Setelah ini apakah ada lagi cemceman yang akan mengganggu kebahagiaan perkawinan Haryanto Lintang dengan Santi Chandra.Selama beberapa bulan hampir setahun, Haryanto Lintang tidak membuat ulah dan dia masih mengharapkan Tania Wati kembali kepadanya dan dia menyuruh Santi untuk mengajak Tania Wati ke ruko yang akan mereka tempati.Tapi dengan kemarahan yang meruap Tania Wati bahkan memutuskan persahabatan antara dia dan santi.Sejak itu hilanglah Tania Wati dari lingkungan Santi Chandra.Bagi Santi yang adalah seorang anti berkumpul itu, Ya, bagi saya kehilangan teman tidak merisaukan daripada harus bercerai dari suami.Siapakah yang bersalah dalam hal ini, mengapa Tania Wati justru marah sama saya, membuat bingung saja.Bahkan orang tua saya dan saudara saya heran, bukan istri pertama yang marah, malah istri kedua yang merebut suami orang, malah dia lebih marah, sungguh tidak masuk akal.Berbagai gunjingan beredar di kalangan keluarga saya, semuanya saya tidak hiraukan, selama suas
Santi jarang marah terhadap perilaku Haryanto Lintang, karena dia menikahi mereka adalah merupakan salah satu usaha membantu mereka biarpun itu kadang kadang juga di salah gunakan oleh wanita wanita yang gatal. Apakah Santi harus mengubah pandangan hidupnya untuk pernikahannya ini? Apakah dia harus tetap acuh dengan semua tindakan Haryanto Lintang ini? Tapi apapun yang akan dilakukan Haryanto Lintang . sepertinya Santi tidak dapat mencegahnya, ya karena Haryanto Lintang ini juga bukan manusia biasa yang seperti manusia yang hidup di dunia manusia ini. Ada yang bilang dia INDIGO dan ada juga yang bilang dia adalah medium dan ini semua diketahui oleh Santi Chandra ketika dia baru beberapa bulan menjadi istrinya dan ini juga membuat Santi tidak ragu untuk selalu mempercayai Haryanto Lintang. Karena menurut pandangan Santi, Haryanto Lintang berbuat seperti itu kadang kadang hanya membantu saja dan tentu saja karena dia adalah manusia juga jadi suka terganggu dengan nafsu manusia. Da
Dengan tidak utuhnya pernikahan saya tapi bisa membuka jalan untuk mereka yang dibantu oleh suami saya, saya merasa sangat pantas dengan pengorbanan saya ini, tapi kehidupan masih panjang dan liku liku kehidupan dan pernikahan masih panjang. Sanggupkah saya melalui semua itu?....... Perkataan ini lah yang selalu terngiang ngiang di hati dan pikiran Santi Chandra, tapi dia selalu dikuatkan pada titik terlemahnya. Disaat Santi Chandra sudah tidak kuat menghadapi semua itu, dia teringat perjuangannya untuk mendapatkan Haryanto Lintang ini penuh dengan kesusahan dan rintangan, akhirnya mereka dapat menjadi suami istri, masa setelah menjadi suami istri Santi Chandra harus menyerah, tidak akan, dia harus kuat untuk anak anaknya. Ya, saya harus kuat menghadapi semua perilaku suami saya, jika suami saya berbuat itu untuk menolong wanita yang di jebak di tempat lokalisasi, ya saya akan ikhlas selama mereka yang di bantu tahu diri. Setelah perekonomian kami lebih mapan suami saya membeli m
Sejak hari itu, saya mencari jalan keluar untuk masalah saya ini. Jadi saya mempekerjakan dokter pengganti selama 12 jam dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam, sehingga dalam waktu itu saya dapat memantau kegiatan suami saya tanpa dia sadari. Dan untuk semua urusan administrasi dan keuangan suami saya mempercayakan kepada Kusuma Wati dari Bogor dan wanita itu juga tinggal di klinik saya. “Mami, mulai sekarang urusan klinik dan segala kebersihan klinik biar Kusuma Wati yang mewakili kamu untuk mengurusnya, dia lulusan akademi sekretaris jadi untuk urusan kantor dia lebih canggih dengan kamu.” Kata suami saya di saat dia membawa pulang seorang perempuan yang memiliki dandanan yang sangat menor. Karena wanita itu telah dibawa ke ruko saya, jadi saya tidak melarangnya dan saya biarkan wanita itu membantu urusan klinik saya. Mulailah saya mencoba mengetahui dimana dia berkenalan dengan suami saya. “Kusuma Wati, hari ini kamu mulai urus klinik ya, saya sama bapak mau mengantar anak anak
