author-banner
Dualismdiary
Dualismdiary
Author

Novels by Dualismdiary

Terjerat Hasrat Liar Mantan Selingkuhan

Terjerat Hasrat Liar Mantan Selingkuhan

(Cerita bisa mengandung 21+) Meira selalu dikenal sebagai gadis jenius—IQ superior, cantik, dan berprestasi. Namun hidupnya tak berjalan sesuai jalur emas yang diimpikan banyak orang. Di masa SMA, ia pernah menerima cinta seorang adik kelas, Hastan, hanya untuk membalas sakit hati dari pacar lamanya, Octavian. Hubungan itu singkat, terhenti di antara liburan dan aturan keluarga yang ketat. Meira bahkan memutuskan Hastan lewat pesan singkat… dan menghilang. Bertahun-tahun kemudian, Meira bukan lagi gadis piala olimpiade itu. Ia adalah istri yang kehilangan mimpi, ibu dari seorang anak, dan perempuan yang bertahan di pernikahan retak. Saat kembali bekerja sebagai Project Manager di perusahaan instalasi elektronik medis, sebuah proyek membawanya ke rumah sakit militer—dan ke pelukan masa lalu. Hastan kini seorang Letnan Kolonel muda Divisi Siber. Tatapannya tetap sama, namun kali ini lebih berbahaya. Di balik senyum tenangnya, ia memegang rahasia: ponsel Meira sudah ia retas, setiap pesan, panggilan, bahkan momen paling pribadi dalam rumah tangganya ada di genggamannya. Ia tahu kelemahan Meira. Ia tahu apa yang membuatnya menyerah. Dan ia tahu… Meira belum benar-benar lepas darinya. Di antara ikatan pernikahan yang belum resmi berakhir, obsesi yang semakin dalam, dan masa lalu yang tak pernah ditutup, Meira terjebak dalam permainan berbahaya antara cinta, dendam, dan hasrat yang tak pernah padam.
Read
Chapter: EPILOG
Lima tahun berlalu sejak kelahiran Aurelia Maheswara. Mansion itu kini dipenuhi oleh suara tawa dua anak kecil dan aroma masakan Meira. Hastan menepati setiap janji dominannya: Meira sukses dengan startup konsultannya yang berbasis work from home, Hastan tidak pernah memiliki sekretaris wanita, dan cinta mereka semakin gelap dan kuat. Dio, kini berusia sembilan tahun, adalah kakak yang protektif dan cerdas. Sore itu, Meira duduk di ruang keluarga, memeluk Aurelia yang kini sudah berusia lima tahun dan baru pulang dari TK. Aurelia, dengan rambut cokelat ikal dan mata tajam yang persis Hastan, sedang bercerita dengan semangat tentang hari di sekolahnya. "Mama, tadi di sekolah," celoteh Aurelia, menunjukkan bando berwarna-warni di tangannya. "Kami membuat prakarya menghias bando. Lihat, ini punyaku bagus, kan?" "Bagus sekali, Sayang," puji Meira. "Terus, ada teman laki-lakiku. Namanya Jonas," lanjut Aurelia. "Dia kasih bando buatannya yang dihias berwarna pink ini ke aku. Dia bil
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: 190 - Janji yang Ditepati
Waktu berlalu cepat, dipenuhi oleh persiapan Hastan yang tak pernah lelah dan cinta mereka yang semakin kuat. Sembilan bulan berlalu, dan kini adalah H-3 HPL (Hari Perkiraan Lahir) Meira. Hastan benar-benar telah memberikan segala hal yang terbaik untuk Meira. Ia membangun nursery room paling mewah, selalu menemani kelas parenting, dan bahkan secara pribadi memilihkan setiap baju bayi mereka. Meira pun sangat bersyukur dengan Hastan yang selalu menepati janjinya. Kehamilan Meira kali ini sangat berbeda saat ia hamil Dio. Dahulu, Meira lebih banyak mengurus diri sendiri, tidak ada waktu untuk bermanja-manja. Namun, dengan Hastan, Hastan benar-benar menemaninya, membantunya, dan menjaganya—bukan hanya dengan harta, tetapi dengan kehadiran. Satu hal yang tidak berubah: libido Meira benar-benar tinggi selama kehamilan ini. Hastan sangat menyukainya tentu saja, karena ia kerap mendapati Meira tiba-tiba mendudukinya atau berada di atasnya setiap tengah malam, mengklaim Hastan dengan h
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: 189 - Pil Plasebo
Setelah insiden muntah dan tangisan histeris di mansion keluarga Maheswara, Hastan segera membawa Meira dan Dio kembali ke rumah mereka. Hastan menelepon dokter pribadinya yang seorang wanita spesialis kandungan, meminta untuk datang secepatnya. Dio disuruh bermain di ruang keluarga di bawah pengawasan perawat sementara Meira beristirahat di kamarnya, tubuhnya terasa lemas. Tidak lama kemudian, dokter wanita, Dr. Tania, tiba di mansion. Hastan menyambut kedatangan dokter wanita tersebut di pintu, menjelaskan situasinya dengan cepat dan cemas. "Dia sangat sensitif, Dok. Menangis hanya karena cheesecake, dan muntah karena aroma cokelat. Dan, ya, dia sempat menggunakan pil KB," jelas Hastan, tatapannya penuh harapan dan teka-teki. Saat tiba di kamar, Dr. Tania, seorang wanita paruh baya yang tenang, mulai bekerja. Dokter seperti biasa memeriksa tekanan darah Meira, dan detak jantung serta mengajukan pertanyaan mendasar. "Meira, ceritakan apa yang paling mengganggu Anda," tanya Dr
