Share

19. Efek Tak Mengakui Kecerobohan

"Sudah tanya abi dan Simbah?" tanyaku yang diangguki Nailah cepat.

"Hore ..., kita lets go!" Heboh Azmi dan Nailah ketika motor telah melaju.

Sampai di tujuan, toko sudah terbuka. Pak Saleh menjadi orang kepercayaanku mengurus dan menjaga beserta semua isinya, kecuali bagian kasir hanya aku dan Reta yang boleh di area sana. Mungkin kalau darurat, lelaki kepala empat itu akan jadi pengganti.

Toko diistirahatkan selama waktu salat. Semua pekerja diminta menunaikan kewajibannya sebagai hamba. Bukan sok agamais yang dikejar. Menjalankan perintah, itu yang kami mau biasakan.

"Ada yang nyari di luar, Bu!" ujar Pak Saleh dari luar bersamaan dengan suara ketukan pintu. Ah, bapak itu, sudah kuminta jangan panggil ibu, masih juga tak bisa berubah. Padahal umurku belum terlalu tua, dua puluh empat tahun tujuh bulan, jauh dibawa usia Pak Saleh. Terserah beliau sajalah, yang penting dia bahagia.

Atas toko bangunan ini, sengaja direnov. Ada satu kamar pribadiku bersama anak-anak, satu kamar unt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status