Home / Rumah Tangga / MANTAN WITH BENEFIT / Cinta & Omong Kosongnya

Share

Cinta & Omong Kosongnya

Author: DityaR
last update Last Updated: 2025-05-03 16:12:19

Rasa kecewa turun di perutku. Tapi Heksa selalu peka. Dia tarik aku lagi ke pelukannya. “Maaf, kamu tahu, kan aku nggak suka pamer mesra di depan umum. Tapi nanti, pas sudah di kamar, aku bakal jadi milik kamu sepenuhnya.” Dia senyum, dan aku cuma bisa ngangguk.

“Iya, kamu benar. Maaf, aku cuma terlalu excited buat liburan ini,” jawabku sambil menunduk, biar rambut panjangku menutupi muka. Please, jangan lihat kekecewaan di mataku. Heksa dulu suka bilang mataku kayak bulu merpati yang terbang di langit.

Dulu dia bisa puitis banget. Tapi aku sudah nggak mau puisi. Aku ingin, entahlah, aku bahkan nggak tahu aku ingin apa.

Dia ketawa kecil. “Benar juga, kamu terlalu semangat.” Dia kedipkan alisnya, dan kita jalan bareng ke meja check-in. Cewek yang tadi menyorakiku, mengedipkan mata ke arahku, kasih jempol.

Aku senyum tipis, menutupi malu karena ciumanku tadi nggak membangkitkan reaksi yang aku harapkan dari Heksa. Jadi, aku hanya mengikuti Heksa yang sudah sampai di boarding gate, k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MANTAN WITH BENEFIT   Setetes Benih

    Alzian dan anak buahnya pergi setelah mendapatkan apa yang dia mau. Entah apa pentingnya setetes air maniku bagi mereka, tapi aku lega. Dia masih membiarkankanku hidup setelah mengetahui kalau aku yang sudah bikin onar di pesta pernikahannya.Malam itu, aku hancurkan sumber listrik sebelum menyusup ke dalam rumahnya. Saat aku menemukan pintu kamar yang dihias paling glamour, aku yakin itu adalah kamar pengantin. Benar saja, di sana aku menemukannya hanya memakai bokser mini. Dari situlah semua drama ini dimulai."Heksaaaa!" jerit seseorang dari luar gerbang. Perempuan yang rambutnya yang nggak pernah lebih panjang dari bahu itu berlari ke arahku.Alzian tampak sedang memasuki mobil yang pintunya digenggam oleh anak buahnya. Pak Prawito, papanya Fenya juga ada di sana dengan napas yang berasap.Aku masih terjuntai miring di lantai, menatap mereka semua sambil merasakan nyeri di setiap sendi, hidung, dan yang lebih parah lagi, di sekitar alat vitalku."Kamu nggak apa-apa?" pekik Fenya.

  • MANTAN WITH BENEFIT   Bius

    Aku terbangun di ruangan remang-remang, nggak ingat lagi apa yang terjadi. Tanganku terikat di belakang kursi, sedangkan kaki dililit kuat dengan benang kawat. Suara cekikikan dari gerombolan pria terdengar di pojok ruangan. Kepalaku masih berdenyut akibat pukulan tadi. Hidungku mungkin patah."Fenya?" panggilku. Tapi suara yang datang bukan miliknya, "Dia nggak di sini," ucap seseorang dari gerombolannya. Suaranya dalam, dingin, dan terdengar begitu terlatih. Tak lama, muncul pria tinggi pakai setelan serba hitam."Siapa kamu?" tanyaku. Dia mendekat, menatapku denga tatapan predator. "Aku? Heeefftt. Orang yang bertugas membereskan kesalahanmu.""Apa maksud—"PLAK!BUGHHH!!!PLAKK!!!"Jadi ini orang yang udah ngehancurin malam pernikahanku?” timpal pria gemoy yang tiba-tiba muncul dari punggungnya. Dia ambil acang-ancang dan beberapa detik kemudian ....BLUGGGHHHH!!Tapak Vantovel pun mendarat di wajahku.Aku terpelanting dengan tubuh masih lengket di kursi, nggak bisa bergerak. Ha

