Beranda / Romansa / MELODI ABELIA / 8. New Apartment

Share

8. New Apartment

last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-27 06:55:39

Abelia tak punya pilihan lain. Ia sudah terlanjur menandatangani kontrak perjanjian menjadi sugar baby tersebut. Maka ia pun terpaksa mengikuti permainan Arsya. Hari itu Pak Luki—sopir keluarga sekaligus orang kepercayaan Arsya—datang membantu Abelia pindah dari indekos ke apartemen baru yang disediakan oleh Arsya di kawasan Sudirman, Jakarta.

Sepeninggalan Pak Luki, Abelia mulai menyusun barang-barang di apartemen barunya. Apartemen itu memiliki satu kamar tidur all in dilengkapi kamar mandi dan dapur mini, serta area ruangan untuk menonton TV yang dibatasi dengan partisi berupa lemari sebagai pemisah dengan area tempat tidur. Meski hanya berupa apartemen studio, Abelia tahu harga unit apartemen itu sangat mahal karena berada di salah satu kawasan pusat bisnis ibu kota.

Selesai berkemas, sore itu Abelia memutuskan untuk tidur sebentar. Malam nanti, Arsya sudah bilang akan datang menemuinya. Kebetulan ada beberapa hal yang ingin Abelia diskusikan, salah satunya adalah nominal uang bulanan yang diberikan oleh Arsya terlalu besar baginya. Arsya tak meminta pembayaran atas uang bulanan yang ia berikan, tetapi Abelia bersikeras untuk menggantinya di kemudian hari karena tak ingin berutang budi.

Malamnya, sepulang kerja Arsya singgah ke apartemen Abelia. Ia mengedarkan pandangannya untuk memastikan semua bagian apartemen terasa nyaman bagi wanita itu.

“Kamu suka kamar apartemen ini? Atau mau apartemen yang lebih besar?” tanya Arsya.

Abelia menggeleng. “Terima kasih. Ini sudah lebih dari cukup. Saya justru takut kalau menempati apartemen yang terlalu besar.”

Arsya mengangguk sambil menatap Abelia yang mengenakan setelan piyama lengan panjang. Lalu ia menurut ketika wanita itu mempersilakannya untuk duduk di sofa.

“Berapa harga sewa apartemen ini?” tanya Abelia ketika mereka sudah duduk.

“Saya membelikannya untukmu.”

Mata Abelia membulat mendengarnya, lantas menghela napas. “Lalu, berapa harga beli apartemen ini? Biar saya cicil setiap bulan pembayarannya padamu.”

“Saya kan sudah bilang kamu tidak boleh membayarnya karena ini pemberian saya. Dan kamu tidak boleh menolak pemberian saya sesuai yang tertulis di kontrak,” ujar Arsya.

“Tapi kenapa kamu harus membelikan apartemen ini untuk saya sedangkan kontrak kita hanya setahun?” Abelia berdecak. “Oh, ya. Saya juga ingin membicarakan tentang nominal uang bulanan yang kamu berikan. Jumlahnya terlalu besar bagi saya.”

Arsya mengernyit. “Kenapa kamu memprotes semua pemberian saya? Jelas saja saya memberikanmu banyak uang dan materi lainnya karena saya mampu. Kamu tidak akan saya jadikan pacar yang tertindas.”

Abelia sudah akan membuka mulutnya, tetapi ia mengatupkannya lagi. Meski terdengar menyebalkan, apa yang dikatakan oleh Arsya itu sepertinya benar. Pemberian yang berlimpah adalah hal yang wajar untuk seorang seperti Arsya pada wanita yang dia mau. Namun, bukankah perjanjian mereka hanya sebatas relationship contract? Dan sudah jelas dalam kontrak bahwa Abelia ingin mengganti semua uang yang Arsya berikan karena ia menganggap tawaran relationship contract ini sebagai caranya meminjam uang pada pria itu.

“Dalam kontrak sudah tertulis bahwa saya akan mengganti uangmu nanti dan saya khawatir tidak sanggup mengganti kalau jumlahnya terlalu besar.” Abelia berusaha menjelaskan.

“Kalau begitu, tidak usah kamu ganti,” sahut Arsya.

“Tapi saya tetap ingin menggantinya!”

