공유

Masuk Perangkap

작가: Jeni Sasmita
last update 최신 업데이트: 2023-01-07 10:41:40

Aryo terbangun dari tidurnya karena sinar matahari yang menelusuk masuk melalui celah gorden yang sedikit tersingkap. Dengan perlahan Ia membuka matanya, beberapa detik kemudian ia dikejutkan dengan pemandangan disampingnya.

Selimut yang tersorot kebawah menampakkan pundak putih milik istrinya. Aryo melihat kedalam selimut badannya telanj***g b**at sedangkan istrinya hanya menggunakan celan* da**m.

"Apa yang telah aku lakukan," ucap Aryo panik. Karena tidak mengingat apa yang telah terjadi tadi malam

Ia pun bangun dan duduk bersandar di dinding ranjang, ia mengusap wajah dengan kasar karena telah kebablasan, semua terjadi pasti gara-gara ia terlalu banyak minum tadi malam.

"Ah, bodoh." ucapnya prustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

Tiba-tiba, Via menggeliat dalam tidurnya dan membuka matanya menatap Aryo sembari tersenyum dengan indahnya. Namun didalam hati seakan tertawa senang karena sebentar lagi ia akan membuat Aryo tidak punya pilihan lain.

"Apa yang telah aku lakukan semalam Via? Aku tidak bisa mengingatnya," tanyanya dengan dahi mengernyit penuh tanda ranya. Dan berharap apa yang ia khawatirkan tidak terjadi.

Via kembali tersenyum, setelah itu merubah posisinya menghadap Aryo dengan tangan kanan ia tompang dikepalanya.

"Kamu benaran lupa mas dengan apa yang kita lakuin semalam, hmm?"

"Iya, aku nggak bisa ingat apa-apa."

"Oke, Semalam mas sangat perkasa, kita melakukannya dengan sangat ... Ya, mas tau sendirilah. Aku tidak perlu menceritakannya. Tapi semalam mas sangat bersemangat melakukannya."

Aryo yang mendengarnya merasa lemes, niatnya ingin segera menjauh dari Via, malah terjadi seperti ini

'Bodoh, bodoh." Grutu Aryo dalam hati

"Tapi semalam kenapa mas menyebut nama wanita lain, saat kita melakukannya?" tanya Via pada Aryo sambil menatap tajam. Aryo seketika gelagapan mendengarnya.

"Apakah selama ini mas Aryo selingkuh dibelakangku?"

"Ti—tidak, aku tidak perna selingkuh. Mungkin kamu salah dengar."

"Baiklah aku percaya sam kamu mas, kamu nggak mungkin melakukan itu." Via tersenyum dengan manisnya, sementara Aryo menelan ludahnya dengan kasar.

Via pun bangun dengan selimut ia pakai untuk menutupi dadanya. Ia melingkarkan tangan dilengan Aryo kemudian kepalanya disandarkan dibahu Aryo.

"Kamu jangan tinggalkan aku ya mas, aku bisa gila kalau itu kamu lakukan," ucap Via pelan. Aryo yang mendengarnya seketika meremasnya kedua tangannya

'Apa yang harus aku lakukan sekarang?' batinnya bingung dengan pilihannya sekarang.

"Kalau aku hamil, mas Aryo senang nggak?"

Aryo membulatkan matanya mendengar penuturan istrinya, ia tidak berpikir sampai kesitu. Bagaimana jika benar, apa yang telah ia lakukan semalam ternyata membuahkan hasil dan membuat istri kembali terikat dengannya.

Aryo tidak menjawab, ia sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Mas kok nggak dijawab? Sedari tadi kok lebih banyak diam?"

"I—iya aku pasti senang, siapa coba yang tidak senang jika mendapatkan anak. Begitupun denganku."

"Aku semakin cinta denganmu, Mas." Via mengeratkan pelukannya dilengan Aryo,

'Kamu akhirnya masuk perangkapku, Mas!" gumam Via dalam hati penuh kemenangan.

Aryo tak menjawab, ia kembali sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia telah melakukan kesalahan besar. Bagaimana kalau benar istrinya hamil. Ia tidak punya pilihan lain selain tetap mendampingi istrinya.

Sedangkan Salsha? Ah, biarlah nanti ia akan memikirkannya

Aryo pun masuk kedalam kamar mandi dan menguyurkan badannya dibawah shower. Ia mencoba mengingat kejadian semalam, tapi lagi-lagi ia tidak bisa.

Sementara Via yang masih diatas ranjang tersenyum miring karena rencananya berjalan dengan lancar. Dan rencana selanjutnya ia akan lakukan dengan mulus.

'Kau dan pelakor itu akan menangis darah, biar kalian rasakan sakitnya hatiku dikhianati," gumam Via penuh kebencian menatap kamar mandi.

