Share

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN KAKAKKU
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN KAKAKKU
Author: Noona_SV

Bab 1

Author: Noona_SV
last update Last Updated: 2025-10-20 09:44:39

Hingga di detik terakhir, ketika napas Alea mulai tercekat dan pandangannya nyaris gelap, pintu itu akhirnya didobrak keras dari luar.

Cahaya menembus debu yang beterbangan, menyingkap siluet seorang pria di ambang pintu, napasnya berat, tatapannya tajam.

Alea hanya sempat melihat mata itu, gelap namun anehnya menenangkan.

“Maaf, aku terlambat menemukanmu,” suara pria itu berat dan dalam, nyaris seperti gema di antara kabut kesadarannya yang memudar.

Lalu semuanya gelap.

---

“Aku terima tawaranmu.”

Suaranya datar ketika kalimat itu keluar dari bibirnya. Namun bagi Alea sendiri, nada itu terdengar asing—seolah diucapkan oleh seseorang yang bukan dirinya. “Aku akan menghilang dari kehidupan Ethan Vale… dan menikahi Sean Miller sebagai gantinya.”

Cincin berlian di jarinya berputar perlahan sebelum jatuh ke atas meja kayu. Denting logamnya memantul, nyaring, menjadi penutup yang pahit bagi segalanya.

Di seberang meja, David Morgan, ayahnya, menatap dengan wajah membeku. Mata dingin yang biasa dipenuhi perhitungan kini menatap putrinya seolah ia baru saja menampar kehormatan keluarga.

“Alea…” suaranya berat dan serak. “Apa yang baru saja kau katakan?”

Alea menatap lurus ke arah ayahnya, tanpa gentar. “Aku akan menikahi Sean Miller. Pertunangan yang seharusnya untuk Serena, biar aku yang menerimanya. Dengan begitu, dia bebas bersama Ethan.”

Wajah Nyonya Morgan menegang. “Kau gila? Sean Miller bahkan tidak bisa berdiri dari tempat tidur! Anak itu mungkin tak bertahan sampai akhir tahun! Kenapa kau harus memilihnya?”

Alea tersenyum tipis, nyaris sinis. “Kenapa kaget? bukannya ini yang selama ini kalian inginkan? Aku mengabdi, aku patuh dan menggantikan putri kesayangan kalian untuk menikah dengan sosok yang vegetatif?"

"Alea..!"

"Jangan berteriak. lakukan saja apa yang sudah kalian rencanakan, lagipula.. Serena sudah cukup jauh kan, dengan Ethan?"

Raut wajah terkejut jelas terlihat di wajah Vanesa dan juga David. Dua bulan lalu mereka memang memaksa Alea melepaskan Ethan, dan memaksanya untuk menggantikan Serena. tapi tidak mereka duga, kalau Alea benar-benar mengikuti keinginannya.

"Apa kau sudah berpikir dengan baik? Kondisi Sean Miller sudah bukan rahasia umum, dia lumpuh, dan bahkan dia tidak bisa bangun dari ranjangnya sendiri. bagaimana bisa dia menikah, apalagi memberimu kebahagiaan?"

Alea mendengus. "Dia hanya tidak bisa bangun, kan? Itu sebabnya aku cocok untuknya. Aku juga sudah hampir mati—setidaknya, secara jiwa dan hati. Dan soal bahagia? sejak kapan aku bahagia, setelah bertemu dengan keluarga yang katanya orang tua kandungku sendiri?”

Seketika ruangan sunyi. kalimat Alea seperti sebuah tamparan bagi Vanesa dan David. selama ini, Alea selalu patuh dan tidak pernah berani bersuara tegas didepan mereka. meski untuk menjauh dari Ethan, dia selalu bersikeras dan tidak mau berpisah. tapi sekarang?

David menyandarkan punggungnya ke kursi, napasnya berat. “Kau tidak tahu apa yang kau katakan. Pernikahan bukan hal main-main, Alea. Apalagi dengan Sean. Kau tahu reputasi keluarga Miller—mereka bisa menghancurkan siapa pun yang menentang mereka.”

Alea tertawa kecil, tanpa emosi. “Dan bukankah itu sebabnya kalian ingin salah satu dari kami menikah dengannya? Untuk menyelamatkan hubungan bisnis keluarga Morgan dan Miller?”