“Kalau begitu, gantilah semampumu saja. Tidak usah dipaksakan.”

“Kalau kamu tidak mau mengurangi jumlah uang bulanan itu, maka saya tidak mau tinggal di apartemen ini!” ancam Abelia.

Arsya menatapnya. “Kalau begitu, silakan tinggal di apartemen saya. Akan lebih baik jika kita tinggal bersama dan agar kamu tidak merasa berutang.” Ia tak mau kalah dengan ancaman Abelia.

Abelia menelan ludah mendengar perkataan pria di sampingnya itu. “Only in your dream! Saya tidak akan tinggal bersamamu,” desis Abelia.

“Kalau begitu—”

“Okay, stop!” Abelia meninggikan suaranya, kemudian mengembuskan napas perlahan. “Saya tahu saya tidak punya pilihan lain selain tinggal di apartemen ini.”

Arsya yang sempat tersentak karena nada suara Abelia yang meninggi tadi, kini tersenyum menang. “Good girl,” komentarnya sambil menyilangkan lengan di dada, masih mengulum senyum.

Sementara Abelia melemparkan pandangan mencibir pada pria super menyebalkan yang duduk di dekatnya itu. Rasanya memang begitulah seninya menjadi orang kaya. Menggunakan uang untuk mendapatkan apa pun yang diinginkan, hanya tinggal pintar memainkan kata atau membuat jebakan. Abelia ikut menyilangkan lengannya di dada. Mereka saling berdiam diri untuk beberapa lama.

“Kamu sudah makan malam?” tanya Arsya.

Abelia hanya mengangguk, tak mengubah posisi duduknya.

“Saya belum.”

Saya tidak peduli, sahut Abelia dalam hati.

“Kita pesan delivery, ya. Kita makan malam bersama. Kalau kamu sudah makan, kamu tetap saya minta untuk menemani saya makan,” ujar Arsya seraya menatap layar ponselnya.

Wanita di sampingnya tak menyahut. Abelia memilih untuk tak membantah. Selama Arsya sibuk memilih menu delivery, ia pun kembali membuka laptopnya ingin mencari informasi seputar UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang dengan mudah bisa dilakukan di rumah. Abelia tak menyadari bahwa Arsya sudah selesai memesan menu delivery dan kini tengah memperhatikan apa yang ia lakukan.

“Laptop dan ponsel kamu sudah terlihat sangat usang,” komentar pria itu.

Abelia mengerutkan kening. Kata-kata Arsya terdengar seperti penghinaan di telinganya. Ia menatap raut wajah pria itu sejenak. Bagaimana bisa Arsya melontarkan komentar yang tak enak itu tanpa merasa bersalah? Ia kemudian menyipitkan mata, sudah mengetahui ke mana arah pembicaraan Arsya.

“Jangan bilang kamu mau membelikan saya laptop dan ponsel baru?” tebak Abelia.

Arsya mengangguk. “Kamu benar. Besok akan saya belikan dan kamu tidak boleh menolak.”

Kembali Abelia tak menyahut. Ia hanya menghela napas dan melanjutkan kegiatannya. Tak berapa lama makanan delivery pesanan Arsya sudah datang. Abelia yang tadinya sudah makan malam, melihat lezatnya makanan yang tersaji kembali menjadi lapar. Ia pun makan bersama Arsya. Sungguh semua hal bisa ditolaknya kecuali makanan. Arsya hanya tersenyum memandangi Abelia yang terlihat lahap mengunyah makanannya.

Setelah menyelesaikan hidangan, Arsya membuang sisa makanan mereka dan merapikan meja. Sementara Abelia hanya duduk bersandar sambil meminum jus mangga kesukaannya. Ia hanya menoleh sekilas melihat Arsya yang kembali duduk di sampingnya, dengan jarak yang lebih dekat.

“Abelia,” panggil Arsya pelan.

Abelia hanya menaikkan alisnya sebagai jawaban.

“Maafkan saya kalau ada hal-hal yang membuatmu tidak nyaman atau perkataan saya yang mengganggumu tadi.” Arsya terdiam sejenak sebelum melanjutkan, “Saya tidak bermaksud apa-apa. Hanya saja saya memang ingin mengenalmu lebih jauh.”

Kali ini Abelia menoleh.

