Share

LUKA 19

Para pria itu tertawa kemudian. Relasi Mas Dipta ternyata orang penting di perusahaanku. Entah apa yang dia katakan, yang pasti ini bukan hal yang baik.

"Ya, sudah meeting sudah mau di mulai, Kay jangan lama-lama hahahaha," ucap Pak Restu. Setelah bersalaman kedua atasanku itu pun beranjak ke ruang meeting.

"Mas Gila," ucapku kesal. Pria itu hanya tertawa.

"Cintamu yang membuat mas gila. Aku jatuh cinta padamu lagi dan lagi. Sedetikpun mas tak bisa menghilangkan bayangmu dalam benakku. Katakan padaku, kau apakan diriku. Hinggga hanya ada kamu yang setiap waktu hadir dalam anganku," ucap Mas Dipta.

Aku tak menjawab apapun, menatapnya kesal kemudian beranjak. Tanganya dengan cepat menahanku.

"Aku tak apa-apa hanya luka kecil, tak perlu mengkhawatirkan diriku."

Aku mengibaskan pegangannya, kemudian beranjak. Mas Dibta tertawa, dia benar-benar sudah gila. Semua peserta meeting sudah memenuhi ruangan, nampak Pak Ryan pun sudah duduk di mejanya. Kupercepat langkahku menu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status