ホーム / Rumah Tangga / MANTAN WITH BENEFIT / Dengan Satu Syarat 🎀

共有

Dengan Satu Syarat 🎀

作者: DityaR
last update 最終更新日: 2025-05-07 23:16:21
“Oke. Tapi ada syaratnya,” balasku sambil melepaskan tangannya. Ia hanya pasrah. Aku bangkit dan memeras sweater yang basah karena air dari saluran irigasi ini.

Kabut mulai turun, tubuhku sudah kuyup. Aku menyilangkan tangan di dada, jari-jari mulai gemetar. Heksa masih di sana, duduk, menghalangi aliran air yang melintasi kedua pahanya.

“Tapi sebentar, aku mau tanya satu hal,” serunya. Heksa menyeka wajahnya dengan air yang kini setinggi perut. Tenang, seolah tak punya beban. “Kenapa kamu datang ke mobilku malam itu? Dan kenapa kamu juga datang ke halaman belakang malam ini?”

Heksa tahu aku enggak akan mampu menjawab. Dia sengaja, dan itu membuatku enggak bisa berbuat apa-apa selain menatap tiang-tiang cahaya yang temaram di sekitar benteng.

“Kalau kamu udah bisa jawab, kamu boleh sebutin syaratnya. Dan aku bakal lakuin,” lanjutnya.

“Aku masih enggak ngerti, Heksa. Kamu pikir ini main-main? Enggak lucu, sumpah!”

“Emang enggak ada yang lucu, Khalisa. Perasaan bukan sesuatu
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • MANTAN WITH BENEFIT   Morning Kiss 🔥

    Aku lagi di dapur, menyiapkan bekal makan siang buat kerja, saat Khalisa turun dari kamar. Sudah beberapa hari aku betah di sini, walaupun sebenarnya ingin banget terus bareng dia, tapi aku tetap harus kerja. Lagipula, hari ini dia mau bicara ke Mamanya. Aku rasa itu bakal seperti melempar macan tutul sama rusa ke kandang yang sama. Aku tuang kopi buat dia, terus aku dorong pelan ke arahnya di atas meja. Bukannya mengambil, dia malah langsung mendekatiku. Semalam dia ganti baju tidur, pakai tank top sama celana pendek, katanya dia merasa lebih panas waktu tidur bareng aku daripada sendirian. “Pagi, cantik,” sapaku sambil menciumnya. Dia melingkarkan tangan di pinggangku. “Tadi pagi aku mau bangunin kamu pakai bl0wj0b, tapi kamu udah keburu nguras tenagaku semalam.” Sial, kita berdua sudah seperti kelinci gila. Untungnya dia pakai IUD, kalau enggak aku sudah bolak-balik cari kondom, minimal tiga kali, dan sepertinya namaku bakal masuk acara gosip si Derrin. “Eh, kenapa

  • MANTAN WITH BENEFIT   Chiken Wings 🍗

    ୨ৎ A L Z I A N જ⁀➴ Setelah mengembalikan ATV ke garasi, aku sama Khalisa mampir beli Chicken Wings sama bir di Brine & Barrel. Karena kita sepakat enggak mau nongkrong lama-lama di sana, akhirnya aku langsung buru-buru buat ambil pesanan take away-nya. “Aku pingin banget nanyain tentang dulu, aku dulu tuh sukanya apa sih ... Hemm, tapi ya udahlah, aku tahan aja,” kata Khalisa sambil menggigit Chicken Wings, terus dia kepedasan, kipas-kipas tangan sendiri. “Mau susu enggak?” tawarku. Dia geleng-geleng sambil teguk bir. “Aku enggak apa-apa, kok. Tapi kalau aku dulu suka Chicken Wings, kayaknya aku enggak yakin, deh.” Aku tertawa, terus menawarkan satu potong milikku rasa Honey Barbeque ke dia. “Mau cobain punyaku?” Dia mend

