Share

2. Kabar istrinya dilamar

“Dilamar? Siapa yang melamarnya, Bu?” tanya Alex terkejut.

“Keponakanku, Letda Martin Scott! Dia baru saja selesai dari pendidikan militer dan boleh menikah. Bulan depan acara pernikahannya akan dilangsungkan.” Dia lalu membanggakannya. “Martin dan kau, ibarat rumah mewah dan kandang ayam. Martin jauh lebih baik dari pada kau karena dia berasal dari militer. Ingat, dia sudah Letnan Dua lho! Sementara kau? Haha! Kau hanya pakai kaos putih polos dan celana chinos abu-abu. Menyedihkan!” ledek Winnie sambil terkikik geli.

Tidak lucu. Sangat tidak lucu.

Alexander geram. Dia maju selangkah dan ingin langsung masuk ke dalam rumah, tetapi Winnie merapatkan tubuhnya pada pintu sehingga tidak ada celah bagi Alexander untuk masuk.

“Untung Gabriella belum punya anak dari mu, Pria Payah!” cacinya sarkas. Winnie mengerutkan bibirnya dengan penuh kebengisan lalu meneruskan dengan nada remeh, “Lebih baik kau tidak usah lagi datang ke sini! Gabriella akan sangat bahagia jika menikah dengan Martin. Eh, Letda Martin Scott!”

Alexander tidak terima. Dia berkata dengan nada tegas layaknya Dewa Perang. “Kami tidak bakal pernah bercerai dan Gabriella tidak mungkin menikah lagi sama pria mana pun!”

Sudah diketahui bahwa hubungan antara Alexander dan Gabriella terjalin karena restu dan bujuk rayu dari Sarah, ibu kandung Gabriella. Pablo Callister cukup setuju karena pada saat itu Alexander merupakan pria yang baik. Hanya saja Pablo kurang puas karena Alexander cuma berasal dari masyarakat biasa dan tidak populer.

Namun, karena cinta yang besar dari Gabriella dan restu dari Sarah, maka waktu itu Pablo pun menikahkan putri satu-satunya tersebut meskipun dengan hati yang setengah-setengah.

Pablo sebenarnya menantu dari seorang Presiden sekaligus mantan Jenderal berbintang empat. Ya, ayahnya Sarah adalah orang besar. Pablo memanfaatkan pernikahannya dengan Sarah agar karir militernya bisa cepat meroket.

Meski begitu, rencananya tidak sepenuhnya berhasil sebab ketika dia hampir menjabat sebagai Panglima menggantikan Jenderal George MacArthur melalui bantuan ayah mertuanya, tiba-tiba saja pada masa itu, tepatnya sekitar empat tahun lalu, ayah mertuanya diturunkan dari jabatan Presiden karena dianggap sebagai pemimpin otoriter, korup, dan banyak terlibat dalam kasus nepotisme.

Parahnya, saat Pablo meminta kenaikan pangkat dan jabatan kepada Presiden baru, yakni Harry Churchill, Pablo memberikan kesan intimidasi dan pengancaman, sehingga berakibat sangat fatal : Pablo dipecat dan dikeluarkan dari militer secara tidak hormat, dengan pangkat militer terakhir Letnan Jenderal saja.

Sementara pernikahan antara Pablo dan Winnie berlangsung cepat dan mengejutkan pasca meninggalnya Sarah yang mana sebab meninggal nya masih menjadi misteri. Agaknya, Pablo frustasi setelah melewati masa-masa yang sulit, maka akibatnya dia jadi asal memilih istri pengganti Sarah.

Pablo yang memang sekarang sedang berada di rumah sontak kaget ketika melihat kehadiran Alexander. Dia menggeser posisi Winnie dan mengawasi Alexander dengan raut wajah heran. “Kau? Alex Luther? Bajingan yang kabur tanpa izin?”

***

Satu setengah tahun lalu, Alexander hanyalah menantu sampah yang tinggal di rumah keluarga istrinya. Selama dua tahun masa pernikahan Alexander mendapat perlakuan tidak pantas dari ayah mertuanya beserta ibu tiri istrinya. Dia dijadikan babu di rumah dan mengerjakan banyak sekali pekerjaan secara tak wajar, sampai-sampai dia pernah membersihkan kloset dengan tangannya sendiri.

Salah satu kejahatan Winnie terhadap Alexander adalah memberikan racun yang pada akhirnya membuat tubuh Alexander menyusut dan sangat kurus. Alexander dengan tinggi 185 cm hanya punya berat badan empat puluh kilogram, sangat tidak proporsional, selain itu karena ulah Winnie pula, Alexander punya beberapa penyakit berat yang nyaris membuat nyawanya melayang. Di samping itu, Alexander difitnah mau memperkosa Winnie sehingga namanya semakin jelek di sana.

