Share

Bab 4

last update Last Updated: 2025-03-04 11:12:24

Lyra berdiri kaku di antara para tamu pesta. Di saat tamu lain tersenyum sumringah menyambut kedatangan salah satu bintang dari acara malam hari ini, wajahnya justru kehilangan segala warna–pucat.

Kenapa bisa seperti ini?

Bagaimana bisa pria yang tadi malam menyentuh setiap inci tubuhnya, yang membisikkan kata-kata nakal di telinganya, yang mencumbu dan memilikinya dalam kegelapan…

…ternyata adalah Dastan Adiwangsa?!

Paman Darren. Pewaris utama keluarga Adiwangsa. Pria paling berbahaya di negeri ini!?

Lyra merasakan kepalanya berdenyut hebat. Seluruh tubuhnya bergetar tanpa bisa ia kendalikan. Rasanya ingin lari. Ingin menghilang.

Tidak. Ini tidak nyata. Harusnya ini hanya mimpi buruk.

Tapi pria itu ada di sana. Nyata.

Semakin ia menatap Dastan, semakin ingatan semalam kembali menghantam kepalanya dengan keras.

Tangan kekar yang membawanya ke dalam kamar hotel.

Bibir penuh yang mencumbunya di bawah remang lampu.

Suara rendah yang mengklaimnya tanpa ragu.

—"Kalau begitu… mulai sekarang, kau adalah wanitaku."

Lyra mencengkeram gaun yang membalut tubuhnya, kedua lututnya melemas. Tidak, dia tidak boleh panik sekarang! 

Napasnya tersengal. 

Dia harus tetap tenang!

“Lyra.”

Suara tajam Talia Sasmita menyentaknya kembali ke dunia nyata. Mata Lyra membeliak, menoleh ke arah ibunya yang kini menatap tajam.

“Apa yang kau lakukan? Kenapa berdiri seperti orang linglung,” bisik Talia dengan nada dingin, ekspresinya menyiratkan ketidaksukaan.

Gawat. Jika sang ibu menyadari ada yang aneh dengannya, itu akan menambah masalah. 

Lyra menelan ludah, berusaha menenangkan ekspresi wajahnya. “Aku… tidak apa-apa.”

Namun, sebelum Talia bisa bertanya lebih lanjut, suara berat menggema di ruangan itu.

"Maaf menyela sejenak!" David Adiwangsa—kepala keluarga Adiwangsa sekaligus kakek Darren—berbicara dengan suara berwibawa. Tatapan penuh kebanggaan menghiasi wajahnya meski duduk di atas kursi roda.

“Perkenankan diriku untuk memulai pesta dengan meminta para hadirin semua untuk menyambut putraku,” David menatap Dastan, ada kebanggaan di matanya, “Dastan Adiwangsa, yang akhirnya kembali ke tanah air setelah sekian lama mengembangkan bisnis keluarga di luar negeri.”

Seluruh ruangan dipenuhi suara tepuk tangan.

Dastan hanya mengangkat dagu sedikit, menerima penghormatan itu dengan ketenangan khasnya. Namun, kemudian pandangannya menyapu seisi ruangan, dan manik hitam pria itu mulai mendekat pada satu sosok–Lyra.

Menyadari hal itu, jantung Lyra seolah mencelos. Buru-buru dia memutar badan, bersembunyi di balik sosok Talia. Berharap pandangan Dastan tidak sampai padanya.

‘Tuhan, tolong buat dia tidak mengenaliku!’ Doa Lyra dalam hati. 

Tepat pada saat itu, Lyra yang mengintip dari balik pundak Talia melihat Dastan berputar mengambil mikrofon yang diberikan seorang pelayan, lalu berbicara dengan santai.

“Terima kasih atas sambutan hangatnya,” ucap Dastan, tersenyum tipis memulai sambutan, membuat Lyra menghela napas lega lantaran pria itu tidak sempat melihatnya. “Tidak banyak yang bisa kukatakan, tapi aku senang bisa kembali.”

Semua orang menatap kagum. Meski hanya memberi sambutan singkat, itu lebih dari cukup mengobati rasa penasaran para tamu akan sosoknya. Sosok penuh misterius yang hingga kini sulit untuk tersentuh.

Gema tepuk tangan mulai mereda, dan suasana pesta kembali dipenuhi dengan suara obrolan para tamu yang berbasa-basi dengan Dastan Adiwangsa. 

Pria itu tampak tenang, menerima setiap sapaan dengan senyum tipis dan tatapan tajam yang membuat orang-orang segan di hadapannya.

Di sudut lain ruangan, Lyra meneguk napasnya dalam diam. 

Berbeda dengan para tamu yang mendekat, dia justru menghindar sejauh mungkin dari jangkauan Dastan. Setiap gerakan pria itu terasa seperti ancaman. 

Namun, hingga saat ini, Dastan tidak menunjukkan tanda-tanda mengenalinya.

