Share

Bandung II 🎁

Penulis: DityaR
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-05 15:51:45
୨ৎ K H A L I S A જ⁀➴

Enam tahun yang lalu …

Heksa menelan ludah, matanya langsung terpaku pada mainan paling pribadiku itu.

"Aku cuma pingin kita ... lebih berani," gumamku. Lidahku kaku, susah sekali dikendalikan. "Aku nggak ada masalah, kok sama Cuddle kita, tapi ... aku cuma kepikiran buat coba ... kalau, um ...."

Heksa turun dari ranjang, melangkah pelan ke arahku. Ia melepas kausnya sambil berjalan, dan aku hanya bisa bengong seperti gadis lugu yang sedang jatuh cinta.

Ekspresinya enggak bisa dibaca saat fia berbisik, “Kamu mau lebih?”

Lebih?

Satu kata yang terdengar sangat berbahaya.

Aku menggeleng cepat. “Oh, enggak gitu. Bukan lebih itu maksud aku. Tapi ... sedikit, beda. Tapi kalau kamu nggak mau ... ya ngga masalah.”

Seketika, ada luka yang muncul di matanya.

Tangannya gemetar saat menyentuh vibrator itu. Wajahnya penuh heran. “Kamu biasa main ginian?”

Jarinya menggantung di atas tombol 'Power'. Tenggorokanku kering. Aku enggak bisa menelan. Malu banget
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • MANTAN WITH BENEFIT   Telepon Mama 📞

     ୨ৎ K H A L I S A જ⁀➴ Aku keluar ke halaman depan buat menelepon Mama, sambil berharap pemandangan indah yang ada di depan mataku ini bisa membantuku untuk tetap tenang saat aku bilang ke Mama kalau aku balikan lagi sama Alzian.  Aku, sih enggak suka kalau semua orang ikut campur urusanku, tapi yang pasti rahasia ini enggak bakal bertahan lama. Kalau sampai Mama mendengarnya dari orang lain, bisa-bisa dia marah besar. Dia angkat di dering ketiga. Itu tandanya dia lagi sibuk. Biasanya, sih Mama langsung angkat dalam sekali dering, kadang setengah dering saja sudah diangkatnya, karena dia sebegitu over-nya sama aku. “Khalisa?” jawabnya, seperti menyangka orang lain yang menelepon dari HP-ku. “Hey, Ma.” “Kamu gimana? Udah ingat-ingat lagi?” Aku diam sebentar, “Aku ingat pernikahanku.” “Bagus,” jawabnya datar banget. “I

  • MANTAN WITH BENEFIT   Morning Kiss 🔥

    Aku lagi di dapur, menyiapkan bekal makan siang buat kerja, saat Khalisa turun dari kamar. Sudah beberapa hari aku betah di sini, walaupun sebenarnya ingin banget terus bareng dia, tapi aku tetap harus kerja. Lagipula, hari ini dia mau bicara ke Mamanya. Aku rasa itu bakal seperti melempar macan tutul sama rusa ke kandang yang sama. Aku tuang kopi buat dia, terus aku dorong pelan ke arahnya di atas meja. Bukannya mengambil, dia malah langsung mendekatiku. Semalam dia ganti baju tidur, pakai tank top sama celana pendek, katanya dia merasa lebih panas waktu tidur bareng aku daripada sendirian. “Pagi, cantik,” sapaku sambil menciumnya. Dia melingkarkan tangan di pinggangku. “Tadi pagi aku mau bangunin kamu pakai bl0wj0b, tapi kamu udah keburu nguras tenagaku semalam.” Sial, kita berdua sudah seperti kelinci gila. Untungnya dia pakai IUD, kalau enggak aku sudah bolak-balik cari kondom, minimal tiga kali, dan sepertinya namaku bakal masuk acara gosip si Derrin. “Eh, kenapa