Terakhir, Alexander diculik oleh orang tidak dikenal lalu dibuang ke sebuah pulau terpencil dan tidak terjamah manusia. Sebuah pulau asing yang berada sangat jauh dari wilayah Winland.

Tempat pembuangan para korban penculikan!

Beruntung, Alexander dipertemukan dengan lima orang korban penculikan, yang mana sebenarnya mereka adalah orang pintar dan hebat, hanya saja mereka difitnah oleh oknum lalu terpaksa menderita dalam waktu yang begitu lama. Alexander disambut baik oleh lima orang tersebut lalu dipersilakan tinggal di dalam goa bersama mereka.

Warren Rockefeller : Bos minyak di Redchester.

John Dalton Plato: Filsuf, ilmuwan, dan Guru Besar.

James Crick : Dokter dan pemilik sebuah rumah sakit.

Mike Ali : Petarung dan kepala mafia.

Evans Holland : Artis dan CEO di sebuah media hiburan, Sky Vision.

Dari sekian banyak orang yang pernah dibuang di sini, hanya mereka berlima yang masih selamat.

Alexander mengernyitkan kening dan bertanya, “Siapa mereka yang telah menculik dan membuang kita di sini, dan juga membunuh? Siapa mereka?"

Lalu satu dari lima orang tersebut pun menjawab, “Kami semua berasumsi bahwa pemerintah dan militer berada di balik semua tragedi yang kita alami.”

Selama satu tahun penuh Alexander hidup dan belajar banyak dari mereka.

James Crick si dokter hebat menyembuhkan penyakit Alexander dengan cara memberikan ramuan sehingga tubuhnya kembali normal dan sehat, serta mengajarkan teknik kedokteran modern dan tradisional.

John Dalton si filsuf dan ilmuwan mengajarkan Alexander tentang beragam jenis ilmu sehingga Alexander menjadi sangat cerdas.

Warren Rockefeller mengajarkan padanya tentang bagaimana caranya berbisnis dan menjadi orang kaya.

Mike Ali menjadikan Alexander sebagai petarung hebat yang menguasai beragam macam bela diri, seperti boxing, MMA, judo, kung fu, karate, dan banyak lagi.

Evans Holland memberikan kuliah bagaimana caranya menjadi pria tampan yang pandai berbicara dan berakting di hadapan orang.

Bukannya tersiksa, di sana Alexander malah menjelma menjadi pribadi yang luar biasa!

Mengejutkan, tiba-tiba saja ribuan tentara masuk ke pulau tersebut dan lari dari kejaran tentara musuh. Pada saat itu lima guru Alexander tidak mau ikut campur dalam peperangan karena mereka sebenarnya benci dengan pihak militer Winland. Akan tetapi, Alexander malah berpikiran berbeda dari lima gurunya. Di saat lima orang tua tersebut masih bersembunyi di dalam goa, Alexander meminta izin untuk turut membantu para militer Winland yang sedang terdesak.

Karena sudah satu tahun, Alexander cukup paham tentang apa saja yang ada di Pulau Lambora. Sebab itulah dia pada akhirnya mampu memberikan siasat dan strategi kepada militer Winland untuk bisa bertahan dari kepungan musuh yang mengejar. Jika tentara musuh yang bergerak dari arah utara bisa menghabisi pasukan sisa yang berada di Pulau Lambora, besar kemungkinan musuh akan bergerak maju lagi dan menyerang wilayah utara Winland lalu pada akhirnya menguasai semua negara dan menjajahnya.

Saat itulah Alexander dengan kecerdikannya mampu membantu pasukan tentara Winland yang hanya berjumlah tiga ribu saja pada saat itu untuk menghabisi tentara musuh yang berjumlah setidaknya seratus ribu. Di hari pertama dia dijadikan Komandan pasukan dan terus mengalami peningkatan yang cepat. Sampai pada akhirnya dia dijadikan Panglima Perang yang memimpin dua ratus ribu pasukan Darat dan Laut menghadapi total lebih dari satu juta tentara musuh demi merebut kembali lima pulau yang sudah dikuasai musuh. Perang berakhir dalam tempo yang cepat berkat kejeniusan dan kehebatan sang Panglima Perang!

Satu tahun belajar bersama lima orang guru dan enam bulan berperang mengusir penjajah, kemudian Alexander pulang dan namanya begitu diagungkan!

'Aku pulang. Ada dendam yang harus dibalaskan. Ada misi yang mesti diselesaikan."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status