Home / Rumah Tangga / MANTAN WITH BENEFIT / Buah yang Menyehatkan II 🔥

Share

Buah yang Menyehatkan II 🔥

Author: DityaR
last update Last Updated: 2025-08-07 10:00:55

Tanpa ba-bi-bu, Khalisa langsung memasukkan Juniorku ke mulutnya dengan agak canggung. Dia jilati dari ujung ke pangkal. Rasa dingin sekaligus hangat menyelimuti Juniorku. Tiap gesekan dengan lidahnya membawa sensasi nikmat, membuatku merinding.

”Oooohh ....” Aku pun mengerang, seluruh tubuhku gemetar karena nikmat.

”Coba aku praktekin, aku sedikit ingat waktu dulu pertama kali nyentuh ini.”

Dia memaju-mundurkan kepalanya, Juniorku keluar masuk di mulutnya dengan bebas. Ketika aku menghentakkan pinggulku, Juniorku masuk terlalu dalam ke tenggorokannya.

”Hmph .…” Khalisa memejamkan matanya rapat-rapat saat Juniorku masuk sampai tenggorokannya.

”Uups … sori … gimana rasanya?” tanyaku.

“Mmm … Not Bad, kok … tapi aneh, sih. Mungkin ini rasa favorit baru aku.” Dia melepaskan Juniorku dari mulutnya supaya bisa berbicara.

Aku belai dan buka sedikit pintu rahimnya. Dari sini, aku bisa me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MANTAN WITH BENEFIT   Bersama Api Unggun

    ୨ৎ A L Z I A N જ⁀➴Aku pelan-pelan geser dari Khalisa, meninggalkan dia di kasur. Terus aku pakai celana training. Setelah itu, jalan ke dapur, ambil Bir.Sudah malam banget, hampir tengah malam. Aku turun ke tempat api unggun. Setelah menyalakan apinya, aku duduk di kursi, menikmati Bir sambil bengong.Jujur saja, aku enggak pernah merasa seputus asa ini dalam hidupku. Rasanya mirip banget waktu aku melihat Papa mencoba menyelamatkan Mama dari ganasnya ombak teluk. Dan ekspresi panik di wajahnya saat sadar dia enggak bisa berbuat apa-apa.Sekarang, wanita yang aku cinta lagi berduka karena peluang dia buat punya anak.Aku mengerti maksud dia. Teman kerjaku, Nick, pernah cerita soal itu. Mahal, makan waktu, dan bikin emosi naik turun. Tapi aku percaya kita bisa jalani ini berdua.Dan setidaknya sekarang aku tahu kenapa dia meninggalkan aku. Itu bikin semuanya lebih mudah diterima ketimbang kalau dia pergi gara-gara cowok lain.

  • MANTAN WITH BENEFIT   Haruskah Aku Meninggalkanmu?

    Aku mengangguk pelan. " Yakin.""Emang enggak bisa cari cara lain, ya?"Aku tatap dia lurus. "Dokter tadi itu cara lainnya. Dia lihat hasil yang sama kayak Dr. Agnes. Dan itu alasan aku ninggalin kamu, Alzian. Karena aku ngerasa enggak bisa kasih kamu keturunan. Aku terima kalau sekarang kamu mau ninggalin aku. Aku enggak bisa kasih hal yang kamu pinginin."Dia diam."Jadi sekarang ... kamu mau ninggalin aku lagi?""Aku cuma pingin kamu punya kehidupan yang kamu mimpiin. Kehidupan yang pantas kamu dapetin.""Hidup yang aku mau tuh kamu, Khalisa. Cuma kamu."Aku mengeluh, terus menutup muka pakai bantal. Aku ingin banget teriak, tapi aku tahan."Tapi aku tahu kamu pingin punya keluarga besar. Kamu udah sering bilang gitu dari dulu.""Kamu tadi bilang masih ada opsi pakai fertilitas, kan? Masih ada harapan.""Kamu tahu enggak, itu mahalnya kayak gimana? Dan kemungkinan berhasilnya kecil banget. B

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gwenchana

    Aku bilang ke Connie sama Shaenette kalau aku baik-baik saja, cuma sakit perut doang. Di jalan pulang, suaraku agak tinggi saat harus menjelaskan soal IUD.Yang Connie bilang cuma, “Benda itu ditinggal di dalem ya?”Mereka antar aku pulang, terus aku kirim pesan ke Alzian kalau kita bakal bicara saat dia sampai rumah.Aku enggak apa-apa, kok. "Gwenchana".Kayaknya “Gwenchana” harus jadi slogan baruku. Bikin kaus saja yang tulisannya “Gwenchana”, jadi kalau ada yang tanya tinggal aku tunjukkan.Aku keluar ke teras, terus telepon Mama. Dia angkat di dering kelima. Itu artinya dia sebenarnya enggak mau angkat, tapi penasaran.“Khalisa,” katanya.“Mama tahu kenapa Khalisa ninggalin Alzian, kan? Mama tahu, kan? Mama sengaja nutupin dari Khalisa?”“Khalisa .…” jawabnya dengan nada yang sama seperti saat Mama lagi menyembunyikan sesuatu dari aku.“Jawab, dong!” teriakku. “Aku punya hak buat tahu. Mama tahu itu

