Beranda / Urban / MENANTU JENDERAL NAGA EMAS / 6. Di mana ayah dan ibuku?

Share

6. Di mana ayah dan ibuku?

Penulis: mic.assekop
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-28 19:09:45

Untuk memastikan berita tentang hilangnya orang tuanya, Alexander pun bergegas menuju rumah tempat di mana orang tuanya tinggal. Setibanya di sana, betapa terkejutnya dia melihat kondisi rumah tersebut yang kotor dan tidak terurus.

Lantai berdebu dan sampah di mana-mana. Di langit-langit rumah banyak sarang laba-laba. Sebagian barang dan perabot hilang entah ke mana. Bisa jadi hilang dicuri. Intinya kondisi rumah satu lantai itu sudah tidak keruan, lebih buruk dari kapal pecah.

Alexander menutupi hidungnya karena bau busuk yang menyengat. Dia sudah tidak bisa berkomentar. Jika kedua orang tuanya hilang sejak satu setengah tahun lalu, wajar kondisi rumahnya sudah separah ini.

Pablo dan Winnie tidak mengizinkan Gabriella untuk merawat rumah milik orang tua Alexander, bahkan mereka tidak membiarkan Gabriella berkunjung hanya sesaat saja.

Tetangga sekitar?

Mereka tidak peduli.

Bahkan bisa jadi mereka melucuti barang-barang yang ada di dalam sini.

Tidak ada satu pun lagi benda berharga lagi. Kecuali beberapa foto. Itu juga sudah berdebu dan koyak.

Rumah kecil ini menjadi saksi di mana Alexander bertumbuh dari anak kecil hingga dewasa. Terlalu banyak kenangan yang sulit dilupakan.

Dia masih ingat betul canda dan tawa bersama ayah dan ibunya.

Terngiang beberapa untaian nasehat dari mereka.

Mata Alexander lantas berkaca-kaca saat mengenang semuanya yang telah berlalu. Dan yang paling menyedihkan adalah dia telah kehilangan kedua orang tuanya tanpa ada tanda dan bukti jelas. Ketika dia bertanya pada Gabriella, sebab istrinya satu-satunya orang yang bisa dipercaya, istrinya tersebut berkata bahwa tidak tahu tentang peristiwa ini. Maka tidak ada lagi tempat bagi Alexander untuk bertanya tentang kedua orang tuanya.

Kerabat?

Ada, tapi mereka tidak peduli.

Alexander dan kedua orang tuanya tidak suka hidup bermasyarakat seperti orang kebanyakan. Mereka tahu bahwa di luar sana banyak orang jahat dan sesat, bahkan dari keluarga dan kerabat mereka sendiri, dan secara umum orang yang sibuk di dalam pemerintahan dan militer. Oleh karena itu, mereka cenderung tertutup dan terkadang menentang sesuatu yang bertolak belakang dari pandangan mereka. Jadi sebab itulah mereka kadang termarginalkan. Sikap idealis mereka membuat orang di sekitar mereka terkadang malas.

Josef Luther, ayahnya Alexander, merupakan orang kelas bawah yang tidak suka dengan pemerintahan otoriter pada era sebelum sekarang. Karena miskin dan tidak punya pamor, suaranya tidak didengar.

Jenny, ibunya Alexander, merupakan ibu rumah tangga biasa. Dia hanya mengharapkan uang nafkah dari suaminya yang hanya buruh pabrik biasa.

“Tegakkan keadilan bagi Buruh!”

Meskipun miskin dan terbelakang, Josef tidak mau diam. Jika ada demo buruh, dia pasti ikut dan selalu jadi pemegang toa, alias dia memastikan suaranya didengar oleh ribuan orang.

Josef tidak mau dikatakan aktivis karena takut bakal ditangkap oleh militer, tetapi karena dia sosialis sejati dan cinta keadilan, dia mau tidak mau menyuarakan aspirasi para buruh dengan cara sangat terbuka.

Beliau menjadi ketua organisasi buruh tingkat kota. Tapi namanya tidak seharum para aktivis. Alasannya jelas, karena dia tidak mau mati konyol.

Kebebasan berekspresi masih dibatasi di negara ini, terutama ketika masih dipimpin oleh Presiden Somers, mertuanya Pablo. Ada banyak aktivis dan penggerak yang ditangkap dan diculik. Sebagian mereka ada yang dipulangkan, sebagian lagi ditemukan tewas, dan sebagian lagi hilang tiada kabar.

Di antara orasi mereka adalah menentang pemerintahan yang otoriter, korup, dan sering terlibat suap dan nepotisme. Mereka menyerukan kebebasan berbicara di berbagai media seperti televisi, internet, media cetak, dan media sosial. Selanjutnya isu HAM, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.

Sementara bagi Josef Luther, isu yang paling sering dia angkat tentu saja tentang kesejahteraan buruh dan ketimpangan yang terjadi antara pengusaha dan pekerja. Namun sekali lagi, Josef selalu main aman karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan baginya.

