Share

Perjodohan

Author: Handira Rezza
last update Last Updated: 2021-11-22 09:07:40

Ketika Leon dan Henri asyik bercengkrama mengenai pekerjaan apa yang cocok untuk Leon, beberapa orang berpakaian serba hitam dengan tubuh tegak menghampirinya.

“Tuan Muda, mohon jangan mempersulit kami! Tuan Besar meminta kami untuk menjemput Anda,” ucap salah satu bodyguard.

“Katakan pada Papa, aku tidak mau pulang dengan paksaan,” jawab Leon dengan nada marah.

Bodyguard itu tidak menghiraukan apa yang di katakan oleh Leon karena mereka diperintahkan langsung oleh Tuan Besar. Saat Leon melawan, mereka memukulnya hingga pingsan dan akan membawa pulang ke kediaman utama Tuan Besar Atmaja.

Setelah beberapa puluh menit, mereka tiba di kediaman Tuan Besar Atmaja.

“Tuan Besar, kami sudah membaringkan Tuan Muda di atas kasurnya.”

“Kerja bagus! Kunci kamar anak itu karena besok putri temanku akan datang ke rumah,” ucap Tuan Besar Atmaja.

Keesokan harinya, Leon terbangun. Dia sedikit merasa sakit di bagian lehernya, bekas pukulan dari bodyguard yang menjemputnya semalam. Sudah biasa baginya dijemput paksa, walau sedang berada di bar sekalipun. Leon mengambil ponsel untuk mengecek media sosial milik Velope agar tidak terlarut dalam kemarahan.

“Kau sudah bangun, Leon? Mandi dan ganti baju yang rapi! Di bawah ada tamu yang harus kau temui,” seru Tuan Besar Atmaja yang masuk ke  kamar putranya.

“Tunggu saja di ruang tamu. Aku tidak akan kabur dari lantai dua ini.” Leon melangkah ke kamar mandi dengan rasa malas.

***

Leon perlahan menuruni anak tangga rumahnya menuju ruang tamu. Dia menggunakan setelan kemeja warna putih dan tuxedo warna abu-abu, senada dengan celananya. Leon terlihat sangat gagah, hidung mancung, mata bulat berwarna hitam, tinggi badan proposional, membuat tamu yang datang ke rumahnya terpana akan ketampanannya.

“Selamat siang, Tuan dan Nyonya,” sapa Leon seraya membungkukkan badannya kepada tamu yang datang ke rumahnya.

“Leon, duduklah! Apa kamu masih ingat, siapa gadis yang ada di depanmu ini?” tanya Tuan Besar Atmaja.

Leon memandang gadis itu dengan sinis. Sedikit pun dia tidak tertarik dengannya. Bagi Leon, wanita yang pantas mendampingi hidupnya hanya Velope. Tanpa dijelaskan pun, Loen sudah paham apa arti dari pertanyaan sang papa.

“Aku sama sekali tidak ingat siapa dia!”

Tuan Besar Atmaja menjelaskan dengan detail siapa gadis yang datang berkunjung ke rumahnya ini. Dia adalah Angie Sanjaya. Dia juga tumbuh besar bersama Leon dan Henri semasa kecil. Dia lahir dari keluarga pengusaha terpandang, sama seperti Leon. Sangat pantas sekali menjadi menantu keluarga Atmaja.

“Leon, berhubung Angie baru saja kembali dari luar negeri, kamu bisa ajak dia jalan-jalan sebenatar,” bujuk Tuan Besar Atmaja.

“Kenapa harus aku? Memangnya, dia tidak punya keluarga apa!” seru Leon dengan tetapan dingin.

Tuan Besar Atamja mencoba untuk bersabar menghadapi perilaku Leon yang makin hari, makin keras kepala dan susah diatur itu. Beliau tetap membujuk Leon agar membuka diri untuk Angie. Misi Tuan Atmaja yang menjodohkan keduanya harus berhasil.

“Kalian dulu tumbuh bersama, jadi mengenang masa kecil juga bukan hal yang buruk, kan, Leon?”