“Kamu tidak perlu khawatir. Saya tidak akan menyentuhmu melebihi kesepakatan kita. Silakan kamu ingatkan saya atau marah ketika saya melakukan hal-hal yang tidak seharusnya,” tutur Arsya.

Perlahan Abelia mengangguk. Ucapan Arsya yang terdengar tulus itu sedikit menenangkannya. Ia pun mengalihkan pandangannya lagi. Sedangkan Arsya masih memandangi wanita di sampingnya. Kenapa Abelia selalu mengingatkannya akan masa kecil? Arsya tak mampu menjawab pertanyaan tersebut. Ia hanya menatap lekat wajah cantik itu beberapa lama. Sebelum akhirnya ia menyentuh punggung tangan Abelia dan menggenggamnya.

Abelia tersentak, lantas menarik tangannya dari genggaman Arsya.

Kening Arsya berkerut melihat reaksi Abelia. “Bukankah kita boleh berpegangan tangan? Tertulis dalam kontrak.”

Abelia hanya mengangguk gugup dan menoleh sekilas pada Arsya. Setelahnya Abelia kembali memalingkan wajah. Ia lalu memegangi keningnya. Seketika suatu rekaman peristiwa di masa kecilnya terputar kembali di kepalanya, membuat jantungnya berdebar tak menentu. Ia kemudian memeluk dirinya sendiri menahan gigil. Arsya semakin heran melihat wajah Abelia yang pucat, tak mengerti apa yang sedang terjadi pada wanita itu.

“Are you okay, Abelia?”

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MELODI ABELIA   From Author

    Hello, MELODI ABELIA readers! Thank you so much for reading love story of Abelia and Arsya. Hope you like it. Cerita ini memang bukan tema populer, tapi aku menyukainya. Tema novel ini memang sedikit dark dengan mengangkat isu kesehatan mental dan konflik keluarga yang pelik. Di sini hampir setiap tokohnya melakukan kesalahan, tidak ada yang sempurna. Masing-masing memiliki sisi baik dan buruk, juga memiliki keterikatan dengan masa lalu. Masing-masing tokoh juga mengalami perkembangan karakter.Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dari novel ini, semoga kamu bisa mengambil pelajaran di dalamnya, ya. Semoga juga bisa menjadi bacaan yang menghibur dan berkesan. That's it. Thank you and see you. With Love,Author Remahan Croissant NOTE: JANGAN MENJIPLAK KARYA INI SEBAGIAN ATAUPUN SELURUHNYA. SANK

  • MELODI ABELIA   50. The Eternal Love

    Sekian tahun berlalu. Abelia terbangun di pagi hari karena sinar mentari yang mengintip dari sela tirai jendela kaca. Segera ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelahnya, ia melihat kalender. Ia tak akan pernah lupa pada tanggal itu. Hari ulang tahun Arsya, pria yang sangat dan akan selalu ia cintai. Perlahan Abelia menghela napas. Sambil menyunggingkan senyum, ia beranjak ke kamar anaknya. Putranya yang bernama Abizhar, berumur 5 tahun. Putrinya yang bernama Aubrie, berumur 3 tahun. Abelia segera membangunkan mereka untuk mandi dan bersiap-siap. Karena mereka sulit sekali dibangunkan, Abelia menciumi pipi mereka hingga terbangun. "Ayo, bangun. Hari ini ulang tahun papa," ucap Abelia. Abizhar dan Aubrie segera bangkit dari ranjang mungil mereka masing-masing. "Oh, ya. Hari ini ulang tahun papa!" seru mereka. "Apakah kita akan menemui papa hari ini, Ma?" tanya Abizhar. "Tentu saja, Sayang. Makanya mandi, biar cepat bertemu papa." Abelia tersenyum. "Ayo, mandi, M