Alexander berpikir, ‘Ayahku bukanlah orang yang paling getol dalam menyuarakan kritikan dan gagasan. Tapi, apa mungkin Ayah dan Ibu diculik sama seperti para aktivis? Padahal Ayah bukanlah aktivis seperti orang di luar sana.’

Sama seperti ayahnya, Alexander sebenarnya tidak mau mencemplungkan diri dalam hal yang terkait dengan aktivis dan penggerak. Tapi, jiwa sosial dan kemanusiaan itu sudah tertanam sejak kecil di waktu sekolah dan juga sewaktu menjadi mahasiswa. Alexander kadang tak tahan melihat ketidakadilan di dunia ini, karena itulah dia menuangkan idenya di dalam tulisan, bersuara di hadapan mahasiswa, serta sering memposting konten bermanfaat di media sosial. Dia pun mengaku sebagai Social Justice Warrior di media sosial, tetapi dia hanya pengkritik, bukan toxic.

Alexander pun keluar dari rumah tua itu dengan perasaan yang campur aduk : sedih, rindu, kecewa, marah, dan dendam.

Dia bersumpah akan mencari di mana kedua orang tuanya berada dan siapa pula para penculiknya!

Dia segera menghubungi Farrell. “Jemput aku sekarang!”

Terdengar suara halus di ujung telepon, “Siap, Jenderal!”

***

Heboh.

Sebuah berita viral telah menggeparkan masyarakat Winland, terutama yang tinggal di Redchester. Sejumlah media telah serempak memberitakan tentang menghilangnya Sang Jenderal Naga Emas!

Di sebuah stasiun televisi acara berita. Seorang jurnalis berkata :

“Presiden dan Panglima sempat memberikan penghargaan tertinggi ‘Lencana Naga Emas’ pada sang Jenderal.”

Di berita lain :

“Sekarang Sang Jenderal Naga Emas hilang entah di mana. Pihak pemerintah dan militer terus berkoordinasi dan melakukan pencarian. Seharusnya Sang Jenderal Naga Emas mengikuti jamuan makan malam bersama Presiden dan Panglima.”

Sangat menggeparkan!

Sosok pahlawan yang telah berhasil memimpin ratusan ribu pasukan melawan jutaan musuh, kini hilang entah ke mana.

Semua orang meributkan Sang Jenderal Naga Emas.

Jika waktu itu Sang Jenderal Naga Emas tidak membantu pasukan tentara Winland di Pulau Lambora lalu memimpin pasukan untuk merebut kembali beberapa pulau yang telah dikuasai, bisa jadi sekarang negara ini bakal terjajah sepenuhnya. Itu artinya jasa dari Sang Jenderal Naga Emas sangat besar. Luar biasanya, di bawah kendali Jenderal Naga Emas, kemenangan begitu cepat diraih.

Presiden dan Panglima menjamin dalam waktu singkat nantinya Sang Jenderal Naga Emas langsung diberikan Bintang Lima dan langsung menjabat sebagai Panglima Tentara dengan pangkat Jenderal Besar Naga Emas! Sebuah penghargaan paling tinggi dan belum pernah didapat oleh siapa pun.

Namun, Jenderal Naga Emas sampai sekarang belum bisa diketemukan.

Di dalam mobil BMW jadul, di kursi belakang, Alexander sedang menonton berita tersebut di Youtube. Dia menyaksikan semua orang sedang mencarinya.

Farrell, satu-satunya orang yang tahu keberadaan Jenderal, tidak bisa berkomentar apa pun terkait hal tersebut. Dia bingung kenapa Alexander tidak mau menampakkan diri dan malah bersembunyi. Dia harus tahu apa alasannya.

“Jenderal, kau akan menjadi nomor satu di militer. Kau dijamin bintang lima dan pangkat Jenderal Besar Naga Emas. Kenapa kau malah menolak?”

Alexander menghela napas pendek seraya memasukkan ponselnya ke saku celana. “Aku tidak menolaknya. Masih butuh waktu, Farrell. Lagi pula, aku membawa tugas dan misi."

“Tugas dan misi? Jenderal, aku siap mengabdi untuk mu!”

mic.assekop

Halo Readers! Ini adalah karya saya yang ke-6 di GoodNovel. Rencananya novel ini akan jadi project yang panjang, mudah-mudahan sampai ribuan bab. Update 2 - 4 Bab per hari. Isi per bab sudah ideal dan tidak pendek : >1000 kata/bab. Jadi pembaca tidak mungkin kecewa lantaran isi bab yang pendek. Ikuti kisah Alexander yang hebat dalam menjalankan tugasnya selaku Jenderal Naga Emas, menyelesaikan lima misi agung dari guru-gurunya, mencari pelaku penculikan, serta bagaimana dia terus mempertahankan keutuhan cinta dan setianya pada Gabriella. Selamat membaca!

