Home / Urban / MENANTU JENDERAL NAGA EMAS / 5. Ayah dan ibuku?

Share

5. Ayah dan ibuku?

Author: mic.assekop
last update Last Updated: 2024-03-19 09:53:08

Namun, Pablo membuyarkan romantisme itu.

Pablo memandangi wajah Alexander dengan gusar sambil mengutuk, “Kau adalah menantu sialan pilihan Sarah! Jadi sebenarnya kau memang tidak pantas menjadi suami putriku! Ingat itu baik-baik!”

Dengan tenang dan santai Alexander menjawab, “Ayah adalah orang yang menikahkan aku dengan Gabriella. Tidak mungkin Ayah menarik lagi sebuah keputusan yang sudah disaksikan banyak orang pada waktu itu.”

Gabriella tak bergeming. Dia menggeser badannya sedikit dan memandangi wajah ayahnya seraya berkata, “Alex benar, Ayah. Ayah waktu itu merestui dan telah menikahkan aku di hadapan banyak saksi. Mana mungkin Ayah menarik omongan Ayah kembali.

Alexander memang bukanlah berasal dari kalangan atas yang terlibat di dalam pemerintahan dan militer. Sementara Pablo dan keluarganya sudah sangat terbiasa dengan hal yang berbau pemerintahan dan militer.

Mending kalau Alexander berasal dari keluarga kaya, orang tuanya taipan terkenal, dan bisnis keluarga di mana-mana, nah ini malah tidak ada yang bisa dibanggakan sama sekali. Itulah kenapa kehadiran Alexander dianggap aib semata.

Alexander hanyalah orang yang mendedikasikan waktunya untuk menjadi Social Justice Warrior (SJW) di jalan yang lurus dan terselubung, maka dia tidak akan pernah menjadi kaya dan terkenal sampai kapan pun.

Pablo sempat bingung sekaligus khawatir kenapa bisa putrinya bisa mau menjadi istri dari pria yang sangat payah. Jika Pablo menolak permintaan Gabriella waktu itu, Gabriella pasti sedih dan kecewa, sementara Pablo tidak mau hal demikian terjadi.

Namun, itu dulu.

Sekarang Pablo bakal lebih tegas dan tidak akan serta-merta mengikuti apa saja kata putrinya. “Kau jangan bangkang sama ayah mu, Gabriella! Apa kau mau jadi anak durhaka sama orang tua? Ayah tahu pria mana yang terbaik untuk mu. Dua tahun di tambah satu setengah tahun, apa yang sudah kau dapatkan dari Alex? Kebahagiaan apa yang sudah kau rasakan? Dua tahun kau menderita dan hanya mengurus pria penyakitan itu. Satu tahun enam bulan kau ditinggal. Dan kau masih berharap menjadi istrinya dan yakin rumah tangga kalian akan bahagia?”

Tidak pernah sepanjang hidupnya Gabriella mendengar bentakan dari ayahnya. Baru kali ini dia mendapat perlakuan kasar dan kurang pantas. Kesabaran Pablo memang sudah habis. Dia tidak sudi melihat putrinya tetap menjalin hubungan rumah tangga bersama Alexander. Maka satu-satunya cara adalah sedikit lebih keras dari pada biasanya.

Seketika Gabriella langsung terbungkam.

Belum lagi Winnie pun turut menjelek-jelekkan Alexander serta membanggakan keponakannya si Letnan Dua. “Kau tidak akan pernah bahagia kalau masih saja menjadi istri dari pria payah dan tidak berguna itu, Gabriella! Kami di sini peduli pada mu. Kami tidak ingin kau susah dan melarat lantaran masih saja berharap sama Alex si sialan! Kau jangan tertipu oleh fisik dan tipu muslihatnya! Ingat baik-baik!” Sebagai matrilokal sejati, Winnie harus bisa tampil bagus dalam melakukan jilatan dan mencari muka di hadapan suaminya.

Setelah dua orang itu selesai berkoar dan memuntahkan sumpah serapah dari mulutnya, barulah Alexander buka suara, dan pendiriannya tidak akan pernah goyah. “Aku merasa jauh lebih baik dari pada Martin Scott, pria yang kalian elu-elukan. Aku merasa masih pantas menjadi suami dari Gabriella. Lagi pula, istriku masih mencintaiku dan tidak bersedia menikah dengan pria yang kalian sodorkan.”

BRAK!

Pablo menggebrak meja.

