Setelah menilik satu per satu foto di galeri ponselnya, akhirnya Arsya menemukan satu foto yang dianggapnya tepat untuk menjadi foto profil pada akun yang baru saja dibuatnya di TheCupid. Kalau mengisi foto profil bukanlah hal yang wajib, sudah pasti dibiarkannya begitu saja tanpa foto. Selain karena Arsya tak ingin menampakkan wajah aslinya, ia juga memang tak punya banyak foto diri. Galeri foto di ponselnya lebih banyak berisi foto dokumen, pemandangan, atau objek benda mati yang kadang menarik perhatiannya.
Foto yang dipilih Arsya sebagai foto profil tadi adalah foto tangannya yang berada di atas meja kerja ditemani laptop dan secangkir kopi. Meski hanya menampakkan tangan dan lengan bagian bawahnya, bisa dilihat bahwa dalam foto itu Arsya mengenakan setelan jas dengan dalaman kemeja putih dan arloji mahal yang menghiasi pergelangan tangannya. Begitu selesai mengisi profil dan mengunggah foto, Arsya langsung menerima banyak permintaan chat
dari para wanita yang online di situs tersebut.Pesonaku memang tak terbantahkan, pikir Arsya jumawa.
Padahal baru menampakkan foto lengan, namun sudah bergitu banyak wanita yang tertarik. Bagaimana kalau dia menaruh foto wajahnya yang rupawan? Arsya mengulum senyum. Kemudian ia melihat-lihat foto profil para wanita yang mengajaknya mengobrol. Kebanyakan dari mereka menggunakan foto profil berupa selfie dengan kepala miring, foto wajah yang memenuhi seluruh layar ponsel, atau foto diri dengan latar belakang pemandangan dan sebagainya. Memuakkan, pikir Arsya lagi. Ia pun mengabaikan semua chat itu.
Ia lalu menelusuri foto-foto para wanita yang tergabung dalam TheCupid dan menemukan foto-foto yang tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Sama sekali tak membuat Arsya tertarik. Sampai ia melihat sebuah foto yang posenya tak jauh berbeda dengan fotonya. Foto tangan seorang gadis di atas meja dengan laptop dan tumbler minuman yang menemani. Kenapa hampir mirip dengan tema foto profilnya? Arsya pun mengeklik profil gadis itu dan menaikkan alis saat membaca deskripsi profilnya.
Melodi Abelia
Bio: A Complicated and Frustrated Woman.
Seorang wanita yang rumit dan frustrasi? Apa maksudnya? Kebanyakan wanita akan membuat bio yang manis dan menarik agar mengesankan, atau kalau ingin merendah untuk meroket biasanya akan berupa kata-kata seperti ‘Ordinary Woman’, ‘Wanita Sederhana’, ‘Wanita Biasa Saja’, dan sebagainya. Tapi wanita ini sepertinya agak aneh.
Jangan langsung tertarik, Arsya! Lihat, namanya saja terlalu indah seperti nama-nama di novel atau drama picisan.
Arsya membenarkan logikanya. Ia ingin mengabaikan tapi suara hatinya berkata lain. Ia penasaran. Lagi pula, sejak tadi tak ada wanita yang menarik perhatiannya. Apa salahnya mengajak wanita itu mengobrol. Paling hanya mengobrol sebentar saja dia akan bosan dan mengabaikannya. Arsya pun mulai mengetik kata sapaan untuk wanita itu pada fitur chat.
Arsya: [ Hi, there. ]
Tak ada balasan untuk beberapa lama. Sudah pasti dia sengaja lama membalas obrolan agar terkesan cuek, pikir Arsya. Setelah cukup lama tak mendapat balasan, Arsya ingin keluar dari aplikasi TheCupid tapi urung ketika kemudian mendapat balasan.
Melodi Abelia: [ Hello ]
Arsya: [Sebenarnya saya tidak terlalu tertarik mengobrol dengan orang-orang di situs kencan ini. Tapi karena saya lihat foto profil kamu cukup unik, so I give it a try.]
