Share

Tukang Ojeg Tampan (1)

Rania mengerenyitkan kening. Saat turut melihat ke arah bawah, ia terperangah. Rania seketika mengerti mengapa Verdi harus menunggu ia memunggunginya.

“Kakimu nggak apa-apa?”

“Nggak,” katanya.

Verdi mengangguk, berbalik badan, dan melangkah semakin menjauh. Saat melintas sebuah pangkalan ojek, dua dari salah seorang pengojek menegurnya dengan logat Betawi yang kental.

“Lah, lah, lah. Itu ceweknya koq ditinggalin gitu aje, Oom?“

Verdi berhenti melangkah sembari menoleh ke si penanya. “Memang kenapa?”

“Koq kenape? Ya, jangan dong. Koq ente tega banget sama cewek sendiri.”

“Cewek? Bukan, kami hanya teman.”

“Bukan? Oh… bagus lah kalo ente masih inget bini di rumah,” pengojek kedua menimpali dengan logat Betawi yang tak kalah kentalnya.

Kepala Verdi mendadak pening. Kedua pengojek ini sok tahu betul sih.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status