Berbeda dari Winnie dan Pablo, justru Gabriella menyambut kehadiran Alexander dengan penuh antusias dan kegembiraan. Dia membuka lebar pintu rumah lalu berjalan melewati ayah dan ibu tirinya. Tidak berpikir panjang dan mengingat-ingat apa pun sebab dia yakin itu adalah suaminya, Gabriella memeluk Alexander dengan sangat erat.
“Kau ke mana saja, Sayang?” Gabriella sampai menitikkan air mata karena saking terharu. Pelukannya sangat kencang, seakan-akan itu adalah pelukan terakhir untuk suaminya, seolah-olah hari ini adalah hari terakhir pertemuan mereka. Wanita penyayang itu benar-benar tidak mau lagi kehilangan Alexander untuk ke dua kalinya.Alexander menjawabnya dengan nada yang lembut tapi menggetarkan, “Ke mana pun aku pergi, aku tidak mungkin pernah meninggalkan mu, istriku sayang.”Melihat adegan menjijikkan itu, Winnie membekap mulutnya sendiri, matanya terbelalak dan nyaris keluar dari tempatnya. Dia sangat kaget begitu tahu bahwa ternyata Gabriella masih mau menerima kehadiran Alexander.Pablo menggeleng keras tak percaya. Dia kira putrinya tidak mau lagi melihat wajah Alexander dan setuju untuk bercerai. Tapi, semua spekulasinya meleset jauh. Anak tunggalnya malah tidak mau berpisah lagi dari Alexander.Gabriella bertutur dengan lembut dan penuh kasih sayang, “Jangan pernah tinggalkan aku lagi, suamiku ....”Alexander menjawabnya dengan penuh perasaan, “Tentu saja. Selamanya aku tidak akan pernah meninggalkan mu, istriku.”“Ayo cepat masuk! Ada banyak hal yang mesti kita ceritakan!” Gabriella menarik tangan suaminya lalu menyeretnya dengan mesra agar segera masuk ke dalam rumah.Mereka berdua pun melenggang masuk tanpa bicara apa pun dengan dua orang yang sedang terpancang di dekat pintu.Winnie merayu Pablo agar cepat melakukan sesuatu, meminta agar dalam waktu sesegera mungkin supaya Pablo mendepak Alexander dari lingkungan Keluarga Callister.Kehadiran Alexander saat ini dianggap membahayakan sekaligus mencekam bagi Winnie. Bisa-bisa rencana pernikahan yang sudah diagendakan bisa saja batal.Jika iya, Winnie pasti kecewa dan malu di hadapan keluarganya. Dia sudah menjanjikan pernikahan Letda Martin Scott pasti berlangsung.Di ruang keluarga, Gabriella mempersilakan suaminya duduk lalu dia pun bergegas ke dapur untuk menyiapkan minuman. Satu tahun setengah adalah waktu yang sangat lama. Selama dalam waktu tersebut dia menahan pedihnya kerinduan, dan sekarang, rindunya sudah terobati.“Es lemon tea. Kesukaan mu, Sayang.” Gabriella duduk menghadap Alexander. Wajahnya sangat ceria. Setelah sekian lamanya menunggu dan menanti, akhirnya Gabriella bisa berjumpa lagi.Perpisahan tak terduga, dan pertemuan yang tak terduga pula.“Terima kasih, Sayang,” ucap Alexander sebelum menyesap minumannya.Selama dua tahun masa pernikahan, sebelum Alexander menghilang tanpa kabar, Gabriella menjadi satu-satunya orang yang perhatian sama Alexander pasca kematian Sarah. Di saat Pablo dan Winnie kerap memberikan perintah tak wajar dan serangan intimidatif terhadap Alexander, Gabriella selalu memberikan pembelaan. Ketika Alexander sakit karena terlalu sering mendapat perlakuan tak pantas, waktu Alexander badannya ceking dan seperti tidak ada daya, hanya Gabriella yang peduli.Gabriella selalu menjaga kesetiaannya selama masa dua tahun tinggal bersama Alexander meskipun ayah dan ibu tirinya tak henti membujuk agar kiranya berpisah saja. Cinta dan ketulusan wanita pendiam sekaligus penyayang itu terlalu besar. Tidak ada yang bisa mengurangi rasa cintanya terhadap Alexander walau hanya secuil pun.