Share

5. Ayah dan ibuku?

Namun, Pablo membuyarkan romantisme itu.

Pablo memandangi wajah Alexander dengan gusar sambil mengutuk, “Kau adalah menantu sialan pilihan Sarah! Jadi sebenarnya kau memang tidak pantas menjadi suami putriku! Ingat itu baik-baik!”

Dengan tenang dan santai Alexander menjawab, “Ayah adalah orang yang menikahkan aku dengan Gabriella. Tidak mungkin Ayah menarik lagi sebuah keputusan yang sudah disaksikan banyak orang pada waktu itu.”

Gabriella tak bergeming. Dia menggeser badannya sedikit dan memandangi wajah ayahnya seraya berkata, “Alex benar, Ayah. Ayah waktu itu merestui dan telah menikahkan aku di hadapan banyak saksi. Mana mungkin Ayah menarik omongan Ayah kembali.

Alexander memang bukanlah berasal dari kalangan atas yang terlibat di dalam pemerintahan dan militer. Sementara Pablo dan keluarganya sudah sangat terbiasa dengan hal yang berbau pemerintahan dan militer.

Mending kalau Alexander berasal dari keluarga kaya, orang tuanya taipan terkenal, dan bisnis keluarga di mana-mana, nah ini malah tidak ada yang bisa dibanggakan sama sekali. Itulah kenapa kehadiran Alexander dianggap aib semata.

Alexander hanyalah orang yang mendedikasikan waktunya untuk menjadi Social Justice Warrior (SJW) di jalan yang lurus dan terselubung, maka dia tidak akan pernah menjadi kaya dan terkenal sampai kapan pun.

Pablo sempat bingung sekaligus khawatir kenapa bisa putrinya bisa mau menjadi istri dari pria yang sangat payah. Jika Pablo menolak permintaan Gabriella waktu itu, Gabriella pasti sedih dan kecewa, sementara Pablo tidak mau hal demikian terjadi.

Namun, itu dulu.

Sekarang Pablo bakal lebih tegas dan tidak akan serta-merta mengikuti apa saja kata putrinya. “Kau jangan bangkang sama ayah mu, Gabriella! Apa kau mau jadi anak durhaka sama orang tua? Ayah tahu pria mana yang terbaik untuk mu. Dua tahun di tambah satu setengah tahun, apa yang sudah kau dapatkan dari Alex? Kebahagiaan apa yang sudah kau rasakan? Dua tahun kau menderita dan hanya mengurus pria penyakitan itu. Satu tahun enam bulan kau ditinggal. Dan kau masih berharap menjadi istrinya dan yakin rumah tangga kalian akan bahagia?”

Tidak pernah sepanjang hidupnya Gabriella mendengar bentakan dari ayahnya. Baru kali ini dia mendapat perlakuan kasar dan kurang pantas. Kesabaran Pablo memang sudah habis. Dia tidak sudi melihat putrinya tetap menjalin hubungan rumah tangga bersama Alexander. Maka satu-satunya cara adalah sedikit lebih keras dari pada biasanya.

Seketika Gabriella langsung terbungkam.

Belum lagi Winnie pun turut menjelek-jelekkan Alexander serta membanggakan keponakannya si Letnan Dua. “Kau tidak akan pernah bahagia kalau masih saja menjadi istri dari pria payah dan tidak berguna itu, Gabriella! Kami di sini peduli pada mu. Kami tidak ingin kau susah dan melarat lantaran masih saja berharap sama Alex si sialan! Kau jangan tertipu oleh fisik dan tipu muslihatnya! Ingat baik-baik!” Sebagai matrilokal sejati, Winnie harus bisa tampil bagus dalam melakukan jilatan dan mencari muka di hadapan suaminya.

Setelah dua orang itu selesai berkoar dan memuntahkan sumpah serapah dari mulutnya, barulah Alexander buka suara, dan pendiriannya tidak akan pernah goyah. “Aku merasa jauh lebih baik dari pada Martin Scott, pria yang kalian elu-elukan. Aku merasa masih pantas menjadi suami dari Gabriella. Lagi pula, istriku masih mencintaiku dan tidak bersedia menikah dengan pria yang kalian sodorkan.”