“Kurang ajar! Dasar binatang!” maki Pablo menyeringai marah. “Berani-beraninya kau bicara seperti itu?!

Winnie melemparkan ujung telunjuknya lagi pas ke arah Alexander. “Kau merasa lebih baik dari pada Letda Martin Scott? Apa kau sudah gila ha?”

Alexander tetap tenang. Selama enam bulan dia merasakan situasi yang sulit dan mencekam ketika berada di medan perang menghadapi ratusan ribu sampai satu juta pasukan musuh. Diserbu oleh mantan jenderal bermasalah dan wanita judes ini jelas tidak masalah baginya.

Dengan tenang dia menjawab, “Ya, aku merasa lebih baik dari pada Martin. Aku lebih layak menjadi suami Gaby dari pada dia.” Alexander berani menatap balik mata ayah mertuanya dan bicara dengan tegas. Jika dia dulu sering takut dan menurut saja, tapi itu dulu.

Pablo nyaris kehabisan kata-kata. Bukan. Bukan itu. Tapi ada alasan lain yang Pablo masih tidak paham. Pasti ada sesuatu yang aneh sehingga Alexander menjelma menjadi sosok yang membuatnya sedikit bergidik. Padahal dia mantan Letnan Jenderal berbintang tiga dan hampir jadi Panglima. Tapi tiba-tiba jantungnya berdesir?

Ada apa ini?

Pablo tidak mau kalah suara. Dia menatap tajam Alexander lurus-lurus, sembari berkacak pinggang dia berkata tegas, “Apa kau tahu sekarang Ayah dan Ibu mu hilang? Apa kau belum menemui mereka? Oh, anak macam apa kau, Alex?”

Deg!

‘Ayah dan ibuku?’

Alexander tidak percaya. Dia langsung duduk pas di samping istrinya lalu bertanya, “Gaby, apa kau tahu tentang ayah dan ibuku? Aku yakin mereka baik-baik saja.”

Tapi, Gabriella masih diam membatu. Pandangannya menunduk lemas dan tidak berani melihat wajah suaminya.

“Gaby, jawab ......”

Gabriella masih bergeming bisu.

Itu artinya ....

Pablo tersenyum jahat. “Untuk apa aku berbohong pada mu, Alex? Selama kau kabur dari rumah dan entah liburan ke mana, terus terang saja kami di sini tidak bisa mengawasi ayah dan ibu mu.”

Tetiba Gabriella buka suara. “Sebenarnya kami tidak pernah melihat ayah dan ibu mu semenjak kau menghilang. Bisa jadi kalian menghilang berbarengan. Atau setidaknya, tidak berjauhan harinya.”

Alexander tersandar lemas di sandaran sofa. Hari ini dia memang belum berkunjung ke rumah orang tuanya, tetapi bermaksud menemui istrinya terlebih dahulu. Rencananya setelah ini dia baru mau berkunjung menemui orang tuanya.

Gabriella meneruskan dengan nada yang sedih. “Semua orang mengira kau bersama dua orang tua mu memang pergi di hari yang sama sebab setelah itu kami tidak bisa mencari kalian bertiga. Kalian juga tidak ada kabar sama sekali. Karena waktu itu memang lagi santer terdengar kabar tentang orang hilang, maka kalian bertiga masuk dalam daftar orang hilang.”

Alexander tidak bisa berkomentar. Istrinya tidak mungkin berbohong.

Mendengar kabar tersebut, Alexander tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang pecah di hatinya. Baginya, orang tua adalah segala-galanya. Jika memang demikian, dia bersumpah akan mencari di mana orang tuanya berada.

Alexander membawa lima misi dari lima gurunya untuk membalas budi atas kebaikan mereka semua.

Namun, dia tidak bisa menyelesaikan semua misi tersebut sebelum menggagalkan rencana pernikahan yang sudah digaungkan oleh Pablo. Parahnya, dia mendengar kabar duka bahwa kedua orang tuanya telah hilang dan bahkan sudah lama pula.

