Share

Balas Dendam ☠️

Penulis: DityaR
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-09 23:30:45
"Jadi, by the way, gimana malam pertamamu sama Biron?"

Fenya terbatuk kecil, tersedak saat meneguk minumannya. Ia membalikkan badan, lalu menatapku sinis.

"Hah?"

Aku mundur selangkah. Matanya seperti tahu aku akan kabur ke mana. Jadi enggak ada yang bisa kulakukan selain menunduk.

"Ehmm, maksudku ... kencan pertama ... Ka–kamu?"

"Itu bukan urusanmu, Heksa! Cepat balik ke tempatmu!" katanya, mengangkat dagunya tinggi-tinggi.

"Kayaknya kamu udah berhasil jadi pemegang kendali dalam permainan ini."

"Dan kamu mulai sok tahu sekarang!"

"Nggak. Aku cuma penasaran," jawabku sambil berjalan melewatinya. "Kalau kamu nggak mau bilang, ya biar aku cari tahu sendiri."

Fenya itu mudah ditebak. Sekeras apa pun usahanya menjadi cewek misterius, tetap saja, di hadapanku, dia bisa terbaca dari gerak-geriknya.

Seperti sekarang. Aku yakin, dalam hitungan ketiga, dia akan melontarkan kata-kata paling defensifnya.

"Heksa!" jeritnya. Ia melangkah cepat dan menarik kerah bajuku kuat-kua
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gelar Tikar II 🔥

    Dia tertawa pelan, turun ke bawah, mulutnya langsung mendarat di kismis mungilku. Diputar, dijilat, dicelup dan dimakannya lahap-lahap. “Enggak perlu lama-lama foreplay-nya, deh,” pintaku sambil meremas rambutnya. Dia melihat ke atas, kasih senyum setan sambil bicara pelan, “Enggak ah, kita main santai aja dulu.” Kepala aku jatuh ke belakang saat dia mencium perutku, terus turun makin ke bawah. Dia menarik pelan celana dalamku sampai aku bergeser posisi dan mengangkat satu kaki ke pundaknya. Aku sudah enggak kuat lagi menahannya. “Udah lama nih, enggak ada yang bikin aku sange selain diriku sendiri,” jujurku kepadanya. Dia enggak menjawab, cuma merespon dengan dua jarinya yang bermain di bibir rahimku. Badanku bergerak sendiri, pinggulku sudah enggak bisa diam, ketagihan, ingin dia terus menyentuh di titik itu. “Oh gila, Alzian .…” Dia menghembuskan napas hangat di situ, bikin badanku merinding. Lidahnya terus bermain, sedangkan suara-suara dari mulutku sudah enggak bisa

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gelar Tikar I 🔥

    ୨ৎ K H A L I S A જ⁀➴ Aku sudah sering mencium Alzian di banyak fase hidupnya. Dari zaman dia masih jadi bocah culun yang canggung banget kalau lagi ciuman, terus jadi remaja labil yang lagi senang-senangnya berciuman, sampai akhirnya sekarang, jadi cowok hot. Tapi ciuman kali ini beda banget. Cara lidahnya menjelajahi bibirku, sukses bikin bulu kudukku meriang. Terus pas aku buka mulut, dia keluarkan suara pelan yang langsung bikin zona bawahku bergetar. Apa lagi saat lidahnya melilit lidahku. Aku pun memeluk lehernya, satu tanganku menempel di dadanya. Jantung siapa yang berdetak seperti ini? Aku atau dia? Kayaknya dua-duanya, deh. Ini ciuman yang aku harapkan dari pertama kali aku kembali ke Pecang dan sekarang tanganku megenggam bajunya erat-erat. Kita sudah mengalami banyak hal buat sampai ke titik

  • MANTAN WITH BENEFIT   Closure 💔

    “Seru enggak?” tanyaku sambil rebahan, miring, ambil keripik dari kantong snack. “Seru, sih. Eh, Aku boleh nyetir, enggak … nanti pas perjalanan balik?” Aku ingin banget tarik dia ke pelukanku, pegang tengkuknya, terus cium dia sampai lupa dunia kita. Tapi yang keluar dari mulutku malah, “Ya, boleh, lah.” Dia senyum dikit terus mengambil sandwich yang aku buatkan. “Terus, kamu lagi sibuk apa, nih sekarang?” Bagaimana, sih caranya menjelaskan ke dia kalau hidupku itu cuma capek buat memikirkan dia? Keluargaku saja sampai khawatir melihat aku begini. “Kerja doang, serius.” “Hemm … Enggak ada gosip apa, gitu?” Aku duduk, ambil sandwich dari tas. “Aldani sama Maya tuh sempat jadi trending topic di Pecang, tapi cuma bentar, sih.” “Ceritain, deh!” Dia duduk menyilangkan kaki. “Dia cocok banget buat Aldani. Kamu tahu sendir, kani dulunya Aldani kayak gimana?” Dia mengangguk pelan. “Aku ingat, dulu kalian berdua tuh beda banget pas Mama kamu meninggal.” “Ya, gitu deh.” “Kamu tuh