"Lyra, kemari," suara sang ibu, Talia, lagi-lagi membuatnya tersentak.

Dengan perasaan waspada, Lyra melangkah mendekat. Talia menariknya melewati kerumunan. 

Saat itu, dia baru menyadari bahwa ayah Darren sudah berdiri di sana bersama Dastan.

Jantung Lyra kembali mencelos. Ingin kabur, tapi lengannya digenggam erat oleh Talia.

“Oh, ya, aku belum mengenalkan kalian,” ucap Daniel Adiwangsa—ayah Darren—ketika melihat kemunculan mereka.

Dastan pun menoleh. Tatapan mereka bertemu. Lyra spontan menunduk, menyembunyikan wajah yang dipenuhi gurat ketakutan.

“Dastan, ini Talia Sasmita, kenalan lama kami."

Dastan meraih uluran tangan Talia untuk bersalaman.

"Sebuah kehormatan besar bertemu anda, Tuan Dastan." ucap Talia bangga. Dastan mengangguk singkat.

Ayah Darren melanjutkan, "dan ini putrinya, Lyra, tunangan Darren.”

"Tunangan?" 

Lyra semakin gugup mendengar suara berat Dastan. Dia tak berani mengangkat wajah. Pun tak berani mengulurkan tangan.

‘Jangan perhatikan aku. Jangan ingat aku.’ Lyra berjuang keras menyembunyikan wajah di balik helaian rambut panjangnya. 

"Ah benar, waktu itu kau tidak bisa pulang untuk menghadiri pesta pertunangan mereka," jelas Daniel.

Jantung Lyra berdentum cemas menanti reaksi Dastan selanjutnya. Tapi pria itu tidak berkata apa-apa. Tampaknya, Dastan tidak mengenalinya.

Dengan hati-hati, Lyra menghembuskan napas lega. Namun, saat dia mengira semuanya akan berjalan lancar, Dastan kembali bertanya.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aqiqah Julitters
blm tempe cem mana Lyra ini, tp sptx penurut duh gk suka bgt ma FL yg lemah n menye² btw... Dastan ini Pewaris Utama, pdhal anak bungsu, ap krn dy yg paling bhasil . emacke Lyra ini matre n heartless sangat ye, byuh dy nti ujung²x akn sneng krn tnyata Lyra malah dpt Dastan drpd Darren
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 193

    Samuel berlari menyusuri lorong rumah sakit seperti orang panik. Nafasnya memburu. Ia menghampiri perawat jaga dan menanyakan apakah mereka melihat Nyonya Lyra. Tak ada yang tahu. Ajudan lainnya pun tak melihat Lyra keluar lewat pintu depan."Aku kecolongan... Tuhan, aku benar-benar kecolongan," desisnya putus asa. Baru beberapa menit lalu dia melihat Lyra berbicara di lorong itu. Namun dalam sekejap, sang nyonya telah menghilang tanpa jejak, tanpa pamit.Samuel menjambak rambut frustrasi. Dia segera mengangkat ponsel dan menghubungi semua anggota pengamanan di lapangan. “Segera telusuri bandara! Periksa CCTV dan setiap jadwal keberangkatan! Jika Tuan Dastan tahu... kita semua habis!”Sementara itu, jauh dari hiruk pikuk pencarian, sebuah helikopter mendarat di sebuah lahan tersembunyi di perbatasan negara. Angin kencang dari baling-baling membuat rambut Lyra beterbangan. Dia menunduk, melangkah turun dengan napas gugup. Gary sigap membantunya, menyusuri jalur sempit menuju sebuah pem

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 192

    Tekad sekuat baja berpendar di dalam bola mata Lyra. Putrinya yang dulu lugu dan pendiam, kini menyebutkan hal yang paling tidak dia inginkan. "Tidak! Kau tidak tahu apa yang kau hadapi, Lyra. Mereka bukan sekadar keluarga. Mereka adalah sistem. Mesin kekuasaan. Sekali masuk, kau tidak bisa keluar!""Aku lebih memilih masuk ke mesin itu, daripada melihat Dastan dikorbankan," jawab Lyra dengan suara yang tak tergoyahkan. "Kalau Ayah benar-benar ingin menjauhkan aku dari semua ini… maka Ayah harus membantu menyelesaikannya sekarang. Bantu aku bicara dengan mereka. Bantu aku masuk, dengan cara apa pun."Leonard menggeleng panjang.Lyra menunduk, suaranya bergetar menahan gejolak di dadanya. Jemarinya menggenggam tangan ayahnya dengan erat.“Ayah, kumohon… Aku akan melakukan apa pun demi Dastan… seperti dia selalu melakukan segalanya untukku,” lirihnya, nyaris putus asa.Air matanya menetes, jatuh ke punggung tangan sang ayah. “Di saat semua orang hanya memanfaatkanku… dia satu-satunya y

