Alina mulai bisa mengikhlaskan semuanya dia dan sang Ibu memutuskan untuk memulai kehidupan baru yaitu Alina akan menikah dengan Raka dan sang Ibu akan tetap tinggal sendirian di Bogor. Dia berjanji untuk akan baik-baik saja agar putrinya tidak terlalu khawatir. Beragam persiapan telah dilakukan dari mulai proses acara lamaran secara resmi dan persiapan untuk pernikahan. keluarga Raka begitu sangat menerima kehadiran dari keluarga Alina karena mereka sendiri menganggap meskipun memang Alina memiliki latar belakang yang kurang baik dia akan tumbuh menjadi seorang menantu idaman di keluarga terlebih Raka adalah anak pertama.Alina memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya karena dia harus ikut Raka tinggal di Jakarta bersama keluarganya, Alina sadar tidak selamanya seorang perempuan harus bekerja karena ada tugas yang paling mulia yaitu menjadi seorang istri dan juga seorang ibu dalam keluarga awalnya memang Alina sangat takut jika seorang wanita tidak bekerja dan tidak memiliki peng
Wanita cantik itu terus saja memandangi foto Raka betapa kesalnya dia setelah datang ke pernikahan pria yang baru saja ingin dijodohkan dengan dia namun ternyata memilih wanita yang sangat sederhana bahkan jauh dari apa yang dipikirkan oleh Alisia."Kenapa kamu milih dia sih Raka!!!!" ucap tegas Alisia dengan emosi."Harusnya kamu pilih aku bukan wanita miskin itu!" Teriak Alisia yang terus saja menyalahkan Raka atas semua kesedihan yang ada dalam dirinya.Alisia pernah jadi bagian hidup Raka Hardiman dia adalah salah satu orang yang begitu sangat mencintai Raka secara diam-diam bahkan ketika dia tahu bahwa kedua orang tua Raka dan papahnya akan menjodohkan dia. betapa bahagianya hati Alisia saat tahu akan dijodohkan oleh seorang pria yang sangat dia cintai sejak dulu namun, ternyata perjodohan itu seketika dibatalkan karena Raka memutuskan untuk menikah dengan calon istrinya. Hati Alisia begitu sangat sakit dan kecewa dia kalut dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan pada Alisia R
Malam itu Raka menghabiskan waktu bersama Alina istrinya, hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya karena Alina adalah sahabat kecil Raka, sehingga mereka masih terasa canggung dan malu, terlebih Raka dan Alina sebelum menikah tidak menjalani pacaran terlebih dulu sehingga wajar saja Alina dan juga Raka masih tidak paham harus bagaimana.Tapi untunglah maka adalah pria yang sangat tenang sehingga dia mampu membuat istrinya merasa nyaman menikmati satu malam yang indah setelah mereka sah menjadi suami istri.Pagi ini Alina menatap pria yang begitu sangat ia cintai setelah pernikahannya usai. Raka yang masih terbaring di tempat tidur di samping Alina dia begitu sangat tampan dan membuat Alina tidak berhenti bersyukur bisa dipertemukan dengan suami sebaiknya Raka.Ternyata pernikahan memang tidak seburuk yang Alina pikirkan, atau mungkin memang karena ini baru awal sehingga dia masih belum tahu apa saja masalah dalam pernikahan. tapi, apapun yang akan terjadi kedepannya Alina selalu
"wah kak Alina rajin sekali pagi-pagi sudah masak," ucap Nasya yang menghampirinya kedapur, karena tertarik dengan aroma masakan yang sangat lezat."Jangan gangguin istri aku yah,"sahut Raka yang tiba-tiba saja memeluk istrinya didepan sang adik.pipi Alina pun merona dan merasa malu didepan Nasya."Haduh pengantin baru, mesra-mesraan terus nih semoga aja Nasya cepet punya ponakan baru," ujar Nasya sambil mengangkat kedua tangannya berdoa."Haduh pagi-pagi sudah rame ada apa sih?" Celoteh nyonya Karin yang melihat anak dan menantunya di dapur."Maaf Tante pasti menganggu yah suara aku," ucap Alina menunduk."Kok masih manggil Tante sih kak kan ini mama kakak juga," sahut Nasya menatap Alina."Iya Alina mama kan sudah jadi ibu mertua kamu jadi kamu harus terbiasa bilang mama," ujar nyonya Karin tersenyum pada menantunya.Alina kembali melanjutkan masakannya, Nasya bersiap-siap pergi kesekolah, dan sang mama kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya.Raka hanya tersenyum memandang is