“Aku sedang tidak ingin jalan-jalan. Hari ini, aku ada janji dengan temanku,” jawab Leon masih dengan tatapan dingin.

Tuan Atmaja masih tidak mau kehilangan akal. Dia meminta Leon membawa Angie untuk menemui temannya. “Kenapa kau tidak sekalian membawa Angie? Kan, bisa mengenalkan Angie ke temanmu itu.”

Leon menyetujuinya. Karena dia pikir, jika tidak membawa Angie keluar, dia tidak akan bisa meninggalkan rumah dengan aman. Tujuan utamanya adalah bertemu Velope yang saat ini berada di lokasi syuting.

“Baiklah. Ayo, kita berangkat!” seru Leon sambil pergi meninggalkan ruang makan.

Tuan Atmaja senang karena Leon hari ini pergi berkencan dengan gadis pilihannya. Padahal dalam pikiran Leon hanya memanfaatkan Angie agar bisa keluar rumah. Dia mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi, membuat Angie ketakutan dan memintanya untuk memelankan laju kendaraannya.

“Leon, kenapa kau mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi seperti ini? Aku takut!” ucap Angie.

“Turun dari mobilku sekarang!” bentak Leon sambil menghentikan mobilnya di depan sebuah swalayan.

“Ta-tapi, Leon ….” Angie bingung.

Leon tidak mengeluarkan kata-kata lagi. Dia hanya menunjukkan ekspresi datar sambil membuka pintu mobil untuk Angie, agar dia turun dari mobil kesayangannya. Angie menuruti permintaan Leon karena tidak ada gunanya berdebat di tengah keramaian seperti ini, yang ada malah menjadi pusat perhatian masyarakat. Leon kembali melajukan mobilnya menuju lokasi syuting Velope.

***

Di lokasi syuting.

“Velope, boleh aku duduk menemani waktu istirahatmu sebentar?” tanya Leon.

“Kenapa kau bisa masuk ke sini? Aku akan memanggil satpam untuk mengusirmu!” Velope dikagetkan dengan kedatangan Leon saat membaca naskah drama yang dibintanginya saat ini.

Leon menenangkan Velope agar tidak membuat kegaduhan. Dia hanya ingin mengantarkan makanan untuk Velope hari ini, tidak ingin mengganggu Velope lebih lama. Leon langsung pergi saat keinginannya sudah terpenuhi. Melihat wajah Velope sebentar saja sudah membuatnya bahagia.

“Pria itu datang lagi?” tanya asisten kecil Velope yang sedang merapikan barang bawaan Velope.

“Aku tidak tahu, kenapa dia selalu menggangguku.” Velope memegangi kepalanya.

Dari kejahuan, sepasang mata memperhatikan Velope dengan raut wajah kesal, dia menggertakkan giginya. Leon menolak kencan yang sudah diatur oleh Tuan Atmaja dan menurunkan lawan kencannya di tengah jalan hanya demi seorang aktris.

“Leon, aku tidak percaya, jika aku tidak bisa menakhlukanmu,” gumam Angie.

Angie menghampiri Leon yang sedang mengobrol dengan Henri. Mereka masih mengobrol di lokasi syuting drama yang dibintangi Velope.

“Henri, Leon! Boleh, kan, aku bergabung dengan kalian? Sepertinya, kalian sedang asyik mengobrolkan sesuatu, ya?” Angie duduk di sebelah Leon.

“Angie, lama tidak berjumpa. Bagaimana kabarmu?” tanya Henri yang senang bertemu lagi dengan sahabat kecilnya.

Henri menyambut Angie dengan hangat. Mereka sibuk membicarakan masa kecil yang indah, tetapi Leon tidak suka dengan kehadiran Angie di sini. Padahal Leon sudah terang-terangan menolaknya. Jadi, untuk apa dia membuntuti Leon sampai tempat ini? Leon mendengus kesal, dia makin tidak suka dengan wanita yang sedang dijodohkan dengannya ini.

