"BERANI SEKALI KAMU BERTINDAK DI LUAR BATAS TANPA PERINTAHKU!" Teriak ayah Ducan. "Bagaimana jika anak itu mendapat masalah? Apakah kamu sudah gila?""Saya yakin sekali, wanita itu tidak akan bisa menyentuh Emrick. Semua sudah saya perhitungkan dengan baik, Tuan besar. Tolong fokus dengan kesehatan anda sendiri." Adrian menghela napas panjang. "Asbak tadi harganya sangat mahal, meskipun hanya berfungsi sebagai pajangan.""Hah! Apakah aku akan mempedulikan barang murahan yang dijual banyak?""Merek terkenal, anda tidak mungkin lupa dengan harganya yang-""Aku tidak peduli pada asbak murahan itu! Beritahu aku, apa yang terjadi dengan wanita itu? Kenapa kamu tidak mengatakannya kepadaku terlebih dahulu?""Sata rasa tidak perlu mengatakannya kepada anda karena kesehatan anda yang tidak baik." Adrian tersenyum dan mengeluarkan sebuah flash disk dari saku dalam jasnya. "Mungkin anda perlu melihat isi videonya, supaya anda tidak perlu marah lagi.""Marah? Bagaimana bisa kamu mengatakan aku t
Sena sudah mulai paham, alasan dirinya tidak boleh merasakan kesedihan di hadapan Ducan ataupun mengemis cinta seperti yang dirinya lakukan di masa lalu.Ducan benci Sena sejak awal. Jika Sena menangis, akan dianggap lemah dan tidak berguna lalu jika dirinya mengemis cinta serta kasih sayang kepada suaminya sendiri, maka dianggap rendah.Entah kenapa Sena yang dulu tidak pernah menyadarinya, sehingga rela bunuh diri. Ducan sejak awal tidak pernah mencintainya dan tidak akan mau mencintai istrinya.Perawat segera memeluk dan menenangkan Sena. "Nyonya, tenanglah. Anda baru bangun tidur."Sena menunjuk pasangan selingkuh dengan tangan gemetar dan mata sembab. "Usir mereka berdua! Aku tidak mau melihat mereka! Usir mereka sekarang!"Perawat lainnya yang baru tiba dan tidak tahu kronologi awal, tapi lebih mengutamakan kondisi pasien, segera mendorong Sella dan Ducan keluar dari kamar Sena. "Tolong jaga kondisi pasien, tolong keluar," ujarnya dengan nada sopan.Sella dan Ducan menjadi bingu
Di kehidupan pertama aku meninggal dengan cara gantung diri karena tidak kuat melihat suami selingkuh.Di kehidupan kedua aku meninggal karena tidak kuat dikatakan janda yang tidak bisa menjaga suami lalu menabrakkan mobilku.Di kehidupan ketiga, aku berhasil memiliki anak tapi banyak orang mencercaku karena tidak bisa merawat anak lalu aku bunuh diri bersama bayiku di lantai atas rumah sakit.Di kehidupan keempat, aku dicemooh rekan kerja dan dikatakan baper karena tidak terima dengan cemoohan mereka, sementara suami menganggap enteng masalah aku lalu dia ketahuan berselingkuh. Aku bunuh diri dengan minum racun.Di kehidupan kelima, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri- suamiku selingkuh lalu aku menembak kepala.Di kehidupan keenam yang sekarang, aku berdiri di depan suami dan tertawa bahagia sambil menangis sementara suamiku menatap horor.Sambil menangis, aku mengambil pistol ilegal miliknya. "Beritahu aku, apakah selama ini kamu mencintaiku?""Aku- aku-""Kamu tidak pernah me
"Sena Davinia, artinya anak yang dilindungi dewi bulan.""Dewi bulan? Kenapa dilindungi dewi bulan? Kan ada Tuhan.""Hahahaha- buat cadangan, siapa tahu Tuhan sedang sibuk jadinya dewi bulan bisa membantu.""Oh."Itulah percakapan yang berulang kali Sena dengar dari cerita ibunya. Ayah membuat nama yang terlihat romantis lalu kakak laki-laki yang antusias menyambut kehadirannya di dunia ini.Sena pikir selamanya bisa bahagia bersama mereka, tapi ternyata dia salah. Setelah tumbuh dewasa dan menjadi cantik, dia di jual ke seorang keluarga pria kaya untuk dijadikan istri ke putranya yang mata keranjang.Sena kembali menatap cermin, sebentar lagi suami dan selingkuhannya masuk. Lebih baik dia keluar terlebih dahulu sebelum bencana itu datang!Sekarang akhirnya dia percaya bahwa dirinya mengulang waktu.Sena masuk ke dalam perpustakaan dengan gaun tidur panjang dan telanjang kaki, rumah ini memiliki perpustakaan besar. Ayah mertuanya sangat suka membaca."Nyonya."Sena menoleh dan melihat