Saya sepanjang perjalanan hanya tersenyum mengingat perilaku kedua pelakor yang terjadi baru saja. Suami saya yang memang seorang pendiam dan dingin ini biarpun dia romantis tapi tidak ceriwis. Dia hanya memuji kalau kenyataan dan suamiku ini adalah pria yang aneh, dia tidak senang dengan wanita yang genit dan menunjukan kegatalan, biarpun dia senang ke tempat tempat tertentu, seperti bar dan lain lain. Suami saya pernah bercerita, dia suka ke tempat seperti itu karena ada misi tertentu seperti membantu mereka yang dijebak biarpun ada juga yang merasa tamak dan akan memiliki suami saya seutuhnya, ya contohnya Ayu dan wanita tajir ini yang kemudian saya tahu bernama Herlina Efendi ini. “Mam, kenapa diam saja? Marah ya?” tanya suami saya. “Hmmm, untuk apa marah, toh, jika kamu mau saya tidak bisa melarang kamu, lakukan saja semaumu asal tepati janjimu, setiap hari sebelum jam 10 malam, kamu sudah ada di rumah.” Kata saya datar dan tentu saja dingin. Jika kalian bertanya apakah saya
Bagaimana dengan kalian jika mendapat suasana yang seperti itu? Marah, sedih, kecewa atau membiarkan saja. Ya, saya sendiri tidak tahu apa yang harus saya lakukan? Saya bingung akan permintaan suami saya untuk melamar dokter pengganti itu, bukankah dia sekarang sedang pacaran dengan Herlina Efendi, lalu untuk apa dia meminta saya melamar dokter muda ini lagi? sungguh bingung saya. Jadi saya ke kamar untuk tidur sore, karena setelah dokter pengganti pulang jam 7, saya harus bersiap siap untuk menggantikan mereka sampai besok pagi, jika malam ada yang datang untuk berobat saya harus siap. Karena saya seorang yang cuek, jadi saya tidak memikirkan apapun tentang semua itu dan saya akhirnya terlelap dalam tidur. Dalam mimpi saya marah dengan suami saya, saya meminta cerai di dalam mimpi itu dan saat sedang klimaknya........ Jam 6 saya terbangun karena anak saya meminta makan, ya, saat ini Siani baru berumur 6 tahun, jadi dia masih sangat manja. Tidak mau siapa juga yang mengambilnya
Kusuma Wati tidak mau naik ke lantai dua tempat kamar tidurnya, dia masih ingin nonton TV dan saya juga tidak bisa melarangnya sehingga ketika suami saya keluar dengan celana pendeknya, Kusuma Wati masih disana dan suami saya juga tidak menegurnya biarpun mata Kusuma Wati itu sampai melotot melihat ke machoan suami saya. Ya, sebagai guru ilmu bela diri, tentu badan suami saya sangat kekar dan terdapat petak petak di perut dan dada yang bidangnya. Ya, enak dilihat lah intinya. Melihat keadaan itu saya cuma dapat menelan saliva dan melihat mereka seperti penonton tapi dalam hati saya sudah bersiap siap jika pegawai saya ini akan menjadi salah satu pelakor diantara suami dan saya. “Kusuma Wati sedang apa kamu? Sana naik ke atas, bukankah kamu harus istirahat?” tanya saya dengan nada marah. Menyadari saya marah, Kusuma wati cepat cepat berdiri dan naik ke lantai dua. Belum selesai menghadapi Herlina Effendi sekarang di rumah sendiri telah menunggu tikus kelaparan yang akan menggerogo
Ternyata suami saya tidak langsung mengajak saya pulang ke rumah, setelah keluar dari warung makan itu, kami berdua bergandengan tangan dan dengan ekor mata saya, saya melihat Herlina Effendi marah dengan menghentakkan kakinya dan dia pergi menaiki mobilnya untuk berangkat kerja. Hmm dengan penampilan seperti itu, bukankah merusak imegnya. Sedangkan saya dan suami saya jika di pagi hari tidak ada kerjaan jadi kami sambil bercanda dan berbincang dengan teman teman yang dekat sekolah anak kami sampai menunggu anak anak pulang sekolah dan itulah yang sering dilakukan suami saya sendiri. Karena suami saya setelah pulang dari mengantar dan menjemput anak saya, pulang setelah makan siang dia akan mengurus semua ayam Bangkoknya. Karena sekarang klinik saya sudah ada dokter pengganti jadi saya sempatkan diri selalu menemani suami saya pagi hari sampai anak anak pulang di siang hari. dan tentu saja sekalian memantau berapa banyak wanita yang ingin menghampiri suami saya, ya selama saya ada