MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT

MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT

Oleh:  Kafom Rona   Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
9 Peringkat
75Bab
33.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Menikah dengan pacar sahabatku bukanlah mauku, tapi takdir yang harus kujalani karena perjodohan orang tua. Bertahan atau menyerah, itulah yang sedang kupikirkan." -Bulan-

Lihat lebih banyak
MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Devi Nu Amoorea
semangat updatenya ya thor
2023-09-19 18:34:17
1
user avatar
Devi Nu Amoorea
semangat updatenya thor,, ditunggu bab terbarunya
2023-09-18 09:06:45
1
user avatar
Stay Felix
semangat update ya thor aku suka banget sama ceritanya
2023-09-17 12:00:41
0
user avatar
Devita cayii
ceritanya bagus seru banget.. updatenya yg banyak ya thor..
2023-09-17 09:44:52
0
user avatar
Stay Felix
Thor semangat update bab selanjutnya yaa
2023-09-16 22:17:25
0
user avatar
Stay Felix
ditunggu update bab selanjutnya thor
2023-09-16 12:29:55
0
user avatar
Devita Sari
ceritanya bagus semangat updatenya ya thor
2023-09-14 15:51:41
0
user avatar
Roka
good story lanjut
2023-09-04 17:36:54
0
default avatar
dumakristanto87
seperti biasanya cerita kakak sangat bagus. up lagi judul lain dong
2023-07-31 19:31:11
0
75 Bab
BLURB
Dia mengambil paksa kehor*atanku, dengan alasan, agar tak rugi telah memberikan mahar. Sungguh setelah mengetahui itu, sukses membuatku nelangsa sekaligus dendam.Aku Bulan, menikah dengan Mas Rio, pacar dari sahabatku Marta, kami dijodohkan orang tua. Atas nama berbakti, kami tak menentang pernikahan berlangsung. Sebulan setelah pesta meriah akad nikahku dengan Mas Rio, lelaki yang konon bergelar suami itu, menikah siri dengan pacarnya sekaligus sahabatku. Kami hidup seatap bertiga. Namun, sikap Mas Rio dan Marta hanya menganggapku setan, menjadi yang ketiga. Aku diperlakukan tak selayak istri, pun tak sebagai pembantu. Intinya, aku hanya dianggap pajangan. Pajangan yang hanya mengambil tempat namun tak berarti sama sekali. Hiks .... "Kamulah yang merusak persahabatanmu dengan Marta dan juga merusak masa depanku," ujar Mas Rio suatu hari ketika kami memenuhi undangan orang tuanya.Betapa egois lelaki itu, memang dia saja yang punya cita-cita di dunia ini? Entah apa yang merasuk
Baca selengkapnya
1. Adik Madu di Pengantin Baru
"Aku menunggu dudamu, Mas," ucap Marta sambil memeluk lelaki di sampingku, saat kami masih berdiri di pelaminan hari ini.Gadis cantik dan bohay itu menatapku nanar, tangannya mengenggam erat Mas Rio. Lelaki yang beberapa jam sah menjadi suamiku itu, pun membalasnya tak kalah mesra. Air mata tak sengaja ikut luruh menyelami kesedihan mereka. Cemburu? Tentu saja tidak. Aku tahu mereka memang telah pacaran, bahkan biasa ikut menemani makan di kala mereka adakan pertemuan. Toh, kami memang berteman. Aku dan Mas Rio dijodohkan, ayah kami sahabatan sejak kecil. Anehnya, perjodohan itu berlangsung sejak masih orok katanya, hingga di sinilah kami terjebak dalam situasi rumit.Semua tatap mata teman-teman dan orang yang tahu tentang soal pertemanan ini ikut mengadili, seakan memvonis akulah sahabat tak punya nurani. "Dasar pagar tanaman!""Perempuan nggak punya malu.""Nggak punya hati.""Kecentilan.""Buang aja kelaut teman kek gitu.""Mending berteman sama monyet daripa teman kayak gini
Baca selengkapnya
2. Tersesat
Di kota kelahiran Sang Bapak Teknologi, BJ Habibie inilah, aku dan Marta melewati masa remaja dan indahnya sebuah persahabatan.Hampir setiap malam menikmati debur ombak di pantai Senggol, sambil mencicipi kuliner khas daerah Bugis, sebelum pulang, tak pernah alpa ke lapangan Andi Makkasau.Di sudut pusat tempat acara-acara daerah itulah, patung Bapak Teknologi beserta sang istri tercinta, Ibu Ainun, kokoh berdiri di tengah kolam, dikelilingi air mancur dengan senyum penuh wibawa, juga dipercantik berjenis lampu-lampu hias berkilauan.Sungguh cinta beliau pada pasangan sangat pantas ditiru.Rasanya ada yang kurang mengakhiri jalan-jalan tanpa menginjak icon kotaku itu.Sayang sekali, buku kisah cintaku ini tak akan pernah menyamai Beliau meski hanya sampulnya saja. Hiks.Di tingkat perkuliahan aku dan Marta memilih jurusan sama, walau berbeda universitas. Aku melanjutkan kuliah di kampus berbasic agama yang terletak di Lembah Harapan, sedang Marta di kampus tengah kota. Hubungan kami