Vanesa menatap putrinya dengan pandangan tajam. “Jaga bicaramu! Semua ini untuk masa depanmu juga, Alea. Kami hanya ingin memastikan—”

“—bahwa aku jadi alat tukar yang sempurna?” potong Alea pelan tapi menusuk. “Aku sudah paham, Bu. Kalian tidak perlu menjelaskan lagi. Aku hanya menggantikan posisi Serena, itu saja.”

Vanesa terdiam, menatap meja yang kini dipenuhi ketegangan. Cincin berlian yang tergeletak di atas kayu mengilap itu tampak seperti lambang dari keputusan yang tak bisa ditarik kembali.

Alea berdiri, menyapu sisa air mata di sudut matanya sebelum sempat jatuh. “Aku akan mengurus semua persiapannya besok. Kalian tidak perlu repot.”

David akhirnya menatap anaknya dengan wajah yang sulit ditebak. “Kau benar-benar akan mengorbankan hidupmu demi Serena?”

Alea menatap lurus, suaranya datar. “Tidak, Ayah. Aku hanya membayar semua yang sudah kalian lakukan padaku.”

Ia berbalik meninggalkan ruangan, membiarkan keheningan menggantung di antara dua orang tua yang kini saling bertukar pandang tanpa kata. Pintu besar di belakang Alea tertutup dengan suara berat, memantul di seluruh ruang makan.

---

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN KAKAKKU   Bab 7

    Alea melangkah menjauh dari kerumunan reporter, membiarkan para tamu kembali pada percakapan gala dan kilatan kamera yang terus menyala.Lorong remang di sisi aula menjadi tempat paling tenang setelah lelang berakhir. Alea hendak mengambil napas tenang saat melihat seseorang berdiri di ujung lorong.Serena.Senyumnya tidak lagi manis dan anggun seperti di depan kamera. Senyum itu dingin, tipis, membuat udara di lorong terasa lebih sempit.“Seharusnya malam ini menjadi milikku, Alea,” ucap Serena pelan. “Tapi kau justru menarik perhatian semua orang. Seolah aku tidak ada.”Alea menahan napas. “Apa maumu?"“Aku hanya ingin menempatkanmu kembali di tempat yang semestinya.”Tanpa peringatan, Serena menangkap pergelangan tangan Alea dan menariknya mendekat. Gerakannya begitu cepat hingga Alea kehilangan keseimbangan. Namun sebelum Alea sempat menolak... Serena menjatuhkan dirinya sendiri ke lantai.Suara tubuhnya membentur marmer memecah keheningan.Alea terbelalak.“Apa yang kau—”Belum s

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN KAKAKKU   Bab 6

    Aula utama Gala Amal VaC Corporation & Hamesworth Group berpendar dalam cahaya kristal keemasan. Langit-langitnya menjulang tinggi, dihiasi lampu gantung raksasa yang memantulkan bias lembut ke seluruh ruangan. Malam itu, acara penggalangan dana untuk anak-anak korban perang di Marawi digelar—malam eksklusif yang hanya dihadiri kalangan elite Geneva dan para pemilik nama besar. Alea datang lebih awal, mengenakan gaun hitam sederhana. Ia membawa baki kristal berisi barang lelang milik keluarga Morgan, berjalan dengan tenang melewati lorong kaca yang berembus udara dingin dari pendingin ruangan. Namun langkahnya terhenti ketika telinganya menangkap suara samar dari balik pintu kaca buram bertuliskan Restricted – Board Access Only. Suara itu... milik Ethan Vale. Dan bersamanya—tawa orang-orang yang dulu menyebut Alea bagian dari keluarga mereka. “Akhirnya Serena kembali,” ujar seseorang dengan nada lega. “Antara Serena dan Alea? Yang satu pewaris Morgan, yang satu mantan asisten yan

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN KAKAKKU   Bab 5

    Keesokan harinya, begitu Alea tiba di kantor pusat Hamesworth Group, suasana terasa berbeda.Ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman, seolah udara di tempat itu memberi peringatan bahwa segalanya sudah berubah.Beberapa karyawan yang biasanya menyapa kini hanya menunduk, pura-pura sibuk dengan layar komputer.Lobi yang biasanya riuh kini terasa seperti ruang tunggu tanpa jiwa.Dan kemudian, suara seseorang terdengar memanggilnya dari ruangan direktur.“Alea.”Nada datar tanpa kehangatan sedikit pun.Alea menoleh, mendapati Ethan Vale berdiri di depan pintu ruangannya.Sikapnya kaku, dingin—seolah mereka hanyalah atasan dan bawahan yang tidak pernah saling mengenal.Tangannya menegang di sisi tubuh, namun ia tetap melangkah mendekat, mengikuti perintah yang tak diucapkan.Saat Alea masuk, Ethan bahkan tidak menoleh.Matanya terpaku pada layar ponsel, jarinya bergerak cepat, sementara Alea berdiri di ambang pintu seperti pesakitan yang menunggu vonis.“Tutup pintunya,” katanya akhirny