  • MELODI ABELIA   49. For The Love of Abelia

    Penantian Arsya berakhir sudah. Hari bahagianya bersama Abelia yang sempat tertunda kini telah terwujud. Sebuah hari bahagia di mana ia dan sang kekasih akhirnya mengucap ikrar suci dan janji untuk saling setia dalam ikatan pernikahan. Mereka mengikuti semua prosesi pernikahan yang sakral dalam suasana syahdu. Para tamu yang hadir pun ikut terlarut. Ijab kabul dan prosesi adat telah selesai dilakukan. Sekarang saatnya mereka bersanding di pelaminan mengebakan sepasang gaun pengantin hasil rancangan desainer ternama. Arsya terlihat semakin tampan dalam balutan tuxedo berwarna putih, sedangkan Abelia mengenakan gaun panjang sederhana berwarna putih yang terlihat mewah dengan taburan payet di bagian dada. Para tamu mengagumi keelokan penampilan mereka. Ditambah dengan dekorasi pernikahan yang didominasi dengan warna putih semakin membuat suasana pesta pernikahan itu begitu agung. Arsya menoleh pada Abelia, wanita yang sudah sah menjadi istrinya. Keel

  • MELODI ABELIA   48. Penantian Arsya

    Kebekuan melingkupi Abelia dan Arsya sepanjang perjalanan. Setibanya di apartemen Abelia pun mereka masih saling berdiam diri tanpa sepatah kata terucap. Sambil menahan air mata, Abelia menatap Arsya. Mereka saling menatap dalam diam dengan pandangan yang redup. Suasana yang dingin pun tercipta. Semua kebahagiaan yang terjadi pada mereka belakangan ini seolah lenyap begitu saja. Abelia merasa dia harus kembali mengulang masa-masa sakit, tetapi kali ini lebih perih. Masa lalu yang kelam kembali datang menghampiri. Membuat luka yang sudah hampir sembuh kini menganga kembali. "Arsya," panggil Abelia pelan. "Lebih baik kita akhiri hubungan ini." Perlahan Abelia melepaskan cincin tunangan yang melekat di jari manisnya. Melihat itu, Arsya menahannya dan menggeleng. "Aku tidak mau, Abelia." "Lalu maumu bagaimana? Tetap menjalani hubungan sampai ke pernikahan setelah semua fakta itu?" cecar Abelia. Sejenak Arsya terdiam, lantas mengangguk. "Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan seora

  • MELODI ABELIA   47. Misery

    Suasana bahagia masih meliputi hati Abelia dan Arsya sejak hari pertunangan mereka kemarin. Mereka tak bisa menyembunyikan kelegaan akan hubungan mereka yang sudah masuk ke jenjang yang lebih serius. Kedua pihak keluarga juga sudah membicarakan persiapan pernikahan mereka yang rencananya akan dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan. Hanya tinggal selangkah lagi untuk benar-benar saling memiliki.Kini Abelia bisa sedikit lebih fokus pada outlet barunya yang sudah dibuka dan beroperasi. Ia sudah mempekerjakan beberapa orang karyawan yang didapatnya dari rekomendasi supplier produk jualannya. Hari-hari yang sibuk akan segera dimulai. Abelia harus membagi waktu antara mengurusi bisnis dan mempersiapkan pernikahan.Namun, Abelia tak merasakan masalah berarti karena ada Arsya yang selalu mendukungnya. Hari itu Arsya menemani Abelia mengunjungi outlet-nya yang dinamakan Abelia Mode. Selain menjual kain, Abelia juga berencana untuk memproduksi pakaian berbahan d

  • MELODI ABELIA   46. Engagement and Something

    Hari pertunangan Abelia dan Arsya secara resmi tengah berlangsung. Mereka memilih tema garden party sebagai dekorasi. Lantunan musik romantis terdengar dari sebuah band akustik yang berada di salah satu sudut taman. Nada dan melodi yang merdu itu seakan membuat para tamu terhanyut dalam kesyahduan. Keluarga dari kedua belah pihak telah datang. Abelia datang hanya bersama keluarga intinya yang sempat menginap semalam di hotel. Sementara dari pihak keluarga Arsya tidak hanya dihadiri oleh keluarga inti, tetapi juga kerabat dekat termasuk Derry dan Delisha. Semua tamu tampak menikmati suasana pesta yang hangat itu. Arsya dan Abelia berdiri berdampingan di depan sebuah dekorasi hiasan bunga bertuliskan inisial nama keduanya. Mereka mengobrol dengan para kerabat yang sebaya. Setelah para kerabat itu berlalu, Delisha berjalan mendekati Arsya dan Abelia yang tampak sibuk bercanda satu sama lain. Melihat itu, Dikta menyusul karena merasa khawatir Delisha akan membuat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status