Home / Romansa / Luka Cinta Istri Kedua / Bab 7. Liciknya Sandra

Share

Bab 7. Liciknya Sandra

Author: Sulistiani
last update Huling Na-update: 2025-06-26 16:01:12

"Ayo kita makan dulu, Han. Nanti selesai makan baru kita bahas masalah pernikahan kamu dan mas Irsyad," ucap Sandra dengan nada ramah dan penuh dengan senyuman.

Hana mengangguk dan duduk di samping Sandra, ia merasa sangat canggung dalam situasi tersebut. Sementara Irsyad mengepalkan tangannya di bawah meja, ia tak habis pikir mengapa istrinya bisa begitu tenang dan tak sedih membahas pernikahan ia dengan wanita lain.

"Mas kok makannya cuma sedikit, ini kan makanan favorit kamu," ucap Sandra saat melihat makanan di piring suaminya hanya sedikit.

"Aku gak nafsu makan," jawab Irsyad singkat dengan nada dingin. Ia terbiasa mengambil makanan sendiri tanpa dilayani Sandra, tetapi biasanya dengan porsi lebih banyak.

Hana pun hanya menyendok sedikit makanan ke piringnya, sejak kejadian tadi siang di pabrik sebenarnya Hana sudah tidak punya nafsu makan. Ia terus memikirkan apakah keputusan yang ia ambil benar atau kesalahan yang fatal. Namun, Hana tetap memaksakan makan walau sedikit, sebab ia tak ingin sakit dan jika ia sakit tak ada yang merawatnya.

Suasana di meja makan begitu sunyi dan canggung, hanya suara dentingan sesok yang terdengar. Hingga Sandra menyelesaikan makannya, lalu mulai membahas pernikahan Hana dan Irsyad.

"Mas, apa Hana perlu di kenalkan ke mama dulu?" tanya Sandra.

"Ya, lebih baik seperti itu agar mama tidak mencarikan perempuan lain untukku," ucap Irsyad.

"Besok kamu bisa izin gak masuk kerja dulu ga? Biar kita bisa ke rumah mama untuk mengenalkan Hana."

Irsyad menganggukan kepala menjawab pertanyaan istrinya, bibirnya terlalu malas untuk mengatakan apapun jika membahas pernikahan keduanya. Beberapa bulan ini ia tak pernah meminta izin pada atasannya, sehingga Irsyad yakin jika besok ia izin tak masuk pasti di perbolehkan.

"Hana, mulai sekarang kamu gak perlu kerja lagi. Kamu tinggal di rumah ini, besok kami kenalkan pada mama, aku yakin mama setuju, setelah itu kita atur pernikahan kamu dengan mas Irsyad," ucap Sandra.

"Iya, Bu." jawab Hana singkat.

"Kamu jangan panggil aku Bu lagi dong, panggil Mbak aja karena setelah ini kamu akan jadi istri kedua suami aku. Kalau nanti kamu melahirkan dan punya anak dari suami aku, anak itu juga harus panggil aku ibu," ucap Sandra.

Hana menganggukan kepala, hatinya terasa sakit membayangkan pernikahan yang tak pernah ia inginkan. Melihat sikap Irsyad yang dingin pun membuat Hana harus membuang jauh-jauh harapannya untuk memiliki rumah tangga yang selama ini ia impikan. Rumah tangga yang bisa membawa kebahagiaan, ketenangan, kenyamanan, serta keberkahan.

"Ya Allah, apa aku bisa mundur? Aku tak ingin pernikahan ini. Aku tak ingin berbagi suami, berbagi anak, dan yang pasti di dalam rumah ini aku tak akan mendapat kasih sayang dari seorang suami," gumam Hana dalam hati.

Malam ini Hana tidur di ruang tamu, tetapi matanya tak bisa terpejam. Sementara di kamar lain, Irsyad dan Sandra sedang berbincang.

"Bagaimana dia bisa setuju, bukankah kamu bilang dia beberapa kali menolak?" tanya Irsyad.

"Aku jebak dia, Mas. Kemarin kan aku sudah cerita sama kamu tentang rencana itu, ternyata berhasil dan akhirnya dia setuju menikah dengan kamu," ucap Sandra.

