“Iya, jemputlah anak kamu dan jalanin konveksi ini dengan sebaiknya.” kata Haryanto sambil mengantar Amel ke depan pintu, melihat dia berjalan kedepan jalan besar untuk naik angkot, Haryanto tidak tahu dan tidak sadar setelah agak jauh dan sudah tidak dapat dilihat Haryanto, Amel turut dan menaiki angkot lain yang memiliki tujuan yang berbeda dengan rumah kakeknya.Sepulang Amel dari rumah Haryanto, Haryanto juga berniat main ke rumah temannya di kota yang juga ada tempat judi. Sesampainya Haryanto di tempat parkir motor, teman baiknya yang juga bandar judi mendatanginya dan berkata…“Di dalam ada wanita kamu, sedang berjudi dengan bos kalimantan.” katanya. " dan sepertinya dia kalah dan ingin negosiasi dengan bos kalimantan itu."“Di lantai berapa?” tanya Haryanto dengan menahan emosi. "saya sudah katakan pada kalian jangan kasih dia judi lagi, kalau kalian masih juga memberi dia peluang, hati hati tempat kamu disidak."“Lantai dua di meja delapan.” kata bos judi itu lagi dan dia j
POV: AMELIA Ketika ada istrinya saya akan memperdaya mereka berdua agar istrinya cemburu dan meminta cerai dengan suaminya, ya, , besok istrinya pulang akan saya buat mereka berkelahi. Ya, itu rencana yang bagus. Sambil tersenyum puas saya meninggalkan depan pintu rumah suami bayangan saya dan saya berencana mencari germo saya yang juga merangkap suami kedua saya, ayah anak kedua saya, hebat kan saya anak dua, suami juga dua, tapi tidak juga sebentar lagi akan menjadi tiga kalau suami bayangan saya menjadi suami sah saya dan tanpa memikirkan semua resiko saya ke tempat lokalisasi mencarinya dan tanpa saya sadari akan kecerobohan saya. Disaat saya ke lokalisasi mencari Asun dan memesan kamar. Sepertinya Tuhan membantu Santi, padahal tadi Haryanto sudah malas keluar rumah, tapi tidak tahu mengapa Haryanto ingin datang ke tempat lokalisasi ini dan sekali lagi Haryanto menangkap basah saya masuk ke kamar berdua dengan Asun, dua sejoli yang bekerja sama yang berusaha menjebak Haryanto.
DERITA YANG TIDAK HABIS Setelah kepergian Mimi, saya mengira kehidupan rumah tangga saya akan baik baik saja dan saya sedang menikmati kehidupan rumah tangga hanya milik saya. Tapi sungguh sayang derita yang harus saya hadapi tidak sampai disini saja, masih panjang yang harus saya derita. Tapi semua itu pasti akan berlalu dan dengan adanya perkataan ini, yang akan selalu menguatkan saya untuk mengarungi kehidupan rumah tangga saya, saya yakin akhir dari hidup saya akan menikmati, suami milik saya sendiri dan dengan anak anak yang telah besar dan sangat berbakti kepada orang tuanya. Dan perekonomian yang mapan kalau tidak dibilang sangat kaya. “Santi, sebenarnya saya ingin lagi berhubungan dengan Nini Sukarman, kasihan dia sekarang sudah menjadi janda dengan anak satu, perempuan juga. Boleh ya?” bujuk suami saya dengan pintarnya, suatu saat kita kami makan soto di toko orang tua Nini itu. Si cantik itu memang ramah orangnya dan tidak seperti pelakor di buku yang saya baca, dia juga s
Saat ini saya merasa senang, saya sudah melalui beberapa tahun dengan suami tercinta saya, biarpun banyak masalah yang saya lalui tapi saya yakin dan tahu setiap rumah tangga berjalan dengan ujiannya masing masing dan saya tidak harus menyerah sampai kapan juga, saya yakin suatu saat saya akan merasakan bahagia yang luar biasa, jadi saya harus menganggap semua masalah saya bagaikan film yang sedang diputar dan suatu saat ada the end nya. Tentu semua itu akan happy ending. Saya berdoa. Seperti momen sekarang, kami ada di warung soto Nini sedang bercanda dan makan soto, babat goreng dan paru goreng dengan senangnya. Kami dilayani dengan senyum manis dari Nini si janda cantik ini. Setelah 1 jam kami menyelesaikan makan malam kami dan. “Mbak Nini, kami mau pulang, mari kita ke rumah ber sama sama.” kata wangi mengajak Nini pulang ke rumah kami, saat ini ayah Nini tidak ada di rumah, jadi Nini dan anaknya ikut kami pulang dengan naik ke mobil kami. Ayah Nini tidak setuju hubungan Nini d
