Share

Bab 17

“Hallo! Hafid! Kamu pulang ke rumah sekarang! Mbak mau bicara!” Mbak Winda akhirnya menelpon Hafid. Dia teringat tadi bertemu di tempat kejadian. Dia mau meminta Hafid membujuk Mas Ardi agar tidak jadi menceraikannya.

“Mau bicara apa, Mbak?” Hafid mengkerutkan dahi, sedangkan tangannya tetap sibuk membungkus kerupuk. Dia sedang menyiapkan bungkusan kerupuk untuk jualan nasi gorengnya sore ini.

“Kamu ke sini dulu saja, Fid! Bantuin, Mbak! Mas Ardi mau menceraikan Mbak!” Mbak Winda terisak. Hafid beristighfar ketika mendengar kata cerai.

“Astagfirulloh! Mbak tenang dulu! Nanti aku coba telepon ke Mas Ardi, tapi sekarang aku gak bisa ke sana! Aku lagi bersiap mau jualan soalnya!” Hafid mencoba menenangkan kakak perempuannya itu.

“Kamu itu, ya! Mana bisa Mbak tenang! Mbak mau diceraikan, Fid! Ini semua pasti gara-gara istri kamu tuh! Jadi orang gak tahu diri banget, sih!” Mbak Winda kembali mengeluh dan memaki.

Hafid mengerutkan dahi. Dia tidak mengerti kenapa Mbak Winda malah menyalahkan
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status