BAGAIMANAKAH PERJALANAN MASA PACARAN MEREKA SAMPAI MENJADI SUAMI ISTRI,
“Guru, kami pulang dulu ya,” pamit Kanaka ke gurunya dan berjalan berdampingan dengan Santi Chandra.
“Ya, oh ya, Santi , kita disini latihan empat kali dalam seminggu, kalau kamu mau latihan empat kali seminggu datang saja, kamu memiliki tulang yang bagus , jika dilatih dengan serius bisa berhasil.” kata Haryanto Lintang dengan seriusnya.
“Ya, terimakasih, saya akan datang sebisa saya ,” Balas Santi Chandra tanpa sekali juga menyebut perkataan guru di bibirnya.
Dengan riang Santi Chandra pulang ke rumah dan mulailah dia berkhayal untuk memiliki gurunya itu menjadi suaminya.
Sejak saat itu makin tergila gila Santi Chandra menghampiri Haryanto Lintang dan akhirnya terjadilah kata sepakat antara mereka.
“ Guru, kami pulang dulu ya, “ kata Kanaka pamit kepada gurunya.
“ Kalian pulang dulu saja, Santi Chandra biar saya yang antar.” Kata Haryanto Lintang dengan entengnya.
“Yes, berhasil rencana saya, tidak lama lagi akan saya jerat pemuda ini dengan pernikahan sah di catatan sipil.” Kata Santi chandra di dalam hati.
Tanpa menyadari rencana Santi Chandra, Haryanto Lintang mulai menunjukkan ketertarikannya dengan Santi Chandra.
Mulailah setiap empat hari dalam seminggu Santi Chandra latihan dengan sungguh sungguh dan dengan keahliannya menjerat Haryanto Lintang, Santi belajar dengan gigihnya dan mulai membuat Haryanto Lintang susah melepaskan diri Santi.
Akan terjebak kah Playboy dan ketua preman wilayah tertentu ini dengan gadis polos ini?
Ya, hanya pada saat bertemu dengan Haryanto Lintang saja , Santi seperti kesetanan , padahal selama ini dia adalah tomboy yang tidak mau tahu tentang pria apapun, biar tampan atau romantis, ya selama ini Santi selalu dikelilingi oleh pria tampan, dia lebih senang bergaul dengan pria daripada wanita sosialita.
Saya ini tidak senang gosip, cape gosipin orang lain , lebih enak bergaul dengan pria.
Jadi apa itu cinta? Saya belum pernah merasakannya, tapi mengapa setelah bertemu dengan Haryanto Lintang, saya tidak dapat lepas dari dia , selalu ingin berdua, dunia terasa berhenti jika jauh dari Haryanto Lintang.
Apa yang harus saya lakukan?
“Tania, saya tidak dapat konsentrasi kuliah, kamu yang tanda tangani absen saya ya,” Kata Santi Chandra sambil mengambil tasnya dan keluar dari ruangan kuliah sebelum Tania menjawabnya.
Ya, Tania Wati adalah teman kuliah saya seangkatan sebelum saya cuti melahirkan selama setahun.
Saya mendatangi tempat ibadah yang sekarang juga kadang kadang Haryanto Lintang tinggal disini.
Terlihatlah Haryanto Lintang sedang tidur dan ada temannya sedang melakukan rekaman kaset lagu untuk dijual.
“Panggilkan Haryanto bangun dong, saya wanita tidak boleh masuk ke kamar, untuk memanggilnya.” Kata Santi Chandra sambil menunjukkan wajahnya di depan pintu yang terbuka sedikit.
“Susah, banguni Haryanto, suka mukul dia kalau bangun.” Kata Afiat ragu ragu.
Ya, Reflek Haryanto Lintang memang super tinggi, anggota badannya tidak boleh tersentuh jika tidak mau kena ke pukul.
“Ini sapu, kamu sentuh saja dengan gagangnya, “ kata Santi Chandra lagi.
Dengan terpaksa Afiata menyentuh gagang itu ke badan Haryanto Lintang….
Dan terbangunlah Haryanto Lintang dengan kesigapan untuk melawan lawan.
“He he sabar, tuh cewek kamu ada di depan mencari kamu,” Kata afiat jeri.
“Untung saya menyentuhnya dengan gagang sapu kalau tangan tentu saya kena ke pukul deh,” batin Afiat sambil menggoyang kepalanya.
“Ah, sebelin tuh cewek, mau ngapain datang pagi pagi kesini, tidak kuliah dia ya.” kata Haryanto Lintang dengan marahnya.
“Tuh, ada di depan pintu, sepertinya dia membawa mobil deh.” Kata Afiat.