  • MANTAN WITH BENEFIT   Waktunya Piknik 📸

    ୨ৎ A L Z I A Nજ⁀➴Jumat pagi, aku memutuskan buat mengajak Khalisa jalan-jalan naik ATV. Jadi, aku keluarkan trailer sama ATV-nya dari garasi. Sejak Senin kemarin pas kita mampir ke rumah orang tuaku, dia seperti melamun begitu. Padahal dia itu semangat banget pas mengingat hari pernikahan kita. Tapi entah kenapa ... ada saja yang berbeda dari caranya bersikap, waktu itu. Saat aku balik masuk ke rumah, Khalisa sudah siap, duduk di meja, memainkan HP-nya sambil diputar-putar. “Eh, ngapain kamu?” tanyaku. Dia angkat kepala, terus bangkit sambil mengambil HP-nya. “Enggak ngapa-ngapain, nungguin kamu aja.” “Kamu kayak lagi mikirin sesuatu.” “Mama aku,” jawabnya. Sudah, itu saja jawaban yang aku butuhkan. Mamanya Khalisa itu suka kirim chat atau menelepon tiap hari. Kadang Khalisa angkat, kadang kalau aku ada di ruang tamu, dia malah pura-pura enggak dengar. Aku kesal, sih. Kayak dia itu ingin menutupi kenyataan kalau kita lagi tinggal serumah lagi. Walaupun ya ... sumpah deh, eng

  • MANTAN WITH BENEFIT   Hari Pernikahan 🎀

    Tiga tahun yang lalu ....“Kamu cantik banget,” kata Hapsari sambil membenarkan Veil di kepalaku. “Ya enggak sih, girls?”Aku masih memperhatikan pantulanku pas Derrin menghampiri dengan senyum-senyum. “Kamu emang cantik. Alzian bakal pingsan ngelihat kamu. Semoga aja kamu beneran nyampe ke tempat resepsi.”“Derrin,” tegur Hapsari.“Mereka nikah, Ma. Jangan terlalu polos deh,” jawab Derrin sambil duduk di ranjang dan pakai high heels-nya.Gaun pengiring pengantinnya warna hijau kebiruan, tapi setiap cewek pakai model yang berbeda. Donna enggak mau bajunya seseksi Derrin, dan Sahar sempat ngamuk sama pilihan pertama Althaf, katanya belahan bajunya terlalu tinggi.Aku melihat mereka semua berdiri di belakangku, dan rasanya senang banget karena mereka bakal jadi keluargaku. Orang tuaku enggak mau datang, mereka ada di Jogja dan bilang kalau aku enggak seharusnya nikah sama orang dari keluarga Sunya. Katanya mereka itu tipe keluarga

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gaun Pengantin 💐

    Alzian sibuk mengunyah sayuran, sedangkan Hapsari mengoceh soal aku.“Gila, kamu cantik banget sekarang,” katanya sambil membuka kulkas, mengeluarkan makanan. “Mereka tuh sengaja banget ngejauhin kamu dari Mama.” Dia menjulingkan mata, terus berkedip.Alzian cuma geleng-geleng dan lanjut mengunyah wortel pakai saus Ranch.“Mama bikinin semua makanan favoritmu, Sayang. Sandwich isi ayam ...” Dia taruh nampan di meja. “... Salad makaroni pakai saus Mayo andalan Mama ...” Mama menyodorkan mangkok ke perut Alzian, sampai dia panik menangkapnya karena wortelnya masih menyangkut di mulut. “... dan brownies isi karamel.” Mama menunjuk ke loyang di meja.“Khalisa sekarang suka eksperimen sama makanan,” kata Alzian.Aku langsung melempar tatapan maut. “Alzian!”“Eksperimen?” Hapsari mengernyit.“Cuma nyobain makanan baru aja, nyari yang cocok di lidah,” jelasku.“Oh, Mama mungkin harus bikin sesuatu. Berhubung dulu kamu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status