Share

MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA
Author: Komang

Bab 1. Sifat Firly.

MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.

Bab 1.

#Pov Bima

"Sayang...! Kenapa kamu kok belum juga mengirimi aku uang sih? Kamu kan sudah janji akan mengirimi aku uang. Aku itu harus pergi shoping bersama teman-temanku. Malah udah janji lagi. Apa kamu nggak kasian sama aku? Kan malu kalau harus ingkar janji," ucap Firly disambungan ponsel miliknya dengan nada kesal.

Ya, dia adalah Firly yang menjadi kekasihku selama satu tahun belakangan ini. Dia seorang mahasiswi di sebuah Universitas yang cukup terkenal. Kami bertemu tanpa sengaja di sebuah pusat perbelanjaan.

Aku yang saat itu ingin membeli sesuatu tidak sengaja menabrak seorang wanita hingga akhirnya belanjaan yang ada di tangannya jatuh dan berhamburan. Aku bahkan tidak tahu harus bagaimana saat itu? Karena kejadian itu sangat mendadak. Padahal sebelum terjadinya hal itu, aku bahkan tidak melihat siapa pun. Secara tiba-tiba saja ada seorang wanita yang langsung bertabrakan denganku secara mendadak. Entah karena aku yang terlalu fokus berjalan memilih belanjaan yang akan kubeli. Atau karena pikiranku yang entah berada di mana saat itu.

Karena rasa bersalah menghampiri hatiku sudah membuat belanjaan miliknya telah rusak. Aku pun memutuskan untuk meminta nomornya untuk mengganti belanjaan yang sudah kurusakkan. Aku tidak ingin jika nantinya disebut seseorang yang tidak bertanggung jawab atas apa yang telah kulakukan.

Berhubung aku yang harus buru-buru sampai di kantor dalam waktu singkat, dikarenakan ada pekerjaan yang harus aku kerjakan dalam waktu secepatnya. Aku pun berinisiatif untuk meminta nomor ponsel miliknya terlebih dahulu. Aku yang meminta nomor ponsel miliknya disambut dengan anggukan yang tandanya ia setuju untuk memberikan nomor ponsel miliknya padaku.

Sesampainya di kantor, aku pun membereskan pekerjaanku terlebih dahulu. Setelah itu, aku pun langsung meneleponnya. Cukup panjang kami bercengkrama, hingga mengobrol cukup banyak hal. Sampai akhirnya, aku pun meminta nomor rekening miliknya. Tanpa diduga ia langsung secepatnya mengirimkan nomor rekening miliknya kepadaku saat itu juga. Aku pun tanpa berpikir panjang langsung mengirimkan uang sebesar Rp. 5.000.000 sebagai ganti atas barang yang kurusakkan. Dari situlah berawal hubungan kami. Ya, hubungan yang sama sekali tidak kuharapkan hasilnya akan seperti ini.

Aku yang memang selalu menutup diri untuk bisa mengenal seorang wanita, mencoba untuk bisa mengenal Firly dengan baik. Karena aku yang masih belum bisa melupakan seorang wanita yang sangat kucintai saat itu. Semenjak aku kehilangan orang yang sangat kucintai. Wanita yang telah meninggalkanku untuk selama-lamanya. Wanita yang harus meninggal karena keegoisan yang kumiliki, sehingga mengakibatkannya meninggal dunia. Ya, wanita yang kucintai bahkan meninggal dalam keadaan mengenaskan. Aku bahkan tak mampu hanya untuk mengingat semua kejadian itu. Dari kejadian itulah aku bahkan tak pernah mau mengenal wanita lain apalagi untuk berpacaran. Tapi tanpa diduga, aku bahkan bisa membuka hatiku untuk Firly. Aku juga ingin mengenalnya lebih dalam.

*****

Setelah kejadian tanpa disengaja itu, tidak jarang aku sering mengajak Firly untuk makan direstoran, juga mengajaknya untuk sekedar shoping. Apapun yang diinginkannya selalu saja kuturuti. Aku tidak ingin kejadian yang dulu, kembali terulang.

Seperti itulah aku kalau sudah suka terhadap seorang wanita, aku bahkan lupa apa yang pantas kulakukan atau tidak pantas kulakukan. Aku selalu mengira uang adalah segala-galanya. Dengan uang aku selalu memanjakan Firly. Bahkan aku selalu saja memenuhi semua keinginannya. Ternyata semua itu kesalahan terbesarku, karena uanglah mereka ingin mendekatiku.