  • MANTAN WITH BENEFIT   Nafsu & Daya Rusaknya II

    "Jadi gimana malam pertamamu sama Biron?"Fenya batuk kecil, tersentak saat meneguk minumannya. Dia balik badan, terus menatapku sinis, "Hah?”Aku mundur selangkah, matanya seakan tahu aku mau lari ke mana. Jadi nggak ada yang bisa kulakukan selain menunduk, "Ehmm, maksud aku, kencan pertama ... Ka—kamu?""Itu nggak ada urusannya sama kamu, ya, Heksa! Udah buruan balik ke tempatmu!" katanya sambil angkat dagu."Kayaknya kamu udah berhasil jadi pemegang kendali dalam permainan itu.""Dan kamu mulai sok tahu, sekarang!""Nggak, aku cuma mau tahu," balasku sambil jalan melewatinya. "Kalau kamu nggak mau kasih tahu, ya biar aku cari tahu sendiri."Fenya itu mudah banget ditebak. Meski sekeras apa pun dia berusaha jadi cewek yang misterius, di depanku tetap saja, dapat dengan mudah dibaca dari gerak-geriknya.Seperti sekarang ini, aku pastikan dalam hitungan ke tiga, dia bakal kasih kata-kata paling defensifnya. "Heksa!" jeritnya. Dia jalan cepat di belakang lalu tarik kerah bajuku kuat-k

  • MANTAN WITH BENEFIT   Dia Berbeda

    Heksa─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──જ⁀➴Menikah?Aku harus menikah dengan wanita lain. Itu yang dia mau. Itu yang Khalisa rasakan. Benci, marah dan yang jelas dia menyesali perbuatannya di mobil, di malam pertamanya bersamaku.Kalau hanya dengan cara itu bisa bikin aku leluasa untuk bertemu dengannya, oke aku akan lakukan. Tapi aku harus bagaimana?"Ha ha ha. Ya pantes lah, Broo. Lagian istri orang kamu dekatin!" kata Onad, membuang kakinya di depan kami sambil menggigit rumput yang dia pegang dari sejam yang lalu. "Tapi yang penting, kan, kamu udah dapat perawannya, Heksa.""Entahlah," balasku. "Percuma aja kalau aku tetap gak bisa dapatin hatinya, ya, kan?""Setidaknya tangannya, pipinya, lehernya, dadanya, bokongnya, dan itunya ... kamu udah dapat. Not bad itu broohh!""Hadeehh," keluhku sambil menekuk kaki ke dada, menopang dagu. Latihan tempur hari ini sungguh melelahkan. Ditambah lagi, waktu aku benar-benar butuh istirahat, Pimpinan menyuruhku membuka pintu gedung olahraga bersama ini.Saat akan

  • MANTAN WITH BENEFIT   Jatuh Cinta & Mati Rasa

    "Oke. Tapi ada syaratnya," balasku sambil mencerai tangannya. Dia pasrah. Aku bangkit dan meremas sweeter yang menyerap air dari saluran irigasi ini. "Atau enggak sama sekali!"Kabut mulai turun, ditambah tubuhku yang basah kuyup. Aku menyilangkan tangan di dada, jari-jari mulai gemetar. Heksa masih di sana, duduk menghalangi air yang melintas melewati kedua pahanya."Tapi aku mau tanya satu hal. Sebelum kamu sebutin syaratnya," pekiknya. Heksa menyapu wajahnya dengan air yang sudah setinggi perut. Santai, seperti dia nggak punya masalah sama sekali. "Kenapa kamu datang ke mobil, waktu malam pernikahanmu. Dan kenapa kamu juga datang ke halaman belakang, malam ini?"Dia tahu kalau aku nggak akan bisa jawab pertanyaannya. Dia sengaja, dan itu bikin aku nggak bisa melakukan apa-apa selain menatap tiang-tiang cahaya yang meremang di sekitar benteng."Kalau kamu udah jawab, kamu boleh bilang syarat itu, dan aku bakal lakuin," tambahnya."Aku masih gak ngerti, deh sama kamu Heksa. Kamu piki

  • MANTAN WITH BENEFIT   Cuddle & Couple

    Jadi, sekarang aku paham kenapa Heksa bisa seberingas itu saat muncul kembali di malam pernikahanku. Dia hanya mau melampiaskan rasa penasarannya saja, kan?Karena selama pacaran, meski hasrat kita meledak-ledak tapi nggak itu pernah tuntas. Ada batasan yang harus kita jaga. Atau, justru itu alasan yang membuat dia menghilang?"Cuma orang yang bisa bikin kamu jatuh cinta yang berhak menyentuhmu, Khal!" gumamnya saat bibir kita terpisah. Aku mundur selangkah, sejenak mataku berkeliling di kebun teh ini. Hening, remang, hanya tiang-tiang bermata cahaya yang mewarnai keringat di wajah Heksa."Siapa bilang aku jatuh cinta?" lawanku sambil angkat dagu.Dia maju, membuatku mundur sampai punggungku menabrak benteng tinggi yang mengitari rumah Alzian. Aku nggak bisa kabur. Heksa menunduk, bersandar ke arahku, tangannya menapak beton di belakangku. Menjepitku di antara dua lengannya.Wangi khas dia nggak berubah, "Casablanca" sederhana, dan itu bikin aku merasa kalau kita nggak perlu parfum me