Sena yang sedang minum teh dengan santai di taman belakang, kedatangan seorang wanita cantik dengan dandan menor, dari atas sampai bawah terlihat mewah dan bermerk.Sena meletakkan cangkir teh dengan tenang. Di kehidupan pertama, dirinya sempat stres karena mengetahui sang suami memiliki wanita idaman lain dan dengan bodohnya, dia bunuh diri."Hallo."Sena tidak menjawab, hanya fokus dengan majalah fashion di pangkuannya."Ah, percuma saja bersikap sombong di depanku. Suami kamu sudah sama aku lho.""Terus?""Hah?"Sena tidak mengatakan apa pun lagi."Hei, apakah kamu tidak marah?"Sena tidak menjawab.Wanita itu semakin salah paham lalu tertawa keras. "Ah, ingin bermain menjadi istri yang baik ya?"Sena menutup majalah dan menatap jijik wanita itu. "Kamu tadi kemana?""Apa?""Tadi siang aku melihat pria yang kamu banggakan itu sedang bersama wanita lain, melakukan hal dewasa. Aku kira dia bersama kamu, ternyata bukan toh."Wanita itu berdiri dan menggebrak meja dengan keras. "JANGAN
"Nyonya. Jika ada masalah, anda bisa cerita kepada saya."Sena menatap ngeri Adrian. Tidak, aku tidak bisa membahasnya dengan orang lain!"Terima kasih atas niatnya, tapi tidak. Saya bisa mengatasinya sendiri." Sena berdiri lalu berjalan meninggalkan Adrian.Adrian tersenyum geli dan menatap punggung Sena yang sudah berjalan menjauh. "Begitu, ya."Sena memeluk majalahnya dengan erat, lalu tanpa sengaja bertemu dengan Ducan di lorong saat hendak menuju tangga lantai tiga.Ducan yang sedang bahagia, melihat wajah Sena dengan muak. "Kenapa kamu di sini?"Sena menatap dingin Ducan dan berjalan melewatinya.Ducan yang terkejut dengan reaksi Sena, balik badan dan berteriak marah. "APAKAH KAMU SEDANG BERMAIN SEKARANG? PERCUMA! AKU TIDAK PEDULI PADAMU!"Sena menghentikan langkah lalu balik badan dan tersenyum. "Hei, apakah kamu tidak lelah?"Kedua mata Ducan menyipit. "Apa?""Jika aku jadi kamu, aku akan lelah.""Apa maksud kamu?""Siang bersama sepupuku lalu sore ini bersama siapa? Ah, apaka
"Anda istri Ducan Emrick?" tanya salah satu wanita dengan gelang emas banyak di tangannya. "Memperkenalkan diri sendiri?" Para nyonya kaya menertawakan Sena. Sena menegakkan punggung dan tersenyum. "Benar, saya memperkenalkan diri sendiri sebagai istrinya. Mungkin anda semua terkejut karena kami tiba-tiba menikah begitu saja." Orang-orang yang bergosip dan menertawakan Sena, terdiam. "Tapi saya menghormati para tamu yang bersedia datang untuk menghargai niat baik suami saya." Adrian yang mendengar itu mengangkat sudut bibir, begitu Ducan melihat dirinya, segera mengangkat gelas koktail untuk bersulang. Ducan menatap masam Sena dan tidak bisa berbuat apa pun. Mungkin karena tekad untuk menang dan melangkah maju, Sena mulai bisa berbaur dengan para istri kaya, meskipun sempat ada yang menyindir, dia bisa menanganinya dengan mudah. Adrian bergumam kecil. "Sampah yang tidak paham arti dari berlian." ------- Ducan marah melihat tindakan Sena yang bergaul dengan para nyonya kaya
Sena yang mendengar kabar itu, minum teh dengan tenang di atas tempat tidur. "Nyonya, anda baik-baik saja? Tuan besar menyarankan anda untuk pergi berlibur.""Tidak, terima kasih." Tolak Sena. "Saya tidak mau menghabiskan uang ayah mertua, suamiku selama ini hanya merepotkan ayah mertua. Sebagai seorang istri, inilah yang terbaik.""Nyonya, untung saja tangga dipasang karpet tebal sehingga anda tidak terlalu-""Tidak apa, memang aku yang salah. Selama ini tidak bisa mengikuti perintah suami dan selalu merepotkan kalian.""Nyonya, jangan bicara seperti itu. Kami sendiri tidak menyangka tuan akan melakukan hal sejahat itu kepada anda. Jika anda perlu sesuatu, anda bisa memanggil kami."Sena tersenyum manis. "Terima kasih sudah peduli padaku.""Sudah menjadi tugas saya."Pelayan senior menutup pintu, Sena tertawa bahagia tanpa suara. Dulu dirinya takut berinteraksi dengan orang-orang rumah ini karena merasa terintimidasi sekaligus malu bahwa dirinya hanyalah anak yang dijual orang tua,