Irsyad menghela nafas dan menatap Sandra, sedikit kecewa dengan apa yang dilakukan istrinya itu. "Bukankah kamu bilang Hana itu yatim piatu, kenapa pakai cara setega ini untuk menjebaknya dalam masalah pernikahan kita?"

"Justru itu, karena dia yatim piatu, tak punya sanak saudara, sebatang kara. Jadi kalaupun di jebak tidak ada yang membelanya, tidak ada yang menolongnya, akhirnya dia tidak punya pilihan untuk setuju dengan syarat dariku," jawab Sandra begitu santai tanpa merasa bersalah.

"Apa kamu tidak kasihan? Dia karyawan mu yang jujur dan baik, dia tidak menginginkan aku, dia tidak menginginkan pernikahan ini, pasti dia merasa tertekan," ucap Irsyad.

"Udahlah, Mas. Jangan pikirin dia terus, paling sedihnya cuma sebentar. Nanti kalau hidup di rumah ini semua kebutuhannya kita cukupi, dia pasti senang lagi. Selama ini dia hidup susah, tidur di kasur lantai tipis samping gudang. Setelah sama kita hidupnya akan lebih baik walaupun harus jadi istri kedua," ucap Sandra.

Sandra tak membahas kontrak pernikahan dengan Hana, sebab ia tahu Hana pasti keberatan dengan kontrak pernikahan semacam itu, apalagi jika ia harus meninggalkan buah hatinya setelah kontrak berakhir. Akhirnya Sandra pun berubah pikiran, ia tak membuat kontrak pernikahan dengan Hana. Namun, menyembunyikan Hana sebagai istri siri suaminya, tetapi bersandiwara memperlakukan Hana dengan baik, dan setelah Hana melahirkan anak dari suaminya, maka anak itu akan tercatat dalam kartu keluarga dan akte sebagai anak Sandra dan Irsyad. Kemudian, Sandra bisa dengan mudah mengusir Hana karena tak punya dokumen sebagai istri dan ibu secara hukum negara.

"Sandra, apa kamu tidak cinta padaku sampai sesantai itu kamu mengurus pernikahanku dengan wanita lain? Apa kamu tidak sedih, apa kamu tidak cemburu?" tanya Irsyad.

Tak ada jawaban dari Sandra, yang terdengar hanya dengkuran halus. Ternyata Sandra sudah terlelap dalam tidurnya, Irsyad menghela nafas karena ia tak bisa tidur memikirkan pernikahannya, sementara istrinya seperti tak ada beban, tidur dengan begitu nyenyak.

Irsyad membuka laptopnya, lalu mengerjakan pekerjaan kantor, setelah itu mengirim email ke atasannya meminta izin besok tak masuk kerja. Waktu terus bergulir, tak terasa malam semakin larut, tetapi Irsyad belum bisa tertidur. Pikirannya kusut memikirkan pernikahan kedua yang tak diinginkan itu, sementara Sandra terlihat sangat lelap tanpa beban. Irsyad turun dari ranjang, lalu berjalan keluar kamar menuju dapur untuk mengambil air minum karena ia merasa haus.

Saat kakinya melewati kamar tamu, sayup-sayup terdengar suara merdu yang tak pernah ia dengar sebelumnya. Irsyad menghentikan langkahnya di depan pintu kamar tamu yang ditempati Hana, lalu menempelkan telinganya pada daun pintu, hingga suara merdu itu semakin jelas terdengar.

"Dia ngaji malam-malam, apa suara murotal dari HP lupa di matikan?" gumam Irsyad.

Lelaki tampan itu membuka pintu yang ternyata tak di kunci, setelah itu terlihatlah Hana sedang duduk diatas sajadah menggunakan mukena sambil membaca ayat suci Al-Quran dengan begitu merdu.

"Sepertinya dia gak bisa tidur memikirkan pernikahan ini," gumam Irsyad dalam hati.

Ia merasa kasihan pada Hana, sebab ia tahu Hana wanita baik-baik, tidak seharusnya gadis sebaik itu terseret dalam permasalahan rumah tangganya.

Irsyad kembali menutup pintu kamar itu, lalu melanjutkan langkahnya menuju dapur dan mengambil air minum.