  • MANTAN WITH BENEFIT   Hasrat & Rasa Sakit

    Khalisa─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──જ⁀➴ Enam tahun yang lalu ... Ya Tuhan, kenapa, sih, aku begini? Heksa menelan ludah, matanya langsung mengunci ke mainan paling pribadi aku itu. “Aku pingin kita ... lebih berani,” gumamku. Lidahku sulit banget dikondisikan, parah. “Aku sayang sama kamu, dan aku juga suka banget sama kehidupan cuddle kita, tapi ... aku cuma kepikiran, ya ... pingin nyoba ... kalau, um .…” Heksa turun dari ranjang, jalan pelan ke arahku. Dia lepas kaosnya sambil jalan, dan aku cuma bisa bengong kayak cewek lugu jatuh cinta. Ekspresi dia gak terbaca waktu dia ngomong pelan, “Kamu pingin lebih?” Lebih? Satu kata yang bahaya banget. Aku geleng-geleng kepala, “Bukan lebih. Tapi ... beda.” Seketika ada luka yang terlihat di mata dia, tapi langsung hilang lagi. “Bukan tiap kali, Heksa. Cuma … kadang aja …” Tangannya gemetar waktu dia menyentuh vibrator itu, “Kamu biasa pakai ini?” Jarinya menggantung di atas tombol power geser. Tenggorokanku kering, aku gak bisa menelan. Rasa m

  • MANTAN WITH BENEFIT   Kelinci Ungu

    Heksa─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──જ⁀➴Enam tahun yang lalu ...Akhirnya, tinggal kita berdua. Gelang baru di tangannya berbunyi nyaring dan hatiku meledak bahagia. Aku maju pelan-pelan ke dia. Khalisa buka tangannya lebar, kelihatan capek tapi ada senyum puas di wajahnya.Aku peluk dia, daguku bersandar di atas kepalanya, “Maaf ya, Khal. Aku gak bisa ajak kamu nginep di hotel bintang lima.”Dia gak menjawab, dia langsung menciumku. Jadi aku harus memiringkan kepala, buat kasih jalan lidahnya masuk di antara bibir kita.Aku ketawa kecil di antara ciuman ini, “Ada apa, sih? Kok, kamu nempel terus ke aku.”“Emang salah, ya, kalau aku pengen deket-deket kamu? Atau kamu jijik? Kita lagi ada di kota orang, nih. Gak bisa, ya, kita rayain malam kita?” Matanya sempat melirik ke arah ranjang, terus balik lagi menatapku. “Kita bisa mandi bareng, terus aku bakal kasih lihat hadiahku buat kamu.”Aku cuma cium bibirnya lagi sekilas dan mengeluh, “Aku capek banget. Bisa, gak kita tunda sampai besok pagi?”Dia melep

  • MANTAN WITH BENEFIT   Balas Dendam

    PLAAKKKHeksa menadah pipinya, "Khalisa, kok?" Alisnya melengkung, belum sadar kalau tamparan itu memang pantas mendarat di mukanya. Jadi, buru-buru kubalas dengan senyum puas, "Itu, untuk janji yang kamu lupain dulu, dan ... "PLAAKKK PLAAKKK"... untuk malam ini."Puas banget rasanya berhasil menghajar mulut cowok yang nggak pernah bisa pegang janji."Khal, serius. Aku ga punya waktu sekarang," tatih Heksa, napasnya tersenggal. "Kamu mau tahu, kan siapa suami kamu sebenarnya?""Iya ayo, cepetan. Kamu mau bawa aku ke mana?" pekikku dengan semangat, "Tunggu-tunggu, kamu bisa masuk ke rumah ini lewat mana?"Bahkan aku yang menghuni tempat ini, susah sekali untuk keluar gerbang. Terlalu banyak penjaga dan pengawal di depan. Kalau di belakang? Mungkin ini area privasi kali, ya. Jadi pengawal hanya sebatas berjaga di depan rumah saja.Heksa menunjuk ke papan kayu tepat di bawah ayunan, sedikit tertutup oleh pasir. "Dua hari aku latihan jadi kelinci di rumahmu! Dan akhirnya aku berhasil j

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status