“Mau Kemana dia membawa mobil, paling saya cuma ajak dia main ke jembatan dua saja, ngapain bawa mobil, ingin menunjukkan anak orang berada ya.” Kata Haryanto Lintang masih marah.
“Ya, jika Haryanto Lintang tidur tidak ada seorangpun yang berani membangunkannya tapi cewek ini berani juga ya, herannya Haryanto juga tidak marah ke dia tapi kenapa jadi marah ke saya ya,” Batin Afiat sebel, tapi tidak berani mengatakannya ke Haryanto Lintang.
Apa yang membuat teman teman dan anak buahnya takut Haryanto Lintang, karena pukulannya atau karena kewibawaannya, siapa yang tahu?
Dengan santai Haryanto Lintang berjalan keluar ke kamarnya dan mendapatkan gadis itu sedang berdiri di antara tanaman di halaman tempat ibadah itu.
Dengan memakai kaos berwarna hitam dan celana jeans biru yang ketat , tercetaklah lekuk badan yang lumayan enak di pandang mata, sayang agak pendek mungkin hanya 150 cm saja.
Tapi daya tarik yang dipancarkan dari dalam hatinya sungguh luar biasa.
Ya, gadis ini tomboy tapi tidak nakal, memang sepertinya belum ada seorang pria juga pernah menyentuh bibir dan badannya, dia memiliki reflek yang luar biasa jika ada yang mencoba menyentuhnya.
“Hai, kamu sudah bangun, yuk kita jalan jalan.” Ajak Santi sambil menghampiri Haryanto dan memegang jadi kelingkingnya untuk diajak jalan jalan.
“Hm, mau kemana?” Tanya Haryanto Lintang.
“Kemana saja, yang penting dekat dengan kamu,” Kata Santi sambil tersenyum.
“Yuk, kita kerumah orang tua saya, saya akan tunjukan seperti apa kondisi keluarga saya, biar kamu mikir apakah mau terus menjadi pacar saya.” Kata Haryanto Lintang lagi.
“Saya tidak mau menjadi pacar kamu selamanya, yuk saya mau kamu menjadi suami saya.” Kata Santi dengan senyum mengejek.
“Hmmm, mari kita menikah secara catatan sipil saja, jadi kita berdua sah menjadi suami istri.” Kata haryanto lintang lagi.
“Hayo, kita urus suratnya.” Kata haryanto Lintang sambil menyetir mobilnya ke tempat biro jasa untuk mengurus surat mereka.
Akhirnya saya menjadi istrinya juga, masa bodoh ada berapa banyak wanita di sekelilingnya saya tidak pusing asal jangan di bawa pulang saja, cape bersaing dengan wanita tidak jelas.
Dalam lamunan, saya telah menjadi istri yang bahagia dengan anak anak yang berbakti, sayang itu semua cuma lamunan.
“Hei, mau turun tidak, sudah sampai nih di tempat biro jasa.” Kata Haryanto Lintang.
Saya dengan tergesa turun dari mobil dan menghampiri Haryanto Lintang yang dingin ini, tapi kenapa saya malah senang dengan dia ya, heran.
Mereka memasuki kantor itu dan menanyai surat apa saja yang dibutuhkan dan dicatat oleh pegawai yang kemudian akan dilengkapi oleh Santi dan untuk surat Haryanto, biro jasa bisa melengkapinya, ternyata surat Haryanto belum semuanya komplit dan buruh beberapa bulan untuk melengkapinya dan …
Waktu waktu itu digunakan oleh saya dan Haryanto untuk pacaran dan saya yakin Haryanto pasti akan menjadi suami saya dan saya tidak takut akan masa depan saya.
Itulah mengapa saya akan mempertahankan suami saya untuk selamanya dari pelakor pelakor yang berusaha merebut dia dari saya.
Harta, apa yang dimiliki suami saya? Tidak ada,
Rumah atas nama saya, kendaraan atas nama saya.
Jadi hanya dirinyalah yang pantas saya pertahankan.
Cerai?
Enak saja pelakor menjadi istri sah, jangan mimpi.
Selama Haryanto Lintang selalu memilih saya selama itu juga saya tidak akan bercerai dari dia, jadi mari kita bertempur melawan pelakor pelakor yang mampir di kehidupan suami saya.
Saya juga malas menyelidiki kemana saja suami saya pergi, biarkan saja asal malam pulang ke rumah.
Mau memiliki berapa selir silahkan asal jangan dibawa pulang jika sudah sampai rumah itu artinya perang dengan saya.
MAAF JIKA BANYAK TYPO.
