BAB 81 HARI YANG INDAHDi luar gerimis kembali turun setelah semalam sudah diguyur hujan deras. Suhu udara pagi yang turun drastis membuat malas bergerak. Harumi sudah bangun lebih dulu ketika Jacob baru menggeliat bangun dari posisi tertelungkup tanpa pakaian. Begitu membuka mata dan menggaruk rambut lebatnya yang berantakan, Jacob langsung meraih ponselnya di atas meja. Diam-diam Jacob masih suka mengikuti postingan status pesan milik Harumi. Jacob juga sengaja tetap tidak memberi tahu Harumi mengenai sepeda merah muda dan obrolan pesan mereka. Pagi ini Harumi memasang foto cangkir kosong bekas coklat panas yang tadi malam mereka habiskan berdua setelah lelah bercinta. Mereka bukan cuma berbagi cangkir, berbagi ranjang, dan berbagai sabun mandi, mereka juga bergi banyak rasa nikmat siang dan malam.Jacob memberi reaksi 'love' pada foto cangkir milik Harumi kemudian mengirim komentar.[Apa kau masih singgel?]Karena pesannya belum juga dibaca, Jacob segera bangkit dari tempat tidur
BAB 82 HENRY LOGHANHenry memeriksa jejak percakapan Daisy Barker dengan anak buahnya melalui ponsel yang tadi dia rampas."Dasar wanita licik!" Henry semakin muak dengan tingkah wanita-wanita macam Daisy dan mantan tunangannya, mereka ingin selalu menguasai laki-laki. Untungnya Daisy langsung menghapus video s3x Jacob yang terakhir di kirim anak buahnya. Tapi dari jejak percakapan tersebut Henry mendapatkan alamat tempat Harumi bekerja.Geby baru pergi sebentar untuk menyapa salah seorang kenalannya, tapi saat Geby kembali bersama Jeremy, Henry sudah tidak ada di samping Tobias."Di mana Henry?" Geby bertanya pada Tobias."Aku tidak tahu." Ternyata Tobias juga baru sadar jika Henry sudah tidak ada."Jeremy putramu sudah kembali lenyap!"*****Hari itu juga Henry langsung pergi ke Edinburgh untuk membuktikan sediri. Begitu turun dari penerbangan, Henry Loghan juga langsung pergi ke toko bunga. Henry sangat beruntung karena Harumi sendiri yang menyambutnya di depan pintu toko.Untuk
BAB 83 MENYIMPAN RENCANA RAHASIAHenry memang sudah membongkar semua rahasia jahat Daisy Barker, tapi tidak pada Jacob yang tempramental. Henry memberitahukan semuanya pada Harumi."Daisy Barker!"Henry mendekatkan layar ponsel milik Daisy untuk dia tunjukkan foto cantiknya."Dia membayar orang untuk memata-mataimu!"Henry menceritakan semuanya dan memperingatkan Harumi untuk berhati-hati karena Daisy Barker bisa sangat licik untuk mendapatkan ambisinya. Harumi juga jadi ingat dengan dua orang pria yang beberapa waktu lalu nyaris menembaknya."Aku bisa mengatasinya.""Ya, aku tahu kau mampu mengatasi mereka, tapi Daisy tidak akan berhenti sampai di situ." Pastinya Henry tahu kenapa Daisy mengincar Jacob Lington. "Ingat kau bersama putra keluarga Lington!"Keluarga Lington yang memiliki kekuasaan atas beberapa objek vital, pusat laboratorium internasional, fakultas besar ternama, perusahan raksasa multi nasional, hingga kontribusi militer untuk mempengaruhi pemerintahan.Sebagai putri
BAB 84 GARA-GARA BUNGADiam-diam Pangeran Husain mendatangi kandang burung milik babanya. Husain menghampiri burung elang hitam yang juga sudah menatapnya dari jauh."Aku akan pergi untuk satu minggu, kau tidak perlu mengikutiku."Burung elang hitam itu sudah mengikuti Pangeran Husain sejak dia melihat Pangeran Kecil di resort sky."Ya, aku tahu!" Husain menjawab pertanyaan burung elang."Baba tidak akan memberi ijin, aku tidak boleh melanggar perintahnya."*******Henry, Jacob dan Harumi masih duduk satu meja untuk menghabiskan makan siang. Henry sibuk mengejek Jacob sampai makan siangnya hampir kering, atau Henry memang sengaja berlama-lama dengan Harumi. Pikiran Jacob sedang dipenuhi prasangka negatif bila masih ada Henry di sekitar wanitanya."Apa kau masih harus pergi mengantar bunga?" Jacob baru melihat bunga mawar merah di samping tempat duduk Harumi."Oh, ini dari Henry." Kenaifan Harumi membuatnya tidak sadar jika Jacob sedang cemburu parah pada Henry Loghan.Saat itu juga Ja