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: 188 - Inisiatif di Kegelapan Dini Hari
Hastan seketika terkesiap. Matanya langsung terbuka, dan jantungnya berdebar kencang. Ia menoleh ke bawah. Di sana, Meira sedang berlutut di sisi ranjangnya, dengan mata yang terlihat setengah tertutup—bukan karena kantuk, melainkan karena hasrat buta di tengah malam. Tubuhnya hanya dibalut kaus longgar, memperlihatkan betapa mendesaknya kebutuhan ini. Meira, tanpa bicara, langsung memajukan kepalanya. Ia mulai mengelus-elus batang Hastan yang baru saja ia bebaskan. Sentuhan lembut dan basah di tengah kegelapan subuh itu sontak membuat Hastan melonjak. Batangnya dengan cepat mengeras sempurna dan berdenyut karena sentuhan itu. Hastan melihat Meira menatapnya dengan penuh gairah; tatapan mata gelap yang menginginkan klaim. Ini adalah momen langka di mana Meira memulai inisiatif seperti ini, sebuah kejutan yang mematikan bagi Hastan. "Mmmh, kitten," geram Hastan, merasakan sentuhan Meira yang kini semakin berani. Lalu, Meira tidak membuang waktu. Ia mulai memasukkan batang Has
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: 187 - Pelarian ke Kepulauan Rahasia
Tanpa menunda, segera setelah resepsi pernikahan intimate mereka selesai, Hastan membawa Meira pergi. Dio diurus sementara waktu oleh Nayla dan Ibu Maheswara, yang langsung senang mendapat tugas mengurus cucu. Hastan membawa Meira berbulan madu ke Kepulauan Maladewa (Maldives), tetapi bukan ke resor umum. Mereka diantar dengan seaplane khusus menuju sebuah pulau pribadi eksklusif yang Hastan sewa sepenuhnya. Pulau itu hanya berisi satu vila mewah dengan pantai pribadi, kolam renang tak bertepi, dan pemandangan laut biru kehijauan yang menakjubkan. Setibanya di sana, gairah mereka tak terbendung, dan mereka menghabiskan waktu berjam-jam di dalam vila, mengukir klaim dan cinta mereka di setiap sudut kamar. Malam harinya, setelah makan malam mewah yang disajikan di pantai, Meira dan Hastan berbaring di tempat tidur gantung besar di tepi pantai. Suara deburan ombak yang lembut menjadi musik latar, sementara jutaan bintang berkelip di atas mereka. Suasana terasa sangat intim dan dama
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: 186 - Interupsi Lucu
Tak lama kemudian, musik lembut dimainkan, menandakan momen yang ditunggu telah tiba. Tiba waktunya Hastan naik ke altar, tempat ia akan menunggu wanitanya. Hastan berdiri tegak, mengenakan tuksedo hitam yang dibuat khusus, yang semakin menonjolkan postur tubuhnya yang tinggi besar dan dominan. Namun, dibalik ketegasan itu, perasaan Hastan bercampur aduk, mendebarkan dan penuh gairah. Semua mata tertuju ke pintu. Hastan menahan napas. Pintu terbuka. Hastan merasakan tenggorokannya tercekat, dan matanya langsung berkaca-kaca terharu. Di sana, Meira muncul. Ia mengenakan gaun A-line yang anggun dan tertutup yang mereka pilih, namun aura seksinya tetap tak terbantahkan. Rambutnya disanggul rapi, wajahnya dirias lembut, tampak seperti seorang Ratu yang siap diklaim. Meira mulai melangkah ke altar, dituntun oleh Dio yang menggemaskan dengan jas kecil. Dio berjalan dengan bangga, memegang erat tangan Meira. Pemandangan Meira yang berjalan dengan Dio adalah pemandangan keluarga utuh
Last Updated: 2025-11-13
MAHAPATIH DARI MASA DEPAN : Dark Romance di Istana Majapahti

MAHAPATIH DARI MASA DEPAN : Dark Romance di Istana Majapahti

Seorang auditor jenius abad ke-21, Alesha Naraya, terhempas ke abad ke-14—ke jantung kerajaan terbesar Noesantara: Majapahti. Ia terpaksa menyamar sebagai seorang pemuda untuk bertahan hidup. Penyamaran itu menyeretnya ke gerbang menuju kekuasaan, dan perlahan namanya melekat dengan sosok legendaris: Mahapatih Gaja Mada. Ia terjebak antara ambisi, rahasia, dan cinta terlarang pada Sang Raja, Arya Wuruk.