Mulai hari ini saya ada di rumah dan tentu saja pagi akan belajar di rumah sakit di jakarta. Tahun ini tahun 1989 jadi kuliah kedokteran tidak seperti sistem sekarang, dulu para mahasiswa setelah lulus sarjana kedokteran tidak langsung dilantik tapi harus masuk ke rumah sakit dahulu setelah lulus praktek selama dua bulan di tiap bagian mayor dan minor, setelah lulus baru dilantik sebagai dokter. Jadi waktu tahun ini jika tidak lulus dokter susah melamar pekerjaan karena tidak ada status sarjana kedokteran tidak seperti tahun 2022 sampai sekarang. Dulu juga ujian tiap tahun ujian negara dan setelah lulus kedokteran di universitas kedokteran swasta juga harus ujian lagi di universitas negeri. Lulusan dokter di universitas swasta tidak diakui, syukur sekarang para dokter muda setelah lulus kedokteran di universitas swasta langsung diakui menjadi dokter dan bisa memiliki gelar dokter. Sungguh sekarang banyak dipermudah. Ujian negara yang sebelas bagian dipersingkat menjadi lima bag
Setelah ini apakah ada lagi cemceman yang akan mengganggu kebahagiaan perkawinan Haryanto Lintang dengan Santi Chandra.Selama beberapa bulan hampir setahun, Haryanto Lintang tidak membuat ulah dan dia masih mengharapkan Tania Wati kembali kepadanya dan dia menyuruh Santi untuk mengajak Tania Wati ke ruko yang akan mereka tempati.Tapi dengan kemarahan yang meruap Tania Wati bahkan memutuskan persahabatan antara dia dan santi.Sejak itu hilanglah Tania Wati dari lingkungan Santi Chandra.Bagi Santi yang adalah seorang anti berkumpul itu, Ya, bagi saya kehilangan teman tidak merisaukan daripada harus bercerai dari suami.Siapakah yang bersalah dalam hal ini, mengapa Tania Wati justru marah sama saya, membuat bingung saja.Bahkan orang tua saya dan saudara saya heran, bukan istri pertama yang marah, malah istri kedua yang merebut suami orang, malah dia lebih marah, sungguh tidak masuk akal.Berbagai gunjingan beredar di kalangan keluarga saya, semuanya saya tidak hiraukan, selama suas
Santi jarang marah terhadap perilaku Haryanto Lintang, karena dia menikahi mereka adalah merupakan salah satu usaha membantu mereka biarpun itu kadang kadang juga di salah gunakan oleh wanita wanita yang gatal. Apakah Santi harus mengubah pandangan hidupnya untuk pernikahannya ini? Apakah dia harus tetap acuh dengan semua tindakan Haryanto Lintang ini? Tapi apapun yang akan dilakukan Haryanto Lintang . sepertinya Santi tidak dapat mencegahnya, ya karena Haryanto Lintang ini juga bukan manusia biasa yang seperti manusia yang hidup di dunia manusia ini. Ada yang bilang dia INDIGO dan ada juga yang bilang dia adalah medium dan ini semua diketahui oleh Santi Chandra ketika dia baru beberapa bulan menjadi istrinya dan ini juga membuat Santi tidak ragu untuk selalu mempercayai Haryanto Lintang. Karena menurut pandangan Santi, Haryanto Lintang berbuat seperti itu kadang kadang hanya membantu saja dan tentu saja karena dia adalah manusia juga jadi suka terganggu dengan nafsu manusia. Da
Dengan tidak utuhnya pernikahan saya tapi bisa membuka jalan untuk mereka yang dibantu oleh suami saya, saya merasa sangat pantas dengan pengorbanan saya ini, tapi kehidupan masih panjang dan liku liku kehidupan dan pernikahan masih panjang. Sanggupkah saya melalui semua itu?....... Perkataan ini lah yang selalu terngiang ngiang di hati dan pikiran Santi Chandra, tapi dia selalu dikuatkan pada titik terlemahnya. Disaat Santi Chandra sudah tidak kuat menghadapi semua itu, dia teringat perjuangannya untuk mendapatkan Haryanto Lintang ini penuh dengan kesusahan dan rintangan, akhirnya mereka dapat menjadi suami istri, masa setelah menjadi suami istri Santi Chandra harus menyerah, tidak akan, dia harus kuat untuk anak anaknya. Ya, saya harus kuat menghadapi semua perilaku suami saya, jika suami saya berbuat itu untuk menolong wanita yang di jebak di tempat lokalisasi, ya saya akan ikhlas selama mereka yang di bantu tahu diri. Setelah perekonomian kami lebih mapan suami saya membeli m
