Share

76

Jam sembilan kurang lima menit, terlihat sebuah motor berbelok dan berhenti di parkiran.

“Mbak!“ Pengendara itu berteriak memanggil.

“Ita,” sapaku. Perempuan itu membuka helm, lalu melepas jaket. Setelah mencabut kunci motor, dia bergegas turun dan menghampiriku.

“Ngapain pagi-pagi nongkrong di situ?“ tanyanya heran.

Aku tersenyum geli. “Nungguin kamu, Beb,” godaku.

“Ih, geli!“ ucapnya sambil tergelak.

Tangannya terlihat mencari sesuatu di tas. Tak lama, sebuah kunci yang sangat kukenal berhasil dia keluarkan.

“Ini nggak dalam rangka sidak, kan?“ tanya Ita.

“Enggak, aku cuma pengen main,” sangkalku.

Ita membuka pintu utama butik. Aroma khas kain bercampur pengharum ruangan segera menyambutku. Suasana ruang display tidak ada yang berubah.

“Mbak tunggu di ruangan Pak Bos aja, aku bersih-bersih dulu,” kata Ita yang sudah memegang alat kebersihan.

Melihatnya, aku seperti kembali ke masa lalu. Hanya saja, dulu Bos galak itu memintaku datang lebih pagi dan membawakannya sarapan.

“Mbak!“ Ita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status