"Apakah aku bisa menjalankan pernikahan seperti ini ya Allah? Ridho kah engkau jika pernikahan ini saja berawal dari sebuah jebakan?" gumam Irsyad dalam hati.

Lelaki itu meneguk air dalam gelas, lalu memejamkan mata. Kepalanya terasa berdenyut memikirkan rencana pernikahan kedua untuknya.

"Aku tidak tega pada Hana, tapi aku juga tidak bisa menolak keinginan Sandra. Aku harus bagaimana?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
puas2in j km sekarang sandra sama otak licikmu itu.memanh benar Hana g punya siapa2 tapi km lupa Hana punya Allah yg selalu melindunginya dan jg sampe km menyesal nantinya yah
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 9. Kenyataan Pahit

    "Sepertinya mama menyukai Hana." gumam Sandra dalam hati.Tanpa ia sadari ada rasa iri dan cemburu saat melihat sang mertua tampak menyukai madunya, selama ini Nur selalu baik pada Sandra. Namun, Sandra yang kurang menghargai kebaikan mertuanya itu, tapi sekarang saat sang mertua terlihat menyukai Hana, hatinya terasa terusik."Sandra, ada apa?" tanya Irsyad melihat sang istri melamun. Ia pikir Sandra sedang memikirkan pernikahannya dengan Hana, mulai menyesali keputusannya. Namun, ternyata yang ada di pikiran Sandra bukan itu."Eh ... Gak apa-apa, Mas. Ijab kabul sudah selesai, kamu dan Hana sudah sah menjadi suami istri. Sekarang waktunya tamu menikmati hidangan," ucap Sandra mengalihkan pembicaraan.Para tamu yang hadir dalam acara tertutup itu pun menikmati hidangan yang sudah di sediakan. Salah satu tamu yang hadir adalah atasan Irsyad, sebagai asisten CEO, ia menceritakan masalah rumah tangganya pada atasannya itu.Irsyad menjauh dari Hana yang masih terlihat memaksakan senyum,

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 8. Restu Mama

    "Assalamualaikum," ucap Irsyad, Sandra, dan Hana.Mereka mendatangi rumah yang didiami Nur selama ini, untuk memperkenalkan Hana kepada wanita paruh baya itu. "Waalaikumsalam," terdengar jawaban dari dalam, tak lama kemudian pintu terbuka."Irsyad, Sandra. Kalian datang gak kasih kabar dulu," ucap Nur, lalu mempersilahkan anak dan menantunya masuk, tetapi saat Irsyad dan Sandra sudah masuk tatapan Nur tertuju pada seorang gadis cantik memakai gamis berwarna pastel dan kerudung berwarna senada, gadis itu berdiri sambil menunduk di belakang Sandra dan Irsyad. "Ini siapa?""Ini Hana, calon istri kedua mas Irsyad, Mah," ucap Sandra seraya merangkul Hana.Hana memberanikan diri mengangkat wajahnya, menatap Nur sekilas seraya melengkungkan senyumnya. Lalu gadis itu meraih tangan Nur dan menciumnya, kebiasaan yang tak bisa ia hilangkan, mencium tangan orang yang lebih tua."Irsyad, ini beneran?" tanya Nur."Kami akan jelaskan di dalam, Mah," ucap Irsyad.Nur menganggukan kepala, lalu mereka

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 7. Liciknya Sandra

    "Ayo kita makan dulu, Han. Nanti selesai makan baru kita bahas masalah pernikahan kamu dan mas Irsyad," ucap Sandra dengan nada ramah dan penuh dengan senyuman.Hana mengangguk dan duduk di samping Sandra, ia merasa sangat canggung dalam situasi tersebut. Sementara Irsyad mengepalkan tangannya di bawah meja, ia tak habis pikir mengapa istrinya bisa begitu tenang dan tak sedih membahas pernikahan ia dengan wanita lain."Mas kok makannya cuma sedikit, ini kan makanan favorit kamu," ucap Sandra saat melihat makanan di piring suaminya hanya sedikit."Aku gak nafsu makan," jawab Irsyad singkat dengan nada dingin. Ia terbiasa mengambil makanan sendiri tanpa dilayani Sandra, tetapi biasanya dengan porsi lebih banyak.Hana pun hanya menyendok sedikit makanan ke piringnya, sejak kejadian tadi siang di pabrik sebenarnya Hana sudah tidak punya nafsu makan. Ia terus memikirkan apakah keputusan yang ia ambil benar atau kesalahan yang fatal. Namun, Hana tetap memaksakan makan walau sedikit, sebab i

