Share

112 — Kalender Abad ke-21 di Majapahit

Author: Dualismdiary
last update Last Updated: 2025-10-16 09:13:41

Empat hari telah berlalu sejak malam di pelabuhan. Setiap hari adalah penyiksaan bagi Alesha. Ia harus menjaga penampilan sebagai Rakryan Tumenggung yang cakap, menyusun laporan, dan menghadiri rapat, sementara di dalam dirinya, ia menghitung detik-detik kedatangan siklus. Jika siklusnya terlambat, itu berarti kepastian yang harus ia hadapi.

Pagi itu, Alesha mengambil risiko besar. Ia berada di ruangan kerjanya di kompleks kepatihan—ruangan yang seharusnya menjadi benteng terakhir privasinya.

Lontar-lontar laporan resmi ia singkirkan. Di hadapannya kini terbentang selembar lontar lain yang tampak mencolok. Bukan karena bahan dasarnya, tetapi karena isinya.

Alesha sedang memaksakan ketenangan seorang auditor untuk menganalisis risiko kehamilan. Ia telah mengambil pena bulu dan, alih-alih menggunakan Aksara Kawi atau Pallawa, ia menulis menggunakan aksara paling akrab di benaknya: Huruf Alfabet Latin.

Ia membagi lontar itu menjadi tujuh kolom, menandai hari-hari: M, S, S, R, K, J, S (Mi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MAHAPATIH DARI MASA DEPAN : Dark Romance di Istana Majapahti   115 — Tata Laksana Baru dan Kedekatan yang Terkutuk

    Pelantikan Mahapatih Gaja Mada berlangsung khidmat, sebuah ritual kuno yang mengukuhkan Alesha sebagai orang kedua paling berkuasa di Wilwatikta. Setelah upacara, ia segera dipindahkan ke Kediaman Mahapatih—sebuah kompleks luas yang terletak di jantung Istana, bersebelahan dengan kediaman Raja sendiri.Secara politis, ini berarti jarak antara dirinya dan Arya Wuruk kini nyaris tiada. Secara pribadi, Alesha merasa tercekik.Alesha mengesampingkan kekhawatiran pribadinya untuk sementara. Sebagai Mahapatih Gaja Mada yang baru, ia harus segera membuktikan diri kepada faksi Rakryan yang menentangnya. Ia tidak bisa langsung bicara ekspansi; ia memilih fokus pada tata laksana yang efektif, bidang di mana naluri auditornya unggul.Di ruang kerjanya yang baru, ia tidak menyusun taktik pertempuran, melainkan bagan alur kerja yang jauh lebih modern.Dalam beberapa minggu pertamanya, para Rakryan dikejutkan dengan reformasi yang aneh tapi efektif. Gaja Mada, yang terkenal dingin, ternyata fokus p

  • MAHAPATIH DARI MASA DEPAN : Dark Romance di Istana Majapahti   114 — Benih Sejarah

    Suasana di kediaman Arya Tadah, Mahapatih tua yang telah mengabdi puluhan tahun, diselimuti aroma dupa dan rempah obat yang pekat. Udara terasa berat, bukan hanya karena sakit yang diderita sang Mahapatih, tetapi juga karena ketegangan politik yang menggantung.Raja Arya Wuruk duduk di sisi ranjang Arya Tadah, dikelilingi oleh para Rakryan terkemuka—termasuk Alesha, yang kini menjabat sebagai Rakryan Tumenggung Gaja Mada. Alesha berdiri tegak, jubahnya menutupi rasa cemas yang ia pendam sejak Arya Wuruk menyalin kalender pribadi miliknya.Arya Tadah tampak kurus, namun matanya yang tua masih bersinar tajam. Setelah menarik napas panjang, ia mengangkat tangan lemahnya."Paduka Raja," kata Arya Tadah, suaranya parau namun tegas, memecah keheningan. "Waktu hamba telah tiba. Tubuh ini telah menjadi terlalu lemah untuk menopang beban Wilwatikta. Hamba mohon... izinkan hamba untuk purna tugas."Permintaan pensiun itu disambut oleh desahan rendah dari para bangsawan. Mereka tahu, kepergian A

  • MAHAPATIH DARI MASA DEPAN : Dark Romance di Istana Majapahti   113 — Jadwal Cinta di Atas Lontar