Lantas, apakah Alexander mampu melewati semua ujian berat selepas mendapat penghargaan superior Sang Jenderal Naga Emas?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nur Yati
bagus ceritanya lanjut thorr
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   290. Merebut kembali semua pulau

    Tidak cuma Jenderal Eisenhower, tapi enam perwira lainnya beserta orang-orang di sana pun sepakat untuk menjadikan Alexander sebagai perwira tinggi militer. Mereka menginginkan supaya Alexander diangkat menjadi seorang yang memiliki pangkat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Alexander langsung diangkat menjadi Jenderal setara dengan Jenderal Eisenhower. Alexander sempat melakukan penolakan. “Pangkat tersebut terlalu tinggi.”Namun, Jenderal Eisenhower tetap memaksa agar Alexander mau menerimanya. “Kau pantas menjadi Jenderal, Alex. Kau sudah selayaknya menjadi pimpinan tinggi sama seperti kami. Kau tidak perlu menolak karena kami menyetujuinya.”Alexander mengawasi satu per satu orang-orang di sana. “Aku masih sangat baru di militer. Perlu waktu dan pengalaman yang banyak untuk menjadi seorang Jenderal.”Berkaca dari apa yang telah terjadi dan mengingat betapa pentingnya peran Alexander, para perwira naga tidak salah dalam mengambil keputusan. Menjadikan Alexander sebagai Jender

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   289. Diangkat jadi perwira

    Sore harinya, ketika matahari mulai tenggelam, semua pasukan telah bersiap berangkat dari Pulau Lambora menuju Pulau Homs. Pulau Homs jauh lebih kecil jika dibandingkan Pulau Lambora sehingga Winland tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari keberadaan pasukan Northiz di sana, terlebih pasukan Northiz di sana tak lebih dari seribu orang saja, dikarenakan lima puluh ribu orang telah mati pada peperangan sebelumnya. Alhasil, kemungkinan besar Winland akan berhasil menaklukkan Pulau Homs dengan cukup mudah. Lebih dari seratus kilometer menempuh perjalanan laut, Alexander menyarankan pada Laksamana Limitz untuk menghentikan perjalanan, dan juga meminta izin pada Marsekal Bernard segera memberikan instruksi agar pasukan udara segera bersiap-siap. “Biarkan pesawat kita terbang dan dideteksi oleh Northiz. Penyamaran kita hanya sebatas itu saja. Mereka pasti akan membiarkan pesawat kita ke sana, pada saat itulah kita hancurkan apa saja yang terlihat.”Penyamaran kali ini berbeda dengan pe

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   288. Misi yang semakin sulit

    Setelah meminta izin kepada lima gurunya, tepat pada tengah malam, Alexander kembali melanjutkan perjalanan menuju Dragon Room. Tugasnya belum selesai. Pertempuran di Pulau Lambora cuma pembuka. Saat ini dia punya misi yang jauh lebih sulit, yakni merebut kembali lima pulau kecil yang saat ini diduduki oleh militer Northiz, yaitu Homs, Brown, Galls, Nice, dan March. Jalannya perang kali ini tak ubahnya seperti pasukan tentara AS yang ingin kembali merebut sejumlah pulau di pasifik yang telah dikuasai oleh Jepang pada Perang Dunia 2. Operasi pengembalian lima pulau ini terbilang sangat sulit sebab kini mereka cuma menyisakan sekitar dua ribu lima ratus orang saja. Alexander tiba di sana menjelang pagi hari, saat semua pasukan sedang sibuk dengan berbagai macam hal yang diperintahkan oleh Jenderal Eisenhower, seperti mengubur mayat-mayat korban perang baik itu dari pihak Winland maupun Northiz, mengumpulkan semua senjata dan peralatan perang yang masih bisa digunakan, dan mencari mak

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   287. Kemenangan itu akan tiba

    Pada saat matahari akan terbenam, Alexander minta izin kepada tujuh perwira naga untuk pergi sebentar. Mereka cukup bingung dan ingin tahu tapi Alexander merahasiakan kepergian.“Besok pagi kita berkumpul lagi di Dragon Room.”Kemudian Alexander pun bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan milik Northiz yang masih berfungsi dan punya bahan bakar. Sekitar jam sepuluh malam dia tiba di goa tempat persembunyian lima gurunya. Dia sangat khawatir tentang keselamatan lima orang itu karena bisa saja menjadi korban salah sasaran perang. Tapi untunglah jarak yang jauh dari pusat pertempuran membuat mereka bisa selamat. Bahkan tidak ada bekas ledakan sama sekali di sini. Mereka tidak keluar goa sama sekali pada saat perang berkecamuk selama beberapa waktu belakangan dan berharap tidak ada satu pun militer Winland maupun Northiz yang menemukan lokasi ini. Begitu melihat kehadiran Alexander yang sudah mengenakan seragam tentara, mereka kaget. Mike mengernyitkan alis dan berta

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   286. Berhasil lagi

    “Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   285. Misi Penyamaran sukses

    Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status