“Kau gemuk dan gagah,” kata Gabriella mengernyitkan kening. Dia sedari tadi memperhatikan semua apa yang ada pada suaminya, terlebih saat ini Alexander sedang mengenakan kaos oblong putih yang ketat sehingga otot lengan, otot dada, dan otot perutnya begitu tampak.Jelas ini tidak seperti Alexander yang dia kenal sebelumnya. Terakhir dia melihat suaminya sudah seperti mayat hidup. Hanya ada kulit yang melapisi tulang.Ketika Gabriella tahu kabar hilangnya suaminya, sempat dia berpikir bahwa suaminya telah meninggal meskipun sebisa mungkin dia melenyapkan pikiran negatif tersebut, dan sebisanya dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa suaminya baik-baik saja dan suatu saat pasti akan kembali.Doa dan harapannya terwujud.Alexander sudah kembali.“Kau sangat sehat, Alex. Aku senang sekali rasanya.” Gabriella sumringah dan tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.“Aku pun senang melihat kau senang. Tapi aku sedih karena beritanya kau sedang tersiksa. Maafkan aku. Setelah ini, aku tidak akan pernah lagi membiarkan mu menderita. Aku berjanji."Ada banyak hal yang ingin Gabriella tanyakan pada suaminya. Apa pun itu. Tentang hilang misterius. Dan terutama tentang perubahan fisik yang luar biasa.Tidak sampai di sana, Gabriella pun terkaget saat mendengar suaminya berbicara yang kedengarannya sama seperti ayahnya. Suara yang dalam dan sangat jantan.Berbanding terbalik dengan cara bicara suaminya saat dia mengenalnya. Dulu Alexander sangat biasa dan tidak ada nilai lebih, terutama dalam hal yang terkait dengan kelebihan fisik dan skill bicara.Datar, sedatar air.Sangat biasa.Begitu juga dengan cara duduk Alexander yang tegap sekarang. Tatapannya yang mantap. Pundaknya yang tegar. Wajahnya yang teguh. Dan body language-nya yang mengagumkan.Gabriella membatin, ‘Apa yang sudah dilakukan suamiku selama lebih dari satu tahun belakangan?’Alexander tidak berprofesi di pemerintahan maupun militer. Dia hanyalah penulis lepas di berbagai media dan kerap tampil di sejumlah tempat untuk menyampaikan orasinya tentang kemanusiaan, perdamaian, kebudayaan, demokrasi, keadilan, kebebasan, dan apa pun terkait dengan kenegaraan. Ya, dia merupakan aktivis dan penggerak. Akan tetapi, dia sengaja tidak tampil berlebihan dan membesarkan namanya. Alasannya adalah dia ingin main aman. Sudah banyak orang di luar sana yang diculik, ditangkap, dan dibunuh lantaran suara dan orasi mereka dianggap membahayakan negara. Alexander tidak mau dianggap sebagai teroris dan musuh negara. Meskipun, pada akhirnya dia pun tetap diculik yang hingga saat ini masih menjadi misteri, siapa yang telah menculiknya dan apa alasannya.Itulah yang menjadi salah satu pertanyaan dari Gabriella. “Jika kau tidak pergi sendiri, berarti kau telah diculik? Siapa yang menculik mu, Alex?” Gabriella memajukan kursinya dan memasang telinganya baik-baik.Akan terlalu panjang narasinya kalau dijelaskan sekarang. Maka dari itu Alexander akan menunda pembahasan tersebut, apalagi dia pun masih dalam proses pencarian terhadap para pelaku penculikan. “Intinya, aku diculik oleh para oknum, yang katanya mereka bagian dari pemerintah dan militer. Kita semua pastinya akan tahu nanti siapa mereka.” Alexander mengalihkan pembicaraan. Soal si Letnan Dua. “Ngomong-ngomong, mereka merencanakannya bulan depan?”Gabriella menunduk dalam. “Soal rencana pernikahan dengan Martin? Kau jangan berpikir terlalu jauh. Yakinlah padaku. Yakinlah aku tidak mungkin menerima keinginan mereka.”“Gaby, aku tahu diri mu, lebih tahu dari apa yang orang tua mu tahu. Kita kenal sudah sangat lama. Aku tidak pernah berpikir bahwa kau akan mengkhianati cintaku. Aku tidak melihat kau adalah wanita murahan dan gampangan. Kau tetaplah Gabriella seperti yang aku kenal, jadi tidak mungkin kau mau menikah dengan pria lain, apalagi sekarang aku sudah kembali.”Kepulangan Alexander membawa cahaya yang sempat meredup.Namun, Pablo membuyarkan romantisme itu. Pablo memandangi wajah Alexander dengan gusar sambil mengutuk, “Kau adalah menantu sialan pilihan Sarah! Jadi sebenarnya kau memang tidak pantas menjadi suami putriku! Ingat itu baik-baik!”Dengan tenang dan santai Alexander menjawab, “Ayah adalah orang