Share

ATM

   Sekarang Keiza dan Rafael sedang berdiri dihadapan Farrel. Bisa Keiza lihat saat ini Farrel sedang berdecih. Dirinya meminta maaf atas kelalaian nya yang menyebabkan pembatalan kontrak. Bukan mendapat jawaban yang baik, justru dia mendapat hinaan dari Farrel.

"Oh ternyata anda asistennya Rafael. Cih begitu kampungan dan tak bertanggung jawab. Raf gak salah milih Asisten? Ini lebih cocok jadi babu hahaha."

Rafael yang mendengar pun panas, dia merasa terhina oleh kata-kata yang diucapkan Farrel. Dia berjalan kedepan Keiza dan tersenyum sengit menatap Farrel. Tatapan Rafael membuat Farrel menggaruk tengkuk lehernya. Dia menggenggam jari-jari Keiza dan menatap genggaman tersebut.

"Ck, sebenarnya malas banget nanggepin orang tolol kayak gini, tapi karena kau sudah hina salah satu karyawan ku, tentu aku gak terima. Semua karyawan itu sama artinya dengan milik aku! Berani kau senggol habis hidup kau!" Keiza terperangah dengan ucapan Rafael tadi, namun merubah wajah nya menjadi kesal saat mendengar lanjutan ucapan Rafael.

"Ya aku tau dia ini memang jelek dan kampungan, tapi setidaknya akhlak nya lebih bagus daripada kau yang merasa sempurna. Oh satu lagi aku gak mau punya penanggung jawab kayak kau." Setelah mengatakan itu dirinya menarik Keiza keluar dari gedung dan masuk kedalam mobil. Rafael menatap dari bawah hingga atas. Keiza yang ditatap merasa risih. Rafael memandang malas kearah Keiza, yang pasti sedang memikirkan hal-hal buruk tentang dirinya. Dia menyentil kening Keiza, sang korban sentilan mengaduh kesakitan. 

"Gak usah mikir macem-macem! Pak tolong antar ke butik terdekat" Keiza bingung dengan Rafael yang tiba-tiba ingin pergi ke butik namun dia tak terlalu memusingkan itu semua, dirinya memilih melihat pemandangan jendela dari luar.

.........

Diperusahaan Briwijaya Entertainment sedang mendebatkan sesuatu. Mereka saat ini harus rugi ratusan juta akibat sebuah brand membatalkan kontrak kerjasama yang membuat perusahaan terpaksa harus membayar jumlah tiga kali lipat lebih besar dari harga awal kontrak. Kepala perusahaan sedang mendebatkan sifat ketidak profesionalan Rafael terhadap perusahaan. Karena bukan sekali dua kali mereka mengalami seperti ini, namun berulang kali. Tapi sepertinya ini puncak dikarenakan kontrak tersebut merupakan brand besar incaran beberapa perusahaan. Kepala perusahaan atau sering dipanggil dengan Tuan Clark mengadakan rapat dadakan. Dia ingin mencari aktor baru yang dapat menggantikan Rafael. Semua menunduk saat dibentak satu persatu. Kemudian Andika mengusulkan seseorang yang pernah dia temui disebuah bar dekat perempatan jalanan. Tuan Clark menyuruhnya untuk mencari orang tersebut. Beberapa saat Tuan Clark keluar dari ruang rapat. Semua staf menatap Andika. Dia merasa dengan tatapan-tatapan para staf namun dia merasa yang dilakukannya itu benar. 

"Mengapa kalian semua menatapku? Kembali bekerja sekarang juga!!!" Tentu saja para staf langsung berhamburan keluar ruangan saat mendengar perintah darinya. Kemudian dia mengambil ponsel yang berada di saku celananya kemudian mengirim pesan pada seseorang untuk menemui dirinya.

