Share

BAB 7

BAGAIMANAKAH PERJALANAN MASA PACARAN MEREKA SAMPAI MENJADI SUAMI ISTRI, 

“Guru, kami pulang dulu ya,” pamit Kanaka ke gurunya dan berjalan berdampingan dengan Santi Chandra.

“Ya, oh ya, Santi , kita disini latihan empat kali dalam seminggu, kalau kamu mau latihan empat kali seminggu datang saja, kamu memiliki tulang yang bagus , jika dilatih dengan serius bisa berhasil.” kata Haryanto Lintang dengan seriusnya.

“Ya, terimakasih, saya akan datang sebisa saya ,” Balas Santi Chandra tanpa sekali juga menyebut perkataan guru di bibirnya.

Dengan riang Santi Chandra pulang ke rumah dan mulailah dia berkhayal untuk memiliki gurunya itu menjadi suaminya.

Sejak saat itu makin tergila gila Santi Chandra menghampiri Haryanto Lintang dan akhirnya terjadilah kata sepakat antara mereka.

“ Guru, kami pulang dulu ya, “ kata Kanaka pamit kepada gurunya.

“ Kalian pulang dulu saja, Santi Chandra biar saya yang antar.” Kata Haryanto Lintang dengan entengnya.

“Yes, berhasil rencana saya, tidak lama lagi akan saya jerat pemuda ini dengan pernikahan sah di catatan sipil.” Kata Santi chandra di dalam hati.

Tanpa menyadari rencana Santi Chandra, Haryanto Lintang mulai menunjukkan ketertarikannya dengan Santi Chandra.

Mulailah setiap empat hari dalam seminggu Santi Chandra latihan dengan sungguh sungguh dan dengan keahliannya menjerat Haryanto Lintang, Santi belajar dengan gigihnya dan mulai membuat Haryanto Lintang susah melepaskan diri Santi.

Akan terjebak kah Playboy dan ketua preman wilayah tertentu ini dengan gadis polos ini?

Ya, hanya pada saat bertemu dengan Haryanto Lintang saja , Santi seperti kesetanan , padahal selama ini dia adalah tomboy yang tidak mau tahu tentang pria apapun, biar tampan atau romantis, ya selama ini Santi selalu dikelilingi oleh pria tampan, dia lebih senang bergaul dengan pria daripada wanita sosialita.

Saya ini tidak senang gosip, cape gosipin orang lain , lebih enak bergaul dengan pria.

Jadi apa itu cinta? Saya belum pernah merasakannya, tapi mengapa setelah bertemu dengan Haryanto Lintang, saya tidak dapat lepas dari dia , selalu ingin berdua, dunia terasa berhenti jika jauh dari Haryanto Lintang.

Apa yang harus saya lakukan?

“Tania, saya tidak dapat konsentrasi kuliah, kamu yang tanda tangani absen saya ya,” Kata Santi Chandra sambil mengambil tasnya dan keluar dari ruangan kuliah sebelum Tania menjawabnya.

Ya, Tania Wati adalah teman kuliah saya seangkatan sebelum saya cuti melahirkan selama setahun.

Saya mendatangi tempat ibadah yang sekarang juga kadang kadang Haryanto Lintang tinggal disini.

Terlihatlah Haryanto Lintang sedang tidur dan ada temannya sedang melakukan rekaman kaset lagu untuk dijual.

“Panggilkan Haryanto bangun dong, saya wanita tidak boleh masuk ke kamar, untuk memanggilnya.” Kata Santi Chandra sambil menunjukkan wajahnya di depan pintu yang terbuka sedikit.

“Susah, banguni Haryanto, suka mukul dia kalau bangun.” Kata Afiat ragu ragu.

Ya, Reflek Haryanto Lintang memang super tinggi, anggota badannya tidak boleh tersentuh jika tidak mau kena ke pukul.

“Ini sapu, kamu sentuh saja dengan gagangnya, “ kata Santi Chandra lagi.

Dengan terpaksa Afiata menyentuh gagang itu ke badan Haryanto Lintang….

Dan terbangunlah Haryanto Lintang dengan kesigapan untuk melawan lawan.

“He he sabar, tuh cewek kamu ada di depan mencari kamu,” Kata afiat jeri.

“Untung saya menyentuhnya dengan gagang sapu kalau tangan tentu saya kena ke pukul deh,” batin Afiat sambil menggoyang kepalanya.

“Ah, sebelin tuh cewek, mau ngapain datang pagi pagi kesini, tidak kuliah dia ya.” kata Haryanto Lintang dengan marahnya.

“Tuh, ada di depan pintu, sepertinya dia membawa mobil deh.” Kata Afiat.

