Sena tidak kembali ke kamar, melainkan pergi ke taman belakang rumah. Melihat bintang bersinar di langit."Nyonya."Sena terkejut lalu memutar kepala. "Oh, hallo.""Kita bertemu lagi.""Ya." Jawab Sena lalu kembali menatap bintang."Masalah tuan, apakah anda benar-benar tidak marah?""Tidak.""Saya yang melapor, termasuk provokasi selingkuhan tuan terhadap anda."Sena menatap Adrian dengan bingung. "Kenapa?""Saya tidak tega melihat anda sedih.""Aku sedih? Apakah aku terlihat sedih saat itu?"Adrian menjawab jujur. "Tidak.""Lalu kenapa kamu mengatakan hal itu?""Karena saya ingin membuat tuan besar tahu semua perbuatan tuan selama ini.""Pasti ada yang lain 'kan? Kamu pasti punya hal lain 'kan?"Adrian hanya bisa menunjukan senyum terbaiknya. "Nyonya, kenapa anda menyembunyikan semuanya sendirian?""Apa?""Ketika tuan melakukan kesalahan, seharusnya sebagai istri- anda menegurnya. Kenapa anda hanya diam saja?"Kedua tangan Sena mengepal erat, mengigit lidahnya supaya tidak ada kata
Kekasih Ducan, Natasha. Membalas perkataan Sena. "Aku tidak pernah berselingkuh dengan siapa pun, aku selalu bersama Ducan. Jika kamu tidak bisa memiliki anak, jangan menuduh aku sembarangan!""Tidak suka menuduh kalian sembarangan tapi kalian sendiri yang suka menuduh orang lain, aku adalah istri sah Ducan." Sahut Sena dengan santai.Ayah Ducan mengangguk setuju.Ducan dan Natasha yang melihat reaksi ayah Ducan, merasa tidak senang."Sena, berpikirlah dengan jernih. Natasha tidak pernah kemanapun selain di sisiku sementara aku juga tidak bisa jauh darinya.""Ah, bukankah waktu itu kamu sedang menepuk pantat salah satu pelayan muda? Kepala pelayan terpaksa mengusirnya." Sena mengangkat kedua bahu dengan santai.Ducan berdiri dan menunjuk Sena dengan marah. "JADI KAMU PELAKUNYA?!"Natasha menatap Ducan dengan waspada. "Sayang?"Ducan tersadar dan salah tingkah. "Ah, tidak. Hanya iseng, kami sudah lama berteman jadi-"Ducan menjelaskan dengan gugup. "Lihat, kan. Kamu bahkan hanya pasra
Sena bertanya ke ayah mertuanya. "Apakah ayah tahu, pekerjaan apa yang diberikan Adrian? Supaya saya bisa mempersiapkannya dengan baik."Ayah Ducan melirik sekilas Ducan lalu menjelaskan pada Sena. "Kata Adrian, bekerja sebagai admin di gudang. Kamu tidak masalah 'kan?"Ducan terbelalak ngeri begitu mendengar jawaban sang ayah. "Ayah, apakah aku tidak salah dengar? Sena akan bekerja di gudang? Yang benar saja!"Ayah Ducan mengerutkan kening. "Ducan, ada apa?""Ayah, apakah tidak malu punya menantu yang bekerja sebagai admin gudang? Berapa gaji yang akan dia terima?"Natasha ikut memanasi Ducan. "Mungkin karena dia tidak puas diberikan uang banyak, jadinya kurang dan-"Sena meletakan sendok dan garpu dengan kasar di atas meja dan menatap lurus sang suami seolah menantangnya. "Apa yang kamu inginkan?""Apa?" Tanya Ducan tidak mengerti."Selama kita menikah, aku tidak pernah mengeluh jumlah uang yang kamu berikan kepadaku, meskipun tidak bisa mencukup kebutuhan harianku. Kamu berikan perh
"Nyonya, anda sudah bangun pagi? Tidak biasanya anda bangun lebih awal." Sapa pelayan yang masuk ke dalam kamar Sena sambil membawa nampan berisi sarapan.Sena yang sedang berdiri di depan cermin satu badan dan memutar badannya untuk melihat pakaian yang dipakainya untuk kerja hari ini, otomatis menoleh. "Ah, terima kasih sudah membawanya.""Tidak masalah, saya senang melihat anda sudah kembali sehat seperti saat pertama kali anda masuk ke rumah ini."Sena mengucapkan terima kasih dengan tulus dan duduk di atas tempat tidur sambil memakan sarapannya.Pelayan membuka tirai kamar Sena supaya cahaya matahari masuk dan mulai merapikan kamar Sena. "Para pelayan mendukung anda untuk bekerja, jika anda di rumah terlihat seperti tidak punya semangat hidup. Kami semua merasa bersalah karena tidak bisa menghibur anda."Semua pelayan di rumah tahu mengenai perselingkuhan Ducan dan kesedihan Sena, namun mereka tidak bisa ikut campur dan hanya bisa menutup mata dan telinga. Sena di masa lalu juga