Saat ini Rafael dan Keiza sedang berada dibutik, Rafael sedang berbicara pada karyawan butik tersebut. Namun entah mengapa dirinya merasa sedang dibicarakan oleh mereka. Tak mau begitu pede namun kelihatan jelas kedua orang tersebut menatapnya. Dia melihat orang tersebut telah selesai berbicara, namun seorang wanita datang mendekatinya dan tersenyum kepadanya.

"Hai nona Kei, mari ikut saya mencari pakain sesuai selera anda" Keiza menatap bingung wanita tersebut. Sejak kapan dirinya ingin membeli baju? Dia menatap Rafael yang sedang berdiri sambil bermain ponsel. Wanita tersebut masih tersenyum di depannya. Terpaksa dia mengikuti wanita tersebut. Sekarang dia berada disebuah ruangan yang penuh dengan pakaian-pakaian. Menurutnya pakaian tersebut sangatlah mahal, dia melihat label harga yang tergantung dan matanya terbelak saat melihat harganya. Harga pakaian tersebut bisa untuk makan dia selama beberapa bulan. Dirinya mengatakan tak mau membeli pakaian-pakaian tersebut. Bagaimana bisa dia beli dengan jumlah yang cukup banyak, biasanya dia membeli pakaian dengan harga cukup masuk akal yaitu tiga serratus ribu saja. Namun saat ingin keluar kepalanya terantuk oleh sesuatu yang keras dan bidang. Dia mengaduh kesakitan sambil mendongakan kepalanya keatas dan melihat ternyata dia menabrak tubuh Rafael. Dia tersenyum dan menampakan giginya kemudian ingin berjalan keluar. Tetapi saat dia melangkahkan satu kakinya, bajunya ditarik oleh Rafael membuat diirinya tertarik kebelakang. Dia memasang wajah sedihnya dan bertanya ada apa, Rafael menyuruhnya untuk memilih baju yang akan dia kenakan besok. Rafael mengatakan dia tak ingin dianggap rendah oleh orang-orang karena memiliki asisten yang kampungan. Keiza yang tak terima mendengar ucapan terakhir Rafael dirinya langsung pergi menemui wanita yang bersama dirinya. Rafael tersenyum kecil saat melihat wajah kesal Keizha. Kemudian kembali memasang headset ditelinganya dan myalakan lagu dari ponselnya.

Keiza melihat seluruh baju dihadapannya dan mencari baju yang paling murah. Sekitar lima belas menitan dia memilih akhirnya dia menemukan baju yang pas dan harga nya jauh lebih lumayan dibanding baju lainnya. Kemudian wanita yang menemaninya tadi membawa baju itu ke kasir. Saat dikasir, baju tadi di pegang oleh Rafael namun dengan raut wajah masam. Rafael menunjukan baju tersebut kepadanya dan bertanya apakah ini pilihan dia. Tentu saja Keiza menganggukkan kepalanya. 

"Cih pilihan lo gak banget! Mbak tolong bawakan eum..." Rafael berkata seperti itu sambil melihat-lihat pakaian sekitar. Matanya tertuju pada sebuah dress bewarna abu rokok. Dia menyuruh pelayan mengambilkan dress tersebut, saat dress itu berada ditangan dirinya memberikan dress itu kepada kasir kemudian menyuruh Keiza membayarnya. Mata Keiza terbelak dengan cepat. Dirinya melihat label harga baju tersebut. DAN BOOM hampir saja dia pingsan saat melihat harga baju itu. Harganya sama dengan harga kontakan rumahnya. Memelas kepada Rafael untuk tak membeli dress tersebut namun bukan Rafael namannya jika keinginannya tak terpenuhi. Keiza mengeluarkan kartu ATM dan memberikan kartu tersebut kekasir dengan tak ikhlas. Saat kartu tersebut diambil oleh sang kasir, Keiza malah menahan kartu tersebut, terjadilah tarik-tarikan kartu. Rafael yang melihat kejadian itu langsung memukul tangan Keiza, agar kartu tersebut segera diberikan. Setelah selesai dengan belanja, mereka bedua kembali masuk dalam mobil. Rafael mendecih saat mendengar suara gerutuan Keiza. Dirinya memakai headset agar tak mendengar suara ribut dari perempuan yang tengah memukul-mukul kantung belanjaan. 