"Iya sayang! Aku mungkin untuk saat ini tidak akan bisa mengirimi kamu uang dulu. Aku lagi pusing sekarang ini, karena berhubungan adanya masalah keuangan diperusahaan. Jadi, aku harus mengurungkan niatku untuk bisa mengirimi kamu uang. Kamu nggak marahkan? Semua ini juga ada alasannya, jadi aku harap kamu bisa mengerti," ungkapku dengan kesal, karena aku sudah mulai muak dengan sikap Firly yang selalu saja meminta uang dan uang.

Dia selalu bersikap manis kalau sudah menyangkut masalah uang. Dia yang dulunya tidak pernah meminta uang, karena aku yang selalu memanjakannya dengan uang sehingga dia berani pula meminta uang bahkan terbilang cukup sering.

Ya, aku lah yang sejak awal sudah salah. Tapi aku sangat mencintainya. Bahkan apapun yang dia inginkan selalu saja kupenuhi. Aku bahkan tidak pernah menyentuhnya sama sekali, karena aku sangat menyayanginya. Aku tidak ingin merusaknya sama sekali. Agar apa yang dimilikinya, seutuhnya menjadi milikku kelak saat kami menikah.

Akhirnya aku mengetahui semua tentang Firly dengan mata kepalaku sendiri. Dia hanya memanfaatkanku untuk bisa memenuhi semua keinginannya. Sampai apapun yang diucapkan orang tuaku tidak pernah kudengarkan sedikit pun. Bodoh. Ya, aku adalah lelaki bodoh itu! Yang sudah diperbudak oleh cinta, cinta palsu lebih tepatnya.

*****

"Bim... Mamakan sudah pernah bilang, jangan kamu lanjutin lagi hubunganmu dengan wanita itu? Dia hanya wanita matre yang hanya menginginkan uangmu saja. Dia tidak benar-benar mencintaimu, Nak."

Seperti itulah kata yang keluar dari mulut Ibuku yang saat itu mengingatkanku.

Mama yang benar-benar sudah pusing melihat sikapku yang terlalu percaya kepada Firly, selalu saja mau diperbudak Firly.

Ya, entah alasan apa yang membuatku sangat mencintainya. Bahkan dia yang selalu berpakaian kurang bahan pun aku tidak pernah mempermasalahkan apalagi untuk melarangnya. Aku hanya seperti robot yang menuruti apa saja yang akan dilakukannya padaku.

Karena aku sangat mencintainya, apapun kata orang lain bahkan tidak pernah kuperdulikan. Sampai akhirnya aku mendengar sendiri ucapan Firly bersama teman-temannya disebuah cafe tempat biasa mereka nongkrong. Ya, tanpa sengaja aku melihat dia bersama teman-temannya. Awalnya aku ingin menghampirinya, tapi karena aku mendengar namaku disebut-sebut, aku pun mengurungkan niatku dan mencoba mendengarkan pembicaraan mereka.

"Fir! Sampai kapan kamu harus membohongi Bima?" Tanya salah satu temannya sambil menatap kearah Firly yang sedang asyik memainkan ponsel miliknya, lebih tepatnya ponsel yang kubelikan saat kami baru saja jadian.

Dia adalah Ami salah satu sahabat Firly. Ami saat ini mencoba bertanya kepada Firly. Dialah salah satu teman Firly yang sangat perduli kepadaku dan sering juga memberitahukan bagaimana sikap Firly. Tapi, aku bahkan tidak pernah percaya apapun yang dia beritahukan. Aku selalu menutup kuping atas apa yang orang lain bicarakan.

"Sampai aku benar-benar puas untuk menguras semua uangnya. Sampai aku mendapatkan semua yang aku inginkan," ucap Firly dengan santainya sambil meminum jus yang ada dihadapannya.

Ami dan dua temannya hanya bisa saling pandang-pandangan. Karena heran melihat sikap Firly yang sudah jauh berubah.

Ami pernah bercerita padaku dulu Firly anak yang baik, tidak sombong. Tapi setelah mengenalku dia pun berubah menjadi sombong dan angkuh. Bahkan dia sering membanggakan-banggakan uang yang selalu kuberikan kepada teman-temannya. Tidak jarang ia pun selalu merendahkan orang lain dengan uang yang ia dapatkan dariku.

Keadaan boleh berubah sekelip mata, tapi jangan sekali pun untuk menghina orang lain, karena kita tidak berhak untuk menghina siapapun.

Bersambung.....

 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
akubar7777
bagus...contoh yg sangat menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status