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gelar Tikar II 🔥

    Dia tertawa pelan, turun ke bawah, mulutnya langsung mendarat di kismis mungilku. Diputar, dijilat, dicelup dan dimakannya lahap-lahap. “Enggak perlu lama-lama foreplay-nya, deh,” pintaku sambil meremas rambutnya. Dia melihat ke atas, kasih senyum setan sambil bicara pelan, “Enggak ah, kita main santai aja dulu.” Kepala aku jatuh ke belakang saat dia mencium perutku, terus turun makin ke bawah. Dia menarik pelan celana dalamku sampai aku bergeser posisi dan mengangkat satu kaki ke pundaknya. Aku sudah enggak kuat lagi menahannya. “Udah lama nih, enggak ada yang bikin aku sange selain diriku sendiri,” jujurku kepadanya. Dia enggak menjawab, cuma merespon dengan dua jarinya yang bermain di bibir rahimku. Badanku bergerak sendiri, pinggulku sudah enggak bisa diam, ketagihan, ingin dia terus menyentuh di titik itu. “Oh gila, Alzian .…” Dia menghembuskan napas hangat di situ, bikin badanku merinding. Lidahnya terus bermain, sedangkan suara-suara dari mulutku sudah enggak bisa

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gelar Tikar I 🔥

    ୨ৎ K H A L I S A જ⁀➴ Aku sudah sering mencium Alzian di banyak fase hidupnya. Dari zaman dia masih jadi bocah culun yang canggung banget kalau lagi ciuman, terus jadi remaja labil yang lagi senang-senangnya berciuman, sampai akhirnya sekarang, jadi cowok hot. Tapi ciuman kali ini beda banget. Cara lidahnya menjelajahi bibirku, sukses bikin bulu kudukku meriang. Terus pas aku buka mulut, dia keluarkan suara pelan yang langsung bikin zona bawahku bergetar. Apa lagi saat lidahnya melilit lidahku. Aku pun memeluk lehernya, satu tanganku menempel di dadanya. Jantung siapa yang berdetak seperti ini? Aku atau dia? Kayaknya dua-duanya, deh. Ini ciuman yang aku harapkan dari pertama kali aku kembali ke Pecang dan sekarang tanganku megenggam bajunya erat-erat. Kita sudah mengalami banyak hal buat sampai ke titik

  • MANTAN WITH BENEFIT   Closure 💔

    “Seru enggak?” tanyaku sambil rebahan, miring, ambil keripik dari kantong snack. “Seru, sih. Eh, Aku boleh nyetir, enggak … nanti pas perjalanan balik?” Aku ingin banget tarik dia ke pelukanku, pegang tengkuknya, terus cium dia sampai lupa dunia kita. Tapi yang keluar dari mulutku malah, “Ya, boleh, lah.” Dia senyum dikit terus mengambil sandwich yang aku buatkan. “Terus, kamu lagi sibuk apa, nih sekarang?” Bagaimana, sih caranya menjelaskan ke dia kalau hidupku itu cuma capek buat memikirkan dia? Keluargaku saja sampai khawatir melihat aku begini. “Kerja doang, serius.” “Hemm … Enggak ada gosip apa, gitu?” Aku duduk, ambil sandwich dari tas. “Aldani sama Maya tuh sempat jadi trending topic di Pecang, tapi cuma bentar, sih.” “Ceritain, deh!” Dia duduk menyilangkan kaki. “Dia cocok banget buat Aldani. Kamu tahu sendir, kani dulunya Aldani kayak gimana?” Dia mengangguk pelan. “Aku ingat, dulu kalian berdua tuh beda banget pas Mama kamu meninggal.” “Ya, gitu deh.” “Kamu tuh

  • MANTAN WITH BENEFIT   Waktunya Piknik 📸

    ୨ৎ A L Z I A Nજ⁀➴Jumat pagi, aku memutuskan buat mengajak Khalisa jalan-jalan naik ATV. Jadi, aku keluarkan trailer sama ATV-nya dari garasi. Sejak Senin kemarin pas kita mampir ke rumah orang tuaku, dia seperti melamun begitu. Padahal dia itu semangat banget pas mengingat hari pernikahan kita. Tapi entah kenapa ... ada saja yang berbeda dari caranya bersikap, waktu itu. Saat aku balik masuk ke rumah, Khalisa sudah siap, duduk di meja, memainkan HP-nya sambil diputar-putar. “Eh, ngapain kamu?” tanyaku. Dia angkat kepala, terus bangkit sambil mengambil HP-nya. “Enggak ngapa-ngapain, nungguin kamu aja.” “Kamu kayak lagi mikirin sesuatu.” “Mama aku,” jawabnya. Sudah, itu saja jawaban yang aku butuhkan. Mamanya Khalisa itu suka kirim chat atau menelepon tiap hari. Kadang Khalisa angkat, kadang kalau aku ada di ruang tamu, dia malah pura-pura enggak dengar. Aku kesal, sih. Kayak dia itu ingin menutupi kenyataan kalau kita lagi tinggal serumah lagi. Walaupun ya ... sumpah deh, eng

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status