yang menikahkan aku dengan Gabriella. Tidak mungkin Ayah menarik lagi sebuah keputusan yang sudah disaksikan banyak orang pada waktu itu.”Gabriella tak bergeming. Dia menggeser badannya sedikit dan memandangi wajah ayahnya seraya berkata, “Alex benar, Ayah. Ayah waktu itu merestui dan telah menikahkan aku di hadapan banyak saksi. Mana mungkin Ayah menarik omongan Ayah kembali.Alexander memang bukanlah berasal dari kalangan atas yang terlibat di dalam pemerintahan dan militer. Sementara Pablo dan keluarganya sudah sangat terbiasa dengan hal yang berbau pemerintahan dan militer.Mending kalau Alexander berasal dari keluarga kaya, orang tuanya taipan terkenal, dan bisnis keluarga di mana-mana, na
Untuk memastikan berita tentang hilangnya orang tuanya, Alexander pun bergegas menuju rumah tempat di mana orang tuanya tinggal. Setibanya di sana, betapa terkejutnya dia melihat kondisi rumah tersebut yang kotor dan tidak terurus.Lantai berdebu dan sampah di mana-mana. Di langit-langit rumah banyak sarang laba-laba. Sebagian barang dan perabot hilang entah ke mana. Bisa jadi hilang dicuri. Intinya kondisi rumah satu lantai itu sudah tidak keruan, lebih buruk dari kapal pecah.Alexander menutupi hidungnya karena bau busuk yang menyengat. Dia sudah tidak bisa berkomentar. Jika kedua orang tuanya hilang sejak satu setengah tahun lalu, wajar kondisi rumahnya sudah separah ini.Pablo dan Winnie tidak mengizinkan Gabriella untuk merawat rumah milik orang tua Alexander, bahkan mereka tidak membiarkan Gabriella berkunjung hanya sesaat saja.Tetangga sekitar?Mereka tidak peduli.Bahkan bisa jadi mereka melucuti barang-barang yang ada di dalam sini.Tidak ada satu pun lagi benda berharga lagi
Alexander menoleh ke samping, mengawasi jalanan padat Kota Redchester yang sangat sibuk. Karena ibu kota negara, Megapolitan yang setidaknya ada sepuluh juta orang ini merupakan kota besar dan punya sejarah. Ada banyak cerita di Redchester, dan ada pula misteri yang mesti dikuak.Saat ini Farrell menjadi satu-satunya orang kepercayaan Alexander. Jika ada sesuatu yang bocor, itu pasti karena kecerobohan Farrell. Maka dari itu Farrell sudah bersumpah dan setia pada Alexander dalam mengemban semua pekerjaan yang diberikan serta melaksanakannya dengan sepenuh hati.Selain amanah, Farrell juga cerdas dan berbagai idenya sangat dibutuhkan oleh Alexander.Pada waktu pertempuran berlangsung, Farrell selalu berada di samping Alexander bersama sejumlah pasukan yang berada di bawah komandonya untuk memberikan penjagaan dan pengamanan kepada sang panglima perang.Sekarang, peran Farrel bisa dikatakan ajudan dan bodyguard sekaligus untuk mengawasi dan menjaga bosnya.Dan bagi Farrell sendiri, meng
Ruangan keluarga telah di-set sedemikian rupa. Ada satu buah kursi khusus yang diperuntukkan bagi Alexander. Semacam kursi yang akan diduduki oleh terdakwa sebuah kasus di pengadilan. Di depan kursi panas tersebut terdapat enam kursi lainnya. Di sanalah Brendon dan lima orang saudaranya akan menghukum Alexander.Sementara itu, anak-anak mereka yang besar dan kecil sudah dilarikan semua sehingga forum besar kali ini dijamin tidak akan terganggu oleh kebisingan. Mereka memastikan bahwa rapat keluarga penentu nasib Alexander akan berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang diinginkan, tentu saja tujuan mereka adalah menyingkirkan keberadaan Alexander dari Keluarga Callister.Alexander dengan setelan kemeja abu-abu dan celana jeans biasa terduduk. Di hadapannya sudah berdiri enam orang tua yang akan mencecar beragam kalimat untuk memojokkan dia. Lalu, apakah Alexander mampu melewati ujian besar ini?Brendon menyilangkan kedua kakinya sambil melipat kedua tangan di depan dada. Dia menatap w