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 6. Terpaksa Setuju

    "Ke ruangan saya, kita bicara berdua saja!" ucap Sandra.Hana menganggukan kepala, ia tidak punya bukti yang cukup untuk membela diri membuktikan jika ia tidak bersalah dalam kejadian itu. Rekaman cctv yang menunjukan ia memberikan kunci pada lelaki tak di kenal malah semakin menyudutkannya, membuat semua orang percaya jika Hana berkomplot dengan para pencuri."Jika rekaman cctv itu di berikan pada polisi, pasti polisi juga mengira aku memang berkomplot dengan pencuri itu. Kenapa ada kejadian seperti ini ya Allah, bagaimana aku membuktikan jika aku tidak bersalah?" gumam Hana dalam hati sambil berjalan menuju ruang kerja Sandra.Sesampainya di ruang kerja Sandra, suasana masih terasa tegang. Sandra meminta Hana duduk, gadis cantik itu pun langsung menuruti perintah atasannya."Hana, kenapa kamu melakukan semua ini. Keluar dari pekerjaan dan mencuri banyak sekali barang, sekarang dimana kamu dan pencuri itu sembunyikan barang-barang itu?" tanya Sandra masih berpura-pura menjadi korban.

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 5. Fitnah

    Sejak Sandra meminta Hana untuk jadi istri suaminya, Hana mulai tak nyaman saat bekerja. Sandra terus membujuk Hana dengan berbagai cara, tetapi Hana tetap tak mau menjadi madu atasannya itu. Hingga akhirnya Hana memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut."Aku harus melakukan sesuatu, sebelum Hana benar-benar pergi," gumam Sandra setelah menerima surat pengunduran diri dari Hana.Keesokan harinya. "Han, kamu serius mau berhenti kerja?" tanya Sandra."Iya, maaf Bu. Saya tak nyaman karena ibu terus meminta saya jadi istri kedua suami ibu," jawan Hana jujur."Kalau sudah seperti ini saya tidak bisa memaksa, semoga kamu dapat kerjaan lain yang lebih nyaman. Hari ini kamu masih kerja, kan. Tolong ikut pak Amir untuk mengecek bahan produksi, katanya ada kendala di jalan," ucap Sandra.Hana mengangguk dan menuruti perintah atasanya, gadis cantik itu pun pergi bersama salah satu supir yang biasa mengirim barang. Namun, sebelum pergi dengan pak Amir, Hana mengambil tasnya di

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 4. Istri Untuk Suami

    "Iya, Mas. Biar aku yang carikan wanita yang mau nikah kontrak dan melahirkan anak untuk kita," ucap Sandra."Sandra, ini bukan solusi yang baik. Wanita yang mau menikah kontrak seperti itu, pasti bukan wanita baik-baik, aku tidak mau punya anak dari wanita yang seperti itu," tolak Irsyad."Ini satu-satunya solusi untuk kita, Mas. Dari pada kamu nikah sama wanita yang di pilih mama kamu, pernikahan itu pasti sungguhan. Aku gak bisa berbagi cinta selamanya dengan wanita lain," ucap Sandra.Irsyad menekan pangkal hidungnya, ia benar-benar pusing dengan situasi yang ada. Irsyad bukan lelaki yang mudah dekat dengan sembarang wanita, apalagi jika harus menikah."Mas, kalau kamu cinta sama aku, ikuti saja semua rencanaku. Dengan menikah kontrak kamu tidak perlu berbagai cinta dengan wanita lain dan kita akan punya anak," ucap Sandra.Irsyad menghela nafas, lalu beranjak ke kamar mandi. Ia membasuh wajah nya, matanya memerah ia sudah tak tahu lagi harus berkata apa.Sementara Sandra sedang m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status