Share

Luka Sang Bidadari
Luka Sang Bidadari
Penulis: Opiprihandayani

Cinta Pertama

"Alina bagaimana keputusan kamu nak?" Tanya sang ibu menatap putrinya.

"Maafin Alina yah Bu, aku menolak lamaran mas Salim. " jawab Alina dengan tatapan kosong.

"Kenapa nak?"Tanya Kembali sang ibu lirih

"Ini sudah lamaran kesekian kali dari seorang pria namun kamu tetap saja menolaknya," ujar Bu asih menunduk dan menitikan air mata didepan Putri semata wayangnya tersebut.

"Aku mohon bu jangan paksa aku menikah apalagi dengan pria yang tidak aku kenal sama sekali" ucap Alina memohon

"Tapi dia anaknya baik, sopan, juga mapan terlebih dia adalah lulusan sarjana dan paham agama sangat cocok untuk kamu nak." papar Bu asih memberikan pengertian pada putrinya itu.

Kini Alina sudah berusia 27 tahun, usia yang menurutnya masih sangat muda. karena dia belum memikirkan bagaimana melanjutkan langkah dalam sebuah pernikahan. ada rasa trauma yang masih sangat menyisakan luka dalam dirinya, di saat masa kecil yang begitu sangat indah bahkan, orang yang dianggap sebagai cinta pertama dalam hidupnya dialah orang yang paling menyakiti dan membuat luka batin yang teramat dalam hingga sampai sekarang.

"Aku mohon Bu, jangan paksa Alina menikah." ucap Alina kembali memohon dengan mata berbinar.

"Sudahlah terserah kamu ibu capek dengan kemauan kamu yang tidak pernah mengerti keadaan kita, kamu anak ibu satu-satunya dan ibu hanyalah seorang janda sederhana yang hidup sendirian, ibu takut meninggalkan kamu sebelum bisa melihat kamu bahagia." papar Bu asih menunduk pasrah dengan keputusan anaknya.

Alina pun langsung memeluk erat Bu asih dia tahu betapa hancurnya hati ibunya, ketika tahu bahwa keputusan Alina tidak ingin menikah dengan siapapun hanya karena ingin terus bersama ibunya. 

Sudah hampir 17 tahun Dia tinggal bersama sang ibu hanya berdua di rumah petak yang sangat sederhana ibunya hanya bekerja sebagai buruh cuci yang tidak memiliki penghasilan tetap, sedangkan Alina Dia sekarang sudah bekerja di sebuah toko gamis di daerah Bogor. Alina sendiri masih belum memikirkan bagaimana dia ingin berumah tangga karena masa kecil yang begitu sangat menyakitkan untuknya.

17 tahun yang lalu, dia memiliki keluarga yang sangat bahagia dengan kedua orang tua yang lengkap dan mencintai dia lebih dari apapun, kehidupan alina bisa dikategorikan sebagai kehidupan yang cukup dari segi ekonomi. Alina begitu sangat mengagumi ayahnya karena sang ayah yang sangat mencintai ibunya dengan setulus hati.

Ayahnya adalah sosok yang sangat romantis, seringkali Alina merasa kagum dengan seorang pria yang menjadi cinta pertama dalam hidupnya, karena bagi seorang anak perempuan ayahlah yang menjadi garda terdepan sebagai pelindung baginya.

Bahkan dulu saat Alina masih berusia 10 tahun dia pun bermimpi jika suatu saat nanti dia bisa menemukan seorang pria yang seperti sang ayah, yang bisa mencintai keluarga dan bertanggung jawab penuh terhadap anak dan istrinya.

Akan tetapi kebahagiaan itu tidaklah lama, saat ayahnya mendapatkan jabatan tinggi di kantor sebagai seorang manajer dia menjadi gelap mata dan lupa bagaimana berkumpul bersama keluarga.

Ayahnya jarang sekali pulang ke rumah bahkan, menanyakan kabar lewat telepon pun tidak pernah, sehingga membuat ibunya mulai curiga karena selama ini ayahnya tidak pernah bersikap seperti itu. Hingga suatu hari, ayahnya pergi selama hampir satu minggu tanpa kabar bahkan Alina dan ibunya mencari keberadaan sang ayah yang entah ada di mana.