Melodi Abelia: [Kalau kamu memang tidak tertarik untuk mengobrol, kenapa kamu bergabung dengan situs ini?]
Arsya: [Saya hanya iseng, Nona Melodi.]
Melodi Abelia: [Oh, ya, saya juga iseng. By the way, nama saya bukan Melodi. Nama saya Abelia. Melodi itu hanya tambahan untuk nickname saya.]
Arsya tersenyum sinis. Dia tak peduli siapa nama wanita itu sebenarnya. Baik namanya Melodi ataupun Abelia, wanita itu tetap berpotensi sebagai seorang penipu.
Arsya: [Baiklah, Abelia. Kalau boleh saya tahu kenapa kamu menaruh kata ‘frustrated’ di bio kamu?]
Melodi Abelia: [Karena saya memang sedang frustrasi dalam mencari pekerjaan. Saya seorang pengangguran.]
Arsya: [Kamu baru lulus kuliah?]
Melodi Abelia: [Tidak. Saya baru saja dipecat dari perusahaan tempat saya bekerja. Saya bergabung dengan situs ini juga untuk mencari kolega agar saya mendapat pekerjaan. Kalau boleh tahu, apa pekerjaanmu?]
Kening Arsya berkerut. Kenapa wanita ini begitu jujur mengakui bahwa dia seorang pengangguran karena baru saja diberhentikan? Apakah ini trik untuk menjerat dan mendapatkan uang dari para lelaki? Sepertinya begitu, Arsya menyimpulkan. Kalau Arsya mengatakan yang sejujurnya tentang pekerjaannya, apakah wanita ini akan menjadikannya target untuk ditipu?
Arsya: [Saya seorang direktur utama di sebuah perusahaan manufaktur.]
Melodi Abelia: [Saya sudah sering mendengar tentang pria hidung belang sekaligus penipu di situs kencan online. Tapi sepertinya caramu menipu cukup ekstrem. Mana ada direktur utama yang punya waktu untuk bergabung di situs kencan online.]
Arsya membulatkan matanya melihat balasan dari Abelia. Bisa-bisanya wanita itu menuduhnya sebagai seorang penipu. Nyatanya, Arsya memang seorang direktur utama di PT. Vibrant Indo Manufacture. Perusahaan itu memang bukan miliknya. Akan tetapi berkat kemampuannya—di usianya yang masih muda—ia dipercaya untuk memimpin perusahaan yang sedang sangat berkembang itu. Selain memimpin perusahaan besar, Arsya juga memiliki bisnis berupa beberapa clothing line dan brand sepatu kerja yang sudah cukup terkenal di tanah air.
Seenaknya saja wanita itu bicara! Arsya berdecak kesal. Jelas-jelas wanita itulah yang terlihat seperti penipu, malah dia menuduh Arsya sebagai penipu. Meski kesal, Arsya tak ingin membalas tuduhan Abelia. Dia memilih untuk tetap menjaga wibawanya dan mencoba bermain kata untuk membuktikan bahwa wanita itulah yang sebenarnya punya niat untuk menipu lawan bicaranya. Namun semakin banyak mereka mengobrol, semakin Arsya penasaran dengan Abelia, hingga dia meminta nomor ponsel gadis itu.
Obrolan mereka semakin intens lewat sebuah aplikasi chat di ponsel, meski tak setiap hari. Bagi Arsya, kepribadian Abelia cukup membingungkan. Wanita itu bisa terbuka untuk beberapa hal, namun juga sangat tertutup untuk hal lainnya. Perkataannya pun kadang terdengar absurd, namun entah kenapa Arsya tertarik. Akan tetapi, sejauh ini mereka tidak sampai membahas hal-hal yang sangat personal.