Sejak hari itu, saya mencari jalan keluar untuk masalah saya ini. Jadi saya mempekerjakan dokter pengganti selama 12 jam dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam, sehingga dalam waktu itu saya dapat memantau kegiatan suami saya tanpa dia sadari. Dan untuk semua urusan administrasi dan keuangan suami saya mempercayakan kepada Kusuma Wati dari Bogor dan wanita itu juga tinggal di klinik saya. “Mami, mulai sekarang urusan klinik dan segala kebersihan klinik biar Kusuma Wati yang mewakili kamu untuk mengurusnya, dia lulusan akademi sekretaris jadi untuk urusan kantor dia lebih canggih dengan kamu.” Kata suami saya di saat dia membawa pulang seorang perempuan yang memiliki dandanan yang sangat menor. Karena wanita itu telah dibawa ke ruko saya, jadi saya tidak melarangnya dan saya biarkan wanita itu membantu urusan klinik saya. Mulailah saya mencoba mengetahui dimana dia berkenalan dengan suami saya. “Kusuma Wati, hari ini kamu mulai urus klinik ya, saya sama bapak mau mengantar anak anak
Saya sepanjang perjalanan hanya tersenyum mengingat perilaku kedua pelakor yang terjadi baru saja. Suami saya yang memang seorang pendiam dan dingin ini biarpun dia romantis tapi tidak ceriwis. Dia hanya memuji kalau kenyataan dan suamiku ini adalah pria yang aneh, dia tidak senang dengan wanita yang genit dan menunjukan kegatalan, biarpun dia senang ke tempat tempat tertentu, seperti bar dan lain lain. Suami saya pernah bercerita, dia suka ke tempat seperti itu karena ada misi tertentu seperti membantu mereka yang dijebak biarpun ada juga yang merasa tamak dan akan memiliki suami saya seutuhnya, ya contohnya Ayu dan wanita tajir ini yang kemudian saya tahu bernama Herlina Efendi ini. “Mam, kenapa diam saja? Marah ya?” tanya suami saya. “Hmmm, untuk apa marah, toh, jika kamu mau saya tidak bisa melarang kamu, lakukan saja semaumu asal tepati janjimu, setiap hari sebelum jam 10 malam, kamu sudah ada di rumah.” Kata saya datar dan tentu saja dingin. Jika kalian bertanya apakah saya
Bagaimana dengan kalian jika mendapat suasana yang seperti itu? Marah, sedih, kecewa atau membiarkan saja. Ya, saya sendiri tidak tahu apa yang harus saya lakukan? Saya bingung akan permintaan suami saya untuk melamar dokter pengganti itu, bukankah dia sekarang sedang pacaran dengan Herlina Efendi, lalu untuk apa dia meminta saya melamar dokter muda ini lagi? sungguh bingung saya. Jadi saya ke kamar untuk tidur sore, karena setelah dokter pengganti pulang jam 7, saya harus bersiap siap untuk menggantikan mereka sampai besok pagi, jika malam ada yang datang untuk berobat saya harus siap. Karena saya seorang yang cuek, jadi saya tidak memikirkan apapun tentang semua itu dan saya akhirnya terlelap dalam tidur. Dalam mimpi saya marah dengan suami saya, saya meminta cerai di dalam mimpi itu dan saat sedang klimaknya........ Jam 6 saya terbangun karena anak saya meminta makan, ya, saat ini Siani baru berumur 6 tahun, jadi dia masih sangat manja. Tidak mau siapa juga yang mengambilnya
Kusuma Wati tidak mau naik ke lantai dua tempat kamar tidurnya, dia masih ingin nonton TV dan saya juga tidak bisa melarangnya sehingga ketika suami saya keluar dengan celana pendeknya, Kusuma Wati masih disana dan suami saya juga tidak menegurnya biarpun mata Kusuma Wati itu sampai melotot melihat ke machoan suami saya. Ya, sebagai guru ilmu bela diri, tentu badan suami saya sangat kekar dan terdapat petak petak di perut dan dada yang bidangnya. Ya, enak dilihat lah intinya. Melihat keadaan itu saya cuma dapat menelan saliva dan melihat mereka seperti penonton tapi dalam hati saya sudah bersiap siap jika pegawai saya ini akan menjadi salah satu pelakor diantara suami dan saya. “Kusuma Wati sedang apa kamu? Sana naik ke atas, bukankah kamu harus istirahat?” tanya saya dengan nada marah. Menyadari saya marah, Kusuma wati cepat cepat berdiri dan naik ke lantai dua. Belum selesai menghadapi Herlina Effendi sekarang di rumah sendiri telah menunggu tikus kelaparan yang akan menggerogo