Segera Via membuang muka dan keluar dari kamarnya berjalan menuju dapur. Ia kembali melakukan tugasnya untuk membuat sarapan untuk Aryo. Walaupun sebenarnya ia sangat enggan melakukannya, tapi demi rencananya ia lakukan juga.

Setelah semua telah disiapkan oleh Via, mereka pun sarapan dalam diam.

Usai sarapan Aryo langsung pamit kekantornya.

Siang harinya Aryo dikantor tengah sibuk menatap layar komputernya, pekerjaannya tidak selesai-selesai karena ia masih saja terpikirkan masalah dirumah.

Tok, tok. Ketukan pintu terdengar

"Masuk!" Sahut Aryo.

"Selamat siang, Sayang!" ucap Salsha dengan berpenampilan sangat cantik

"Salsha," ucap Aryo berusaha tersenyum

"Kamu kemana aja, aku khawatir banget sama kamu semalam," lanjut Aryo

"Maafin ya mas, aku janji nggak akan begitu lagi, tapi kamu juga harus janji nggak boleh bohongin aku lagi." ujar Salsha berjalan menuju kearah Aryo

"Iya sayang, aku janji."

"Makasih Mas." Salsha melingkarkan tangannya di leher Aryo

"Mas, aku boleh pinjam ATM-mu sebentar nggak? Aku mau perawatan," ucap Salsha dengan manjanya

"Boleh dong sayang," Aryo merogoh sakunya, seketika ia mengernyitkan dahinya karena ia tidak menemukan dompetnya

"Sayang dompet aku ketinggalan."

"Ya...." raut wajah Salsha seketika berubah

Ting.

Aryo pun meraih ponselnya untuk melihat pesan yang masuk. Lagi-lagi Aryo membelalakkan matanya melihat notif tarik tunai dari M-BANKING dengan jumlah yang cukup besar.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
g usah sesumbar dulu utk membuat suamimu dan pelakor itu menangis darah. punya banyak bukti aja kau msh bertele2
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    Ending

    Misteri handuk basah diatas kasur.Karena tidur lebih awal, Via terbangun tepat jam sebelas malam, di mana saat itu Andre baru saja terpejam beberapa menit yang lalu. Ia baru menyelesaikan banyak pekerjaan yang menumpuk akibat beberapa lama tidak masuk kerja karena insiden kemarin."Sayang." Via mencubit hidung suaminya, merasa kesal karena tidak mendapatkan respon dari Andre."Sayang." Kali ini Via menggoyangkan tubuh Andre dengan kuat."Hmm," jawab Andre dengan mata masih terpejam karena ia sangat mengantuk."Hei, bangun buka matanya." Via masih terus berusaha membujuk Andre untuk membuka mata."Iya, kenapa Sayang?" tanya Andre juga berusaha menahan kantuknya."Aku pengen banget makan rujak buah dan mangga muda.""Sayang, ini sudah sangat larut malam, mungkin sudah tidak ada yang jual rujaknya. Besok saja ya, mas janji akan beliin banyak.""Nggak mau besok, maunya sekarang." Rengek Via disertai wajah yang mulai cemberut.Waktu berlalu begitu cepat, tanpa terasa hari berganti minggu,

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    Bawa aku bersamamu

    Via kembali kerumah sakit membawa perasaan yang tak menentu, langkahnya sangat terasa berat ketika mengetahui semua kebenarannya.'Wanita itu kini benar-benar telah berhasil merusak semua kebahagiaanku,' batin Via kembali menuju ruangan Aryo. Didepan ruangan Aryo, terlihat dokter sudah keluar dengan cepat Via menghampirinya."Dok, bagaimana keadaan teman saya?" tanya Via khawatir.Dokter menghela napas, "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi takdir berkata lain. Darah yang dikeluarkan sudah sangat banyak."Seketika Via merasa shock mendengar penjelasan dokter. Ia tidak menyangka sesuatu yang sangat ia takutkan kini benar-benar terjadi.*Semua yang ada di pemakaman itu beranjak pulang, kini hanya tinggal Via dan beberapa teman kerja Aryo.Via menyeka sisa-sisa air mata di wajahnya, kini Aryo benar-benar telah pergi untuk selamanya.Walau bagaimanapun Aryo adalah orang yang pernah mengisi hari-harinya, tentunya Via merasa sedih, apalagi Aryo meninggal akibat tusukan yang dilak

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    Suka dan duka datang bersamaan