Keiza telah sampai dirumahnya, membaringkan tubuh di sofa menunggu Amanda memasak. Dia masih kesal atas uangnya yang habis hanya demi sebuah dress. Hidungnya mencium aroma masakan, itu artinya makanan telah selesai dimasak. Dirinya bangkit dan berjalan ke meja makan dan duduk sambil mengambil makanannya. Amanda bertanya mengapa wajah dia terlihat sangat murung hari ini. Berkatalah dia bahwa uang tabungannya telah habis hanya demi sebuah drees yang begitu mahal. Padahal uang tersebut di tabung untuk bayar uang kontrakan. Dirinya menangis dengan keras. Amanda menepuk keningnya dan berkata bahwa hari ini jatuh tempo untuk membayar uang kontrakan. Perkataan Amanda membuat dirnya semakin nangis deras. 

Hingga terdengar lah suara teriakan cempreng dari arah luar rumah. Kedua perempuan tersebut melebarkan kedua matanya kemudian mereka langsung menundukan badannya dan bersembunyi dibalik sofa. Mereka yakin bahwa pemilik kost lah yang berteriak tadi, dan saat ini mereka sama sekali belum mempunyai uang untuk membayar dan berakhirlah dengan sembunyi seperti ini. Teriakan demi teriakan mereka dengar dari luar rumah, akan tetapi tetap saja mereka bersembunyi dibalik sofa. Untung saja pintu tersebut terkunci membuat pemilik kontrakan tersebut tak dapat masuk dan menggeledah rumah ini. Setelah tidak mendengar suara dari luar, mereka keluar dari persembunyian dan mengintip dari balik celah pintu keadaan diluar rumah. Tak ada orang, mereka aman saat ini. Amanda bertanya pada Keiza apakah tak memiliki simpanan lagi yang dapat menyicil uang kontrakkan ini. Keiza menggelengkan kepalanya dan mereka berdua mendesah kecewa.

Saat ini Rafael sedang dibandara menunggu kedatangan seseorang, dia melihat dari jauh seseorang yang dia tunggu daritadi sedang berlari kearahnya. Orang tersebut memeluk erat Rafael sambil bertanya apakah dirinya menunggu lama, namun Rafael hanya membalas dengan memutarkan kedua bola matanya. Orang tersebut merupakan seorang wanita dan dia menyuruh Rafael untuk membawa barang-barang kedalam mobil, Rafael hanya menganggukkan kepalanya. Didalam mobil wanita tersebut meminta pada Rafael agar dirinya yang akan mengendarai mobil. Awalnya Rafael tak setuju dikarenakan bakal berbahaya buat keselamatan, apalagi jika wanita tersebut sudah menyetir maka kita hanya bisa berdoa pada Tuhan supaya bisa sampai dengan selamat. Namun akhirnya rafael memberikan ijin kepada wanita tersebut saat wanita itu mengancam dengan membisikkan sesuatu kepada dirinya. Dan GO! Mobil pun telah menyala.

Keiza saat ini berada di tempat Rafael, dia bisa melihat bahwa saat ini tak ada orang. Dirinya membereskan semua makanan dan minuman yang dia beli dan sekarang dirinya sedang menyusun di dalam kulkas. Tengah asik membereskan kedalam kulkas, dirinya mendengar suara tawa wanita dan suara seorang pria yang diyakininya suara tersebut milik Rafael namun wanita tersebut dia tak mengenal. Dirinya yang ingin tahu pun langsung bersembunyi dibalik tembok dan mendengar semua suara wanita dan Rafael. Namun beberapa saat kemudian dirinya tak mendengar suara berisik seperti tadi, tampaknya wanita tersebut telah pulang. Kemudian dia ingin bangkit dari tempat persembunyian namun kepalanya menabrak tubuh seseorang. Dan lagi-lagi ia menabrak Rafael, Dia bangkit berdiri sambil tersenyum kaku. Dia melambaikan tangannya.

