Share

Bab 10

Author: Mblee Duos
last update Last Updated: 2022-08-31 23:32:00

Aku memarkirkan mobilku di pelataran plaza. Rencananya aku akan membeli semua perlengkapan yang dibutuhkan besok. Ini week end pertamaku dengan keluarga kecilku. Rasanya aku sungguh tak sabar menunggu momen itu hingga berpuluh jam lagi.

Ku dorong trolly dan memasukkan barang barang yang telah aku buat list sebelumnya. Setelah semuanya lengkap, segera aku berjalan ke meja kasir untuk menyelesaikan transaksi pembayaran.

Wajah Aiswa yang nampak begitu bahagia saat mendengar ajakanku berlibur kemarin, demikian terbayang di pelupuk mata. Membuat bibirku tanpa sadar menerbitkan sebuah senyum.

"Eh mbak, yang di belakang dah pada antri tuh. Buruan!" Seorang ibu yang sedang mengantri di kasir sebelah menyenggol lenganku.

"Diiih, malah senyum senyum sendiri!" Terdengar yang lain ikut menimpali.

Aku tersentak kaget. Antara keki juga malu, ku tengok orang orang di belakangku. Ternyata benar, antrian begitu panjang mengular, dan sudah tiba giliranku untuk membayar. Pantas saja mereka sewot.

"Oh, maaf!" jawabku singkat menahan malu. Mungkin wajahku saat itu sudah benar benar seperti orang b*go. Segera kukeluarkan uang dan membayar semua belanjaanku.

Dua kantong kresek besar kutenteng di kedua tanganku. Aku berjalan cepat meninggalkan antrian dan tak ku hiraukan lagi keadaan di sekelilingku. Aku abai saja dengan orang orang di sana yang melihatku dengan tatapan aneh sambil berbisik bisik.

Tiba tiba saja!

"Buuugghhh" Tubuhku menabrak seseorang dari arah yang berlawanan. Meski aku tak sampai terjatuh, tapi satu kresek di tangan kiriku terpental hingga keluarlah sebagian isinya.

Segera aku membungkukkan badan untuk memunguti barang barangku yang terserak. Namun belum juga aku selesai melakukannya, kedua mataku terpaku pada beberapa barang yang sepertinya bukan milikku. Sebab semua benda itu biasa sekali digunakan oleh para mereka kaum adam. Ada silet cukur, sabun muka khusus cowok, juga satu pack besar tissue.

"Itu punyaku!" Sebuah suara bariton seolah berusaha menjawab tanda tanya di kepalaku. Aku mendongak mencari si empunya suara tersebut.

Namun selanjutnya, seketika wajahku berubah masam. Bagaimana tidak, aku merasa selalu mengalami nasib sial tiap kali berdekatan dengan lelaki itu. Tak terkecuali kali ini. Ya..., siapa lagi kalau bukan Fattan si Tuan arogan itu.

"Siapa juga yang mau mengambilnya!" Aku mendengus sebal. Tanganku kemudian meraih satu pack pembalut, satu satunya barangku yang masih tercecer di lantai.

Kuhentakkan kasar langkah kakiku meninggalkan pria arogan itu. Namun, sempat ekor mataku meliriknya. Dengan santainya dia masih berdiri, memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana sambil memalingkan mukanya. Huuh...menyebalkan sekali dia!

"Tok tok tok!" Baru saja aku masuk ke dalam mobil, tiba tiba kudengar sebuah ketukan di kaca mobilku. Aku menoleh untuk melihat siapa orang itu.

Huuuf! Aku menghembuskan napas kasar. Lagi lagi dia! "Apa maunya sih?" batinku kesal.

"Apa?" ketusku.

"Apa kau pikir aku memerlukan ini sampai kau harus meninggalkannya untukku?" Fattan menyodorkan sebuah plastik putih padaku.