“Leon, sepertinya kau sedang dalam suasana hati yang buruk?” tanya Henri.

“Henri, asal kau tahu, papa Leon sedang mengatur kencan buat Leon dan tadi pagi, gadis pilihan papanya di turunkan di tengah jalan olehnya,” jawab Angie mendahului Leon.

Henri menatap Leon tajam, memberikan isyarat untuk menjawab kebenaran yang dikatakan oleh Angie. Jika hal itu benar, Henri akan menyarankan untuk tidak menjadi anak pembangkang karena mungkin, Tuan Besar Atmaja tidak akan tinggal diam dengan para gadis yang dekat dengan Leon.

“Leon, apakah ucapan Angie itu benar?”

“Benar, tapi aku tidak suka dengan gadis itu. Sudah pernah aku katakan, kali ini aku hanya akan menikahi wanita yang aku inginkan!” tegas Leon.

Angie menyeringai tipis, dalam benaknya makin menyukai Leon. Selama ini,  pria mana yang tidak mampu dia tahklukkan. Serangkaian rencana licik pun sudah berputar di otaknya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Akhir Yang Bahagia

    Leon masih bercengkrama dalam teleponnya. Dalam waktu lima belas menit barulah ia mematikan telepon dan terlihat bahagia. Tepat pukul lima sore Leon meninggalkan kantor.Leon menegndarai mobilnya untuk menjemput Velope kesayangannya. Ia akan membawanya ke rumah keluarga Atmaja."Velope apa kau sudah siap bertemu dengan kedua orang tuaku?" tanya Leon."Aku sudah siap, walaupun nanti banyak pertanyaan yang tertuju padaku aku sungguh siap sekali," jawab Velope dengan wajah yang sumringah.Leon menggandeng Velope menuju ruang tamu, disana sudah ada orang tuanya nenek dan bibinya yang sungguh manja dan dicap benalu olehnya serta keluarga pamannya yang ia undang untuk memperkenalkan calon istri Leon."Selamat malam semuanya," sapa Leon."Selamat malam seluruh keluarga tuan besar Atmaja." sapa Velope sambil membungkukkan sedikit badannya.Telepon yang Leon angkat tadi dari orang tuanya. mereka mengundang Velope untuk makan malam dirumah. Sek

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Baik-baik Saja.

    Semuanya baik-baik saja tidak ada yang memutuskan kontrak. Mereka hanya ingin lihat perkembangan kasus dulu barulah memberikan tindakan."Sejauh ini tidak ada, aku harap setelah konferensi pres semuanya akan baik-baik saja," jawab Meri."Bagus kalau begitu, ayo bekerja lagi," ajak Velope.Meri menemani Velope ke tempat kerja. Ini untuk berjaga-jaga kalau ada paparazi atau apapun itu yang mengganggu kerja Velope. Ia akan memasang badan untuk menjaqab karena ia tak ingin artisnya mendapatkan masalah lebih lanjut."Velope fokuslab bekerja, aku akan menunggu di sini," ucap Meri."Baik Meri terima kasih ya," balas Velope.Velope bekerja sedangkan Meri masih kontek dengan bosnya. Akhir-akhir ini Velope dan Leon memang sering bersama. Meri jadi kepikiran sesuatu kalau mereka memang menjalin kisah asmara. Tapi status mereka berbeda bagaimana mungkin bisa bersama."Leon apa kau mau memaafkan papamu?" tanya tuan Atmaja."Untuk apa aku te