Arsya cukup senang hanya dengan mendengar Abelia berbicara tentang film-film kesukaannya. Abelia menyukai film-film kolosal, thriller, atau drama psikologi. Begitupun dengan buku, Abelia menyukai genre yang sama. Arsya tak terlalu suka membaca novel, namun setelah mendengar ulasan-ulasan dari Abelia, ia jadi tertarik membaca novel yang disebutkan oleh wanita itu. Arsya semakin penasaran dengan sosok Abelia, maka ia pun mengajak wanita itu untuk bertemu.
Seperti yang ia duga, Abelia mengiakan ajakannya bertemu. Tentu saja wanita itu tak akan menolak untuk bertemu dengan seorang direktur utama muda, bukan? Meski begitu, Abelia menolak permintaan Arsya untuk bertukar foto sebelum bertemu. Maksud Arsya untuk memastikan wajah saat bertemu nanti. Namun tak apa kalau Abelia tidak mau. Toh, Arsya tak terlalu memusingkan bagaimana penampilan fisik Abelia. Ia hanya penasaran dengan kepribadian wanita yang menurutnya aneh itu.
Mungkin saja Abelia memang seorang penipu. Namun Arsya juga mengabaikan kemungkinan itu. Rasa penasaran telah mengalahkan logikanya. Ia tersenyum menatap ponsel setelah memastikan jam dan tempat ia akan menemui Abelia. Weird Woman. Begitu Arsya menamakan wanita itu pada kontak ponselnya.
***
Hello, MELODI ABELIA readers! Thank you so much for reading love story of Abelia and Arsya. Hope you like it. Cerita ini memang bukan tema populer, tapi aku menyukainya. Tema novel ini memang sedikit dark dengan mengangkat isu kesehatan mental dan konflik keluarga yang pelik. Di sini hampir setiap tokohnya melakukan kesalahan, tidak ada yang sempurna. Masing-masing memiliki sisi baik dan buruk, juga memiliki keterikatan dengan masa lalu. Masing-masing tokoh juga mengalami perkembangan karakter.Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dari novel ini, semoga kamu bisa mengambil pelajaran di dalamnya, ya. Semoga juga bisa menjadi bacaan yang menghibur dan berkesan. That's it. Thank you and see you. With Love,Author Remahan Croissant NOTE: JANGAN MENJIPLAK KARYA INI SEBAGIAN ATAUPUN SELURUHNYA. SANK
Sekian tahun berlalu. Abelia terbangun di pagi hari karena sinar mentari yang mengintip dari sela tirai jendela kaca. Segera ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelahnya, ia melihat kalender. Ia tak akan pernah lupa pada tanggal itu. Hari ulang tahun Arsya, pria yang sangat dan akan selalu ia cintai. Perlahan Abelia menghela napas. Sambil menyunggingkan senyum, ia beranjak ke kamar anaknya. Putranya yang bernama Abizhar, berumur 5 tahun. Putrinya yang bernama Aubrie, berumur 3 tahun. Abelia segera membangunkan mereka untuk mandi dan bersiap-siap. Karena mereka sulit sekali dibangunkan, Abelia menciumi pipi mereka hingga terbangun. "Ayo, bangun. Hari ini ulang tahun papa," ucap Abelia. Abizhar dan Aubrie segera bangkit dari ranjang mungil mereka masing-masing. "Oh, ya. Hari ini ulang tahun papa!" seru mereka. "Apakah kita akan menemui papa hari ini, Ma?" tanya Abizhar. "Tentu saja, Sayang. Makanya mandi, biar cepat bertemu papa." Abelia tersenyum. "Ayo, mandi, M