"Hai..."

Rafael menatap bingung kemudian bertanya mengapa dirinya kemari. Namun saat dirinya ingin membalas datanglah seorang perempuan yang ingin dia tahu siapakah dia. Perempuan tersebut langsung bergelayut manja di lengan Rafael. Dirinya mendadak kaku saat melihat hal tersebut. Dirinya ingin berpamitan pergi namun tangannya di tahan oleh Rafael.

"Apaansih kak, lepas tangannya!" Keiza kaget saat mendengar panggilan Rafael ke wanita tersebut. Ternyata wanita itu adalah kakaknya Rafael, dia menjadi malu karena beranggapan bahwa wanita tersebut merupakan pacar Rafael. Ia memberikan senyuman canggung kearah kakak Rafael.

"Yaelah lo gak enak banget Raf, padahal lagi pengen ngerjain orang hahaha. Eh btw salam kenal ya aku kakaknya bocah ini. Namaku Ralline Cynthia Panggil Ine biar gampang." Keiza menerima uluran tangan Ine kemudian memperkenalkan dirinya juga. Tak disangka bahwa kak Ine ini orangnya humoris tak seperti adiknya yang begitu berbeda. Rafael menarik tangannya dan menyeret ke dekat tangga. Dia tak mengerti dengan sikap Rafael yang misterius seperti ini. Terkadang bisa menjadi pemarah, keras kepala, bisa juga menjadi dingin.

"Mau ngapain kau datang?"

Keiza gugup saat memberitahu alasannya datang kemari. Dia juga berkata bahwa besok pagi-pagi akan ada jadwal pemotretan dan dilarang untuk tidak datang maupun melarikan diri. Rafael hanya menganggukan kepalanya kemudian berjalan mendekati Keiza. Merapatkan tubuhnya pada senderan dinding dan membisikan sesuatu ke Keiza,

"Hanya itu?"

Keiza menganggukan kepalanya gugup, kemudian bernafas lega saat Rafael menjauh dari dekatnya. Dirinya berpamitan untuk pulang kepada kakak Rafael. Dirinya sedang menunggu Bus di halte. Mengapa akhir-akhir ini jantungnya dibuat deg-degan oleh Rafael. Jujur saja dirinya merasa terpana oleh tatapan mematikan milik Rafael namun dia tak ingin memusingkan itu semua. Dia naik ke dalam bus dan saat sedang bersantai dirinya mendengar omongan beberapa orang didepannya. Bisa dia dengar orang-orang tersebut sedang membicarakan Rafael. Kabar Rafael yang tak bertanggung jawab sepertinya sudah tersebar dipublik. Langsung aja dirinya membuka ponsel dan melihat sebuah pesan masuk. Dirinya membalas pesan tersebut dan menyimpan kembali ponsel nya. 

Saat ini Pak Andika dan Keiza sedang berada disebuah kafe. Tentu saja pesan yang dikirim oleh pak Andika itu dikirimkan kepada Keiza. Disini lah sekarang Pak Andika sedang membicrakan hal serius kepada Keiza. Pak Andika meminta agar Keiza datang ke sebuah bar dan berbicara kepada seseorang yang berada dalam foto diberikan Pak Andika kepadanya. Keiza mengenal siapa yang berada dalam foto tersebut. Astaga bukankah foto itu mantan gebetannya yang dia kejar di acara kompetisi dulu. Keiza pun menyetujui permintaan Pak Andika dan segera pergi ke bar tersebut.