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Bukti Kejahatan

    Velope mendekati tuan Handoko dan putrinya ia membisikkan kalimat ke telinga tuan Handoko dengan lantang dan jelas. Kalau besok akan ada klarifikasi dan jumpa pres yang diadakan oleh Velope tentu saja tuan Handoko dan putrinya harus datang."Aku akan menjawab dalam konferesni pers besok pagi, kalian siap-siap saja datang ya," ucap Velope sambil mengibaskan rambutnya."Velope ayo kita pulang, aku tidak sudi lama-lama di sini," ucap Leon.Mereka pergi bergandengan tangan orang sampai melihat mereka dengan tatapan melongo Velope yang mereka kenal apakah memang orang yang seperti itu. Merebut tunangan orang dan menyiksa gadis tunangan pria tampan itu."Aku tidak menyangka Velope orang yang seperti itu tega merebut tunangan gadis lain bahkan memberikan trauma kepada tunangan pria tampan itu," bisik pwngunjung kafe."Aku juga tak mengira kalau idola kita seperti itu," balas pengunjung satunya.Keesokan harinya Meri sudah panas dan marah kepa

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Kumpul Keluarga

    Leon mengiyakan apa yang ditanyakan oleh mamanya, ia berjanji akan datang ke tempat yang di tentukan oleh nyonya Atmaja saat ini Leon memang sudah selesai kerja tapi ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu."Baik ma atur saja tempatnya hari ini apkaah bisa jam sembilan malam saja ketemunya, soalnya nanti pukul tujuh malam Leon baru kelar urusan," pinta Leon."Oke mama tentukan dulu tempat yang asyik untuk kita mengobrol biar lebih nyaman," ucap Nyonya Atmaja.Tuan besar Atmaja sedang menguping pembicaraan istri dan putranya. Beliau sedang ketar ketir takut Leon tidak mau memaafkannya. Saat nyonya Atmaja mematikan teleponnya ia segera mendekat dan bertanya, "Bagimana jawaban Leon?""Kita siapkan tempat untuk bertemu dengannya, kau juga jangan lupa untuk mengabari keluarga Handoko!" seru nyonya Atmaja.Tuan Atmaja segera memberitahu tuan Handoko dan putrinya untuk datang ke pertemuan yang diadakan oleh Tuan Atmaja dan istrinya malam

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Memaafkan

    Nyonya Atmaja mengatakan pasti putranya mau memaafkan jika ia tulus meminta maaf dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang membuatnya kesal atau tidak suka. Biarkan Leon menjalani apa yang sudah dia inginkan."Cukup untuk mendukung Leon menjadi apa yang dia inginkan dan juga kau tuus dalam meminta maaf," ucap nyonya Atmaja."Kalau begitu aku akan berangkat kerja dulu, nanti tolong temani aku untuk berbicara dengan anakmu," ucap tuan Atmaja.Nyonya Atmaja mengangguk tanda setuju dan tersenyum melihat tuan Atmaja yang bisa dinasehati olehnya. Beliau sangat senang dengan perubahan sikap suaminya yang keras kepala itu. Nyonya Atmaja melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.***"Tuan muda tamu kita sudah berada di ruang meeting," ucap Haris menyambut kedatangan Leon."Baik terima kasih." balas Leon yang segera masuk ke ruang meeting disusul oleh Haris dari belakang.Leon memimpin jalannya meeting kali ini. Kliennya yang hari ini ia temu

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Nasehat Untuk Tuan Atmaja

    Nyonya Atmaja menasehati suaminya, sebagai kepala rumah tangga dan panutan seharusnya ia bisa menepati janjinya. Tidak mengingakri janji juga membuat perjanjian nikah sepihak dengan keluarga yang kurang jelas adat istiasatnya."Kau sudah membuatku kecewa Atmaja, aku akan keluar dari rumah ini dan meminta semua aset juga saham atas nama milikku!" gertak nyonya Atmaja."Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja hanya ingin memberikan nasehat kepada suaminya agar tidak semena-mena dan juga berbuat semaunya. Sudah membuat perjanjian dengan sang putra tapi dia mengingkari sungguh membuatnya kesal saja."Karena kau sudah tidak menganggapku ada disisimu lebih baik aku pergi, kau merencanakan perjodohan putraku tanpa melibatkan aku," balas nyonya Atmaja."Bukan seperti itu, kau memihak Velope gadis yang bekerja di entertaimen itu, aku kesal sekali jadinya," ucap Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja menggebrak meja, Velope gadis yang baik b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status