Penantian Arsya berakhir sudah. Hari bahagianya bersama Abelia yang sempat tertunda kini telah terwujud. Sebuah hari bahagia di mana ia dan sang kekasih akhirnya mengucap ikrar suci dan janji untuk saling setia dalam ikatan pernikahan. Mereka mengikuti semua prosesi pernikahan yang sakral dalam suasana syahdu. Para tamu yang hadir pun ikut terlarut. Ijab kabul dan prosesi adat telah selesai dilakukan. Sekarang saatnya mereka bersanding di pelaminan mengebakan sepasang gaun pengantin hasil rancangan desainer ternama. Arsya terlihat semakin tampan dalam balutan tuxedo berwarna putih, sedangkan Abelia mengenakan gaun panjang sederhana berwarna putih yang terlihat mewah dengan taburan payet di bagian dada. Para tamu mengagumi keelokan penampilan mereka. Ditambah dengan dekorasi pernikahan yang didominasi dengan warna putih semakin membuat suasana pesta pernikahan itu begitu agung. Arsya menoleh pada Abelia, wanita yang sudah sah menjadi istrinya. Keel
Kebekuan melingkupi Abelia dan Arsya sepanjang perjalanan. Setibanya di apartemen Abelia pun mereka masih saling berdiam diri tanpa sepatah kata terucap. Sambil menahan air mata, Abelia menatap Arsya. Mereka saling menatap dalam diam dengan pandangan yang redup. Suasana yang dingin pun tercipta. Semua kebahagiaan yang terjadi pada mereka belakangan ini seolah lenyap begitu saja. Abelia merasa dia harus kembali mengulang masa-masa sakit, tetapi kali ini lebih perih. Masa lalu yang kelam kembali datang menghampiri. Membuat luka yang sudah hampir sembuh kini menganga kembali. "Arsya," panggil Abelia pelan. "Lebih baik kita akhiri hubungan ini." Perlahan Abelia melepaskan cincin tunangan yang melekat di jari manisnya. Melihat itu, Arsya menahannya dan menggeleng. "Aku tidak mau, Abelia." "Lalu maumu bagaimana? Tetap menjalani hubungan sampai ke pernikahan setelah semua fakta itu?" cecar Abelia. Sejenak Arsya terdiam, lantas mengangguk. "Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan seora
Suasana bahagia masih meliputi hati Abelia dan Arsya sejak hari pertunangan mereka kemarin. Mereka tak bisa menyembunyikan kelegaan akan hubungan mereka yang sudah masuk ke jenjang yang lebih serius. Kedua pihak keluarga juga sudah membicarakan persiapan pernikahan mereka yang rencananya akan dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan. Hanya tinggal selangkah lagi untuk benar-benar saling memiliki.Kini Abelia bisa sedikit lebih fokus pada outlet barunya yang sudah dibuka dan beroperasi. Ia sudah mempekerjakan beberapa orang karyawan yang didapatnya dari rekomendasi supplier produk jualannya. Hari-hari yang sibuk akan segera dimulai. Abelia harus membagi waktu antara mengurusi bisnis dan mempersiapkan pernikahan.Namun, Abelia tak merasakan masalah berarti karena ada Arsya yang selalu mendukungnya. Hari itu Arsya menemani Abelia mengunjungi outlet-nya yang dinamakan Abelia Mode. Selain menjual kain, Abelia juga berencana untuk memproduksi pakaian berbahan d
Hari pertunangan Abelia dan Arsya secara resmi tengah berlangsung. Mereka memilih tema garden party sebagai dekorasi. Lantunan musik romantis terdengar dari sebuah band akustik yang berada di salah satu sudut taman. Nada dan melodi yang merdu itu seakan membuat para tamu terhanyut dalam kesyahduan. Keluarga dari kedua belah pihak telah datang. Abelia datang hanya bersama keluarga intinya yang sempat menginap semalam di hotel. Sementara dari pihak keluarga Arsya tidak hanya dihadiri oleh keluarga inti, tetapi juga kerabat dekat termasuk Derry dan Delisha. Semua tamu tampak menikmati suasana pesta yang hangat itu. Arsya dan Abelia berdiri berdampingan di depan sebuah dekorasi hiasan bunga bertuliskan inisial nama keduanya. Mereka mengobrol dengan para kerabat yang sebaya. Setelah para kerabat itu berlalu, Delisha berjalan mendekati Arsya dan Abelia yang tampak sibuk bercanda satu sama lain. Melihat itu, Dikta menyusul karena merasa khawatir Delisha akan membuat