bergerak di dalammu. Aku adalah milikmu. Katakan padaku, siapa aku bagimu?"​"Kamu ... Ahhh ... Kamu adalah kebenaranku, Rev. Kamu adalah data yang tidak bisa dibantah ... Eughhh ...," rintih Zira.​Dialog mereka kini berpadu dengan ritme tubuh Revan yang mulai bergerak. Revan bergerak dengan ritme yang stabil, kuat, dan terkontrol di awal, membiarkan Zira menyesuaikan diri dengan kedalaman dan kekuatan yang ia bawa. Ia bergerak dalam pola yang menenangkan, tetapi intens, menciptakan gelombang sensasi yang memaksa Zira untuk fokus pada setiap sentuhan, setiap dorongan.​Zira meresponsnya dengan desaha

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 306. (++) Zira yang Membara. 

    ​Rayhan menatapnya, ada jeda singkat di mana keheningan menjadi sangat tebal. Ia mendekat, tangannya menjelajahi area yang baru terekspos itu. Ia membiarkan Zira merasakan kehangatan telapak tangannya di kulitnya.​"Kamu selalu sempurna, Ra. Bahkan saat kamu marah," bisik Revan.​Zira tidak menjawab, tetapi ia melingkarkan tangannya di leher Revan, menuntut ciuman baru. Ciuman itu kini lebih basah, lebih menuntut, dipenuhi dengan ketidaksabaran yang tiba-tiba.​Revan membuka bra Zira dengan gerakan satu tangan yang terampil, membiarkan keindahan payudara Zira terekspos sepenuhnya. Ia membungkuk, dan ciumannya menyentuh kulit Zira yang kini benar-benar telanjang. Itu adalah pemujaan yang merangkul setiap inci kulit Zira.​Ia menjelajahi puncak dada Zira, mencium lembut di antara payudara, dan perlahan, lidahnya dan bibirnya mulai bekerja, memompa hasrat Zira ke tingkat yang memabukkan.​Zira menjerit kecil, tubuhnya melengkung. "Ahhh! Ohhh ... Revan! Eughhh ...." Ia mencengkeram rambut

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 305. Kepedulian Zira

    ​Revan tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya memegang tangan Zira, membalikkan telapak tangan Zira, dan mencium lembut pergelangan tangannya. Ciuman itu adalah sebuah janji, sebuah izin, dan sebuah undangan. Ia mengerti bahwa Zira tidak butuh kata-kata; Zira butuh pelepasan. Ia butuh pelabuhan yang tidak akan menuntutnya untuk menganalisis atau merasionalisasi apa pun.​Revan bangkit dari kursi balkon. Zira mengikutinya, tanpa kata-kata, langkah kakinya terasa ringan, seolah-olah ia baru saja membuang beban ribuan ton. Mereka bergerak masuk dari dinginnya malam di balkon ke kehangatan remang-remang kamar Zira.​Revan memimpinnya ke tengah ruangan. Ia memegang kedua bahu Zira, tatapannya lembut namun dalam, menuntut keheningan total dari pikiran analitis Zira. Ia melihat Zira yang sebenarnya: seorang wanita yang sangat rentan di bawah lapisan keras kedewasaan dan logika.​Ciuman itu dimulai dengan sangat lambat. Revan menyentuh bibir Zira, sebuah sapuan yang lembut, menguji. Zira menutup

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 304. Kecurigaan yang Lebih Berbahaya

    Revan tersenyum lembut, senyum yang menunjukkan ia sudah memprediksi alur data ini sejak lama. Ia mencondongkan tubuh sedikit, membiarkan suaranya menjadi bisikan di tengah keheningan yang kian pekat. "Mungkin dia memang tidak manipulatif, Ra. Mungkin dia hanya seorang gadis yang mencintai Ayahmu dan terpaksa berpisah. Lalu kecelakaan itu terjadi, kalian kembali dekat, dan dia tidak mau merusak momen itu, makanya dia menjauh. Dia melakukan cut loss atas hubungannya demi menjaga hubunganmu dengan Ayahmu. Itu adalah pengorbanan yang sulit diukur dalam angka, Ra. Sebuah anomali yang harus kamu akui."​"Tapi kenapa dia tidak menjawab 'ya' dengan lantang?" Zira menekan lagi, mencari titik definitif. "Kenapa dia memilih ambigu, padahal dia bisa saja berteriak bahwa dia mencintai Ayahku dan memenangkan debat kami saat itu juga? Dia punya momentum."​"Karena dia menghormatimu, Ra. Dia tahu kamu benci dia. Dia tahu kalian berpisah demi dirimu, atau setidaknya, dia membiarkanmu berpikir begitu,

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 303. Wanita yang Luar Biasa. 

    ​Malam itu, Alesha berbaring di apartemen mewah yang disewakan Rayhan khusus untuknya. Dindingnya berwarna krem lembut, dilengkapi kasur empuk dan perlengkapan studi yang sempurna. Rayhan menjadikannya sebuah sanctuary yang sangat aman dan terisolasi.​Panggilan video dari Rayhan masuk. Wajah Rayhan langsung muncul di layar, matanya khawatir.​"Bagaimana di kampus, Sayang? Kamu sudah minum vitamin? Mualnya masih parah?" Rayhan menghujani pertanyaan layaknya dokter kandungan yang posesif dan panik.​Alesha tersenyum kecil. "Aku baik-baik saja, Dokter Rayhan. Jangan khawatir berlebihan. Tapi, aku bertemu Zira dan Revan hari ini."​Wajah Rayhan langsung mengeras. "Apa?! Apa yang mereka lakukan? Apa Zira membuatmu stres? Jika dia mengganggumu, aku akan segera membatalkan semua janji dan pulang. Katakan padaku, Aster!"​"Ssstt," potong Alesha lembut. "Tidak, Om. Zira tidak mengganggu. Kami hanya bicara. Revan yang meminta kami bertemu. Zira ... dia bertanya apakah aku masih mencintaimu."​

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status