“Mau tidak mau, kamu harus setuju saya pacaran lagi dengan Tania Wati,dan sekarang saya ingin mengajak dia nonton malam ini ,” Bentak Haryanto Lintang.“Kamu ya, sudah saya yang bayar kuliah kamu, masih juga banyak tingkahnya, saya sudah katakan jika anak kamu perempuan lagi, saya akan menikah lagi, untuk apa kamu ributkan, terima saja.’ Kata Haryanto lagi sambil keluar dari rumah dan memakai motornya untuk menjemput Tania Wati dan nonton bersama malam ini.Pantas ketika Haryanto menjemputnya dari terminal bis antarkota, dia sangat baik dan memanjakan Santi,“Mami, kamu sudah makan, yuk kita makan dulu.’ Kata Haryanto mengajak Santi makan di rumah makan padang.Sebenarnya Santi sudah tahu, past
SELAMAT MEMBACASanti bertekad tidak mau mengalah dan jangan mengharap dia akan mengatakan bercerai, enak saja saya jadi janda , wanita lain jadi istri sah pertama, jangan mimpi ya.Apakah benar, setelah dia menikah lagi suami yang baru pasti setia, bukankah ada yang bilang seorang pria itu susah untuk kesetiaannya????????Ada rumor mengatakan, seorang pria itu akan setia disaat miskin tapi setelah jaya akan melupakan kesetiaan dan akan berulah mencari penghibur sekadar iseng, ya, jajan atau lebih parahnya memiliki banyak istri.Dan seorang wanita diuji ketika saat miskin, benarkah itu?Katanya bosan makan nasi dengan sayur asem saja , enak juga bermacam macam sayur dan gorengan dan supaya steril jangan jajan tapi memiliki.
SELAMAT MEMBACA. Setelah kejadian malam ini, Santi menjadi lebih mengenal Haryanto dan dia sangat sedih jika suatu saat Haryanto baik dengan dia bukan karena sayang tapi dia ingin menunjukkan keadilan pada Santi. Memang waktu pacaran, Haryanto Lintang pernah mengatakan dia tidak jatuh cinta pada Santi, cintanya sudah dibawa meninggalkan dengan meninggalnya cinta pertamanya yaitu pacar cinta pertamanya meninggal karena Leukemia. Karena itu setelah menikah, Haryanto Lintang belum bisa move on dengan pacar pertamanya dan dia memajang foto pacar pertamanya di dinding berhadapan dengan meja makan mereka dan Santi tidak ambil pusing, untuk apa cemburu dengan gadis yang sudah meninggal. Ya, gadis itu memang cantik dengan rambut yang panjang sebahu , mata yang jelita , muka
“Mam, sebelum kamu pergi, saya mau memberitahukan, sekarang Tania Wati sudah menjadi istri kedua saya, semoga kamu mau menerimanya.’ Kata Haryanto Lintang sebelum melepas kepergian Santi Chandra. Setiap saat Haryanto Lintang melepaskan Santi Chandra di terminal, pasti dia akan mencium kening Santi, tapi karena mendengar perkataan Haryanto Lintang barusan, tanpa berkata apapun Santi membalikkan badan dan juga tidak mengucapkan salam perpisahan dan salam jumpa kembali di sabtu sore depan. Sambil membiarkan tetesan bening mengalir di pipinya, Santi berjalan gontai menuju bis antar kota dan duduk manis di pojok sebelah jendela dan memandang keluar sambil membiarkan tetesan bening mengalir deras di pipinya. “Ahhh, sudah saya duga pasti ada sesuatu yang akan dia katakan jika dia berbaik hati dan mengajak saya bergembir