Anak nomor empat di bawah Pablo itu bernama Shinta Callister. Sebenarnya siang ini sang dokter semestinya bekerja tapi karena ada acara penting dan mendesak, terpaksa dia izin sebentar walaupun tidak lama juga, hanya demi mensukseskan agar Alexander berpisah dari keponakannya yang malang.Shinta memperbagus jas dokter kebanggaanya sebelum berkata, “Tadi aku sudah mengecek kondisi fisik Gabriella. Badannya sangat lemas. Dia merasakan sakit di beberapa titik. Salah satunya di bagian perut dekat ulu hati. Dia juga merasakan nyeri di tengkuk. Aku memastikan dia sedang stres. Kejiwaannya terganggu dikarenakan beban pikiran dan mental. Tidak lain tidak bukan tentu saja karena makan hati sudah menjadi istri dari mu, Alex. Dia sebenarnya terbebani selama tiga setengah tahun ini semenjak menjadi istri mu. Dia makan hati. Tapi tidak mau bercerita. Puncaknya adalah sekarang. Sebagai dokter umum berpengalaman, aku menyarankan agar Gabriella dibawa ke psikiater untuk mendapatkan pengobatan dan jug
Enam orang di hadapan Alexander sepakat kalau Alexander tidak mungkin bisa melakukannya. Jika Dokter Shinta saja tidak bisa, lantas bagaimana dengan pria menyedihkan dari Keluarga Luther itu? Mustahil, sangat mustahil.Pablo menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil menyindir geram, “Kau pernah tersiksa selama hampir dua tahun. Badan mu kurus dan penyakitan. Bahkan kau tidak mampu mengurusi diri mu sendiri. Lantas kau mau mengobati orang lain? Alex, sudahlah! Aku tahu kau sedang membela diri agar tidak ditendang dari rumah ini dan pergi untuk selama-lamanya. Kami semua di sini tahu kau pasti mengeluarkan beragam alasan supaya kau tetap bisa bertahan. Tapi, semua yang kau sampaikan akan sia-sia. Mana mungkinlah kami bisa percaya pada omong kosong mu?!”Dengan tenang dan percaya diri Alexander pun menjawab, “Aku sudah belajar banyak dari Tuan James Frick. Aku bisa meracik ramuan dan menguasai teknik akupuntur. Aku juga paham tentang teknik pengobatan modern seperti yang dikuasai oleh Do
Alexander berbicara dengan tegas. “Tuan Mike Ali juga difitnah. Beliau dituduh telah melanggar hukum berat. Katanya, beliau ingin menggulingkan Presiden Somers dengan power-nya yang luar biasa. Kita tidak tahu apakah beliau pro atau kontra dengan pemerintahan Presiden Somers. Kita tidak tahu apakah beliau benci atau suka dengan pemerintahan waktu itu. Tapi tuduhan yang mengatakan bahwa beliau ingin menggulingkan Presiden Somers, jelas hanyalah hoaks.”Pablo selaku menantu Somers langsung merespons cepat. “Kenapa kau malah membawa ayah mertuaku segala? Berita waktu itu santer memberitakan bahwa Mike Ali telah menyiapkan sepuluh ribu orang untuk menyerbu istana dan bahkan sampai ingin membunuh Presiden.”“Berita itu tidak benar,” balas Alexander penuh percaya diri.Dia satu tahun penuh belajar bersama Mike Ali dan tahu betul apa yang sebenarnya terjadi. Mike Ali sejatinya memang kurang suka dengan pemerintahan otoriter di bawah kekuasaan Presiden Somers, tapi bukan berarti dia radikal d
Selain itu, dia sudah mendapat jaminan dari lima gurunya, seandainya nanti dia bisa menyelesaikan semua misi dari lima gurunya, dia akan mendapat banyak keberuntungan yang tidak pernah terbayangkan.Contoh saja, Warren Rockefeller, salah satu guru Alexander, akan memberikan sebagian kekayaannya jika Alexander nanti bisa mengusut kasus penculikan terhadap dirinya. Warren Rockefeller menugaskan pada Alexander untuk mencari para pelaku dan menegakkan kebenaran. Setelah itu, beliau pasti akan memberikan imbalan besar bagi Alexander.Padahal, Alexander ingin menyelesaikan semua misi yang diberikan oleh gurunya adalah untuk membalas budi, bukan mengharapkan hadiah. Nah, Evans Holland juga akan memberikan hadiah seandainya pada Alexander seandainya misi tersebut juga berhasil. Tapi itu terlalu jauh. Evans Holland merupakan artis terkenal sekaligus CEO Sky Vision. Evans sudah memberikan akses kepada Alexander dan sedikit ruang untuk melakukan sesuatu. Karena itulah Alexander berani memberi