Read
Chapter: 155 — Strategi di Balik Kehilangan
Beberapa hari setelah peristiwa tragis di desa seniman, ketenangan palsu menyelimuti Istana Wilwatikta. Rahasia kematian Kebo Iwa terkunci rapat di antara segelintir orang—Arya, Alesha, Rendra, dan Samudra. Warga desa telah dibungkam dengan janji bantuan dan perintah keras dari Istana.Arya Wuruk dan Alesha (Gaja Mada) segera mengadakan pertemuan strategis tertutup dengan orang ketiga yang paling penting dalam rencana ekspedisi: Laksamana Nala.Mereka bertemu di sebuah ruang rapat kecil yang dindingnya diukir dengan peta Nusantara. Suasana tegang, bercampur dengan bau kertas lontar dan dupa yang menenangkan.Arya Wuruk membuka diskusi dengan wajah datar, menyampaikan informasi yang telah disepakati untuk dirilis secara internal."Laksamana Nala," ujar Arya, suaranya serius. "Aku harus menyampaikan kabar penting. Panglima Perang Bali, Kebo Iwa, telah meninggal dunia."Laksamana Nala, yang selama ini sibuk mengurus persiapan Jung Jawa dan armada, seketika terkejut. Ia menegakkan tubuhny
Last Updated: 2025-11-21
Chapter: 154 — Air Mata Mahapatih dan Strategi Bisu
Alesha bersimpuh di tanah yang basah dan berlumur debu kapur. Ia meratapi kengerian yang baru saja terjadi. Di dunia modernnya, Kebo Iwa akan dengan mudah diselamatkan oleh tim SAR dengan peralatan hidrolik, crane, dan tabung oksigen. Tetapi di abad ke-14 ini, dengan kondisi Kebo Iwa yang besar dan lubang sumur yang telah longsor, ia terkubur secara efektif."Kebo Iwa..." bisik Alesha, air matanya mengalir deras, membasuh bekas luka palsu di pipinya hingga riasan itu mulai luntur. Ia memukul tanah di sampingnya dengan frustrasi.Arya Wuruk tetap duduk di tanah, memeluk Alesha erat. Raja yang biasanya tegar itu merasakan rasa sakit dan kepanikan yang luar biasa. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Alesha, Mahapatih Gaja Mada yang selalu kuat, strategis, dan penuh percaya diri, menangis tak berdaya. Air mata Alesha terasa seperti air matanya sendiri."Padahal, ia hanya ingin membantu warga Majapahit..." isak Alesha di antara tangisnya, rasa bersalah membebani jiwanya. "Ia datang untuk
Last Updated: 2025-11-20
Chapter: 153 — Jebakan Alami
Teriakan sorak sorai warga desa yang merayakan munculnya air di sumur Majapahit berubah menjadi kepanikan.Di dasar lubang, Kebo Iwa terhuyung. Tubuhnya yang bagaikan baja kini terasa seperti lumpur. Ia merasakan sensasi terbakar di kulitnya, tenggorokannya menyempit, dan pandangannya mulai kabur. Debu kapur yang terhirup dan menempel di keringatnya telah memicu reaksi alergi yang ekstrem, melumpuhkan seluruh kekuatannya."Le-Lestari..." Kebo Iwa merangkak, mencoba meraih tepi lubang, tetapi tangannya yang lemah hanya mencengkeram lumpur bercampur kapur. Ia ambruk, pandangannya menggelap.Di tengah kekacauan sorakan, Arya Wuruk tiba. Raja itu, yang tidak tahan menunggu dan khawatir dengan keselamatan Alesha, telah menyelinap keluar Istana, menyamar dalam pakaian rakyat jelata. Ia melihat kerumunan besar di desa seniman dan mendengar teriakan.Alesha, yang panik, sama sekali tidak menyadari kedatangan Arya. Ia hanya fokus pada Kebo Iwa. Mata Alesha melebar, melihat kondisi Kebo Iwa yan
Last Updated: 2025-11-19