Dan setelah satu minggu kepergiannya ternyata dia kembali bersama seorang wanita cantik yang sedang hamil besar. saat itu hati ibunya begitu sangat hancur, bahkan Alina hanya bisa bersembunyi di balik pintu kamar dan melihat secara langsung bagaimana pertengkaran dan perlakuan sang ayah yang begitu sangat dihormati selama ini.

***

"Aku mau cerai!!! Kita pisah" teriak sang ayah mengambil semua barang-barang miliknya.

"Jangan Mas kasihan Alina, dia putri kita satu-satunya mas." ucap sang ibu sambil memeluk kaki ayahnya.

"Kamu urus saja dia sendiri dan jangan pernah ganggu aku lagi dengan istriku!!!" Ayahnya melepaskan pelukan sang istri dan pergi meninggalkan Asih serta Alina begitu saja.

"Ibuuuuuu." teriak Alina lirih seolah merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya.

Sang ibu terus memeluk Alina dengan erat dalam dekapannya dan terus menangis, menatap sosok suaminya dan istri keduanya yang sudah pergi jauh dari pandangannya.

"Maafin ibu yah nak, ibu janji akan selalu disamping kamu terus membesarkan kamu dengan cinta" ucap sang ibu mencium kening Alina.

"Aku benci ayah!!! Aku benci lelaki jahat!" Lirih Alina terus memanggil ayahnya.

Sejak saat itu kehidupan Alina berubah drastis Alina dan sang ibu harus meninggalkan rumah yang sangat mewah hanya karena rumah ini telah dijual oleh ayahnya, dan agar sang ayah memiliki rumah baru bersama istri keduanya Alina dan ibunya harus pergi meninggalkan rumah yang banyak sekali menyimpan kenangan indah saat dia dulu menjadi keluarga kecil yang sangat bahagia. Dimana dia dan sang ayah seringkali berlarian di sekitar rumah bahkan rasa cinta itu masih sangat terasa bagaimana pelukan dari seorang ayah, dan takutnya ketika Alina sedang sakit membuat Alina tidak percaya dengan sikap ayahnya yang sekarang.

Alina terus menatap kosong setiap ruangan yang ada di rumah itu termasuk foto keluarga dia yang begitu sangat ceria.

"Aku benci ayah!!"pekik Alina

"Aku gak mau ketemu ayah!" teriak Alina

"Aku gak mau menikah seperti ibu dan ayah"  ucap Alina yang terus saja menatap foto ayahnya. 

Alina dan ibunya perlahan meninggalkan rumah mewah yang dulu mereka tempati, sang ibu mencoba untuk membuat Putri tunggal itu bisa bahagia dan mengikhlaskan semua yang telah terjadi, dia berharap bahwa kelak di saat nanti Alina dewasa dan bisa mendapatkan kebahagiaan dia yang baru. Alina sangat trauma dengan masa kecilnya yang harus berpisah dari ayahnya sendiri karena sebuah perselingkuhan yang selama ini ada dalam hubungan pernikahan ibu dan ayahnya.

Alina dan ibunya terpaksa pergi ke daerah Bogor, di sana adalah tempat yang paling nyaman dan jauh dari keramaian, dan berharap Alina akan bisa melupakan semua yang telah dia lihat di mana kedua orang tuanya bertengkar hebat dan memilih untuk saling berpisah.

Alina yang semula adalah sosok gadis yang paling ceria dan juga paling bahagia seketika berubah menjadi gadis yang sangat pemurung bahkan seringkali dia menutup diri di kamar dan enggan bermain dengan teman-temannya dia merasa malu karena teman-temannya memiliki keluarga yang sangat bahagia dengan kedua orang tua yang lengkap dan kasih sayang dari seorang ayah sedangkan dirinya, sama sekali sudah kehilangan semua itu.

Alina kembali membuka tas dan melihat foto dia dengan sang ayah yang saat itu sangat berbahagia, Alina menganggap bahwa ayahnya adalah cinta pertama dalam hidupnya bahkan yang membuat dia begitu sangat bersemangat menjalani kehidupan namun ternyata sang ayah bisa berubah menjadi orang yang paling jahat dan paling dia benci seumur hidupnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status