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN KAKAKKU   Bab 4

    Mobil yang dikemudikan Alea terus membelah jalanan malam, dengan air mata yang mulai menetes meski sebelumnya ia sudah yakin kalau hatinya itu sudah mulai kebas."Nggak, kamu nggak boleh lemah, Alea."Getir! itu yang dirasakan Alea, setelah tahu kenyataan bahwa suaminya dan keluarganya sendiri tidak menginginkannya. dan itu karena Serena.Ya, Serena.Kakak yang tertukar dengannya sejak lahir.Gadis yang selalu mendapatkan semua yang seharusnya menjadi milik Alea—kasih sayang, kemewahan, bahkan pria yang ia cintai.Masih jelas dalam ingatan Alea, dua bulan setelah kebenaran pertukaran bayi terungkap, Alea “dikembalikan” ke keluarga Morgan seperti barang hilang.Namun sambutan yang datang hanyalah dingin dan perhitungan.“Kami tak bisa menyingkirkan Serena,” ujar sang ayah waktu itu. “Dia sudah menjadi bagian keluarga ini selama dua puluh lima tahun. Kau? Kau hanya kebetulan berdarah sama, dan kembali di saat yang tidak tepat.”Alea menunduk waktu itu, menahan perih yang menyesakkan da

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN KAKAKKU   Bab 3

    Bau obat dan disinfektan memenuhi udara. Ruangan itu putih, sunyi, hanya suara mesin monitor yang berdetak pelan di sisi tempat tidur.Alea membuka mata perlahan. Cahaya dari jendela menyilaukan pandangannya yang masih kabur. Tubuhnya terasa berat, setiap tarikan napas seperti menarik jarum di dada.Selang infus tertancap di tangannya. Luka di bibirnya belum kering, dan pipinya masih membengkak akibat tamparan hari itu.Suara langkah kaki terdengar dari arah pintu. Pelan, tapi pasti mendekat.Ketika pintu terbuka, napas Alea tercekat.Sosok itu berdiri di ambang pintu, mengenakan jas hitam dan kemeja putih rapi.Ethan.Tatapan Alea membeku. Ia ingin marah, tapi tubuhnya terlalu lemah untuk sekadar mengangkat tangan.Ethan mendekat, wajahnya datar tapi suaranya dibuat lembut—terlalu lembut untuk jadi tulus. “Alea…” suaranya rendah. “Aku baru tahu kau benar-benar diculik.”Alea menatapnya lama, suaranya nyaris tak keluar. “Baru tahu?”Ethan menarik kursi dan duduk di samping ranjang.

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN KAKAKKU   Bab 2

    Alea melangkah keluar dari rumah keluarga Morgan tanpa menoleh ke belakang. Malam sudah larut, udara di kota Volka menusuk dingin. Di bawah sinar lampu jalan yang redup, bayangan tubuhnya tampak rapuh namun tegar. Ia masuk ke dalam mobilnya, menutup pintu perlahan, lalu duduk diam cukup lama. Tangannya memegang setir, tapi matanya menatap kosong ke depan. Tidak ada air mata, tidak ada amarah. Hanya kehampaan yang begitu kental hingga membuat napas terasa berat. Ia menyalakan mesin. Suara mobil memecah kesunyian malam, membawa dirinya menjauh dari rumah yang tidak lagi pantas disebut rumah. Selama perjalanan, lampu-lampu kota memantul di kaca depan. Setiap kilau seperti bayangan masa lalu yang datang silih berganti—menyisakan luka yang belum kering tapi juga sudah terlalu lama untuk disembuhkan. Tidak ada lagi air mata. Sudah habis. Yang tersisa hanyalah rasa sesak di dada yang tak bisa dijelaskan. Alea menatap sekilas pantulan wajahnya di spion. Wajah itu tampak asing.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status