BAB 85 TIDAK MAU KALAHPutri Sofia mengejar Pangeran Husain dan Pangeran Habibi yang kabur mengambil ponselnya."Ayo cepat Habibi!" Husain gemas dengan lari adiknya yang lambat."Husain!" Putri Sofia terus berteriak sambil mengejar. "Habibi!"Husain sudah hampir keluar dari pintu depan, sementara Putri Sofia masih menuruni anak tangga dari lantai dua."Ayo cepat ...cepat...cepat!"Mereka panik, saling terburu-buru sampai tidak tahu ada orang di depan pintu. Daisy Barker langsung jatuh terjungkal karena menghindari Pangeran Husain tapi malah tambah ter tubruk oleh Pangeran Habibi yang berlari keteteran di belakang kakaknya."Husain!" Putri Sofia menjerit. "Lihat kau membuat orang jatuh!""Dia jatuh sendiri!" Pangeran Husain tidak mau disalahkan padahal korban mereka sudah tertelungkup di halaman dengan bocah empat tahun duduk diatas kepalanya."Hak ... Hak ... Hak...!" Pangeran Habibi malah tertawa karena jatuhnya tidak sakit. Bokong Pangeran Habibi terpental dari punggung Daisy ke kep
BAB 86 HARI BURUKTatapan Pangeran Husain terlihat jeli, tidak seperti layaknya anak-anak pada umumnya, seolah dia tahu sebuah hal buruk akan terjadi. Daisy Barker sudah melotot agar Husain takut tapi bocah laki-laki itu tetap tidak mengerjab. Daisy curiga Pangeran Husain ikut mendengar pembicaraannya di telepon dan bakal gawat jika bocah itu bercerita pada orang tuanya."Jangan berani memberitahu siapapun!" Daisy mengancam dengan tatapan tegas.Pangeran Husain langsung membalas dengan acungan jari jempol yang perlahan dia balik terjungkal. Seketika Daisy barker merasa sedang ditantang dan diejek oleh anak enam tahun. Daisy baru ingin melangkah maju untuk menangkap Husain tapi perhatiannya segera teralihkan oleh kedatangan Jacob Lington.Dengan penerbangan tujuh jam dan selisih waktu lima jam dari Edinburgh, Jacob Lington datang hampir tengah hari, dia masih sempat bertemu semua keluarganya termasuk Daisy Barker yang langsung berlari menghampiri."Oh, akhirnya kau datang." Daisy lang
BAB 87 BENCANADaisy Barker menjerit histeris, Pangeran Habibi benar-benar mengigit lengannya sampai meninggalkan jejak barisan gigi susu yang tertancap dalam. Setelah menggigit, Pangeran Habibi juga langsung ikut berteriak menangis seolah dia yang telah menjadi korban kejahatan. Anak-anak memang bisa berbuat sesuka hati dan reaksinya sering tidak terduga. Akhirnya teriakan mereka berdua langsung menghebohkan semua orang, yang satu menjerit histeris, satunya lagi meraungkan tangisan nyaring. Jared yang berlari paling dulu, bukan untuk menolong Daisy tapi langsung membopong Pangeran Habibi untuk dia tenangkan."Kenapa?" Jared bertanya pada Habibi yang menangis sampai wajahnya merah tersengal-sengal gagap."Biasanya pangeran kecil tidak akan menangis seperti itu jika tidak sedang ketakutan." Pelayan yang bertugas mengasuh Pangeran Habibi menjelaskan, wanita itu juga baru berlari gugup karena mendengar suara tangis."Dia menggigitku!" Daisy bicara sambil meringis menggenggam lengannya
BAB 88 DAISY BARKERLengan Daisy memang sampai membengkak biru, tapi tetap saja itu cuma bekas gigitan anak empat tahun. Dokter keluarga Lington memberi salep, penghilang nyeri, dan plaster luka."Maafkan anak-anak." Lily yang menimta maaf, dia juga yang terus menemani Daisy karena Jacob entah pergi ke mana. "Menginaplah." Lily menawarkan kamar di mansionnya. " Aku tahu kau hanya tinggal seorang diri di New York."Lily belum tahu jika Jacob dan Daisy baru saja putus. Daisy juga tidak mungkin bercerita, dia tidak bodoh dan tidak akan mengalah dengan mudah."Terimakasi atas kemurahan hati Anda, Mrs. Lington." Daisy setuju untuk menginap. Lily sama sekali tidak menaruh curiga dengan segala niat Daisy. Lily dan Daisy sama-sama dibesarkan di lingkungan keluarga kaya, mereka jadi semakin mudah untuk saling menemukan kecocokan dalam berbagai obrolan. Lily menyukai Daisy Barker yang cantik, berpendidikan tinggi dan banyak wawasan. Tentu Lily bakal sangat mendukung hubunga Daisy bersama Jacob