| 7
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
semoga istiqomah sampe tamat, sy bnyk mngikuti goodnovel tp banyak novelnya yg trhnti di tengah jln. semoga sukses kak. sy akn coba ikuti
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   290. Merebut kembali semua pulau

    Tidak cuma Jenderal Eisenhower, tapi enam perwira lainnya beserta orang-orang di sana pun sepakat untuk menjadikan Alexander sebagai perwira tinggi militer. Mereka menginginkan supaya Alexander diangkat menjadi seorang yang memiliki pangkat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Alexander langsung diangkat menjadi Jenderal setara dengan Jenderal Eisenhower. Alexander sempat melakukan penolakan. “Pangkat tersebut terlalu tinggi.”Namun, Jenderal Eisenhower tetap memaksa agar Alexander mau menerimanya. “Kau pantas menjadi Jenderal, Alex. Kau sudah selayaknya menjadi pimpinan tinggi sama seperti kami. Kau tidak perlu menolak karena kami menyetujuinya.”Alexander mengawasi satu per satu orang-orang di sana. “Aku masih sangat baru di militer. Perlu waktu dan pengalaman yang banyak untuk menjadi seorang Jenderal.”Berkaca dari apa yang telah terjadi dan mengingat betapa pentingnya peran Alexander, para perwira naga tidak salah dalam mengambil keputusan. Menjadikan Alexander sebagai Jender

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   289. Diangkat jadi perwira

    Sore harinya, ketika matahari mulai tenggelam, semua pasukan telah bersiap berangkat dari Pulau Lambora menuju Pulau Homs. Pulau Homs jauh lebih kecil jika dibandingkan Pulau Lambora sehingga Winland tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari keberadaan pasukan Northiz di sana, terlebih pasukan Northiz di sana tak lebih dari seribu orang saja, dikarenakan lima puluh ribu orang telah mati pada peperangan sebelumnya. Alhasil, kemungkinan besar Winland akan berhasil menaklukkan Pulau Homs dengan cukup mudah. Lebih dari seratus kilometer menempuh perjalanan laut, Alexander menyarankan pada Laksamana Limitz untuk menghentikan perjalanan, dan juga meminta izin pada Marsekal Bernard segera memberikan instruksi agar pasukan udara segera bersiap-siap. “Biarkan pesawat kita terbang dan dideteksi oleh Northiz. Penyamaran kita hanya sebatas itu saja. Mereka pasti akan membiarkan pesawat kita ke sana, pada saat itulah kita hancurkan apa saja yang terlihat.”Penyamaran kali ini berbeda dengan pe

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   288. Misi yang semakin sulit

    Setelah meminta izin kepada lima gurunya, tepat pada tengah malam, Alexander kembali melanjutkan perjalanan menuju Dragon Room. Tugasnya belum selesai. Pertempuran di Pulau Lambora cuma pembuka. Saat ini dia punya misi yang jauh lebih sulit, yakni merebut kembali lima pulau kecil yang saat ini diduduki oleh militer Northiz, yaitu Homs, Brown, Galls, Nice, dan March. Jalannya perang kali ini tak ubahnya seperti pasukan tentara AS yang ingin kembali merebut sejumlah pulau di pasifik yang telah dikuasai oleh Jepang pada Perang Dunia 2. Operasi pengembalian lima pulau ini terbilang sangat sulit sebab kini mereka cuma menyisakan sekitar dua ribu lima ratus orang saja. Alexander tiba di sana menjelang pagi hari, saat semua pasukan sedang sibuk dengan berbagai macam hal yang diperintahkan oleh Jenderal Eisenhower, seperti mengubur mayat-mayat korban perang baik itu dari pihak Winland maupun Northiz, mengumpulkan semua senjata dan peralatan perang yang masih bisa digunakan, dan mencari mak

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   287. Kemenangan itu akan tiba

    Pada saat matahari akan terbenam, Alexander minta izin kepada tujuh perwira naga untuk pergi sebentar. Mereka cukup bingung dan ingin tahu tapi Alexander merahasiakan kepergian.“Besok pagi kita berkumpul lagi di Dragon Room.”Kemudian Alexander pun bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan milik Northiz yang masih berfungsi dan punya bahan bakar. Sekitar jam sepuluh malam dia tiba di goa tempat persembunyian lima gurunya. Dia sangat khawatir tentang keselamatan lima orang itu karena bisa saja menjadi korban salah sasaran perang. Tapi untunglah jarak yang jauh dari pusat pertempuran membuat mereka bisa selamat. Bahkan tidak ada bekas ledakan sama sekali di sini. Mereka tidak keluar goa sama sekali pada saat perang berkecamuk selama beberapa waktu belakangan dan berharap tidak ada satu pun militer Winland maupun Northiz yang menemukan lokasi ini. Begitu melihat kehadiran Alexander yang sudah mengenakan seragam tentara, mereka kaget. Mike mengernyitkan alis dan berta

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   286. Berhasil lagi

    “Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki

  • MENANTU JENDERAL NAGA EMAS   285. Misi Penyamaran sukses

    Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status