Meski ragu, tapi aku tetap menerima plastik tersebut. Kuraih dan lantas kubuka untuk melihat isi di dalamnya, yang seketika membuat mataku langsung membulat lebar.

"What? Pembalut?" teriakku dalam hati. Itu pembalut yang persis sama dengan yang tadi kubeli. "Bagaimana benda ini bisa ada padanya?"

"Kembalikan tissue ku!" katanya, lagi lagi dengan ekspresi dingin.

Tanpa berkata lagi aku langsung mengambil kresek belajaanku di dalam mobil. Benar saja, satu pack benda bertuliskan "TISSUE" teronggok manis di dalamnya.

Oh Tuhan! Aku menepuk jidatku sendiri. Tissue dan pembalut itu mempunyai kemasan warna dan ukuran yang hampir sama. Rupanya aku tadi sudah salah ambil karna begitu buru buru.

Aaah, entahlah! Mukaku pasti sudahmemerah seperti kepiting rebus. Malu sekali!

πŸ’–πŸ’–πŸ’–

"Ibu, Aiswa! Ayo buruan! Kita harus berangkat cepat. Kalau tidak nanti terlalu macet," teriakku memanggil Ibu dan putriku usai memanasi mesin mobil.

"Iya Ma, kita udah siap kok!" Aiswa berlari keluar rumah dengan riang.

Kulihat penampilan Aiswa kali ini berbeda dengan biasanya. Kalau sehari hari rambutnya hanya di kucir dua, kali ini rambutnya di kepang kecil kecil dengan jumlah yang banyak mengitari kepalanya.

Tak lama kemudian Ibu terlihat menyusul berjalan di belakang Aiswa. Tak seperti biasanya, kali ini pun Ibu juga menyapu wajahnya dengan riasan tipis. Membuatnya nampak sangat cantik dan kembali lebih muda dari usianya sekarang yang memang sudah kepala lima.

"Lama banget sih!" gerutuku ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil.

"Itu, Aiswa minta di kepang kecil kecil gitu. Jadi lama kan?" Tumben Ibu ngeles.

"Hahaha! Ga gitu, Ma! Aiswa udah siap dari tadi. Kan di kepangnya udah dari abis subuh tadi. Tapi barusan..." ucapan Aiswa terputus.

Rupanya Ibu menyikut lengan Aiswa sambil mengedip ngedipkan matanya.

"Hussst!" Ibu sekali lagi memberi kode dengan meletakkan satu jari telunjuknya di depan mulut.

"Apaan sih pada rahasia rahasiaan segala?" Aku mulai kepo.

"Hahaha. Tadi abis Aiswa selesai di kepang, Ais maksa nenek buat dandan." Kali ini rupanya anakku lagi kurang kompak sama neneknya.

Aku yang mendengar cerita anakku hanya mengulum senyum. Sementara Ibu sendiri terlihat bibirnya mengerucut lucu. Haha, baru ini ku lihat Ibu ngambek!

"Tapi nenek jadi keliatan cantik banget ya Aiswa?" Tanyaku sambil melirik Ibu dari spion mobil.

"Iya pasti cantik lah Ma, nenek siapa dulu dong?" Aiswa menimpali sambil senyum senyum menggoda neneknya.

Wajah Ibu bersemu merah jambu karna tersipu malu. "Aah sudah sudah, kalian ini pintar sekali menggoda orang tua!"

"Hahaha!" Seketika tawa kami pecah bersama.

