Share

Bandung 🎁

Author: DityaR
last update Last Updated: 2025-05-05 13:11:27
୨ৎ H E K S A જ⁀➴

Enam tahun yang lalu ...

Akhirnya, tinggal kami berdua.

Gelang baru di pergelangan tangannya berbunyi nyaring, dan hatiku seketika meledak oleh rasa bahagia. Aku melangkah pelan mendekatinya. Khalisa membuka tangannya lebar. Wajahnya tampak lelah, tapi senyuman puas terlukis jelas di sana.

Aku memeluknya, daguku bersandar di atas kepalanya. “Maaf, ya, Sayang. Aku belum bisa ajak kamu nginap di hotel bintang lima.”

Dia enggak menjawab. Sebagai gantinya, dia langsung menciumku. Aku memiringkan kepala, memberi jalan agar lidahnya bisa masuk di antara bibir kami.

Aku tertawa kecil di sela ciuman itu. “Ada apa, sih? Kok kamu nempel terus ke aku?”

“Memangnya salah kalau aku pengin dekat-dekat sama kamu? Atau kamu jijik? Kita lagi di kota orang, lho. Masa nggak boleh nempel sama pacar aku?” Matanya melirik sekilas ke arah ranjang, lalu kembali menatapku. “Kita bisa mandi bareng. Habis itu aku mau tunjukin hadiah buat kamu.”

Aku mengecup bibirnya lagi sekilas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MANTAN WITH BENEFIT   Chiken Wings 🍗

    ୨ৎ A L Z I A N જ⁀➴ Setelah mengembalikan ATV ke garasi, aku sama Khalisa mampir beli Chicken Wings sama bir di Brine & Barrel. Karena kita sepakat enggak mau nongkrong lama-lama di sana, akhirnya aku langsung buru-buru buat ambil pesanan take away-nya. “Aku pingin banget nanyain tentang dulu, aku dulu tuh sukanya apa sih ... Hemm, tapi ya udahlah, aku tahan aja,” kata Khalisa sambil menggigit Chicken Wings, terus dia kepedasan, kipas-kipas tangan sendiri. “Mau susu enggak?” tawarku. Dia geleng-geleng sambil teguk bir. “Aku enggak apa-apa, kok. Tapi kalau aku dulu suka Chicken Wings, kayaknya aku enggak yakin, deh.” Aku tertawa, terus menawarkan satu potong milikku rasa Honey Barbeque ke dia. “Mau cobain punyaku?” Dia mend

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gelar Tikar II 🔥

    Dia tertawa pelan, turun ke bawah, mulutnya langsung mendarat di kismis mungilku. Diputar, dijilat, dicelup dan dimakannya lahap-lahap. “Enggak perlu lama-lama foreplay-nya, deh,” pintaku sambil meremas rambutnya. Dia melihat ke atas, kasih senyum setan sambil bicara pelan, “Enggak ah, kita main santai aja dulu.” Kepala aku jatuh ke belakang saat dia mencium perutku, terus turun makin ke bawah. Dia menarik pelan celana dalamku sampai aku bergeser posisi dan mengangkat satu kaki ke pundaknya. Aku sudah enggak kuat lagi menahannya. “Udah lama nih, enggak ada yang bikin aku sange selain diriku sendiri,” jujurku kepadanya. Dia enggak menjawab, cuma merespon dengan dua jarinya yang bermain di bibir rahimku. Badanku bergerak sendiri, pinggulku sudah enggak bisa diam, ketagihan, ingin dia terus menyentuh di titik itu. “Oh gila, Alzian .…” Dia menghembuskan napas hangat di situ, bikin badanku merinding. Lidahnya terus bermain, sedangkan suara-suara dari mulutku sudah enggak bisa

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gelar Tikar I 🔥

    ୨ৎ K H A L I S A જ⁀➴ Aku sudah sering mencium Alzian di banyak fase hidupnya. Dari zaman dia masih jadi bocah culun yang canggung banget kalau lagi ciuman, terus jadi remaja labil yang lagi senang-senangnya berciuman, sampai akhirnya sekarang, jadi cowok hot. Tapi ciuman kali ini beda banget. Cara lidahnya menjelajahi bibirku, sukses bikin bulu kudukku meriang. Terus pas aku buka mulut, dia keluarkan suara pelan yang langsung bikin zona bawahku bergetar. Apa lagi saat lidahnya melilit lidahku. Aku pun memeluk lehernya, satu tanganku menempel di dadanya. Jantung siapa yang berdetak seperti ini? Aku atau dia? Kayaknya dua-duanya, deh. Ini ciuman yang aku harapkan dari pertama kali aku kembali ke Pecang dan sekarang tanganku megenggam bajunya erat-erat. Kita sudah mengalami banyak hal buat sampai ke titik