Baca selengkapnya
3. Bendera Perang
Setelah salat Subuh, berkutat di dapur. Sebenarnya seleraku tak jauh beda dengan Mas Rio, sama-sama suka makanan rumahan. Entah kenapa berasa tidak kenyang kalau beli di luar, padahal aku tidak hobi masak apalagi pintar meracik makanan enak. Kalau ini bukan termasuk salah satu kelemahan, kan? Baiklah, katakan saja ini kelebihan, artinya tak perlu boros-boros beli makanan jadi. Karena kenyataanya memang aku tak punya sesuatu yang bisa dibanggakan. Hiks. Nasi goreng instan ala kadar bahan yang tersisa di kulkas telah siap. Sebelum menyantap, terlebih dahulu membersihkan bekas memasak tadi. Bukan takut diberi kata mutiara dari Marta.Memicu percekcokan hanya semakin menambah hati kian keras. Mencegah menurutku lebih baik. Bukankah mengalah tak berarti kalah? Menurut bukan berarti pecundang? "Siapin barangmu! Sebelum jam tujuh kita berangkat." Lelaki itu muncul dengan HP di tangan dan langsung duduk, saat baru tiga sendok nasi masuk ke mulut. Sepintas matanya melirik piring di depanku.
Baca selengkapnya
4. Ibadah dalam Janji Suci Tinggal Nama
Dua puluh menit setelah tak ada percakapan sampailah di tujuan. Terdengar suara anak-anak riuh menyambut kedatangan kami. Kalau tak salah ada tujuh bocah dari tiga keluarga dan ibu-ibu mereka adalah kakak-kakak Mas Rio. Lelaki itu anak bungsu sekaligus satu-satunya berjenis pria bersaudara. Mestinya, sih, dia paling berwibawa karena paling kekar, tapi nyatanya paling egois menurutku. Entah dosa apa yang kulakukan di masa lalu hingga berjodoh dengan pria super arogan di planet bumi ini, padahal aku juga tidak jelek-jelek amat, banyak yang dekatin, walau aku menghindar sebelum ditembak. Sepertinya diri ini mulai menyesal.Kenapa penyesalan itu selalu datang belakangan, ya? Kediaman orang tua Mas Rio menurut sebagaian orang sangat adem. Rumah besar terbuat dari kayu ulin berdiri kokoh dengan dua puluh empat tiang sebagai penyanggah, sedang di bawah rumah dilantai tehel berwarna gelap. Ada pagar kayu setinggi pinggang menjadi batas dengan tetangga sebelah.Rumah ini memang berciri Bugis
Baca selengkapnya
5. Intimidasi
Saat sedang sibuk merapikan jilbab, terdengar suara mama Mas Rio memanggil bersamaan pintu diketuk. Dengan cepat aku ke cermin membersihkan wajah dan memoles bedak, agar tak terlalu menampakkan air mata. Sementara putranya membuka pintu.Ada juga kebenaran di balik kata Mas Rio. Kalau membicarakan kebohongan rumah tangga sekarang, apalagi dalam keadaan emosi begini, malah terkesan mempermalukan keluarganya di tengah orang banyak, termasuk diri ini. Harus cari moment tepat."Kamu coba ini sekarang. Mama mau lihat," titah wanita paruh baya itu, sambil sibuk membuka bungkusan yang keperkirakan berisi pakaian. Beliau memang seperti itu, semua menantu dianggapnya darah daging sendiri."Sekarang, Ma?" jawabku melirik Mas Rio yang bersandar di kepala tempat tidur dengan wajah menghadap gawainya. Siapa lagi yang diajak chatingan kalau bukan Marta."Iya, sekaranglah. Memang tahun depan? Cepat, cepat!" ucap mama berdiri ingin membantu."Biar Bulan sendiri, Ma," kataku meraih baju di tangan wanit
Baca selengkapnya
6. Rumah Tangga Ajaib