Sungguh indah ternyata bercengkrama bersama keluarga. Bodohnya aku yang selama ini selalu terkungkung dalam masa suramku, hingga mengabaikan perhatian untuk mereka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MAMA MUDA VS MAS POLISIΒ Β Β Bab 52

    Sekilas kulirik lelaki di sampingku. Dalam hati berkata, "Kenapa Fattan gak bilang kalau Mamanya dan Aiswa sudah saling mengenal?"Tapi di saat yang sama, ekor mataku menangkap Fattan yang tengah terbengong menatap dua orang yang masih saling berpelukan di depan kami. Mulut lelaki itu sedikit menganga, kedua matanya pun melebar. Dari ekspresinya, sepertinya ia juga sama terkejutnya denganku.Tunggu!Kalau begitu, itu berarti Fattan juga tidak tahu kalau keduanya memang telah saling kenal sebelumnya?"Fattan, Aina, Ayo masuk! Malah bengong kalian berdua!" titah Mama Fattan yang sedikit mengejutkan kami. "Fattan, kamu kenapa sih melongo begitu. Jelek, tahu?""Haa...?" secara hampir bersamaan aku dan Fattan menjawab. "Ma, Mama kok ga bilang kalau udah kenal sama Aiswa?" sembur Fattan langsung begitu memasuki rumah. Pertanyaan yang juga mewakili rasa penasaranku."Lah, Mama sendiri juga ga tahu kalau ternyata Aiswa ini adalah anak dari Aina," Mama Fattan melihat ke arahku.Aku tertunduk.

  • MAMA MUDA VS MAS POLISIΒ Β Β Bab 51

    "Loyo banget keliatannya kamu, Na!" Wina mendekatiku, menoel lenganku. Lalu dengan suara berbisik dia kembali berkata, "Begadang ya? Mikirin ayang Polisi ya?" Pletaakk!Aku menjitak jidatnya. "Duuh...! Semena mena banget sih, Na!" katanya cemberut sambil mengusap usap jidatnya. Bibirnya mengerucut. Hingga gemas aku rasanya, ingin mengikatnya dengan karet.Aku terkekeh. "Salah sendiri jahil. Punya temen satu, mulutnya suka suka rada blong remnya," ujarku."Nah, situ ngelamun aja kerjaannya. Ntar kesambet setan jomblo, baru tahu rasa loh. Minta dikawin dia! Ha ha...""Yeee... Pantesnya tuh ya, tuh Setan ama kamu. Klop sama sama jahil, sama sama jomblo juga!""Enak aja ngatain jomblo! Gue punya Pak Daniel, tahu?" dan Wina langsung membekap mulutnya kemudian. "Alamak, keceplosan!lMataku membola, menatap Wina serius. Tapi tatapanku itu hanya dibalas nyengir kuda tak jelas olehnya."Oh, akhirnya, bebas sudah satu pria gak akan mengejarku lagi!" aku menarik napas panjang dan menghembuskan

  • MAMA MUDA VS MAS POLISIΒ Β Β Bab 50

    "Kamu sudah siap?" Fattan bertanya ke sekian kalinya dengan pertanyaan yang sama, sejak dari ia menjemputku di rumah, hingga perjalanan menuju rumahnya.Dan aku sendiri hanya mengangguk tiap kali ia bertanya demikian.Sebenarnya aku sendiri tidak terlalu yakin dengan kesiapanku. Sebentar lagi aku akan bertemu dengan wanita yang paling penting di hidup Fattan selama ini. Mamanya. Jujur saja, aku sangat nervous. Berkali kali kumenghela napas panjang untuk mengurangi kegugupan. Tapi sepertinya sama sekali tak berhasil.Ciiittt...!Rem mobil berdecit pelan saat mobil memasuki sebuah garasi yang sangat luas. "Keluar!" titah Fattan disertai senyum manisnya. Ia juga mencubit gemas pipiku. "Tenang saja, Ibuku adalah wanita teranggun di dunia. Dia bukan singa yang akan menerkammu. Ha ha..."Fattan terkekeh memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi. Aku segera keluar dari mobil setelah pintu mobil terbuka secara otomatis. Pemandangan yang tak biasa kini tersuguh di depan mataku. Bagaimana ti