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 191

    Alarm monitor jantung yang berbunyi nyaring, memecah keheningan yang sebelumnya menyelimuti ruang ICU. Suaranya seperti mencabik udara, mengguncang dada Lyra yang masih menggenggam tangan mertuanya erat.“Ayah!” jerit Lyra panik.Beberapa tenaga medis langsung berhamburan masuk ke dalam ruangan. Dua di antaranya meminta Lyra mundur, yang lain mengecek monitor, membuka baju pasien, dan mulai melakukan resusitasi. Suara perintah cepat, detakan alat kejut jantung yang disiapkan, dan mesin yang berdenting membentuk simfoni darurat yang mengerikan.“Asisten keluar bersama Nyonya!” seru salah satu dokter.“Tidak! Aku di sini! Aku tidak akan ke mana-mana!” seru Lyra, menolak keras. Air matanya mengalir deras. “Ayah, bertahanlah! Kumohon!”Namun tubuh David hanya terbaring diam. Wajahnya tenang, seperti seseorang yang sudah menyerahkan seluruh bebannya sebelum pergi. Dokter mulai memberi kejutan pertama. Tubuh itu bergetar. Lalu kembali hening. Kejutan kedua. Detakan di monitor masih datar.L

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 190

    Tak mau menyerah, Lyra menekan kontak lain.Kali ini Samuel, ajudan pribadinya. Begitu tersambung, suara pria itu terdengar gugup.“Ya, Nyonya?"“Samuel! Di mana Tuan? Apa yang terjadi? Aku baru saja melihat berita! Kenapa dia dibawa penyidik?!”Di seberang, Samuel terdengar ragu. “Nyonya… maaf, aku tidak bisa bicara banyak. Tuan sedang dalam proses pemeriksaan. Kami semua juga masih menunggu kabar lanjutan.”“Kau pikir aku hanya akan diam dan menunggu seperti orang bodoh?!” suara Lyra meninggi, matanya mulai berair. “Kau tahu aku istrinya, Samuel! Aku berhak tahu!”Seketika terdengar helaan napas berat dari pria di seberang.“Nyonya, tolong tenang dulu, kita tunggu—”"Tunggu apalagi?! Kalian mau menunggu sampai Tuan benar-benar divonis bersalah?!"Samuel mati kutu. Ini kali pertama dia dibentak oleh sang nyonya. Anehnya terdengar lebih menakutkan dibanding kemarahan Dastan. “Kasus ini muncul dari audit lama, Nyonya. Proyek beberapa tahun lalu. Saat itu Tuan Dastan sedang berada di l

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 189

    Dastan berdiri mematung di koridor luar ruangan perawatan.Cahaya dari layar ponselnya menyilaukan mata yang sejak tadi berat oleh kelelahan. Deretan panggilan tak terjawab terpampang jelas. Charlie, Claudia, beberapa mitra penting serta ayahnya. Jantungnya terasa berat. Ia tahu, masalah besar sedang menunggu di luar sana. Semakin lama ia menunda, semakin besar kekacauan yang mungkin terjadi di perusahaannya.Namun kakinya tak langsung melangkah pergi. Mata Dastan kembali terarah pada ruangan tempat Lyra dan ayahnya berada. Perlahan ia membuka pintu, di sana... pemandangan itu membuatnya terdiam.Lyra duduk di sisi ranjang, mengaduk bubur perlahan lalu menyuapkannya dengan sangat hati-hati. Tatapannya lembut, penuh perhatian. Sangat kontras dengan sikap Lyra yang biasanya gugup, tertutup, bahkan sering kali bingung. Tapi di hadapan ayahnya, Lyra begitu hangat. Begitu telaten.Dastan tertegun, seolah baru menyadari sisi lain dari istrinya yang selama ini tersembunyi. Lyra telah banyak

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 188

    Dastan menurunkan ponselnya dengan perlahan. Senyum yang tadi menghias wajahnya kini benar-benar telah hilang. Berganti dengan tatapan mata yang penuh haru.Lyra segera mendekat, tatapannya penuh cemas. “Itu siapa? Kau bicara dengan siapa barusan?”Dastan balas menatapnya lekat, melihatnya menunggu jawaban dengan tak sabar. “Itu dari penjaga ayahmu.”Darah Lyra seolah berhenti mengalir. Tangannya otomatis menggenggam lengan Dastan dengan erat. “A-Apa yang terjadi? Dia baik-baik saja, kan? Ayahku kenapa?!”Dastan tak menjawab. Dia malah memeluk Lyra erat, satu tangannya menutupi kepala sang istri dengan lembut. Tapi justru karena itu, karena pelukannya begitu menenangkan, Lyra merasa makin panik.“Dastan… jangan lakukan ini. Jangan peluk aku seperti ini!" Lyra berusaha melepaskan diri, mendorong tubuh Dastan dengan paksa. "Bicara! Jangan menakutiku! Bicaralah!”Akhirnya, dengan napas berat, Dastan bicara, “Ayo kita ke sana. Akan kujelaskan nanti.”Tanpa menunggu penolakan, Dastan mengg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status