Natasha yang mengurung diri seharian di dalam kamar karena terlalu malu dengan peringatan ayah Ducan, mengadu pada Ducan ketika pulang ke rumah. "Sayang, kamu tidak akan percaya jika mendengarnya, aku tidak menyangka ternyata Sena bisa sejahat itu kepadaku."Tangan Ducan berhenti ketika berusaha melepas jasnya. "Sena?""Dia mengambil alih pekerjaan yang kamu berikan dan mulai angkuh kepadaku di depan ayah mertua."Ducan duduk di samping tempat tidur dan mendecak marah. "Wanita itu benar-benar tidak bisa dididik dengan baik, bagaimana bisa memperlakukan kamu seperti itu? Apa sih maunya dia setelah mempermalukan aku?"Natasha terisak sedih. "Sayang, sekarang ayah mertua sudah membela Sena karena kena pengaruh. Apakah kamu tidak bisa membantuku?"Ducan menepuk pelan pundak Natasha. "Tenang saja, aku akan membuat Sena membayar mahal semua dan menghancurkan persiapannya sehingga-"Natasha menggeleng sedih. "Tidak, tidak perlu. Aku bicara kepadamu untuk mencari teman bicara, aku masih cangg
Sebelum kepala pelayan berhasil menarik mereka berdua, Sella dan Natasha saling mendorong lalu menjatuhkan barang-barang di atas meja. Saat Sela berhasil lepas, Natasha melempar barang-barang yang ada dalam jangkauannya ke arah Sella.Sella berusaha menghindar dan membalas Natasha sambil menjerit marah.Mereka berdua mengacaukan seisi ruangan, mengabaikan teriakan para pelayan yang berusaha melerai mereka."AKU ISTRI TUAN MUDA KALIAN! JANGAN HALANGI AKU!" teriak Natasha.Sella melakukan hal sama. "AKU ADIK SENA, ISTRI SAH TUAN MUDA KALIAN! JANGAN HENTIKAN AKU MENGHADAPI WANITA TIDAK TAHU DIRI INI!"Natasha dan Sella sama-sama tidak mau saling mengalah hingga lelah dan mulai menyadari kesalahan mereka.Para pelayan hanya berdiri mengawasi mereka, memang ada barang-barang yang bisa diselamatkan tapi tidak banyak, semuanya hancur karena ulah dua wanita simpanan tuan muda mereka.Kepala pelayan melirik kamera pengawas dan menyuruh salah satu pelayan untuk mengamankan rekaman, tidak mau Du
Ducan berhasil menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan sang ayah satu hari sebelumnya, dengan wajah lelah dia masuk ke dalam rumah lalu tanpa sengaja bertemu dengan Sena yang akan menaiki tangga.Ducan menjadi kesal begitu melihat wajah santai Sena. "Kamu senang?"Sena yang sudah di tengah tangga, balik badan lalu melihat Ducan yang masih berdiri di bawah tangga.Ducan tertawa mengejek. "Ayah selalu bela kamu dan bahkan proyek ulang tahun ayah diambil dari tangan Natasha."Ducan tahu masalah ulang tahun ayahnya, Sena sebagai menantu selalu membuat acara untuk ulang tahun ayah Ducan selama tiga tahun pernikahan, dia juga tidak peduli wanita yang sudah dibeli ayahnya melakukan sesuatu di rumah.Sena masih menatap Ducan dengan dingin.Ducan tertawa mencemooh. "Apakah kamu bisu? Kamu sudah bisa menjilat ayahku dan juga berhasil mendapatkan simpatinya sehingga Natasha tidak punya tempat di rumah ini."Kamu juga berhasil buat aku menjadi suami tidak bertanggung jawab. Kerja di gudang? Apakah
Adrian bertanya pada ayah Ducan. "Tuan besar, tentang kekasih tuan muda yang mengacaukan barang-barang-"Ayah Ducan menggeleng singkat. "Aku tidak akan ikut campur urusan rumah tangga anak-anak, tapi... Ducan memang sudah keterlaluan, di sini aku juga rugi. Undang mereka semua untuk makan malam, aku akan memberikan peringatan keras ke mereka bertiga.""Nyonya juga kena masalah?""Sena ceroboh karena membiarkan barang-barang berharga di tempat seperti itu tanpa adanya pengamanan, dia juga salah."Seperti yang diduga Adrian, tuam besar selalu memiliki penilaian adil. Dia membungkuk lalu keluar dari ruang kerja ayah Ducan dan memberikan konfirmasi ke kepala pelayan.Tok! Tok!Sena buka pintu dan melihat Adrian berdiri di depan pintunya, sangat mengejutkan. "Ada apa? Apakah ada masalah dengan ayah mertua?""Nyonya dimohon berkumpul hari ini di ruang makan."Tadinya Sena ingin minta izin lagi untuk tidak makan malam di bawah karena terlalu lelah, selain itu juga tidak ingin bertemu dengan