  • MANTAN WITH BENEFIT   Chiken Wings 🍗

    ୨ৎ A L Z I A N જ⁀➴ Setelah mengembalikan ATV ke garasi, aku sama Khalisa mampir beli Chicken Wings sama bir di Brine & Barrel. Karena kita sepakat enggak mau nongkrong lama-lama di sana, akhirnya aku langsung buru-buru buat ambil pesanan take away-nya. “Aku pingin banget nanyain tentang dulu, aku dulu tuh sukanya apa sih ... Hemm, tapi ya udahlah, aku tahan aja,” kata Khalisa sambil menggigit Chicken Wings, terus dia kepedasan, kipas-kipas tangan sendiri. “Mau susu enggak?” tawarku. Dia geleng-geleng sambil teguk bir. “Aku enggak apa-apa, kok. Tapi kalau aku dulu suka Chicken Wings, kayaknya aku enggak yakin, deh.” Aku tertawa, terus menawarkan satu potong milikku rasa Honey Barbeque ke dia. “Mau cobain punyaku?” Dia mend

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gelar Tikar II 🔥

    Dia tertawa pelan, turun ke bawah, mulutnya langsung mendarat di kismis mungilku. Diputar, dijilat, dicelup dan dimakannya lahap-lahap. “Enggak perlu lama-lama foreplay-nya, deh,” pintaku sambil meremas rambutnya. Dia melihat ke atas, kasih senyum setan sambil bicara pelan, “Enggak ah, kita main santai aja dulu.” Kepala aku jatuh ke belakang saat dia mencium perutku, terus turun makin ke bawah. Dia menarik pelan celana dalamku sampai aku bergeser posisi dan mengangkat satu kaki ke pundaknya. Aku sudah enggak kuat lagi menahannya. “Udah lama nih, enggak ada yang bikin aku sange selain diriku sendiri,” jujurku kepadanya. Dia enggak menjawab, cuma merespon dengan dua jarinya yang bermain di bibir rahimku. Badanku bergerak sendiri, pinggulku sudah enggak bisa diam, ketagihan, ingin dia terus menyentuh di titik itu. “Oh gila, Alzian .…” Dia menghembuskan napas hangat di situ, bikin badanku merinding. Lidahnya terus bermain, sedangkan suara-suara dari mulutku sudah enggak bisa

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gelar Tikar I 🔥

    ୨ৎ K H A L I S A જ⁀➴ Aku sudah sering mencium Alzian di banyak fase hidupnya. Dari zaman dia masih jadi bocah culun yang canggung banget kalau lagi ciuman, terus jadi remaja labil yang lagi senang-senangnya berciuman, sampai akhirnya sekarang, jadi cowok hot. Tapi ciuman kali ini beda banget. Cara lidahnya menjelajahi bibirku, sukses bikin bulu kudukku meriang. Terus pas aku buka mulut, dia keluarkan suara pelan yang langsung bikin zona bawahku bergetar. Apa lagi saat lidahnya melilit lidahku. Aku pun memeluk lehernya, satu tanganku menempel di dadanya. Jantung siapa yang berdetak seperti ini? Aku atau dia? Kayaknya dua-duanya, deh. Ini ciuman yang aku harapkan dari pertama kali aku kembali ke Pecang dan sekarang tanganku megenggam bajunya erat-erat. Kita sudah mengalami banyak hal buat sampai ke titik

  • MANTAN WITH BENEFIT   Closure 💔

    “Seru enggak?” tanyaku sambil rebahan, miring, ambil keripik dari kantong snack. “Seru, sih. Eh, Aku boleh nyetir, enggak … nanti pas perjalanan balik?” Aku ingin banget tarik dia ke pelukanku, pegang tengkuknya, terus cium dia sampai lupa dunia kita. Tapi yang keluar dari mulutku malah, “Ya, boleh, lah.” Dia senyum dikit terus mengambil sandwich yang aku buatkan. “Terus, kamu lagi sibuk apa, nih sekarang?” Bagaimana, sih caranya menjelaskan ke dia kalau hidupku itu cuma capek buat memikirkan dia? Keluargaku saja sampai khawatir melihat aku begini. “Kerja doang, serius.” “Hemm … Enggak ada gosip apa, gitu?” Aku duduk, ambil sandwich dari tas. “Aldani sama Maya tuh sempat jadi trending topic di Pecang, tapi cuma bentar, sih.” “Ceritain, deh!” Dia duduk menyilangkan kaki. “Dia cocok banget buat Aldani. Kamu tahu sendir, kani dulunya Aldani kayak gimana?” Dia mengangguk pelan. “Aku ingat, dulu kalian berdua tuh beda banget pas Mama kamu meninggal.” “Ya, gitu deh.” “Kamu tuh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status