  • MAMA MUDA VS MAS POLISIΒ Β Β Bab 49

    "Gimana, bagus kan, Ma? Surprize dari kita?" Aiswa bertanya masih dengan senyum lebar di bibirnya. Alih alih menjawab pertanyaannya, diriku yang masih mematung karna shock, hanya mampu melongo tanpa seucap kata pun."Bagaimana Aiswa bisa berada di sini sekarang? Bahkan mungkin tiba lebih dulu dariku! Bukankah tadi kata Ibu, Aiswa sudah tidur lebih awal? Dan undangan makan malam itu, palsu?Seribu pertanyaan itu kini saling berjejal di pikiranku.Kupandang Fattan juga Aiswa bergantian. Rona ceria di wajah mereka mungkin sangat kontras dengan wajahku yang pucat pasi saat ini.Fattan melepaskan gandengan tangannya dari Aiswa. Ia kemudian berjalan menuju sebuah meja. Menuang segelas air putih dari sebuah dispenser. Lalu kembali berbalik kepada kami. "Minumlah!" titahnya, menyodorkan gelas kepadaku. Sepertinya ia mulai paham tentangku yang belum juga pulih dari keterkejutan.Tanpa menjawab lagi aku pun meraih gelas tersebut, dan menenggak isinya hingga tandas. Perlahan napasku yang tadinya

  • MAMA MUDA VS MAS POLISIΒ Β Β Bab 48

    "Na, mau makan siang bareng?" tanya Winda yang kini telah berdiri di samping mejaku."Aduh, kayaknya ga deh Win! Kerjaan aku masih numpuk banget soalnya," tolakku halus seraya menggelengkan kepala. "Tapi nitip aja kali, ya?""Emm... gimana ya?" Winda menyipitkan mata sambil mengerucutkan bibirnya. Pura pura berpikir. Menggodaku!Spontan saja kucubit pinggangnya. Membuatnya memekik geli, "Auu..., iya - iya, aku beliin! Ha ha ha...""Ehm... ehm...!" Mendengar suara deheman, aku dan Winda refleks menghentikan candaan kami. Hampir bersamaan kami menoleh. Sesosok pria dengan langkahnya yang tegap berjalan menghampiri kami."Eh, Pak Daniel!" sapa Winda pertama kali. Sementara aku hanya tersenyum dan menganggkukkan kepala melihat kehadirannya. "Kayaknya ada yang bakal diajak makan siang bareng, nih!" celetuk Winda melirik lirik ke arahku. Hmm, lagi bersiap siap usil dia rupanya!Aku melotot, dengan maksud supaya Winda berhenti berceloteh dan menggodaku. Karna memang dirinya sudah hapal di

  • MAMA MUDA VS MAS POLISIΒ Β Β Bab 47

    "Bengong! Gimana, diterima tidak?" dia kembali bertanya."Aaah...?" aku makin tergagap. Ya ampun! Orang ini benar benar ga ada basa basinya menanyakan hal seperti ini, ya? To the point saja maunya. Melamarku dengan cara seperti ini. Sungguh nggak ada romantis romantisnya sama sekali!Eiiits...! Apa? Romantis? Lah, malah pikiranku kemana mana ini jadinya! Aku menepuk jidat frustasi."Aina!" kudengar Ibu memanggil. Kemudian setelahnya, ia sudah berdiri di ambang pintu. Raut mukanya kulihat seketika berubah canggung saat menatap ke dalam ruangan. Ah, iya! Jarak aku dan Fattan berdiri rupanya begitu dekat. "Maaf, mengganggu!" ucap Ibu sedikit kikuk."Nggak kok, Bu! Ada apa?" tanyaku. Dan di saat yang bersamaan, Fattan pun memutar badan ke arah Ibu berdiri. Ia lalu tersenyum dan menyapa, "Oh, Ibu?""Emm... Aina, ada tamu untukmu!" Ibu berkata mengungkapkan maksudnya menghampiri kami. Ekspresinya nampak ragu ketika mengatakannya."Tamu?" ulangku, sedikit mengernyit. Perasaan tidak ada tema

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status