Share

74.

Cepat kucekal tangan Panji. Aku tidak mau ikut campur, tapi aku juga tidak mau Panji melakukan kesalahan. Cukup dua kali aku melihatnya berkelahi. Pertama dengan Pak Har, kedua dengan Arka.

Sosok Aldi cepat masuk ke lobi. Seperti biasa, dia melempar senyum pada semua yang ada di ruangan ini.

“Kamu bukannya masuk pagi, May? Ngapain nongkrong di sini?“ tanya lelaki itu tanpa merasa bersalah.

“Kamu kemana aja?“ pancing Maya.

“Ini kenapa pada heboh nanyain aku, sih? Berasa artis, deh,” kekehnya pelan.

Panji semakin menengang. Semakin kuat pula cekalan tanganku di lengannya.

“Ta, dosa, loh, ngegandeng laki lain.“ Aldi masih sempat menggodaku.

Kepala ini berdenyut, sikapnya tidak menunjukkan jika dia baru saja membawa kabur anak orang.

Kulirik Panji, lelaki itu sangat terlihat sulit menahan diri.

“Di, dari mana aja kamu? Sesore ini kita kalang kabut nyariin. Ponsel kamu juga nggak aktif!“ Agnes tiba-tiba datang dan memberondongnya dengan pertanyaan.

“Pulang kerja tadi langsung mancing, pons
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status