"Aku mau ke rumah ibu. Kunci motor?" Tangan menengadah saat sampai di persimpangan jalan kemarin waktu dia memaksaku naik di mobilnya. Kami sengaja pulang pagi hari ini untuk menghindari panasnya cuaca"Motormu dah nyampe di rumah sekarang. Sudah nggak ada, kan?" Mas Rio memelankan mobil saat melewati rumah yang dititipin motorku, lalu melaju setelah membunyikan klakson untuk si pemilik rumah."Ngapain, sih, kamu bertindak semau saja, Mas? Padahal aku sudah beritahu ke ibu." Suaraku pasti terdengar parau, karena memang sekarang aku sedang menahan sesak."Makanya .... Kalau mau berbuat sesuatu, rundingin dulu sama suami," ucapnya sok menasehati tanpa ekspresi bersalah sama sekali.Ya ... Allah, mengapa engkau mempertemukan aku dengan makhluk seperti ini? Bisa beneran gila aku dibuatnya kalau gini terus."Turunin aku di sini!" sentakku tiba-tiba geram. Ini efek terlalu menahan amarah berkepanjangan."Aku yang ngatur di sini. Bukan kamu," ucapnya santai sambil fokus menyetir. Sepertinya d
Baca selengkapnya
7. Musafir
Setelah melaksanakan salat Asar, ingatan tentang makanan dan kue yang dibawa dari kampung tadi pagi menuntun kaki ke dapur.Saat melewati ruang keluarga, tampak dua sejoli itu serius menyaksikan layar TV, lalu sekali-kali tertawa. Marta berbaring di sofa dan menggunakan paha Mas Rio sebagai bantal, sedang lelaki itu menyandarkan punggung di sandaran sofa. Mereka hanya melirikku sekilas dan kembali fokus ke TV. Pasangan aneh, baru saja bertengkar sampai berdarah-darah, tak cukup tiga jam, sudah terlupa. Bucin bin kuadrat, aku rasa itulah kalimat pas buat mereka.Biar sajalah! Setidak mengetahui mereka bergerak, berarti pelipis Mas Rio tak apa, pun Marta tidak bunuh diri seperti prasangka burukku tadi.Tentang sikap tak peduli mereka ke aku? Sepertinya diri akan membiasakan dianggap setan karena menjadi yang ketiga.Kupercepat pergerakan, mengambil yang kubutuhkan dan masuk kembali ke kamar. Entah kenapa sekarang ada yang tiba-tiba berdenyut di balik dada melihat adegan mesra mereka.Ada
Baca selengkapnya
8. Kesucian yang Direnggut Paksa
Sontak teman-teman pada sibuk membully. Walau Mas Rio bersikap begitu, tapi hatiku tidak baik-baik saja. Intinya curiga!"Cie, cie, pengantin baru." Reta bertindak pimpinan pembully mulai melancarkan aksinya."Jadi baper, nih.""Mau juga nikah secepatnya.""Pesanan Si Bulan, ma, buat aku aja. Toh, dia bentar lagi makan daging mentah dan segar, eh."Ck! Bullyan mereka sukses membuatku merona. Namun, segera tersadar, bahwa ini hanya acting sementara. Tak apalah, Itu lebih baik, daripada lelaki yang konon bergelar suamiku ini, mempertontonkan kemesraan dengan istri keduanya di depan teman-temanku. Aku manut saja, selain tak ingin me-live-kan perdebatan gratis, pun ingin menunjukkan rumah tangga yang SAMAWA. Munafik memang.Sebelum mengikuti keinginan lelaki ajaib itu, terlebih dahulu meraih ransel di kursi dan berpamitan pada teman-teman. Kedipan mata dan senyum cengegesan mereka, melepas kepergianku. Aisht!Aku melipat dahi setelah menyadari Marta ada di mobil Mas Rio. Pertengkaran heba
Baca selengkapnya
9. Kehormatan Ganti Mahar
"Sudahlah, Mas. Tidak usah terlalu banyak ka~"Belum sampai kalimatku, tubuh kami begitu saja berhadapan dan wajah memesona itu memangkas jarak. Awalnya hati menolak. Namun, perlakuannya yang lembut membuat tubuh menghianati hati. Mungkinkah aku telah jatuh lebih dalam ke jeratnya? Mungkinkah ketidak sukaanku melihat bersama istri terkasihnya adalah cemburu karena cinta? Siapapun itu, tolong sadarkan aku dari kebodohan yang hakiki. Gubrak.Suara pintu ditendang kasar, membuat aku dan Mas Rio berbalik bersamaan."Bukannya kamu berjanji, hanya sekali saja mendatangi dia?" Marta muncul dengan dada naik-turun menahan emosi, tatapnya nanar ke Mas Rio, lalu telunjuknya ke arahku.Gegas lelaki beristri dua itu, menarik Marta keluar. "Awas kau pagar makan tanaman! Perebut pacar orang!" umpat Marta sebelum benar-benar menghilang dari pintu. Tungkai serasa melemas menyaksikan dan mendengar suara teriakan histeris dan barang pecah dibanting. Lingkungan sekitar masa kanak-kanakku yang ramah, tak
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status