Disebuah bar kecil yang terletak dipinggir jalan, terdapat seorang lelaki yang sedang bernyayi dan bermain gitar untuk menghibur para pengunjung. Lelaki tersebut ialah sahabat dari anak pemilik bar tersebut. Keiza memasuki bar yang tadi diberitahu Pak Andika, matanya menyapu seluruh sekitar bar dan terpaku pada sosok yang sudah lama tak dia lihat. Berjalan mendekati meja kosong paling depan. Disaat lagu terakhir pria tersebut menatap dirinya dan memberikan senyuman kepadanya. Lagu telah habis pria tersebut datang mendekatinya sambil menyapa dan dirirnya menyapa balik. ASTAGA!! Pria ini semakin ganteng daripada empat tahun yang lalu! Pria itu bertanya apa yang membuat Keiza datang kemari, tentunya Keiza memberitahunya. Dirinya tahu bahwa lelaki didepannya ini memiliki suara bagus, bahkan pria itu juara dua di kompetisi kemarin. Pria itu tersenyum saat mendengar pujian dari Keiza, dan pria tersebut menyetujui ajakan kerjasamanya.

Diruangan ini Pak Andika dan Tuan Clark sedang mendiskusikan sesuatu. Tuan Clark menyuruh agar menjual Rafael ke perusahaan lain, karena nilai jual yang tinggi dapat membantu keuangan perusahaan. Namun Pak Andika kurang menyetujui. Ya benar sih nilai jual  Rafael yang tinggi dan jika dipertahankan Rafael bisa membuat perusahaan bangkrut. Namun Rafael ini bisa dijadikan aset perusahaan. Asik dengan diskusi, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kemudian masuk keruangan. Ternyata salah satu staf kantor, Staf tersebut menunjukan sesuatu di ponselnya. Ternyata saat ini Rafael sedang trending di sosial media. Berita tentang tak bertanggung jawab Rafael sudah menyebar, dan lebih parahnya publik juga sudah mengetahui perusahaan harus membayar denda ratusan juta akibat kelakuan Rafael. Pak Andika menggertakan giginya, dia bertanya siapa yang pertama kali membuat artikel tersebut. Namun staf tadi menggeleng tak tahu. Tuan Clark tersenyum miring menatap Andika, dia menawarkan kembali agar menjual Rafael ke perusahaan lain, namun ditolak mentah-mentah oleh Andika. Karena tak ada lagi yang ingin dibicarakan staf dan Tuan Clark berpamitan pergi meninggalkan ruangan. Andika memikirkan bagaimana solusi untuk menghapus semua artikel-artikel yang menyangkut Rafael. Dia menelpon seseorang yang dapat membantunya.

Keiza saat ini sedang berada dirumahnya sendirian, Amanda tadi siang mengirimkannya pesan bahwa ada pesta yang diadakan teman-teman saat SD dan ijin menginap karena acara tersebut akan berlangsung dua hari lamanya. Keiza tak mengapa sendirian, dan saat ini dirinya sedang bertukar pesan dengan pria yang ada di bar. Nama pria itu adalah Samuel Adelio biasa dipanggil Sam. Dia tersenyum saat membaca pesan yang dikirimkan Sam. Menurutnya, Sam adalah seseorang yang bertipe romantis. Walaupun tak terlalu banyak bicara namun perhatian-perhatian dari diri Sam lah yang membuat dirinya salting. Sam berpamitan untuk off karena ingin menyanyi di panggung bar. Keiza bosan saat tak ada lagi yang mengirim pesan akhirnya dirinya membuka sosial media dan terkejut saat melihat Rafael trending dengan hal buruk. Dengan segera dia menelpon Pak Andika untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi. Ingatannya langsung teringat saat dirinya di bus dan beberapa orang yang sedang membicarakan Rafael. Namun teleponnya tak diangkat oleh Pak Andika. Dirinya akan pergi ke kantor dan bertanya secara langsung ke Pak Andika.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status