    "Hallo."".....""Apa! Kecelakaan?"Seketika semua tubuhnya terasa melemah.****Via menatap sekitar di dalam ruangan serba putih. Dengan aroma obat-obatan atau anti bacterial sejenisnya.Menghapus sisa-sisa air matanya, mata yang sudah bengkak karena sudah menangis beberapa hari.Setelah beberapa waktu yang lalu melewati 8 jam yang menegangkan menunggu operasi berlalu, dan ini sudah 1 minggu ia disini, rasanya sangat sulit baginya untuk bernapas, Andre belum juga sadarkan diri, matanya masih terpejam damai dengan selang infus di hidung dan tangannya.Via disini sendirian, karena Mika juga mengabarkan kalau mertuanya juga jatuh sakit ketika mereka tiba di Jerman."Sayang, kapan kamu bangun? Aku mohon bangunlah." ucapnya lirih, dengan bulir-bulir air mata mulai membasahi pipinya.Ia pun menjatuhkan bokongnya ke lantai, mencoba menumpahkan semua rasa sedihnya dengan kembali menangis.Mendengar langkah kaki yang akan masuk ke dalam ruangan, Via mendongakkan kepalanya."Via, apa yang kamu

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    Kecelakaan

    Pukul 05.30 Via sudah sedari tadi berkutat di dapur, menyiapkan sarapan untuk suaminya.Saat ia sedang pokus mencicipi masakannya, kedua tangan tiba-tiba melingkar di pinggangnya."Sayang, kamu sudah bangun?" ucapnya yang sedikit kaget dengan kehadiran suaminya."Iya Sayang, kamu terlalu pagi bangunnya, padahal tadi dingin banget, butuh kehangatan," ucap Andre terus mencium tengkuk istrinya."Nah, sekarang kamu cepetan mandi, abis itu akan ku suguhkan yang hangat-hangat.""Benarkah?""Iya, ini kan baru dimatiin kompornya, tentunya masih hangat dong.""Ah, kalau itu panas namanya,""Apa bedanya?""Yang hangat itu kamu." Andre mempererat pelukannya, dengan tangannya yang mulai nakal.Via perlahan sedikit menjauh, takut suaminya meminta lebih, "Sekarang sarapannya sudah siap, cepatan mandi, abis itu kita sarapan bareng." Tak bisa berbuat lebih, Andre akhirnya menurut. 30 menit kemudian Andre datang lagi, kali ini ia sudah terlihat rapi dengan seragam kerjanya.Via mulai mengambil nasi

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    kejutan

    Malam ini, Andre mengajak Via untuk makan malam diluar. Via pun menurut saja, walaupun dalam hatinya penuh tanda tanya, tidak biasanya Andre mengajaknya makan malam di tempat yang agak jauh dari rumah mereka."Sayang, emangnya kita mau kemana?" tanya Via saat mereka diperjalanan."Ya, mau dinner lah," jawab Andre enteng."Dinner? Tidak biasanya, lagipula sudah sudah beberapa restoran mewah yang sudah kita lewati, emangnya kita akan makan dimana?""Kamu diam saja, sebentar lagi kita akan sampai."Dengan hati yang tak menentu, Via pun akhirnya diam sejenak. Namun, merasa perjalanan sudah sangat jauh Via kembali bertanya. "Sayang, ini sudah terlalu jauh, sebenarnya kita mau kemana?" "Paling 10menit lagi kita akan sampai.""Sayang, setengah jam yang lalu kamu juga bicara seperti itu, nyatanya kita belum juga sampai, kalau terus-terusan begini perut kita akan keroncongan."Andre hanya bisa tersenyum mendengar celotehan istrinya.Benar saja, 10 menit kemudian mereka pun tiba ditempat tuju

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    Ancaman

    Aryo juga sangat tidak menyangka kalau ia akan bertemu Via disini, ia sangat ingin berjumpa dan meminta maaf pada Via. Tetapi, sekarang keadaannya sudah berbeda. Via sudah menikah lagi, bahkan suaminya sekarang adalah sahabatnya sendiri.Selain itu ditempat kerja bukanlah waktu yang tepat untuk meminta maaf.Selama ini Aryo sudah berusaha mencari Via kemana-mana, tetap saja ia tidak menemukannya. Via benar-benar menghilangkan bagai ditelan bumi.Aryo pun frustasi, alhasil pekerjaannya terbengkalai sehingga ia dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja.Uang hasil penjualan rumah yang sudah dibagi dua oleh Via juga sudah habis, ia gunakan untuk berpoya-poya, minum-minum, membayar wanita dan berjudi. Aryo benar-benar hancur dan seperti orang gila karena ditinggal oleh Via.Baru satu bulan ini, ia berusaha untuk bangkit kembali untuk meneruskan hidupnya.Saat pertemuan selesai, semua orang yang ada diruangan itu keluar, begitu pula dengan Andre dan Via. Diam-diam Aryo memerhatikan mereka

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status