Alina dan juga Raka berpamitan kepada kedua orang tua mereka untuk pergi menemui Bu Asih, Raka dengan sigap selalu saja memperlakukan Alina dengan sangat istimewa. Alina merasa bahagia dan dia tidak pernah sedikitpun kehilangan sosok Raka dalam hidupnya karena semua masih tetap sama Raka tidak pernah berubah sejak dulu hingga sekarang semuanya tetap menjadi diri dia yang selalu membuat Alina jatuh cinta."Makasih banyak ya mas kamu sudah mau menuruti apapun yang aku mau termasuk menemui ibu, "ucap alina sambil memandang wajah suaminya.Raka pun mengambil tangan sang istri dan menaruh di dekat dadanya sesekali dia mencium tangan Alina dan memperlihatkan senyum bahagia untuk sang istri."Ibu kamu itu adalah Ibu aku juga dan kebahagiaan istri aku adalah kebahagiaan aku juga jadi aku tidak akan membiarkan istri aku sedih hanya karena dia merindukan ibunya, "jawab Raka membuat alina semakin lelah ternyata, setelah menikah Raka malah semakin romantis terhadapnya dia tidak menyangka sahabat
Bu asih berharap jika suatu saat nanti Alina tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang diberikan dirinya untuk sang anak, dia tidak akan pernah membenci ibunya karena mau bagaimanapun Bu asih hanya ingin menyatukan kembali tali ikatan antara anak dengan ayahnya .dia tahu Mas Adam adalah pria yang baik dia hanya sedang khilaf mencintai wanita yang salah menelantarkan istri, dan anaknya namun dibalik itu semua pasti ada rasa penyesalan terhadap Alina karena mau bagaimanapun Alina adalah anak pertama dia yang sangat dia cintai selama ini bahkan kehadiran Alina begitu sangat ditunggu oleh dia selama bertahun-tahun.Bu asih dengan sang suami Mas Adam tidaklah mudah untuk mendapatkan anak karena mereka harus menunggu selama hampir 5 tahun penantian agar dia bisa merasakan rasanya mengandung Alina dalam rahimnya namun, sang suami tetap saja setia ada di samping dirinya tanpa pernah sedikitpun meninggalkan dia. Oleh sebab itu sejak kehamilan Alina hingga melahirkan dia diperlakukan bak s
Setelah cukup puas 3 hari di rumah sang Ibu Alina dan Raka terpaksa harus kembali ke Jakarta, karena ada beberapa kerjaan yang harus Raka selesaikan sehingga dia meminta Alina untuk ikut dengannya. Namanya juga pengantin baru masih sangat cinta-cintanya rasanya sulit sekali berada jauh dari sang istri itulah yang terus membuat Raka berpikir tidak akan pernah mungkin meninggalkan alinea sendirian ataupun dirinya tanpa Alina di sisinya.Alina dan Raka berangkat pagi hari dia pun berpamitan kepada Ibu mertuanya dan Alina juga berpamitan kepada sang ibu dia mencium tangan ibunya serta memeluk dengan sangat erat sebuah perpisahan yang sangat menyakitkan bagi seorang putri yang baru saja menjalani bahtera rumah tangga bersama suaminya.Bu asih mencoba untuk menguatkan anaknya Alina bahwa semuanya akan tetap baik-baik saja dia selalu akan ada di samping sang anak jika memang selalu dibutuhkan karena dia tahu Alina masih tetap ada rasa khawatir yang terus menghantuinya terlebih ketika dia men
"sudah jangan mengobrol terus Raka lapar banget ni ma, Mama masak nggak? " Ucap Raka memberikan kode agar alina bisa beristirahat setelah perjalanan lama dari Bogor ke Jakarta ."Tentu saja dong aku sama mama udah masakin menu spesial buat kak Alina dan juga kak Raka jadi kita hari ini bisa makan bersama, "celoteh Nasya dengan bahagia."Oh iya Mama hampir lupa Kamu kan punya rumah sendiri, apakah kamu dan Alina akan secepatnya tinggal di sana? kalau Mama sih terserah kalian mau tinggal di sini ataupun menempati rumah sendiri itu tetap boleh, "ucap sang Mama sambil menyiapkan piring makan."Yah, jangan cepet-cepet pindah dong dari sini nanti aku kesepian lagi kalau nggak ada kak Alina juga kak Raka, sudah bertahun-tahun aku tidak pernah merasakan suasana seperti ini, "keluh Nasya.Alina sangat terkejut mendengar kejutan yang diucapkan oleh Mertuanya, ternyata memang Raka sampai mempersiapkan semua itu untuk menyambut istrinya, Alina memang sangat beruntung dia bertemu dengan pria yan