Chapter: 152 — Kelumpuhan Tak Terduga
Samudra membuka mulutnya, hendak memanggil nama Alesha atau setidaknya memberi salam, tetapi Alesha melihatnya lebih dulu.Alesha, yang menyadari bahaya besar jika Samudra bicara, dengan cepat dan hampir tak terlihat memberi isyarat menggelengkan kepala yang tegas pada Samudra. Mata Alesha penuh peringatan, meminta Samudra untuk diam.Samudra, yang cukup pintar itu, langsung mengerti: 'Ini adalah sandiwara. Bahaya. Jangan bicara.' Samudra segera menutup mulutnya dan berbalik, pura-pura kembali fokus pada cangkulnya.Kebo Iwa yang mendengar suara-suara itu penasaran, ia berjalan mendekati kelompok itu."Apa yang sedang kalian lakukan, Saudara?" tanya Kebo Iwa kepada salah satu pemuda.Pemuda itu, yang terintimidasi oleh postur Kebo Iwa, menjawab dengan hormat. "Kami sedang mencoba menggali sumur baru, Tuan. Tapi tanahnya terlalu keras, dan kami sudah menggali lama sekali. Kami butuh waktu lama untuk mencapai air."Kebo Iwa tersenyum kecil. Ia melihat kesulitan mereka."Sulit, ya?"Tanp
Last Updated: 2025-11-18
Chapter: 151 — Basa-Basi yang Menegangkan
.Kebo Iwa berdiri mematung di ambang pintu rumah Rendra. Di hadapannya, Lestari—wanita yang membuatnya rela mempertaruhkan nyawa—berdiri dengan tenang. Wajahnya dihiasi bekas luka palsu yang ia ketahui, namun matanya memancarkan kehangatan dan kecerdasan yang memikatnya."Lestari..." Kebo Iwa mengucapkan nama itu dengan suara berat yang penuh makna, mengabaikan kehadiran Rendra.Lestari tersenyum. "Selamat datang di Trowulan, Tuan Patih Kebo Iwa. Saya tidak menyangka Anda akan benar-benar datang."Rendra segera menyela, bertindak sebagai kakak yang protektif dan prajurit yang waspada. "Hamba sudah mengatur agar Tuan Patih bisa bertemu Lestari. Sebaiknya kita tidak berlama-lama di dalam komplek prajurit ini. Kita bisa berjalan-jalan sebentar di jalan setapak luar, sebelum gelap."Kebo Iwa setuju. Mereka pun mulai berjalan: Lestari dan Kebo Iwa berjalan berdampingan, sementara Rendra mengikuti sekitar lima langkah di belakang, matanya waspada mengawasi setiap bayangan.Alesha, sebagai
Last Updated: 2025-11-17
Chapter: 150 — Sandiwara Baru
Pagi itu, Rendra melaksanakan perintah Alesha. Ia segera mendatangi kompleks tamu Istana dan menemukan Kebo Iwa sedang duduk di bangku taman sambil mengamati prajurit yang berlatih."Tuan Patih," sapa Rendra, kini berusaha tampil tenang dan resmi.Kebo Iwa bangkit, matanya tajam dan penuh harap. "Kau datang. Bagaimana? Bisakah aku bertemu Lestari sekarang?""Mohon maaf, Tuan Patih. Lestari tidak ada di Istana sekarang," jawab Rendra, berusaha mempertahankan kebohongan yang masuk akal. "Lestari baru pulang dari rumah nenek kami di pinggiran Trowulan. Dia baru akan kembali ke rumah kami sore hari nanti."Rendra melanjutkan narasinya. "Hamba baru bisa membawa Tuan Patih ke rumah hamba sore nanti, setelah hamba menyelesaikan tugas dan Lestari tiba di rumah. Di sanalah Tuan Patih bisa menemuinya."Kebo Iwa tampak kecewa, tetapi menerima alasan itu. Ini lebih baik daripada tidak ada kepastian sama sekali."Baiklah. Aku akan menunggu," kata Kebo Iwa, menyeringai. "Jangan sampai kau berbohong
Last Updated: 2025-11-16
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status