    Alesha membeku di bawah sentuhan Arya. Bisikan sang Raja yang lembut namun penuh kepemilikan (“meragukan cintaku... itu akan menjadi hal yang jauh lebih buruk”) terasa seperti racun yang lebih mematikan daripada ramuan Tiongkok yang tersembunyi.Ia sadar, berbohong tentang "logistik asing" hanya menunda kehancuran. Arya telah melihat huruf Alfabet. Ia tidak bisa lari dari fakta bahwa Aksara Kawi adalah bahasa keraton, dan tulisan yang ia sembunyikan itu berasal dari dunia Alesha.Satu-satunya cara untuk meredakan kecurigaan Arya adalah dengan mengakui sebagian kebenaran.Alesha menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan keberaniannya—keberanian yang sama yang ia gunakan saat memimpin pasukan di medan perang. Ia menjauhkan tangannya dari lontar, membiarkan Arya melihat tulisan 'M, S, S, R' dan lingkaran-lingkaran di bawahnya."Paduka," kata Alesha, suaranya pelan dan malu, namun dipaksa stabil. Ia menundukkan kepala, menghindari tatapan Raja yang tajam. "Ini... ini memang bukan perhitunga

  • MAHAPATIH DARI MASA DEPAN : Dark Romance di Istana Majapahti   112 — Kalender Abad ke-21 di Majapahit

    Empat hari telah berlalu sejak malam di pelabuhan. Setiap hari adalah penyiksaan bagi Alesha. Ia harus menjaga penampilan sebagai Rakryan Tumenggung yang cakap, menyusun laporan, dan menghadiri rapat, sementara di dalam dirinya, ia menghitung detik-detik kedatangan siklus. Jika siklusnya terlambat, itu berarti kepastian yang harus ia hadapi.Pagi itu, Alesha mengambil risiko besar. Ia berada di ruangan kerjanya di kompleks kepatihan—ruangan yang seharusnya menjadi benteng terakhir privasinya.Lontar-lontar laporan resmi ia singkirkan. Di hadapannya kini terbentang selembar lontar lain yang tampak mencolok. Bukan karena bahan dasarnya, tetapi karena isinya.Alesha sedang memaksakan ketenangan seorang auditor untuk menganalisis risiko kehamilan. Ia telah mengambil pena bulu dan, alih-alih menggunakan Aksara Kawi atau Pallawa, ia menulis menggunakan aksara paling akrab di benaknya: Huruf Alfabet Latin.Ia membagi lontar itu menjadi tujuh kolom, menandai hari-hari: M, S, S, R, K, J, S (Mi

  • MAHAPATIH DARI MASA DEPAN : Dark Romance di Istana Majapahti   111 — Pelabuhan, Janji, dan Tanda Tanya

    Alesha melangkah cepat, jubah Gaja Mada membungkusnya rapat, namun di dalamnya, jantungnya berpacu seperti genderang perang. Udara Majapahit yang biasanya terasa megah kini terasa mencekik. Ia menyusuri jalan setapak di luar benteng, melintasi persawahan yang sunyi di bawah bulan sabit, hingga akhirnya tiba di jantung peradaban yang berdetak paling kencang: Pelabuhan Wilwatikta.Pelabuhan itu adalah wujud nyata dari kebesaran Majapahit—tempat bertemunya Nusantara dan dunia.Di sini, malam tak pernah benar-benar tidur. Lampu-lampu minyak dan obor dari kapal dagang yang bersandar memantulkan cahaya di permukaan air, menciptakan jalur emas yang bergetar. Aroma garam laut, rempah-rempah, dan kayu basah bercampur dengan suara tawar-menawar dalam berbagai bahasa: Melayu kuno, Tamil, dan aksen asing Tiongkok.Alesha, yang kini menyamar sebagai Gaja Mada, berjalan menuju area pedagang asing, tempat transaksi yang lebih tersembunyi terjadi.Dia segera menemukan seorang pedagang Tiongkok, bertu

  • MAHAPATIH DARI MASA DEPAN : Dark Romance di Istana Majapahti   110 — Racun atau Ramuan

    Tubuh Alesha membeku, kengerian modern menyergapnya di jantung abad ke-14. Jika kehamilan terjadi, itu bukan sekadar aib; itu adalah eksekusi bagi penyamaran Gaja Mada dan malapetaka bagi masa depannya. Di Wilwatikta, tidak ada apotek 24 jam yang menjual morning-after pill. Yang ada hanya ramuan warisan, risiko, atau keputusasaan.Ia memaksa dirinya bernapas. Panik harus disembunyikan.Dengan sisa kekuatan yang dimiliki, Alesha mengangkat wajahnya dari dada Arya. Ia menatap Raja itu, matanya berkaca-kaca—bukan karena cinta, tetapi karena kebutuhan mendesak untuk melarikan diri."Aku berjanji, Yang Mulia," bisik Alesha, suaranya terdengar tulus, padahal di dalamnya ada perhitungan dingin seorang auditor yang sedang mencoba menyelamatkan saldo hidupnya. "Kau adalah yang pertama. Dan... yang terakhir."Janji itu, yang bagi Arya adalah ikrar posesif yang ia dambakan, bagi Alesha adalah kunci keluar dari pintu bangsal Raja.Wajah Arya melembut. Ia tampak puas, namun masih ada bayangan kera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status