  • MANTAN WITH BENEFIT   Closure 💔

    “Seru enggak?” tanyaku sambil rebahan, miring, ambil keripik dari kantong snack. “Seru, sih. Eh, Aku boleh nyetir, enggak … nanti pas perjalanan balik?” Aku ingin banget tarik dia ke pelukanku, pegang tengkuknya, terus cium dia sampai lupa dunia kita. Tapi yang keluar dari mulutku malah, “Ya, boleh, lah.” Dia senyum dikit terus mengambil sandwich yang aku buatkan. “Terus, kamu lagi sibuk apa, nih sekarang?” Bagaimana, sih caranya menjelaskan ke dia kalau hidupku itu cuma capek buat memikirkan dia? Keluargaku saja sampai khawatir melihat aku begini. “Kerja doang, serius.” “Hemm … Enggak ada gosip apa, gitu?” Aku duduk, ambil sandwich dari tas. “Aldani sama Maya tuh sempat jadi trending topic di Pecang, tapi cuma bentar, sih.” “Ceritain, deh!” Dia duduk menyilangkan kaki. “Dia cocok banget buat Aldani. Kamu tahu sendir, kani dulunya Aldani kayak gimana?” Dia mengangguk pelan. “Aku ingat, dulu kalian berdua tuh beda banget pas Mama kamu meninggal.” “Ya, gitu deh.” “Kamu tuh

  • MANTAN WITH BENEFIT   Waktunya Piknik 📸

    ୨ৎ A L Z I A Nજ⁀➴Jumat pagi, aku memutuskan buat mengajak Khalisa jalan-jalan naik ATV. Jadi, aku keluarkan trailer sama ATV-nya dari garasi. Sejak Senin kemarin pas kita mampir ke rumah orang tuaku, dia seperti melamun begitu. Padahal dia itu semangat banget pas mengingat hari pernikahan kita. Tapi entah kenapa ... ada saja yang berbeda dari caranya bersikap, waktu itu. Saat aku balik masuk ke rumah, Khalisa sudah siap, duduk di meja, memainkan HP-nya sambil diputar-putar. “Eh, ngapain kamu?” tanyaku. Dia angkat kepala, terus bangkit sambil mengambil HP-nya. “Enggak ngapa-ngapain, nungguin kamu aja.” “Kamu kayak lagi mikirin sesuatu.” “Mama aku,” jawabnya. Sudah, itu saja jawaban yang aku butuhkan. Mamanya Khalisa itu suka kirim chat atau menelepon tiap hari. Kadang Khalisa angkat, kadang kalau aku ada di ruang tamu, dia malah pura-pura enggak dengar. Aku kesal, sih. Kayak dia itu ingin menutupi kenyataan kalau kita lagi tinggal serumah lagi. Walaupun ya ... sumpah deh, eng

  • MANTAN WITH BENEFIT   Hari Pernikahan 🎀

    Tiga tahun yang lalu ....“Kamu cantik banget,” kata Hapsari sambil membenarkan Veil di kepalaku. “Ya enggak sih, girls?”Aku masih memperhatikan pantulanku pas Derrin menghampiri dengan senyum-senyum. “Kamu emang cantik. Alzian bakal pingsan ngelihat kamu. Semoga aja kamu beneran nyampe ke tempat resepsi.”“Derrin,” tegur Hapsari.“Mereka nikah, Ma. Jangan terlalu polos deh,” jawab Derrin sambil duduk di ranjang dan pakai high heels-nya.Gaun pengiring pengantinnya warna hijau kebiruan, tapi setiap cewek pakai model yang berbeda. Donna enggak mau bajunya seseksi Derrin, dan Sahar sempat ngamuk sama pilihan pertama Althaf, katanya belahan bajunya terlalu tinggi.Aku melihat mereka semua berdiri di belakangku, dan rasanya senang banget karena mereka bakal jadi keluargaku. Orang tuaku enggak mau datang, mereka ada di Jogja dan bilang kalau aku enggak seharusnya nikah sama orang dari keluarga Sunya. Katanya mereka itu tipe keluarga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status