“Mau Kemana dia membawa mobil, paling saya cuma ajak dia main ke jembatan dua saja, ngapain bawa mobil, ingin menunjukkan anak orang berada ya.” Kata Haryanto Lintang masih marah.

“Ya, jika Haryanto Lintang tidur tidak ada seorangpun yang berani membangunkannya tapi cewek ini berani juga ya, herannya Haryanto juga tidak marah ke dia tapi kenapa jadi marah ke saya ya,” Batin Afiat sebel, tapi tidak berani mengatakannya ke Haryanto Lintang.

Apa yang membuat teman teman dan anak buahnya takut Haryanto Lintang, karena pukulannya atau karena kewibawaannya, siapa yang tahu?

Dengan santai Haryanto Lintang berjalan keluar ke kamarnya dan mendapatkan gadis itu sedang berdiri di antara tanaman di halaman tempat ibadah itu.

Dengan memakai kaos berwarna hitam dan celana jeans biru yang ketat , tercetaklah lekuk badan yang lumayan enak di pandang mata, sayang agak pendek mungkin hanya 150 cm saja.

Tapi daya tarik yang dipancarkan dari dalam hatinya sungguh luar biasa.

Ya, gadis ini tomboy tapi tidak nakal, memang sepertinya belum ada seorang pria juga pernah menyentuh bibir dan badannya, dia memiliki reflek yang luar biasa jika ada yang mencoba menyentuhnya.

“Hai, kamu sudah bangun, yuk kita jalan jalan.” Ajak Santi sambil menghampiri Haryanto dan memegang jadi kelingkingnya untuk diajak jalan jalan.

“Hm, mau kemana?” Tanya Haryanto Lintang.

“Kemana saja, yang penting dekat dengan kamu,” Kata Santi sambil tersenyum.

“Yuk, kita kerumah orang tua saya, saya akan tunjukan seperti apa kondisi keluarga saya, biar kamu mikir apakah mau terus menjadi pacar saya.” Kata Haryanto Lintang lagi.

“Saya tidak mau menjadi pacar kamu selamanya, yuk saya mau kamu menjadi suami saya.” Kata Santi dengan senyum mengejek.

“Hmmm, mari kita menikah secara catatan sipil saja, jadi kita berdua sah menjadi suami istri.” Kata haryanto lintang lagi.

“Hayo, kita urus suratnya.” Kata haryanto Lintang sambil menyetir mobilnya ke tempat biro jasa untuk mengurus surat mereka.

Akhirnya saya menjadi istrinya juga, masa bodoh ada berapa banyak wanita di sekelilingnya saya tidak pusing asal jangan di bawa pulang saja, cape bersaing dengan wanita tidak jelas.

Dalam lamunan, saya telah menjadi istri yang bahagia dengan anak anak yang berbakti, sayang itu semua cuma lamunan.

“Hei, mau turun tidak, sudah sampai nih di tempat biro jasa.” Kata Haryanto Lintang.

Saya dengan tergesa turun dari mobil dan menghampiri Haryanto Lintang yang dingin ini, tapi kenapa saya malah senang dengan dia ya, heran.

Mereka memasuki kantor itu dan menanyai surat apa saja yang dibutuhkan dan dicatat oleh pegawai yang kemudian akan dilengkapi oleh Santi dan untuk surat Haryanto, biro jasa bisa melengkapinya, ternyata surat Haryanto belum semuanya komplit dan buruh beberapa bulan untuk melengkapinya dan …

Waktu waktu itu digunakan oleh saya dan Haryanto untuk pacaran dan saya yakin Haryanto pasti akan menjadi suami saya dan saya tidak takut akan masa depan saya.

Itulah mengapa saya akan mempertahankan suami saya untuk selamanya dari pelakor pelakor yang berusaha merebut dia dari saya.

Harta, apa yang dimiliki suami saya? Tidak ada,

Rumah atas nama saya, kendaraan atas nama saya.

Jadi hanya dirinyalah yang pantas saya pertahankan.

Cerai? 

Enak saja pelakor menjadi istri sah, jangan mimpi.

Selama Haryanto Lintang selalu memilih saya selama itu juga saya tidak akan bercerai dari dia, jadi mari kita bertempur melawan pelakor pelakor yang mampir di kehidupan suami saya.

Saya juga malas menyelidiki kemana saja suami saya pergi, biarkan saja asal malam pulang ke rumah.

Mau memiliki berapa selir silahkan asal jangan dibawa pulang jika sudah sampai rumah itu artinya perang dengan saya.

MAAF JIKA BANYAK TYPO.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Meylina Maringga
knp kebanyakan jalan ceritanya itu sllu menceritakan awal pertemuan dari bab 1 sampai bab 7 takutnya membuat bosan pembaca karena pengulangan cerita
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status