Share

Tidak Ada Pilihan

Zia dan Gea pergi ke tempat yang mereka inginkan. Hanya saja pikiran dan hati Zia tetap saja tertuju pada Amran. Dia penasaran apa yang dilakukan oleh suaminya itu hingga tidak datang ke tempat yang sudah dijanjikan.

"Zi, makannya enak, ya?" Gea berusaha menghibur Zia, namun sahabatnya itu hanya tersenyum tipis seolah dipaksakan.

"Zi, aku tahu kamu masih sangat mencintai Amran dan cinta pertama itu susah untuk dilupakan. Namun selama masih ada Rania, menurutku dia enggak akan bisa balas cintamu yang luar biasa itu," lanjutnya karena tahu apa yang ada di pikiran sahabatnya.

"Aku gak mau kamu larut begini, Zi, sedangkan mereka malah bersenang-senang."

"Ayolah, kita juga harus bahagia seperti mereka terlepas kehidupan seperti apa yang kita jalani."

Gea terus bicara, namun Zia masih setia dengan kediamannya. Dia tidak tahu harus berbicara apa.

"Entahlah, Ge. Aku merasa semuanya hambar. Apalagi dari kecil, apa yang kupunya selalu direbut oleh Rania. Masa sampai suami juga begitu? Aku lela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
dh kmu cerai aja orang kmu sebagai istri g d anggap dn Amran selalu mengutamaan Rania bukan kmu karena dia masi mencintai Rania .dh kmu jangan mau dengerin Amran lagi bikin kmu sakut hati ..
goodnovel comment avatar
Vira Wahid
Cerai aja..gitu aja bkin pusing drpd mkn hati trus..
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
kenapa qm masih bertahan Zia klu itu menyakitkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status