BRAK!

Pablo menggebrak meja.

“Kurang ajar! Dasar binatang!” maki Pablo menyeringai marah. “Berani-beraninya kau bicara seperti itu?!

Winnie melemparkan ujung telunjuknya lagi pas ke arah Alexander. “Kau merasa lebih baik dari pada Letda Martin Scott? Apa kau sudah gila ha?”

Alexander tetap tenang. Selama enam bulan dia merasakan situasi yang sulit dan mencekam ketika berada di medan perang menghadapi ratusan ribu sampai satu juta pasukan musuh. Diserbu oleh mantan jenderal bermasalah dan wanita judes ini jelas tidak masalah baginya.

Dengan tenang dia menjawab, “Ya, aku merasa lebih baik dari pada Martin. Aku lebih layak menjadi suami Gaby dari pada dia.” Alexander berani menatap balik mata ayah mertuanya dan bicara dengan tegas. Jika dia dulu sering takut dan menurut saja, tapi itu dulu.

Pablo nyaris kehabisan kata-kata. Bukan. Bukan itu. Tapi ada alasan lain yang Pablo masih tidak paham. Pasti ada sesuatu yang aneh sehingga Alexander menjelma menjadi sosok yang membuatnya sedikit bergidik. Padahal dia mantan Letnan Jenderal berbintang tiga dan hampir jadi Panglima. Tapi tiba-tiba jantungnya berdesir?

Ada apa ini?

Pablo tidak mau kalah suara. Dia menatap tajam Alexander lurus-lurus, sembari berkacak pinggang dia berkata tegas, “Apa kau tahu sekarang Ayah dan Ibu mu hilang? Apa kau belum menemui mereka? Oh, anak macam apa kau, Alex?”

Deg!

‘Ayah dan ibuku?’

Alexander tidak percaya. Dia langsung duduk pas di samping istrinya lalu bertanya, “Gaby, apa kau tahu tentang ayah dan ibuku? Aku yakin mereka baik-baik saja.”

Tapi, Gabriella masih diam membatu. Pandangannya menunduk lemas dan tidak berani melihat wajah suaminya.

“Gaby, jawab ......”

Gabriella masih bergeming bisu.

Itu artinya ....

Pablo tersenyum jahat. “Untuk apa aku berbohong pada mu, Alex? Selama kau kabur dari rumah dan entah liburan ke mana, terus terang saja kami di sini tidak bisa mengawasi ayah dan ibu mu.”

Tetiba Gabriella buka suara. “Sebenarnya kami tidak pernah melihat ayah dan ibu mu semenjak kau menghilang. Bisa jadi kalian menghilang berbarengan. Atau setidaknya, tidak berjauhan harinya.”

Alexander tersandar lemas di sandaran sofa. Hari ini dia memang belum berkunjung ke rumah orang tuanya, tetapi bermaksud menemui istrinya terlebih dahulu. Rencananya setelah ini dia baru mau berkunjung menemui orang tuanya.

Gabriella meneruskan dengan nada yang sedih. “Semua orang mengira kau bersama dua orang tua mu memang pergi di hari yang sama sebab setelah itu kami tidak bisa mencari kalian bertiga. Kalian juga tidak ada kabar sama sekali. Karena waktu itu memang lagi santer terdengar kabar tentang orang hilang, maka kalian bertiga masuk dalam daftar orang hilang.”

Alexander tidak bisa berkomentar. Istrinya tidak mungkin berbohong.

Mendengar kabar tersebut, Alexander tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang pecah di hatinya. Baginya, orang tua adalah segala-galanya. Jika memang demikian, dia bersumpah akan mencari di mana orang tuanya berada.

Alexander membawa lima misi dari lima gurunya untuk membalas budi atas kebaikan mereka semua.

Namun, dia tidak bisa menyelesaikan semua misi tersebut sebelum menggagalkan rencana pernikahan yang sudah digaungkan oleh Pablo. Parahnya, dia mendengar kabar duka bahwa kedua orang tuanya telah hilang dan bahkan sudah lama pula.

Lantas, apakah Alexander mampu melewati semua ujian berat selepas mendapat penghargaan superior Sang Jenderal Naga Emas?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status