  • MANTAN WITH BENEFIT   Klinik Dr. Rennata II

    “Aku enggak lihat IUD kamu. Kemungkinan besar udah copot.” “Gara-gara seks?” Dia tertawa. “Kayaknya, sih enggak. Bisa aja emang udah mulai kegeser dari awal, dan seks cuma jadi pemicu terakhirnya. Tapi kebanyakan kasus, sih enggak ada penyebab jelas. Aku mau pastiin itu enggak nyangkut di rahim kamu, jadi kita ke ruang USG, ya? Nanti kalau kamu udah kelar, aku bakal cek rekam medis kamu, terus kita ngobrol soal langkah selanjutnya.” Dia sempat bersandar di meja. “Kalau kamu mau, kita bisa pasang IUD lagi, atau kalau kamu ngerasa bisa ingat jadwal minum pil, kita bisa ganti metode. Tapi bentar dulu ya, aku siapin alat USG-nya. Tenang ... kita atur semuanya.” Saat dia mau keluar, dia balik badan. “Aku enggak bakal bilang apa-apa ke Connie, jadi kamu aja yang mutusin mau kasih tahu dia atau enggak.” Dia berkedip, mengerti banget soal kondisi aku. Begitu dia keluar, aku langsung ambil HP, nge-chat Alzian buat kasih kabar kalau IUD aku hilang dan mereka mau USG. Dia bilang bakal nung

  • MANTAN WITH BENEFIT   Klinik Dr. Rennata I

    "Ini keren banget, sih!" kata Connie sambil melihat sekeliling. "Rennata sama teman-temannya emang top deh."Shaenette tersenyum bangga. "Iya dong. Lihat, tuh lukisan di area anak-anak? Itu anakku yang bikin.""Bakat banget dia.""Jadi, Rennata ini nikah sama siapa, sih?" Aku maju sedikit ke arah Shaenette."Oh, dia belum nikah. Tahun depan baru nikahnya. Sama Kaye, cucu aku yang paling bontot.""Yang jadi pemadam kebakaran itu?" tanyaku.Dia mengangguk lagi, senyum lebar sampai wajahnya cerah banget. "Cerita cinta mereka tuh so sweeeet." Dia menyikut Connie dan mengedipkan mata. "Cinta lama bersemi kembali, tuh."Aku yakin kalau dua nenek ini merasa mereka yang bikin aku sama Alzian balik lagi. Tapi menurut aku, sih memang kita sudah ditakdirkan bersama saja.Terus ada cewek keluar dari dalam dan memanggil, "Khalisa Sunya?""Aku duluan, ya," kataku sambil berdiri."Eh, kita ikut, lah," kata Shaenette, juga ikutan berdiri."Aku bisa sendiri kok. Nanti aku suruh Rennata keluar." Mereka

  • MANTAN WITH BENEFIT   Popok Bayi

    "Maaf banget, Khalisa, aku harus anterin Mamanya Tedy," kata Daniar. "Maunya sih iya, tapi penginapan lagi ramai banget sekarang," jawab Donna saat kutelepon. Aku hubungi semua saudara perempuan Alzian, bahkan Hapsari pun lagi sibuk. Belum sempat memutuskan mau minta tolong pada siapa lagi atau pesan Grab, HP-ku tiba-tiba saja berbunyi. "Halo?" tanyaku. "Dengar-dengar kamu nyari tebengan?" Suara Connie. Nomornya belum sempat aku simpan karena enggak tau dia punya HP atau enggak. "Oh iya, aku belum dapat jadwal ketemu dokter sih, tapi aku bisa pesen Grab, kok." "Ah, ngaco. Aku bentar lagi berangkat ke kota cari barang. Aku udah bikin janji buat kamu ketemu cucunya Shaenette juga." "Eh, maaf? Cucunya siapa?" "Rennata. Dia mau bantuin kamu. Kita bakal sampai sana dalam dua puluh menit." Terus Connie menutup telepon. Aku ingat Shaenette pernah bilang kalau cucunya adalah dokter keluarga, jadi aku coba cari dokter kandunganku yang dulu dan menelepon kliniknya buat biki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status